Lembaran Baru

"Apa semuanya sudah siap?"

Orion tersenyum lembut menyapa Bellatrix yang baru saja menuruni tangga, hendak bersiap masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka pergi ke wilayah Selatan.

Dress panjang nan simple yang membalut tubuh ramping Bellatrix sama sekali tak mengurangi kecantikan alami yang dimiliki oleh wanita itu.

Bellatrix menerima uluran tangan Orion lalu mereka bergandengan menuju ke depan lobi hotel milik Ezekiel.

Ezekiel masih berada di ruangannya, katanya tidak siap melepas kepergian Bellatrix bersama dengan orang yang tak disukainya itu, siapa lagi kalau bukan Orion.

Namun sebelum pergi, Bellatrix menyempatkan diri mengunjungi ruangan sang sepupu untuk menyampaikan rasa terima kasih serta menenangkan Ezekiel yang masih dalam mode merajuk.

Toh meskipun Bellatrix pergi dan tinggal di wilayah Selatan bersama Orion bukan berarti dia tidak bisa pulang dan mengunjungi orang tua serta sanak saudaranya. Orion berjanji tidak akan melarang dan membatasi keinginan Bellatrix, supaya pasangannya tidak merasa terkekang dan jenuh dengan hanya berdiam diri kediamannya.

"BELLA!!"

Langkah Bellatrix seketika terhenti ketika seseorang meneriaki namanya dengan lantang.

Tanpa ditengok pun sebenarnya Bellatrix sudah tahu, siapa gerangan yang berani memanggilnya dengan nama pendek seperti barusan.

"Laki-laki itu lagi!" Orion berdecak tak suka.

Harvey datang tepat sebelum keberangkatan Bellatrix dan Orion.

Harvey yang mendapati kekasihnya hampir masuk ke dalam mobil bersama pria lain, buru-buru lari menghampiri Bellatrix. Akan tetapi Rex lebih dulu maju dan menghadang langkahnya.

Amarah pun tak terbendung lagi. "MINGGIR! JANGAN HALANGI JALANKU, DAN BIARKAN AKU MEMBAWA PULANG TUNANGANKU!!" Harvey berseru marah.

Iris mata Harvey berkilat merah, menunjukkan emosi yang mulai bergejolak dipenuhi amarah.

Bellatrix menghela nafas panjang. Dia pikir mereka bisa pergi sebelum gangguan lain datang, tak tahunya Harvey datang lebih cepat dari yang dia perhitungkan.

"Mau apa lagi?" Bellatrix bertanya dengan nada datar.

Padahal Bellatrix sudah berusaha mati-matian menjaga perasaannya pada Harvey, tetapi pria itu justru tidak berhenti menarik ulur hubungan semu mereka.

"Mungkin penjelasanku waktu itu kurang jelas di telingamu," Bellatrix menghadapkan kepalanya ke arah Harvey yang hanya berjarak beberapa puluh meter darinya.

"Hubungan kita cukup sampai di sini, Harvey. Kau tahu benar, semua sudah tidak berjalan seperti dulu lagi, karena masing-masing dari kita telah menemukan pendamping yang resmi."

Ucapan Bellatrix bagai petir yang menyambar hati Harvey. Seketika mulut Harvey kaku untuk bicara. Matanya menatap nanar Bellatrix yang menundukkan kepala dengan ekspresi yang sulit dia deskripsikan dengan kata-kata.

'Tidak....hanya tinggal selangkah lagi! Hanya tinggal selangkah dan kita bisa hidup bahagia bersama!' Tapi batin Harvey menolak menerima kenyataan pahit yang ada di depan mata.

Bagi Harvey, Bellatrix sangatlah penting dan berharga. Bahkan melebihi egonya untuk merebut kekuasaan di wilayah Utara seperti yang sudah dia rencanakan sedari lama.

Harvey sadar dirinya benar-benar serius mencintai Bellatrix.

"Tidak...." Tanpa bisa dibendung, air mata merembes keluar dari pelupuk mata Harvey, "Jangan berkata begitu...pasti masih ada cara lain! Kamu hanya tinggal datang padaku dan serahkan semua urusan padaku, sayang....Jangan tinggalkan aku..." Untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, Harvey benar-benar menangisi kepergian seorang wanita.

Bellatrix yang melihat Harvey menangis jadi tidak bisa membendung lagi patah hatinya. Dia ikut menangis meski tidak sehebat Harvey.

"Jangan tinggalkan aku, Bella....hiks....aku masih mencintaimu...dan akan selalu mencintaimu!" Meski dulu Harvey menerima Bellatrix hanya karena wanita itu adalah keturunan Klan Silver Moon, tetapi sekarang rasa cintanya benar-benar nyata dan tulus.

Orion yang sedari tadi diam menyaksikan drama sepasang calon mantan tunangan dan kekasih di sana hanya berdiri dengan ekspresi yang datar dan dingin.

Sakit hati?

Tentu saja.

Siapa yang tidak marah dan sakit hati bila melihat pasangan yang kita sukai masih saja menangisi pria lain?

Meski enggan mengakuinya, Orion dapat merasakan hatinya memanas dan sesak melihat Bellatrix masih begitu peduli pada Harvey.

"Cepat singkirkan orang itu dari hadapan kami!" Melalui telepatinya dengan Rex, Orion menyuruh anak buahnya itu untuk segera menyingkirkan Harvey dari hadapannya.

Orion merasakan matanya sakit dan moodnya seketika memburuk lantaran menduga bahwa sebenarnya Bellatrix masih enggan berpisah dengan Harvey.

"Siap, tuanku!" Rex menyanggupi dalam telepati.

"Ikut denganku, kau hanya akan menghalangi rencana tuanku!" Dengan cengkraman kuat, Rex menarik paksa Harvey dan membawa pria itu pergi sejauh mungkin.

Anak buah Orion yang lain juga ikut menarik mundur pengawal-pengawal yang dibawa serta Harvey hingga menjauh dari pandangan Bellatrix dan Orion.

Bellatrix jadi tidak enak hati pada Orion setelah menunjukkan emosinya yang belum stabil.

"O-Orion, aku--hmph?!"

Terkejut.

Bellatrix sampai membelalakan matanya ketika Orion tiba-tiba menciumnya dengan intens.

"O-Orion..!?"

Bellatrix tidak berusaha mendorong tubuh Orion menjauh darinya. Bellatrix dapat merasakan emosi dan kemarahan lewat feromon yang dipancarkan oleh sang Alpha. Mungkin Orion sendiri tidak sadar melakukan itu, tetapi sebagai Omega, Bellatrix dapat merasakan sekecil apapun perubahan dari emosi melalui feromon Orion.

Kedua tangan Bellatrix dirangkulkan pada leher Orion, mencari posisi yang lebih nyaman untuk melanjutkan ciuman mereka yang perlahan menjadi *******.

Seolah mendapat lampu hijau, Orion semakin intens menikmati bibir kenyal nan menggoda milik pasangannya, seakan tak rela melepas apa yang nanti akan menjadi miliknya itu.

"S-sayang...berhenti...hh...aku kehabisan nafas..."

Bellatrix berusaha menghentikan permainan Orion yang membuatnya kelimpungan menyeimbangi pergerakan pria itu.

Sadar akan situasi, Orion dengan cepat menarik diri dari Bellatrix.

Dengan nafas sedikit tersengal, Orion memandangi Omega-nya dengan iris mata kemerahannya.

Orang bilang, keturunan Klan Blood Moon bisa merubah warna mata mereka menjadi merah kehitaman akibat efek dari 'kutukan' turun temurun yang mereka dapatkan.

"Orion..."

Tangan ramping Bellatrix menjangkau wajah sang Alpha yang berpaling darinya.

"Maaf, aku--aku tidak bermaksud lepas kendali seperti tadi!" Orion merasa bersalah sekali telah memaksakan kehendaknya pada Bellatrix.

Bellatrix bungkam. Orion tidak sepenuhnya salah, dan juga dirinya tidak merasa bahwa ciuman tiba-tiba tadi adalah sebuah paksaan.

Sejujurnya, Bellatrix cukup menikmati hal itu.

Tanpa Orion duga, Bellatrix justru memeluk lehernya hingga menghadapnya wajahnya ke arah wanita itu. Jarak diantara wajah mereka semakin dekat, Orion dapat merasakan debaran jantungnya yang menggila hanya dengan memandang kecantikan sang Omega dari jarak yang sangat dekat.

Bibir Bellatrix menyunggingkan senyuman tipis tatkala melihat semburat kemerahan di kedua pipi pria dingin di hadapannya. Ternyata Orion mempunyai sisi lucu yang tidak disadarinya.

Cup

Bellatrix menghadiahi bibir Orion dengan kecupan singkat. Wanita itu tersenyum lebar tanpa dosa, sementara Orion tercengang kaget dengan aksi tiba-tiba Bellatrix.

"Aku yang seharusnya meminta maaf...tidak semestinya aku menangisi laki-laki lain, apalagi di hadapanmu. Aku minta maaf...aku akui hatiku sedikit terbawa emosi karena perpisahan kami berdua. Tapi itu bukan berarti, aku ingin kembali pada orang yang tidak lagi bisa bersama denganku. Aku sekarang punya kamu, aku tidak akan meninggalkanmu!"

Bellatrix berucap dengan lantang layaknya tengah membaca sebuah deklarasi. Orion terpaku, dia tak menyangka Bellatrix benar-benar tulus ingin bersama dengannya.

Perasaan hangat dan gembira seketika menyelimuti Orion.

Tanpa banyak kata Orion memeluk erat Bellatrix seolah-olah tidak rela melepaskan wanitanya.

Benar, mereka akan bersama selamanya. Mulai sekarang dan sampai maut memisahkan mereka.

Orion tak akan menyerah demi menarik hati Bellatrix sepenuhnya. Lembaran baru mereka telah dimulai dari sekarang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!