Mimik wajah Anggala tampak biasa-biasa saja ketika Wulan Ayu menceritakan bahwa dirinyalah yang dijuluki si Perawan Rimba Tengkorak di sekitar Hutan Jati Jarak.
Anggala memang sudah menduga sebelumnya hanya saja yang membuat Anggala jadi bertanya-tanya bagaimana Wulan Ayu sampai berhasil menaklukkan lima puluh orang anggota Partai Tengkorak Merah hingga menjadi pengikutnya.
Setiap kali Anggala bertanya hal tersebut Wulan Ayu hanya mengatakan kalau dia mempunyai cara tersendiri.
"Bagaimana Dinda bisa tahu jadwal penarikan upeti oleh Partai Tengkorak Merah?" tanya Anggala penasaran.
"Ada seseorang yang telah memberitahu dinda. Dinda punya orang-orang yang berada di desa desa di sekitar lereng Gunung Kutng ini," sahut Wulan Ayu bernada bangga
"Kakak percaya seluruh warga di desa-desa sekitar lereng Gunung Kuting ini sangat menyayangi Dinda. Bahkan mereka juga mengharapkan agar Dinda segera dapat menghancurkan Partai Tengkorak Merah," kata Anggala.
"Kalau itu, hanya bisa kulakukan kalau Kakak mau membantu dinda," kata sahut Wulan Ayu berharap.
"Tentu saja, aku juga punya perhitungan sendiri dengan mereka," sambut Anggala.
"Dewi Naga Hitam juga ikut."
"Dewi Naga Hitam?" Anggala cukup terkejut mendengarnya, Dinda kenal Dewi Naga Hitam?"
"Ya, dia banyak membantu dalam pertemuan kita," sahut Wulan Ayu.
"Di mana dia sekarang?" tanya Anggala.
"Dinda tidak tahu, katanya sih mau menyelidiki sarang Partai Tengkorak Merah itu Kak."
"Untuk apa, aku sudah tahu tempatnya dan aku juga sudah mempelajari situasinya. Kalau mau kita bisa langsung menyerang dan meratakan markas mereka. Mereka takkan bisa berbuat banyak jika kita serang secara mendadak."
"Dinda percaya karena Kakak mempunyai tunggangan burung rajawali raksasa itu," lagi-lagi Anggala dibuat terkejut.
"Dari mana Dinda tahu kakak menyelidiki sarang Partai Tengkorak Merah dengan burung rajawali?" tanya Anggala.
"Kemarin dinda melihat kakak. Ketika kakak turun dari punggung burung raksasa itu di dekat gua. Aku tahu kau Kakak pasti akan mencari ku sampai ke sana, tapi waktu itu aku bingung untuk berhadapan dengan Kakak, lalu aku memutuskan untuk menghindar," ujar Wulan Ayu terus terang.
"Jadi kemarin Dinda ada di sekitar tempat itu?" tanya Anggala.
"Iya dan dari situlah aku yakin bahwa Kakak benar-benar mencintai dinda, terus terang tadi nya dinda sudah ragu akan cinta kakak."
"Dinda sadar sekarang kakak telah menjadi seorang raja besar dan dinda tidak pantas lagi untuk memperoleh cinta Kakak," Wulan Ayu memaki dirinya sendiri.
"Pandangan Dinda terlalu picik. Bukankah Dinda tahu Kakak tidak berniat untuk menjadi Raja saat ini."
"Memang tapi sekarang tidak lagi," Wulan Ayu mengakui. Anggala hanya tersenyum simpul mendengar pengakuan yang begitu terus terang dari gadis yang sangat ia cintai itu.
"Kakak," desah pandan Wulan Ayu.
"Ada apa, Dinda?" sahut Anggala lembut.
"Kakak tahu bahwa Dewi Naga Hitam juga sangat bernafsu sekali menghancurkan Partai Tengkorak Merah?"
"Tidak, memangnya kenapa?"
"Dinda menduga pasti ada sesuatu yang terjadi antara Dewi Naga Hitam dengan orang-orang Partai Tengkorak Merah."
"Kenapa Dinda begitu yakin?"
"Dinda yakin meskipun dia tidak mengatakannya, tapi dinda yakin akan hal itu."
"Entahlah. Setahuku bangsa ular tidak akan pernah Mendendam kalau tidak disakiti, lebih dari sepulun purnama dan itu cukup lama kakak bersama mereka dan memahami tentang kehidupannya sampai-sampai kakak diangkat menjadi saudara oleh Raja Naga Emas, dan Raja Naga Raja dari segala jenis bangsa ular dan Naga."
"Ya, dinda sudah tahu semua itu, Kak. Dewi Naga Hitam telah menceritakan bahwa Kakak pernah tinggal beberapa lama di istana Ular dan istana Naga dan kakak bisa berhubungan langsung dengan raja mereka melalui meditasi.
Kenapa Kakak tidak mencoba untuk menanyakan masalah itu."
"Tidak, Dinda. kakak sudah berjanji tidak akan mencampuri urusan pribadi. Kecuali mereka yang meminta demikian juga sebaliknya."
"Dinda mengerti maksud Kakak walau cukup sulit, tapi dinda coba untuk mengerti," sahut Wulan Ayu sedikit bercanda lagi-lagi Anggala dibuat tersenyum.
"Sudah hampir pagi sebaiknya kita kembali ke goa," kata Wulan Ayu.
"Bukankah Dinda akan menghancurkan Partai Tengkorak Merah dengan pengikut baru Dinda itu?" tanya Anggala yang juga sudah berdiri.
"Ya," sahut Wulan Ayu mantap sambil melangkahkan kakinya.
"Dinda yakin akan berhasil dengan lima puluh orang itu?" tanya Anggala.
"Dengan adanya Kakak di samping Dinda. Dinda yakin, dan bantuan dari Dewi Naga Hitam. Dinda sangat yakin bisa berhasil."
"Tidak, seandainya Dinda dan Dewi Naga Hitam sudah mengetahui letak sarang mereka, pasti akan berpikir dua kali."
"Kenapa?"
"Nanti kita bicarakan bersama Dewi Naga Hitam."
"Apa yang dibicarakan Anggala?"
"Dewi, Kau...," Anggala dan Wulan Ayu tersentak kaget.
.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Bayu Putra
Mantap suhu
2023-03-09
1