BCPNS. 06

Siang itu panasnya begitu menyengat, seakan-akan hendak membakar seluruh isi alam ini. Angin biasanya berhembus semilir seperti enggan masuk keluar, udara benar-benar panas.Di atas sana tak ada awan yang mengisyaratkan hujan akan turun.

Sementara itu di sebuah kedai kecil dekat perbatasan Desa sulapan dengan Desa Jati Jarak. Tampak seorang pemuda dengan baju putih di dalam dan di luar berwarna abu-abu sedang duduk dengan mengangkat sebelah kakinya di bangku panjang yang didudukinya.

Sedangkan di sebelah mejanya duduk seorang laki-laki tua tampak terkantuk-kantuk,

sesekali tangannya mengibas mengusir lalat yang mencoba mengganggunya.

Beberapa saat kemudian tampak dua orang anak muda dengan golok terselip di pinggang masuk ke kedai itu.

Mereka langsung duduk berjajar dengan pemuda yang tidak lain adalah Anggala alias Pendekar Naga Sakti, namun Anggala tidak mempedulikan kedatangan kedua pemuda tersebut.

Ia asik makan dengan lahap nya, 2 orang muda yang baru datang itu langsung memesan makanan pada laki-laki itu pemilik kedai.

"Tadinya aku mengira kedai ini sudah tutup, Ki Salman?" kata salah seorang dari anak muda itu.

"Ah, tidak. Kalau kedai ini tutup dari mana aki dapat makan Den Jabar," sahut Ki Salman pemilik kedai itu.

"Apa, Aki tidak takut?" celetuk salah seorang.

"Takut sama siapa, Den Garot?"

"Sama perempuan itu," suara Jabar sedikit berbisik.

"Aki rasa perawan Rimba Tengkorak itu tidak jahat."

"Tapi'kan sudah banyak korban yang jatuh di tangannya, Ki," serobot Garot.

"Ah, biar saja mereka yang mati'kan orang-orang dari Partai Tengkorak Merah. Kalau si Perawan Rimba Tengkorak sih tidak pernah mengganggu penduduk desa dia hanya membunuh orang-orang yang dianggapnya jahat."

"Memang benar, Ki. Tapi kita harus selalu waspada!" Jabar memperingatkan.

Ki Salman hanya tersenyum kecut, ia kembali duduk di tempatnya setelah menyediakan makanan yang dipesan kedua anak muda itu.

Semua pembicaraan tadi di dengar oleh Anggala yang sejak tadi diam saja menikmati makanannya.

Sampai kedua anak muda itu meninggalkan kedai, Anggala masih tetap diam saja. Ia masih berada di desa sulapan itu untuk mengetahui lebih jauh sepak terjang Partai Tengkorak Merah.

Anggala sendiri yang baru mendapatkan ingatannya kembali sekitar satu tahun yang lalu setelah di bawa kembali oleh Lesmana dan Pertapa Naga kembali ke Lembah Naga

untuk mengobati luka dalam akibat Tapak Iblis Kematian yang digunakan oleh Setan Merah Pencabut Nyawa. Pertapa naga harus mengirim Anggala ke Lembah Ular.

Setelah kembali dari Lembah Ular setahun yang lalu Anggala kembali ke Kerajaan Mandalika.

Karena Anggala kembali, menyebar lah kabar bahwa Anggala kembali untuk menjadi seorang Raja.

Setelah mendapatkan ingatannya kembali Anggala yang dari dulu tidak pernah ingin menjadi seorang Raja menyerahkan kedudukan Raja pada adik satu ayahnya yaitu Mayu Kencana.

Anggala yang masih curiga bahwa kelompok itulah yang kabarnya akan berencana untuk menghancurkan Kerajaan Mandalika dan Kerajaan Galuh Permata, dan selama berada di desa itu Anggala memperoleh banyak keterangan yang sangat berarti.

"Ki Salman!" Panggil Anggala.

"Iya, Den. Tehnya tambah lagi?"

"Cukup, Ki."

"Ada apa, Den?" Aki Salman prasaran.

"Siapa Perawan Rimba Tengkorak itu, Ki?" tanya Anggala langsung.

"Menurut kabar yang ang aki dengar, dia adalah seorang gadis cantik yang sangat tinggi ilmunya, dan sampai saat ini tak seorangpun yang tahu nama aslinya. Tapi yang jelas dia selalu membantu para penduduk yang lemah di sekitar lereng Gunung Kuting ini, dan kata nya sudah banyak anggota Partai Tengkorak Merah yang tewas di tangannya," tutur Ki Salman menjelaskan panjang lebar.

"Kenapa dia menggunakan nama Perawan Rimba tengkorak? Apakah dia memang berasal dari hutan Jati Jarak juga?" Tanya Anggala ingin tahu.

"Wah, tidak ada yang tahu asalnya, Den. Tahu-tahu dia sudah muncul begitu saja dan membunuh setiap anggota Partai Tengkorak Merah yang ditemuinya," sahut Ki Salman.

"Apa selama ini partai Tengkorak Merah mengganggu penduduk Desa Sulapan ini, Ki?"

"Secara langsung sih tidak, Den. Tapi kami semua harus menyisihkan sepertiga dari hasil panen agar Desa ini tetap aman katanya, tidak tahu kalau desa-desa yang lain memang yang aki dengar. desa yang tidak bisa membayar upeti langsung dihancurkan.

Seperti yang belum lama ini menimpa Desa Giling Waktu, Desa itu hancur karena salah seorang penduduknya ada yang menentang Partai Tengkorak Merah."

"Kejam sekali mereka!" dengus Anggala bergumam.

"Memang kadang-kadang Partai Tengkorak Merah berlaku amat kejam, tapi kalau kita menuruti apa yang dikehendaki mereka. Mereka juga bisa bersikap baik dan ramah yang penting jangan coba-coba menunjukkan diri kalau kita tidak suka pada mereka, sekalipun dalam hati kita selalu mengutuki perbuatan mereka," lanjut Ki Salman lagi.

"Kelihatannya kau tidak menyukai mereka, Ki" Anggala memancing.

"Aki sudah tua dan rasanya tidak perlu lagi menyimpan dendam di hati, paling-paling aki membiarkan saja. Kalau mereka makan di sini tidak bayar demi keselamatan kaki juga."

"Seperti dua orang anak muda tadi."

"Sebenarnya mereka bukan anggota Partai Tengkorak Merah, tapi mereka memanfaatkan kekuatan itu untuk kesenangan pribadi mereka sendiri."

Anggala hanya tersenyum tipis mendengarnya, ia kembali menghirup sisa teh jahe yang terakhir lalu segera bangkit dari duduknya. Setelah membayar semua makanan dan minuman yang dinikmati nya Pendekar Naga Sakti itu pelan-pelan melangkah keluar, kemudian ia langsung melompat naik pada kuda hitam yang di tambat di bawah pohon.

Rupanya sepak terjang Wulan Ayu di sekitar hutan Jati Jarak telah menggemparkan semua orang, gadis itu dikenal dengan nama julukan Perawan Rimba Tengkorak yang mampu membuat merinding setiap orang yang mendengarnya.

kehadirannya bukanlah suatu ancaman bagi penduduk di sekitar lereng 5gunung Kuting atau yang berdekatan dengan hutan Jati Jarak, tapi justru ia telah membuat orang-orang anggota Partai Tengkorak Merah jadi kelabakan.

Si perawan Rimba Tengkorak selalu muncul di mana-mana, ia selalu menghadang dan merampok barang-barang upeti yang ditarik dari desa-desa untuk kepentingan Partai Tengkorak Merah dan ia segera mengembalikan barang-barang tersebut pada penduduk desa lagi.

Semua sepak terjang si Perawan Rimba Tengkorak tersebut tentu saja tidak luput dari perhatian Pendekar Naga Sakti tapi sampai sejauh ini ia belum bisa menjumpai orang yang dijuluki Perawan Rimba Tengkorak tersebut.

.

.

Bersambung.......

Terpopuler

Comments

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

luar biasa top 👍

2023-04-10

0

anggita

anggita

top..👏👏

2023-04-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!