"Apa Nona tidak membawa barang-barang yang lain juga? Kenapa sedikit sekali?"
Pelayan setia Bellatrix, Anne, bertanya dengan ekspresi heran setelah melihat satu koper yang telah tertutup rapi di atas ranjang sang majikan.
Si pemilik koper berukuran sedang tampak sibuk merias diri di depan cermin meja rias tanpa bantuan dari pelayan lainnya. Bellatrix tidak suka mengenakan makeup yang tebal, jadi dia selalu merias dirinya sendiri dengan dandanan yang lebih tipis dan senatural mungkin.
"Tidak perlu. Toh kita bisa membeli sisanya di ibu kota. Aku memang ingin berbelanja di sana daripada membawa banyak barang dari rumah," jawab Bellatrix, tanpa menengok Anne yang siap membawa koper tersebut untuk ditaruh di bagasi mobil.
Jaman sudah berkembang maju dan kereta kuda tak lagi menjadi transportasi termewah saat ini. Keluarga keturunan bangsawan yang memiliki uang berlimpah lebih memilih membeli mobil dan mengesampingkan penggunaan kereta kuda.
Termasuk di antaranya adalah keluarga Garcia yang menjadi satu dari beberapa orang kaya di benua, yang memiliki kesempatan menjadi pengguna alat transportasi modern tersebut.
"Pengawal akan mengikuti kita dari belakang menggunakan kuda. Tuan Besar tidak akan mengizinkan Nona pergi tanpa menerima pengawalan ketat," jelas Anne, yang baru diberitahu oleh salah satu pengawal yang akan mendampingi perjalanan ke ibu kota nanti.
Bellatrix sudah menebak hal ini akan terjadi. Padahal dia bisa menjaga dirinya sendiri, tapi yang namanya orang tua pasti mereka khawatir. Apalagi setelah munculnya rumor terkait hubungannya dengan Harvey kandas, Bellatrix banyak menerima hujatan kebencian dan menjadi bahan olokan orang-orang yang menentang pilihannya karena tetap bertunangan meski tahu Mate Harvey telah muncul.
Demi menjaga keamanan serta kenyamanan Bellatrix di perjalanan, Tuan dan Nyonya Garcia sengaja memberikan pengawalan ketat sampai tiba di ibu kota nanti.
"Ya sudah. Kita terima saja, toh itu bukan hal negatif yang akan mengganggu perjalanan kita." Justru bagi Bellatrix, hal ini cukup menguntungkannya.
Bellatrix tidak ingin liburan singkatnya nanti diusik oleh orang-orang yang kontra dengannya.
Sejujurnya Anne tidak tega melihat Nona mudanya yang biasanya ceria dan energik, kini tampak lesu dan muram. Masalah yang muncul pada waktu pesta pertunangan membuat hidup sang Nona muda berbalik 180 derajat.
Andai 'wanita itu' tidak muncul. Mungkin Nona mudanya sedang berbahagia sampai-sampai tidak bisa tidur dengan nyenyak dan terus bercerita tentang Tuan muda dari keluarga Finley. Sebagai pelayan yang sudah mengabdi sejak remaja, Anne akan melakukan apa saja demi menyemangati Nona kesayangannya.
"Kalau begitu, sebentar lagi saya akan pergi ke dapur dan membawakan cookies kesukaan Nona!"
Bellatrix hanya mengangguk ringan seraya tersenyum manis. Dia bersyukur, setidaknya masih banyak orang yang peduli dan simpati kepadanya daripada menghujat dirinya.
Jujur, Bellatrix sedikit takut keluar dari rumah dan berhadapan dengan orang-orang luar. Penilaian mereka terkait hubungan Bellatrix dengan Harvey sudah tidak positif sedari awal. Meski banyak yang menentang, mereka tak berani menunjukannya secara terang-terangan sebab Bellatrix adalah anak dari penguasa tertinggi di wilayah Utara.
Lalu ketika Nona Igor datang dan menunjukkan tanda-tanda bahwa dia adalah Mate Harvey yang asli di hadapan puluhan pasang mata, Bellatrix tidak bisa lagi mengelak.
Ini adalah konsekuensi yang harus Bellatrix terima.
'Memikirkan persoalan ini membuatku tidak tenang..'
Tanpa orang ketahui, sebenarnya kadang-kadang Bellatrix merasakan 'sesuatu' yang aneh dalam hatinya.
Seperti sebuah insting atau 'perasaan' khusus yang merupakan efek dari ikatan yang terjalin antara dirinya dan Harvey. Meski mereka tak bertemu secara empat mata, namun perasaan mereka sedikit terhubung satu sama lain hingga Bellatrix dapat merasakan apa yang tunangannya rasakan walaupun jauh di seberang sana.
Tuan Milano secara pribadi mengatakan bahwa efek yang diterima Bellatrix dan Harvey ini sistem kerjanya hampir sama menyerupai bonding yang terjalin antara sepasang Mate asli. Meski efeknya tak sekuat bonding dengan Mate asli, tapi tetap dapat dirasakan oleh Bellatrix dan Harvey.
Maka dari itu, akhir-akhir ini Bellatrix merasa ada yang janggal dan mencurigakan dari gerak-gerik Harvey di seberang sana.
'Apa jangan-jangan kedua orang itu...' Bellatrix sudah menduga-duga sebelumnya, tapi dia tak menyangka bila Harvey akan bertindak secepat ini.
Tidak salah lagi, intuisi yang dirasakan Bellatrix terlalu nyata dan kuat untuk sekedar halusinasi semata.
'Mereka melakukannya secara diam-diam...' Ini adalah sebuah fakta yang menampar Bellatrix dengan sangat keras.
Getaran asing yang cukup menyesakkan. Suara rintihan dan ******* yang sewaktu-waktu terdengar samar melalui telepatinya. Bellatrix dapat menggambarkan secara kasar apa yang dilakukan tunangannya bersama Nona Igor.
'Kau bilang kau tidak akan melakukan apa-apa dengannya! Tapi ternyata kau juga tidak bisa menghindar dari takdirmu...' Dalam hati Bellatrix menertawakan nasibnya yang miris.
Harvey telah menyentuh Mate-nya meski kedua orang itu belum melakukan 'marking' satu sama lain.
Bagaimana Bellatrix bisa mengetahuinya?
Ya, cukup mudah saja. Sumpah Suci yang dilakukan Bellatrix dengan Harvey akan rusak apabila salah satu di antara mereka berkhianat, yang kemudian nantinya akan muncul tanda-tanda dari kutukan akibat dari pengkhianatan tersebut.
'Cepat atau lambat tanda itu akan muncul. Aku harus segera menemui Guru untuk mengurangi dampak yang lebih berat..' Bellatrix menggosok permukaan dadanya yang kembali merasakan sengatan menyakitkan.
Kalau masih sebatas ini, Bellatrix masih sanggup menahannya. Tapi jika kesakitan yang dia terima jauh lebih besar, Bellatrix membutuhkan bantuan Tuan Milano untuk menekan rasa sakitnya.
"Nona, semua sudah siap! Apa kita akan berangkat sekarang?" Kepala Anne muncul dari sela pintu untuk bertanya pada sang Nona muda.
Sudah tidak ada waktu untuk merenungkan nasib, Bellatrix mengangguk ringan lalu bangkit dari duduknya. Dia harus segera mencari cara dan menemui Tuan Milano untuk mengakhiri Sumpah Sucinya secepat mungkin.
...***...
"Tuan, apa akan baik-baik saja pergi ke sana tanpa memberi kabar pada penjaga perbatasan terlebih dulu?"
Kepala pelayan itu bertanya cemas pada sang Tuan muda yang sudah bersiap hendak pergi ke wilayah Utara, ditemani oleh beberapa pengawal kepercayaannya.
Seorang pria dengan setelan jas mewah berwarna hitam dari atas sampai bawah, serta dilapisi oleh mantel bulu tebal sebagai jaket penghangat menghadapi cuaca dingin di wilayah Utara, tampak menanggapi pertanyaan sang Kepala Pelayan dengan amat santai.
"Tenang saja Howard. Menunggu izin dari mereka hanya akan membuang-buang waktu, anak itu bisa saja dibawa ke lain tempat jika kita mengulur waktu lebih lama."
Tetap saja Kepala Pelayan itu tidak tenang memikirkan keselamatan sang majikan yang hendak memburu sekawanan penjahat yang bekerja sebagai penjual budak.
Meski jaman sudah berkembang, tetapi bisnis gelap dan kotor seperti jual beli budak apalagi monster masih saja ada dan cukup membuat resah kaum werewolf sendiri. Sebab, apabila budak dari kaum mereka dijual ke dunia manusia, bisa saja terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan.
"Aku berangkat sekarang. Aku harus segera mencapai perbatasan sebelum hari semakin gelap," ujar pria tinggi dengan surai berwarna hitam legam itu.
Iris obsidiannya tampak dingin dan tegas tak terbantahkan.
Kepala Pelayan itu tak mempunyai pilihan lain selain melepas kepergian si Kepala Keluarga Simmons dengan penuh hormat.
"Tunggu kabar dariku. Segera kirim pasukan apabila mereka melancarkan serangan padaku," pesan pria tampan itu, sebelum bertansform ke wujud serigalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments