Suasana dalam ruangan sempit itu tak ubahnya bak medan peperangan yang terasa mencekam dan berbahaya.
Sepasang muda-mudi duduk berhadapan satu sama lain tanpa mengucapkan sepatah kata pun, sejak pertemuan mereka satu jam yang lalu.
Sebagai Ketua pengawal dan juga pelayan setia Bellatrix, Thomas dan Anne sudah memasang kuda-kuda, apa bila sewaktu-waktu kawanan dari Klan Blood Moon itu menyerang nona kesayangan mereka.
Sedangkan orang yang dikhawatirkan oleh kedua bawahan setia itu justru terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok pria bersurai hitam legam yang duduk di depannya.
"Ekhem!" Anne berdeham, memecahkan keheningan yang sungguh mencekik siapa saja yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Nona, kita masih harus melanjutkan perjalanan kita secepatnya, sebelum matahari tenggelam." Anne berusaha mengingatkan Bellatrix atas keterlambatan mereka.
Bila sore hari tiba, dikhawatirkan banyak bandit yang berkeliaran di sekitar hutan yang menjadi pemisah antara perbatasan utara dengan ibu kota.
"Benar, nona! Perjalanan kita masih panjang! Kita harus pergi secepatnya, karena Tuan Ezekiel sudah menunggu kedatangan anda di sana!" Thomas ikut mendesak Bellatrix, dengan maksud untuk menjauh secepatnya dari sosok berbahaya dan bengis yang sedang memperhatikan gerak-gerik mereka layaknya predator.
Bellatrix juga ingin pergi secepat mungkin, namun apa daya, seolah ada magnet kuat yang membuat dirinya ingin tetap tinggal dan tak mau berjauhan dari pria yang memperkenalkan dirinya dengan nama Orion Sullivan dari keluarga Simmons itu.
Orion sama sekali tak tersinggung meski dua orang di belakang Bellatrix menunjukkan ketidaksukaan mereka secara terang-terangan.
Bahkan saat kaki tangan Orion telah bersiap membungkam mulut kedua pengganggu itu, Orion memilih menahan anak buahnya agar tidak terjadi pertumpahan darah di ruangan tersebut.
Lagipula ada hal yang jauh lebih penting ketimbang menghukum dua orang yang tidak menghormati dirinya.
Bellatrix Alexandra Garcia.
Puteri bungsu dari keluarga Garcia yang memimpin wilayah Utara. Sebuah drama yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, dapat bertemu secara langsung dengan anggota keluarga bangsawan yang menguasai wilayah Utara tanpa perlu mengirim surat resmi terlebih dahulu.
"Jadi namamu Bellatrix...Apa benar itu panggilanmu?"
Bellatrix sedikit tertegun ketika pria itu tidak memberi label formal ketika menyebut namanya. Pria itu berlagak layaknya mereka berdua sudah mengenal lama.
"Ya...kenapa?" Sayangnya, Bellatrix tidak bisa membantah ucapan pria itu.
Orion terus mengamati wajah wanita yang duduk tegak di hadapannya, yang menatap lurus kedua matanya tanpa sedikitpun beralih ke lain arah.
Ini pertama kalinya bagi Orion, ada seorang wanita yang berani menatap lurus ke arah kedua matanya selain ibu kandungnya sendiri. Biasanya para perempuan akan menjauhkan diri atau minimal menghindari kontak mata langsung karena terlalu takut dengan dirinya.v
'Aku dan wanita ini....kami sepasang Mate...bukankah ini lucu?'
Orion sama sekali tak memprediksikan hal ini akan terjadi. Tidak, bahkan disepanjang dia hidup. Orion bahkan bertekad akan tetap single bila Mate yang telah ditakdirkan untuknya tak kunjung datang.
Tapi rupanya semesta berkata lain. Tanpa bisa ditebak jalannya, Orion justru dipertemukan secara kebetulan. Ah-atau mungkin ini memang sudah ditakdirkan oleh sang Dewi Bulan?
Rasanya Orion ingin menertawakan takdir yang begitu lucu dan tak tertebak ini.
"Tidak perlu tegang begitu denganku. Aku tidak mungkin melukai Omega yang ditakdirkan sebagai Luna-ku," ucap Orion, yang sukses mengejutkan semua orang yang ada dalam ruangan kecil itu.
Karena mereka akan membahas hal-hal yang bersifat privasi, jadi Orion meminjam satu ruangan khusus pada penjaga tower perbatasan Utara. Toh ada anak dari Pemimpin Utara di sana, jadi para penjaga yang bertugas tak berani menolak permintaan dari Tuan muda Simmons.
Anne nyaris jatuh pingsan setelah mendengar penuturan Orion, beruntung ada Thomas yang cepat tanggap menopang tubuh lemas Anne.
Sementara itu, Bellatrix lagi-lagi dibuat tercengang dengan ucapan ceplas-ceplos pria di hadapannya itu.
"Mulut anda ini frontal sekali ya..."
Bukannya tersinggung, Orion justru terkekeh kecil. "Ya. Bukankah itu faktanya? Untuk apa disembunyikan dari orang lain? Lagipula yang hadir di sini hanyalah orang-orang kepercayaan kita. Aku yakin mereka tak akan sembarang mengumbar berita ini. Benar begitu, bukan?"
Mata tajam Orion melirik ke arah Anne dan Thomas yang dibuat mati kutu di tempat seraya menganggukkan kepala mereka dengan cepat.
Senyum tipis terukir di bibir Orion. "Nah, lihat. Tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Lalu sekarang, apa yang akan kita lakukan?" Orion ingin mendengar pendapat Bellatrix sebelum memutuskan sesuatu.
Di sisi lain, Bellatrix tidak menyangka bila Orion akan bertanya dulu kepadanya. 'Dia bahkan bersikap hati-hati denganku. Apa dia tidak sepenuhnya mempercayaiku ya? Yah..memang bukan hal aneh sih, pada dasarnya aku ini 'kan puteri dari musuh keluarganya..'
Sudah menjadi rahasia umum apabila pemimpin Utara dan Selatan menjadi musuh bebuyutan. Tapi permusuhan itu hanya sebatas kutukan dan kekuatan suci dari mereka yang saling bertolak belakang.
Tidak ada yang tahu pasti peristiwa apa yang menjadi pemicu dari permusuhan itu, semua hanya spekulasi yang kadang tak terlalu masuk di akal sehat. Sebagai keturunan ke-sekian, Orion sama sekali tak mempedulikan hal-hal yang menurutnya tak terlalu penting itu. Asalkan tak ada yang mencari masalah dengan Klan-nya, Orion tak akan memulai peperangan.
"Ini adalah situasi yang tak terduga, benar begitu, Tuan Orion?" Bellatrix memulai percakapan serius mereka.
"Saya tahu anda dan saya sama-sama terkejut dan tak menyangka hal ini datang di saat yang genting. Perlu anda ketahui, saat ini saya sedang berhadapan dengan masalah yang cukup ruyam. Saya tidak ingin menyeret anda ke dalam urusan pribadi saya sebelum saya menyelesaikannya secara tuntas."
'Masalah? Apa yang dia maksud itu soal pertunangannya dengan anak dari keluarga Finley?' Orion berpikir sejenak.
Situasi di wilayah Selatan juga masih tidak kondusif pasca sergapan dadakan. Jadi mungkin lebih baik mereka menunda dulu untuk mengumumkan hubungan mereka ke publik.
"Tidak masalah. Aku juga masih harus menyelesaikan urusan penting yang tiba-tiba muncul."
"Ngomong-ngomong soal itu...apa urusan itu ada kaitannya dengan kedatangan anda ke wilayah utara?" Bellatrix memberanikan diri untuk bertanya.
"Ya."
Orion bukan orang yang suka berbasa-basi. Jadi dia menceritakan duduk permasalahan yang sedang dia hadapi pada Bellatrix. Barangkali Bellatrix bisa membantunya juga, itu akan sangat meringankan beban Orion.
"Hm...ini kasus berat. Wilayah kami sudah lama melarang adanya jual-beli budak. Saya bisa menyampaikan kasus ini kepada kakakku, dia pasti akan segera mengerahkan pasukannya untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan!" Tentu saja Bellatrix akan membantu Orion.
Orion mengangguk kecil. "Lalu bagaimana denganmu? Apa kau hendak pergi ke ibu kota?"
Bellatrix mengangguk ringan. Jadwalnya tidak bisa diganggu gugat.
Karena ini merupakan jadwal pribadi Bellatrix, Orion tidak bisa melarang Omega-nya pergi jauh darinya.
Ya, setidaknya untuk kali ini saja. Sebab setelah ini, Orion berencana akan menempatkan Bellatrix di sisinya, apapun caranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments