BCPNS. 05

"Ha ha ha....!" tiba-tiba terdengar suara tawa yang menggelegar memekakkan telinga. Wulan Ayu Langsung melompat keluar dari gua, mata gadis berpakaian serba itu segera menyipit begitu di luar goa sudah berdiri tidak kurang dari dua puluh orang dengan senjata golok terhunus.

Jelas sekali siapa mereka dari sabuk yang mereka kenakan Wulan Ayu merasa tidak perlu banyak tanya lagi dia langsung yakin bahwa mereka yang telah membantai para penduduk itu.

"Akhirnya kau datang juga, gadis liar!" kata seseorang berdiri paling depan, orang itu mengenakan baju berwarna kuning gading dengan gambar kepala tengkorak di bagian dadanya sementara di bawahnya terdapat gambar tulang berjumlah dua buah.

Menurut Paman Sempana semakin banyak gambar jumlah tulang di dada, maka semakin tinggi tingkatan dan kedudukan dalam Partai Tengkorak Merah. Wulan Ayu langsung geram dengan tajam matanya setelah merayapi wajah-wajah manusia di depannya.

Tampak jari-jari tangannya sudah terkepal kaku, geraham yang bergemeretuk menahan amarah yang sudah meluap tak terbendung lagi, anak-anak perempuan itu semuanya di bunuh tanpa tersisa.

"Habisi dia...!" terdengar perintah dari mulut orang yang memakai baju kuning gading itu.

Orang-orang yang mengikuti pemimpinnya, mendengar perintah itu dua puluh orang yang sudah siap tempur tersebut Langsung melompat mengibaskan golok golok nya.

Sedangkan Wulan Ayu juga sudah siap dari tadi langsung melentingkan diri sambil menghunus pedang pusaka elang perak, seketika cahaya putih keperakan keluar dari mata pedangnya.

Pedang itu bergerak cepat dan seirama dengan gerakan tubuhnya yang begitu cepat bagaikan kilat, begitu cepat gerakan tubuh Wulan Ayu sehingga sulit diikuti oleh pandangan mata biasa.

Beberapa saat kemudian jerit kematian terdengar susul-menyusul bersamaan dengan beberapa tubuh ambruk bersimbah darah dan terpental ke tanah dengan luka menganga.

Wulan Ayu benar-benar mengamuk bagaikan banteng yang terluka sedikitpun dia tidak memberi kesempatan pada lawan untuk meloloskan diri dan berkelit begitu pedangnya luput langsung disusul dengan tendangan dan pukulan dengan tenaga dalam tinggi.

Dalam waktu sebentar saja separuh dari mereka sudah tergeletak tak bernyawa lagi, hal itu tentu saja membuat pemimpin mereka gusar dan tanpa menunggu korban di pihak nya bertambah lagi dia langsung saja mencabut senjatanya berupa tongkat pendek bercabang.

Trang! Trang!

Dua kali dua senjata langsung beradu, Wulan Ayu terkejut ketika tangannya jadi kesemutan tapi dengan cepat dia langsung bisa menguasai diri.

Kembali ia mengamuk bagai kesetanan dan membabat siapa saja yang melawannya tentu saja bukan itu membuat lawannya semakin banyak yang bermentalan dan bermandi darah.

Wulan Ayu beberapa kali terpaksa menghindari bentrok dengan laki-laki pemimpin orang-orang itu. Tapi ketika jumlah mereka tinggal lima orang lagi, Wulan Ayu terpaksa melayani nya juga.

"Mundur kalian semua!" bentak laki-laki itu seketika lima orang anak buahnya langsung melompat mundur, kemudian laki-laki berusia sekitar empat puluh lima tahun itu langsung melompat menyerang Wulan Ayu dengan jurus-jurus cepat dan berbahaya.

Dalam beberapa kali adu senjata Wulan Ayu langsung merasa tenaga dalamnya di atas lawannya. Setiap kali senjata mereka beradu dan berbenturan lawannya bergerak mundur dan menarik cepat tongkatnya.

Wulan Ayu bisa tersenyum melihat lawannya bergerak mundur dengan bibir menyeringai kesakitan.

"Bunuh dia!" perintah laki-laki berbaju kuning gading itu, lima anak buahnya langsung menyerbu, orang itu sambil bergerak mundur beberapa langkah. Lima orang anak buahnya yang tadinya cuma menonton langsung bergantian menyerang Wulan Ayu, dan dalam waktu bersamaan orang berbaju kuning gading itu segera kabur meninggalkan tempat itu.

Tentu saja Wulan Ayu menyadari hal itu, jadi menyumpah-nyumpah tidak karuan.

"Pengecut, minggir kalian!" bentak Wulan Ayu menggeram seketika itu juga tubuhnya putar cepat di udara, pedangnya bergerak cepat membabat orang yang mencoba menghalangi nya.

Langsung saja jeritan yang menyayat hati kembali terdengar setelah lima orang itu mencoba menghalanginya. Tanpa membuang waktu lagi Wulan Ayu langsung melompat dan mengejar laki-laki yang berbaju kuning gading itu, tapi laki-laki tersebut sudah lebih cepat menghilang tanpa bekas.

Wulan Ayu mendengus kesal sambil mengibaskan pedangnya ke bawah, namun sudah tidak ada siapa pun lagi di tempat itu. Hanya terdengar suara semilir angin yang bertiup.

.

.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

semangat kawan

2023-04-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!