BCPNS. 03

Siang itu udara sangat cerah di atas tidak tampak dikit pun tanda-tanda akan turun hujan, sementara angin yang bertiup pelan menambah hawa menyegarkan.

Tampak Wulan Ayu sedang berjalan-jalan pelan menyusuri tepian sungai kecil yang airnya jernih beberapa ekor ikan tampak berenang hilir mudik di antara bebatuan, sejenak bibir gadis itu menyungging senyuman melihat dua ekor burung parkit tengah memadu kasih di sebuah cabang pohon.

Tiba-tiba saja senyum di bibir gadis itu langsung lenyap, buru-buru Wulan Ayu menghentikan langkahnya dan memasang telinganya baik-baik, segera ia dapat menangkap suara yang mencurigakan di sekitar tempat itu.

Tapi belum sempat dia melakukan apa-apa, mendadak dari balik pohon dan semak-semak di depannya bermunculan enam orang laki-laki dengan senjata golok yang besar dan panjang.

Wulan Ayu tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Gadis itu mengetahui bahwa orang-orang itu adalah anggota Partai Tengkorak Merah, sabuk dengan kepala tengkorak yang mereka kenakan cukup untuk mengetahui siapa yang

ada di hadapannya saat ini.

"He he he....! Nasib kita benar-benar mujur hari ini," kata salah seorang sambil terkekeh.

"Benar tengkorak putih pasti akan senang sekali mendapatkan kepala perempuan ini," sambut yang lainnya.

"Wah, sayang sekali. Bagaimana kalau kita nikmati dulu tubuh perempuan ini sebelum memenggal kepalanya," kata salah seorang lagi sambil menelan air liur nya.

"He he he...!" tawa lainnya. Tentu saja kuping Wulan Ayu menjadi merah mendengar kata-kata kotor tersebut, gerahamnya gemeretuk menahan marah, ia benar-benar jijik dengan pandangan mata yang bernafsu dari ke-enam laki-laki di depannya.

"Ayo, maju kalian semua. Aku ingin tahu bagaimana rasanya bersenang-senang dengan bangsat, bangsat macam kalian!" dengus Wulan Ayu marah-marah.

"He he he...., rupanya kau tidak sabar juga ingin segera menikmati kenikmatan surga dunia gadis ayu," jawab yang agak gemuk sambil melotot kan matanya.

"Sudah, jangan banyak omong. Tangkap dia," serang yang lainnya tidak sabar, tiba-tiba salah salah orang satu menerjang tapi dengan secepat kilat Wulan Ayu memiringkan tubuhnya sedikit ke kanan, sedangkan tangan kanannya langsung berkelebat menghajar lawannya itu.

Buak!

"Argkh...! Sialan!" orang itu menggeram seraya melompat mundur, tampak ia meringis merasakan mual dan nyeri pada perut nya.

"Ayo, siapa lagi yang ingin merasakan belaian tanganku?!" tantang Wulan Ayu dengan suara lantang dengan penuh emosi.

Salah seorang lagi menerjang secepat kilat, Wulan Ayu melompat dan melentingkan dirinya ke udara menghindari terjangan orang itu. Orang itu menerjang nya sambil mengibaskan golok, sedangkan kaki gadis berpakaian biru itu bergerak cepat menghantam lawannya.

Buak!

"Aaaa....!" kontan saja lawannya itu meraung keras dan ambruk ketanah terkena tendangan beruntun dengan pengerahan tenaga dalam yang begitu tinggi.

Wulan Ayu menginjakan kakinya tepat di atas dada orang yang melempar itu, ketika itu juga darah langsung muncrat keluar dari mulutnya. Sedangkan kepalanya terkulai lema, nyawanya telah melayang dari tubuhnya.

"Serang perempuan itu!" kata salah seorang memberi komando, lima orang temannya langsung meluruk dan meluncur menerjang ke arah Wulan Ayu. Sedangkan Wulan Ayu dengan cepat berlompatan kesana-kemari menghindari setiap terjangan orang-orang itu sambil sesekali membalas dengan pukulan dan tendangan.

Lima orang lawannya itu memang bukanlah tandingan Bidadari pencabut nyawa, sehingga dalam waktu singkat saja satu persatu dari mereka segera bergelimpangan dengan tubuh tidak bernyawa lagi.

Tiba-tiba tanpa sepengetahuan Wulan Ayu salah seorang meninggalkan tempat itu.

"Kemana yang satunya lagi?" dengus Wulan Ayu sengit setelah salah satu orang lawannya berhasil lolos. Wulan Ayu suka membalikan tubuhnya.

Di kejauhan Parmin sedang berlari menghampirinya, "Ada apa kau kemari?" tanya Wulan Ayu mengerutkan kening.

"Aku, Aku mendengar ada pertarungan. Syukurlah kalau Kakak tidak apa-apa," sahut Parmin masih sedikit tersenggal nafasnya.

"Mereka cuma kroco," jawab Wulan Ayu. Parmin memandangi mayat-mayat yang bergelimpangan di depannya tanpa berkata-kata lagi, ia buru-buru menyeret mayat-mayat tersebut dan menceburkannya ke dalam sungai kemudian dia membersihkan darah yang memercik pada ranting-ranting kering sehingga tidak ada kesan bahwa di tempat telah terjadi pertarungan.

"Untuk apa kau lakukan semua itu Parmin?" tanya Wulan Ayu tidak mengerti apa maksud pemuda itu.

"Biar tidak kelihatan bekasnya Kak, tempat ini'kan dekat dengan goa dan sungai jadi sangat penting bagi kita semua," sahut Parmin menjelaskan.

"Percuma saja, Parmin. Daerah ini masih termasuk dalam wilayah Hutan jati yang mereka namakan lembah tengkorak dan masih dalam kekuasaan mereka."

"Aku tahu Kak, tapi paling tidak bisa memperlambat mereka untuk mengetahui tempat ini," kata Parmin.

"Aku malah punya pikiran lain, Parmin," usul Wulan Ayu.

"Apa, Kak?" tanya Parmin.

Sebelah selatan ini ada sebuah desa dan tampaknya Desa itu tidak terjamah oleh partai tengkorak," kata Wulan Ayu.

"Maksud, Kak Wulan. Desa sulapan?"

"Bukan."

"Memang ada dua desa di sekitar lereng gunung Kuting ini, Kak. Sebelah selatan dari hutan jati jarak adalah Desa sulapan sedangkan sebelah utara Desa Batu tipis kedua desa itu yang sengaja tidak dijamah oleh partai tengkorak karena sebagian penduduknya anggota Partai itu dan desa-desa itu letaknya sangat strategis karena sebagai penghubung dengan desa-desa lainnya," Parmin menjelaskan.

"Bagaimana besarnya pengaruh Partai Tengkorak Merah sampai bisa menarik para penduduk untuk masuk menjadi anggotanya," gumam Wulan Ayu kesal.

"Memang sulit bagi desa-desa di sekitar lereng gunung kuting ini untuk tetap hidup kalau tidak diperlukan lagi oleh Partai Tengkorak Merah, pasti ada alasan lain mengapa mereka membiarkan kedua Desa itu dengan desa-desa lainnya'kan?" Wulan Ayu menerka.

Memang Desa sulapan adalah penghubung langsung ke kerajaan Mandalika sedangkan Desa Batu tipis jadi gerbang utama menuju

Kerajaan Galuh Permata," jelas Parmin lagi.

Wulan Ayu segera menunggu beberapa saat setelah mendengar keterangan itu Wulan Ayu tidak menduga sama sekali. Kalau ternyata sudah berada dekat sekali dengan kerajaan Mandalika mendengar nama kerajaan itu dia jadi ingat akan perjalanannya bersama Anggala.

Wulan Ayu mengingat kerajaan Mandalika adalahnkerajaan milik keluarga kekasihnya

rasa ingin tahu yang begitu besar dalam diri Wulan Ayu tentang apa yang terjadi di kerajaan Mandalika saat ini. Membuat ia memacu kudanya menuju Desa sulapan, ia tahu Desa itu tidak terlalu jauh letaknya paling-paling cuma makan waktu kurang dari setengah hari dengan menunggang kuda

Di tengah perjalanan Wulan Ayu tidak begitu banyak mendapat hambatan karena dia tidak menemui anggota Partai Tengkorak Merah.

"Permisi," Wulan Ayu memberikan salam pada seseorang setelah sampai di desa yang ia tuju.

"Oh...., salam juga, Nak," jawab orang tua yang sedang beristirahat di depan sebuah rumah.

"Saya mau numpang tanya, Kisanak?" tanya Wulan Ayu.

"Oh, Boleh silakan."

"Apa nama desa ini, Ki?" tanya Wulan Ayu ramah.

"Desa sulapan," jawab orang tua itu singkat. Wulan Ayu kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling, bibirnya menyungging senyum begitu melihat tanaman padi yang sudah siap dipanen.

Tampak beberapa anak kecil berlarian kesana-kemari mengusir burung burung yang mengganggu tanaman padi mereka.

"Tampaknya, Nisanak baru tiba di desa ini. Apakah ada yang perlu saya bantu?" kata laki-laki tua itu setelah memperkenalkan dirinya yang bernama kita Paruming

"Kemana tujuan, Anak Wulan?" tanya Ki Paruming.

"Saya mau ke kerajaan Mandalika," jawab Wulan Ayu terus terang.

.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Idwan Virca

Idwan Virca

😁😆😆😄😄🙏🙏🙏

2023-02-25

0

Idwan Virca

Idwan Virca

😁😁😁🙏🙏🙏🙏

2023-02-25

0

Radiah Ayarin

Radiah Ayarin

waduh, kalian jgn cari mati deh mendingan

2023-02-25

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!