"Ketua Partai Tengkorak Merah adalah adik kandung dari Iblis Lembah Tengkorak. Ada kemungkinan dia ingin membalas dendam atas kematian kakaknya yang tewas di tanganku dengan menghancurkan Kerajaan Mandalika dan kerajaan Galuh Permata, tapi dia tidak mengetahui siapa Perawan Lembah Tengkorak yang juga ikut dalam pertarungan di Lembah Tengkorak dulu, perlu kalian ketahui bahwa usaha pertama mereka adalah menyusupkan orang kepercayaan mereka keistana Mandalika, tapi gagal."
"Apa yang menyebabkan mereka gagal, Kak?" tanya Wulan Ayu.
"Mereka berencana menyusupkan anak si Tengkorak Putih ke istana kerajaan Mandalika, tetapi niat mereka tidak terlaksana karena mereka tidak berhasil mencuri kalung yang menjadi lambang kebesaran dari kerajaan Mandalika yang disediakan dan akan dipakai anak tersebut untuk menyamar," Anggala menjelaskan Wulan Ayu dan Dewi naga hitam saling berpandangan dan mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kini mereka sudah mengerti semuanya, tapi di hadapannya, tapi di dada Wulan Ayu masih ada ganjalan ia belum tahu penjelasan yang tepat kenapa Dewi Naga Hitam begitu bernafsu untuk menghancurkan Partai Tengkorak Merah, tapi Wulan Ayu sudah segan untuk menanyakannya kembali.
**********####$$$$########$$$$$*******
Kau yakin mereka akan lewat sini?" tanya Wulan Ayu yang pagi-pagi sekali sudah berada di atas pohon besar bersama Dewi Naga Hitam yang wujudnya menjadi seekor ular hitam yang membelit pinggang Wulan Ayu.
"Kau tidak boleh mengabaikan laporan dari anak buahku tahu," Dewi Naga Hitam meyakinkan.
"Berapa orang kira-kira jumlah mereka?" tanya Wulan Ayu sekitar tiga puluh orang mereka semua berkuda dan membawa lima kereta yang cukup besar."
"Masih berani juga mereka merampas milik rakyat," geram Wulan Ayu.
"Tidak, itu bukan barang rampasan."
"maksudmu?" tanya Wulan Ayu tidak mengerti.
"Mereka tidak merampas apa-apa. Mereka baru saja menjemput anggota yang tersebar di desa-desa."
"Jadi, yang ada di dalam kereta itu adalah anggota Partai Tengkorak Merah yang kebanyakan dari penduduk biasa."
"Hem, rupanya mereka mulai menarik semua anggota untuk memperkuat pertahanannya," gumam Wulan Ayu.
"Ya, karena kekuatan mereka sudah mulai berkurang."
"Kau tahu apa yang akan dilakukan oleh kak Anggala selanjutnya Dewi naga hitam?" tanya Wulan Ayu.
"Tidak."
Wulan Ayu yang sudah membuka mulutnya lagi untuk bertanya segera mengurungkan niatnya begitu dari kejauhan tampak serombongan orang-orang yang berkuda mengawal lima kereta yang masing-masing ditarik oleh dua ekor kuda.
Wulan Ayu segera mengamati rombongan yang hampir mencapai celah Bukit di bawahnya, ia hampir tidak bisa menahan diri lagi ketika mereka mulai memasuki celah Bukit itu untung saja Dewi naga hitam segera mencegahnya.
"Tunggu sampai mereka berada di tengah-tengah," cegah Dewi Naga Hitam, Wulan Ayu menurut saja ia masih bisa menunggu dengan sabar tapi begitu rombongan mencapai tengah-tengah celah Bukit, gadis yang kini dijuluki si perawan Lembah Tengkorak itu langsung melompat turun dan menghadang.
"Berhenti!" bentak Wulan Ayu keras seketika rombongan berkuda itu langsung berhenti bukan main terkejutnya mereka ketika tiba-tiba di depan mereka telah menghadang seorang gadis yang dijuluki Perawan Lembah Tengkorak dengan seekor ular hitam yang melilit pinggangnya.
"Siapa diantara kalian yang jadi pemimpinnya!" tanya Wulan Ayu dengan lantang.
"Aku!" tiba-tiba orang yang berkuda paling depan langsung melompat turun.
"Bagus! Perintahkan pada anak buahmu untuk meletakkan senjata."
"Tdak semudah itu kau memerintah ku, Bocah. Namamu memang sanggup menggemparkan Partai Tengkorak Merah, tapi kau bagiku tidak berarti apa-apa!" sahut orang itu congkak.
"Bagus, kau cukup memenuhi syarat untuk menghadapi Perawan Lembah Tengkorak!" geram Wulan Ayu marah.
"Tidak ada kata gentar bagi Ruyung Maut!" orang itu tidak mau kalah lagi.
"Ayo, siapa lagi diantara kalian ingin pergi ke neraka bersama cecunguk ini!" lantang suara Wulan Ayu mendengar tantangan yang bernada mengejek itu, langsung saja orang-orang yang berada di atas punggung kuda berlompatan turun.
Kemudian mereka segera berjajar dengan sikap menentang, sementara dari dalam kereta juga bermunculan kepala kepala manusia melihat kesetiaan teman-temannya.
"Bagaimana Dewi Naga Hitam?" tanya Wulan Ayu.
"Tunggu saja sebentar lagi, kau sudah dengar suaranya."
"Ya," Wulan Ayu cerah wajahnya melihat ratusan ular berbagai jenis tiba-tiba muncul dari balik semak belukar, tentu saja orang-orang Partai Tengkorak Merah itu langsung terlonjak kaget.
Apalagi ketika tiba-tiba kuda-kuda mereka meringkik keras sambil berlari ke dalam hutan, ketika suasana jadi gaduh tampak beberapa orang berusaha mengendalikan kuda-kuda yang mendadak jadi liar tersebut.
Kuda-kuda itu benar-benar tidak dapat dikendalikan lagi. Sementara Wulan Ayu malah tertawa terbahak-bahak melihat suasana yang kacau balau tersebut.
"Siapkan senjata kalian, jangan hiraukan kuda-kuda itu!" bentak Ruyung Maut, mendengar perintah tersebut mereka langsung berhenti mengendalikan kuda-kuda yang mendadak jadi liar.
Kini semua orang yang tadinya berada di atas kuda sudah berkumpul dengan senjata terhunus.
"Bagaimana, masih jauh perjalanan kalian sedangkan kuda-kuda kalian sudah tidak ada lagi.?" kata Wulan Ayu tersenyum sinis.
"Keparat! Ku bunuh kau perempuan iblis!" geram Ruyung Maut tidak ada tawa waktu lagi ruyung mau Lihatlah Wulan Ayu kembali tersenyum cerah ular-ular seru orang yang ada di celah Bukit itu berteriak panik, pelan-pelan ribuan ular tersebut langsung mengurung dari segala jurusan semakin lama ular-ular itu semakin bertambah banyak jumlahnya.
"Kalian yang kalian yang masih sayang nyawa cepat menyingkir ular-ular itu akan memberi jalan, tapi jangan coba-coba untuk melarikan diri dari tempat ini," Wulan Ayu sambil menunjuk ke depan orang-orang yang berasal dari para penduduk desa yang ada di sekitar lereng Gunung Kuting itu.
Tanpa pikir panjang lagi mereka langsung melemparkan senjata mereka dan berlari dari kepungan ular-ular tersebut, dan seperti ada yang mengomando saja ular-ular itu segera menyingkir memberi jalan.
Kini yang tersisa hanya tinggal tiga puluh orang saja dan mereka semua adalah orang-orang yang berpangkat dalam Partai Tengkorak Merah terbukti dari tanda yang mereka gunakan.
"Jangan hiraukan binatang-binatang laknat itu, dia cuma main sihir!" teriak Ruyung Maut.
"Bagaimana, Dewi Naga Hitam?" tanya Wulan Ayu pelan meminta pendapat.
"Biarkan mereka bergerak lebih dulu," sahut Dewi Naga Hitam juga berbisik.
"Mereka memang manusia bodoh tidak bisa melihat keadaan!" dengus Wulan Ayu menggeram.
"Serang perempuan iblis itu!"
"Hiyaaaa.....! Hiyaaaaaa.....!" serentak tiga puluh orang itu lansung berlompatan hendak menyerbu Wulan Ayu tapi bersamaan dengan itu ular-ular yang mengepung juga langsung bergerak sambil mendesis-desis dapat diduga serangan mereka langsung terhalang oleh ular ular ganas tersebut.
Wulan Ayu sedikit meringis melihat tiga puluh orang tersebut mengamuk dengan senjata masing-masing membabat ular-ular yang terus menyerang.
Dalam waktu yang sangat singkat saja sudah lima orang yang kata digerogoti ular-ular yang haus darah tersebut.
"Mereka terus membabati ular-ular itu, kalau begini terus rakyatmu bisa habis Dewi Naga hitam," kata Wulan Ayu cemas.
"Tidak. Lihatlah!" sahut Dewi Naga Hitam sambil tersenyum tipis.
Mata Wulan Ayu langsung membeliak lebar, melihat ular-ular yang terbabat buntung ternyata bisa menyambung dan hidup lagi begitu tubuh mereka menyentuh tanah, dan yang benar-benar ajaib percikkan darahnya langsung menimbulkan ular-ular baru lagi.
Hal itu tentu saja sangat merepotkan musuh-musuh Wulan Ayu tidak lama kemudian tampak tubuh tubuh mulai bergelimpangan dikerubuti ular ular-ular yang semakin banyak tersebut dan langsung disusul oleh jerit-jerit kematian yang mengerikan.
"Ayo, kita sampiri orang-orang desa yang telah menyingkir itu, suruh mereka kembali ke desa masing-masing saja," kata Dewi Naga Hitam
"Bagaimana dengan orang-orang itu?" tanya Wulan Ayu.
"Biarkan saja mereka. Mereka akan mati!"
Wulan Ayu pun segera menemui para anggota Partai Tengkorak Merah yang berasal dari penduduk desa yang ada di sekitar Gunung Kuting, dan memerintahkan mereka untuk kembali ke desa mereka masing-masing.
.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Bayu Putra
Keren cerita ny..
2023-03-11
1