Anggala bersama Rajawali raksasa sudah berada di atas sarang Partai Tengkorak Merah ia tersenyum menyaksikan Wulan Ayu dan Dewi Naga Hitam sudah mulai memasuki daerah itu mereka memang sudah mulai melancarkan strategi untuk menggempur partai yang sangat meresahkan masyarakat desa-desa di sekitar lereng Gunung Kuting itu.
Sejenak Anggala Teringat saat ia berbicara berdua dengan Dewi Naga Hitam, saat itu Anggala menggunakan kesempatan untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Dewi Naga Hitam begitu bernafsu sekali menghancurkan Partai Tengkorak Merah.
Mulanya Dewi Naga Hitam memang tidak mau berterus terang. dan terlihat keberatan, tetapi setelah Anggala mendesak terus-menerus, akhirnya Dewi Naga Hitam juga mau berterus terang asalkan Anggala tidak membicarakannya pada siapapun.
"Aku sadar kalau kalau tindakan ini mengandung resiko yang sangat besar terhadap diriku," kata Dewi naga hitam saat itu.
"Tapi, kenapa kau lakukan juga?" tanya Anggala.
"Kurasa kau sudah tahu apa arti cinta sebenarnya tidak ada satu makhluk pun di dunia yang tidak mengenal cinta, bedanya hanya sekedar Cinta Diukur menurut golongannya masing-masing. Termasuk juga aku bangsa siluman ular," kata Dewi Naga Hitam memberi alasan, Anggala tampak terdiam merenung apa yang di ceritakan wanita cantik siluman ular tersebut.
Beberapa beberapa saat Ia, sudah mulai bisa menebak arah pembicaraan yang dikemukakan oleh Dewi Naga Hitam tersebut. Ternyata dugaan yang hampir mendekati kebenaran bahwa Dewi Naga Hitam menyimpan dendam dan dia harus menumpahkan dendam meskipun hal itu akan membahayakannya.
"Cinta Memang dapat mengalahkan segalanya. Bahkan nyawa pun seperti tidak ada harganya sama sekali seperti juga yang kau alami, Anggala. Kau meninggalkan tahta Kerajaan hanya untuk mendapatkan cinta," lanjut Dewi Naga Hitam.
Anggala mengakui apa yang di katakan oleh Dewi Naga Hitam, "Begitu juga aku. Aku rela mengambil resiko tinggi bahkan aku pun rela kehilangan nyawa demi Cinta suciku."
"Kau mencintai seseorang Dewi?" Anggala memancingukan.
"Bukan orang, tetapi sesama makhluk siluman," jelas Dewi Naga Hitam berang.
"Maaf," buru-buru Anggala menyadari.
"Kau pasti kenal dengan Panglima Ula Ireng, Anggala?"
"Tentu saja, aku tidak mungkin melupakan dia banyak membantuku sewaktu aku berada di istana ular," jawab Anggala, "Nah aku dan Panglima Ula Ireng adalah pasangan suami istri yang saling mencintai, tapi ternyata kemudian setelah menentukan lain di saat anak pertama kami lahir, Ula Ireng mendapat tugas rahasia dari Satria Naga Emas, Raja kami. Aku sendiri tidak tahu tugas apa itu, dan bahkan sampai sekarang pun aku tidak juga mengetahuinya.
Raja kami tidak pernah memberitahukan setiap tugas rahasia yang dilimpahkan pada abdinya," tutur Dewi Naga Hitam mulai bercerita.
"Terus," tanya Anggala mendesak, pemuda itu tampak tidak sabaran.
Ya Anggala emang sudah tahu kalau Dewi Naga Hitam dan Ula Ireng adalah pasangan yang paling serasi, Takdir memang sudah digariskan pada setiap makhluk apa pun juga ular yang tewas dalam menunaikan tugas.
"Oh," Anggala begitu terkejut, "Aku tidak akan pernah menerima kematiannya. Kemudian aku segera meninggalkan istana kerajaan siluman ular, tekadku menyelidiki dan ingin mengetahui sebab-sebab kematiannya.
Hal itu memang tidak mudah apalagi dengan wujud ku sebagai ular. Tapi akhirnya aku tahu juga bahwa suamiku ternyata tekah tewas dibunuh oleh Tengkorak Hijau, salah seorang pembantu pimpinan Partai Tengkorak Merah, yaitu Tengkorak Putih."
"Jadi, kau ingin membalas dendam?"
"Ya, selain suamiku juga ada sekitar tiga puluh siluman ular lainnya yang ikut tewas."
"Bagaimana dia bisa mengalahkan suamimu?"
"Tengkorak Hijau ternyata tahu kelemahan bangsa siluman ular dia menggunakan senjata dari bambu kuning, kau tahu Anggala bangsa kami akan musnah jika tersentuh bambu kuning.
Itu memang sudah takdir dan kami semua tak bisa menolaknya."
"Wah, kalau begitu kau tidak mungkin bisa masuk ke sarang mereka, karena markas Partai Tengkorak Merah di kelilingi oleh banyak sekali pohon bambu kuning."
"Ya, aku tahu markas mereka memang dikelilingi banyak sekali pohon bambu kuning, tapi aku sudah meminta pada burung rajawali untuk membakar semua pohon bambu itu."
Anggala tidak kaget lagi mendengarnya dia tahu antara siluman ular dengan burung rajawali raksasa memang sudah saling mengenal Pendekar Naga sakti juga memuji tindakan Dewi Naga Hitam yang cepat dan penuh perhitungan.
"Tapi sayangnya tindakannya itu sangat bertentangan dengan aturan yang berlaku di kerajaan siluman ular Satria Naga Emas tidak pernah membiarkan bangsa siluman untuk bermusuhan dengan manusia. Setiap pelanggaran yang dilakukan bisa mengakibatkan kematian tapi bagaimanapun juga Anggala juga tidak bisa menyalahkan tindakan Dewi Naga Hitam.
Anggala berjanji dalam hati bahwa ia akan membela Dewi Naga Hitam wanita siluman ular itu didepan rajanya nanti.
"Hukuman yang akan dijatuhkan pada ku pasti akan bertambah berat karena aku telah melibatkan rakyat ular untuk kepentingan pribadi ku," kata Dewi Naga Hitam lagi.
"Kau, merasa dirimu bersalah Dewi?" tanya Anggala.
"Tidak," tegas Dewi Naga Hitam.
"Kalau begitu kenapa kau takut menghadapi kenyataan itu?"
"Aku tidak takut aku hanya memikirkan anakku dia pasti akan terlantar karena tidak ada yang akan mengurusnya nanti."
"Di satu sisi kau memang berhak untuk membalas kematian suamimu, tapi dari sisi yang lain kau telah melanggar aturan bangsamu sendiri, aku rasa Satria Naga Mas akan bertindak bijaksana dalam menentukan keputusan untukmu dalam hal ini," kata Anggala membesarkan hati wanita siluman itu.
"Aku tahu maksudmu, Anggala Tapi lupakanlah itu tidak akan berhasil," sergah Dewi naga hitam seakan bisa menebak jalan pikiran Pendekar Naga Sakti saat itu.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Download
Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Comments
Bayu Putra
Mantap.. semangat update suhu
2023-03-12
0