"Nona, di belakang.."
Bellatrix mengangguk pelan, tanpa menoleh sedikitpun ke arah belakang di mana seorang pria tampak mengikutinya sejak keluar dari hotel tempatnya menginap.
Pagi ini Bellatrix keluar dari hotel sebentar, sekedar untuk berjalan-jalan di sekitar pusat kota yang banyak terdapat toko-toko barang dengan kualitas bagus. Tak disangka, Bellatrix justru merasakan presensi seseorang yang tak diundang, yang sedari awal membuntuti dirinya dan rombongan dari kejauhan.
Insting serigala Bellatrix bereaksi. Bukan hal sulit untuk membedakan orang biasa dengan seseorang yang menguntitnya dengan tujuan kejahatan.
Sebagai anggota keluarga orang terpandang, Bellatrix telah menerima rangkaian pelatihan dengan tujuan memperkuat serta mempertahankan diri dari serangan lawan.
Meski dikaruniai kekuatan Suci, bukan berarti Bellatrix tidak bisa menggunakan kekuatannya untuk bertarung melawan musuh yang ingin menjatuhkannya.
"Biarkan dulu. Mari, kita lihat apa tujuan orang itu membuntuti kita," ujar Bellatrix, yang menahan pengawalnya untuk tidak menyerang orang mencurigakan tersebut.
Pada akhirnya Bellatrix membiarkan oknum itu terus membuntutinya dari kejauhan. Bellatrix hanya tertawa dalam hati, bodoh sekali bila orang itu mengira dirinya tidak menyadari eksistensi pria dengan pakaian serba hitam itu, yang menurutnya terlalu ceroboh.
"Nona, apa tidak apa-apa membiarkan orang itu mengawasi Anda terus-menerus?" Anne yang ikut jadi merasa risih sendiri.
Merasa bila setiap pergerakan mereka diawasi secara intens, bahkan tampaknya orang itu juga mencatat sesuatu di note kecilnya.
"Thomas, kejutkan orang itu. Kita harus mengintrogasinya karena aku ingin menikmati makan siangku dengan nyaman." Barulah Bellatrix mengeluarkan titah untuk menangkap basah pria mencurigakan tersebut.
Tanpa membuang waktu, Thomas bergegas pergi ke lain arah untuk memberikan kejutan tak terduga pada si penguntit.
Sementara itu, Bellatrix menunggu Thomas bersama Anne sambil duduk santai di sebuah bangku besi panjang yang berhadapan dengan air mancur berukuran sedang yang ada di tengah-tengah taman kecil.
Cuaca hari ini cukup cerah, Bellatrix bahkan harus memakai topi lebarnya guna menghindari paparan sinar matahari langsung.
"GYYAA!!"
Terdengar suara teriakan tepat dari arah penguntit itu berada. Bellatrix dan Anne sama-sama menengok dengan ekspresi datar dan acuh.
Tampak di sana Thomas tengah menahan kedua tangan si penguntit ke belakang, dengan ekspresi yang kelihatan galak. Bellatrix tebak, bawahannya itu sedang mengintrogasi penguntit tersebut.
Hanya tinggal menunggu pekerjaan Thomas selesai, mereka akan langsung pergi ke sebuah restaurant untuk mengisi perut.
Tak lama kemudian, Thomas kembali sambil berlari kecil menuju Nona mudanya berada. Dari ekspresinya, Bellatrix menyimpulkan bahwa introgasi singkat tadi membuahkan hasil.
"Saya berhasil mendapatkan info dari orang itu, Nona!" seru Thomas, dengan ekspresi ceria lalu menyodorkan sebuah note kecil milik si pelaku.
Bellatrix menerima note itu dan tak lupa mengucapkan terima kasih atas kinerja bagus Thomas. Lalu Bellatrix dan Anne bersama-sama membaca setiap isi yang ditulis dalam note tersebut secara seksama.
"No-Nona, orang itu benar-benar seorang penguntit! Dia mencatat setiap gerak-gerik Nona secara detail! Mengerikan sekali!!" Anne berujar histeris.
Ini bukan sesuatu yang aneh lagi dialami Bellatrix, sejak kecil dia sudah banyak mengalami hal-hal aneh bahkan sampai yang menakutkan sekaligus hanya gara-gara perbuatan orang-orang iri dengki sekaligus jahat yang ingin menjatuhkan dirinya.
Bellatrix menyeringai tipis. Dia harus menyelidiki siapa orang yang menugaskan si penguntit itu, sebab dari tulisan yang ada di dalam note tersebut sepertinya itu laporan yang ditujukan untuk seseorang.
'Coba kita tebak...siapa orang yang ingin mengetahui keseharianku seperti ini...aku tidak menemukan adanya niat jahat dalam laporan kecil ini...apa orang itu dikirim murni hanya untuk memantau kegiatanku? Atau ada tujuan terselubung?' Bellatrix berpikir sejenak.
"Nona, sebentar lagi waktunya makan siang. Lebih baik kita segera mencari tempat untuk makan sebelum penuh." Anne mengingatkan Bellatrix.
'Nanti saja aku suruh Ezekiel menyelidikinya. Intel yang dia punya sangat handal menangani masalah begini.' Bellatrix menyimpan note itu dalam kantong yang tersedia di sela dressnya.
Lalu ketiga orang itu pergi menuju restaurant terkenal yang ada di dekat sana untuk makan siang.
'S!@lan!! Anak itu ternyata peka juga! Aku harus segera mengabari Nona Igor untuk lebih selektif memilih mata-mata yang lebih ahli supaya tidak ketahuan lagi!'
...❄️...
...❄️...
Sementara itu di wilayah Utara..
Kedatangan Orion di sambut dengan angin yang diselimuti salju cukup lebat. Padahal beberapa saat lalu masih terasa hangat ketika melewati pemukiman yang ada di dekat tembok perbatasan.
'Pantas negara ini mendapat julukan Musim Dingin Abadi. Salju di sini tetap turun meski musim telah silih berganti..' Orion memandangi butiran salju yang mencair di telapak tangannya.
Setelah melalui beberapa prosedur keamanan dan mendapat izin dari otoritas setempat, akhirnya Orion diperbolehkan masuk untuk memproses urusannya di sana.
Bukan hanya itu saja, Orion juga akan segera bertemu dengan salah satu wakil dari keluarga Garcia, selaku pemimpin yang menjaga wilayah Utara dengan kekuatan Sucinya yang hebat.
Padahal sebelumnya, Orion berharap ingin segera menyelesaikan urusannya di sana, tapi setelah bertemu dengan Bellatrix, kini tujuannya jadi bertambah satu dan membuatnya enggan pergi cepat-cepat dari tanah kelahiran Omega cantiknya.
Andaikata Orion memperkenalkan dirinya sebagai Mate Bellatrix secara tiba-tiba di depan keluarga Garcia, bisa-bisa mereka tidak akan mempercayainya atau bahkan menudingnya sudah gila. Terpaksa Orion menahan diri untuk tidak mengklaim Bellatrix sebagai Omega yang telah ditakdirkan untuknya, sekalian menunjukkan tekad seriusnya untuk menikahi wanita itu selagi yang bersangkutan tidak ada di sisinya.
"Sepertinya mereka membawa kita ke sebuah mansion pribadi daripada hotel," celetuk ajudan kepercayaan Orion, Rex namanya.
Terlihat sebuah bangunan besar berwarna coklat yang cukup biasa bila dibandingkan dengan hotel mewah yang biasa menjadi tempat menginap keluarga bangsawan.
Rex sudah siap hendak melayangkan protes atas pelayanan yang diberikan oleh keluarga Garcia, yang katanya bertanggung jawab atas kunjungan mereka kali ini. Tetapi Orion dengan cepat menahan emosi anak buahnya yang mulai meluap.
Orang dari wilayah Selatan memang mudah sekali tersinggung dan tersulut emosi. Tapi Orion sebisa mungkin mencoba bersabar karena mereka berada di wilayah Klan lain.
"Selamat datang di kediaman kami, Tuan Orion Simmons."
Seorang pria tinggi dengan rambut berwarna silver dan mata berwarna biru menyambut kedatangan rombongan Orion.
Sejenak Orion tertegun melihat rupa pria yang sangat mirip dengan Bellatrix, belahan jiwanya yang baru dia temui.
"Tuan Simmons? Apa ada yang salah?" Jared risih ditatap intens oleh Alpha muda yang berdiri di hadapannya, dengan aura yang terasa aneh.
'Tidak salah lagi..dia memang Orion Simmons. Keturunan dari Klan Simmons yang menerima kutukan dari Dewi,' batin Jared ketika melihat Orion secara langsung.
Suasana yang tercipta di antara mereka sama sekali tak bersahabat. Tapi meskipun begitu, Orion tak berniat memulai perang di antara mereka. Malahan dia memiliki tujuan lain yang akan dia bicarakan secara empat mata dengan Jared.
'Demi kehidupan yang lebih baik...aku harus bisa bernegosiasi dengan Jared Garcia...'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments