Pergi Ke Ibukota

"APA?! BERANINYA ORANG ITU MENGANCAMMU DENGAN KEKUASAANNYA!! KENAPA KAU TIDAK LANGSUNG BERTERIAK MEMANGGIL BANTUAN DETIK ITU JUGA?!"

Bellatrix sampai harus menutup kedua telinganya demi menghindari seruan kakaknya yang kencang.

Bahkan para pelayan di mansion tak ada yang berani mendekati Jared saat pria tampan itu sedang emosi.

Alasan dibalik amarah Jared kali ini tak lain dan tak bukan karena Harvey.

Bellatrix sudah menceritakan seluruh isi percakapannya dengan Harvey pada sang kakak, dan reaksi yang Jared tunjukkan sudah bisa Bellatrix bayangkan sebelumnya.

"Tenanglah, kak...aku tidak mungkin melakukan itu, atau aku hanya akan membuatnya semakin emosi. Masalahnya, aku baru pertama kali melihat Harvey semarah itu...Kita tidak bisa bertindak gegabah, sebab mau bagaimanapun juga dia adalah calon Pemimpin Klan Blue Moon, kita akan dianggap musuh kalau terus menentang ucapannya." Bellatrix mencoba menenangkan sang kakak agar tidak tersulut emosi lebih dulu.

Hubungan antara Klan Blue Moon dengan Silver Moon cukup erat, bahkan nenek moyang mereka dulu pernah ada yang menikah demi kepentingan politik.

"Kita tidak boleh gegabah. Aku yakin Harvey mungkin masih bingung menghadapi persoalan ini. Semua hanya tinggal menunggu waktu...cepat atau lambat, Harvey dan wanita itu pasti akan segera bersama.."

Rasanya seperti menelan kepingan kaca yang tajam dan menyakitkan. Naasnya, inilah fakta yang harus Bellatrix telan bulat-bulat.

Jared tahu Bellatrix juga sama kacaunya dengan Harvey, lagipula kekasih mana yang rela ditinggalkan pasangannya hanya demi orang lain?

Jika mereka hanyalah manusia biasa, mungkin urusannya tak akan serumit ini. Tetapi ini sudah menjadi salah satu hukum alam bagi kaum werewolf seperti mereka. Untuk selalu setia pada satu pasangan yang telah ditetapkan oleh Dewi Bulan agar kelak tidak terjadi kejahatan besar yang tak termaafkan, misalnya seperti memiliki keturunan dengan manusia biasa.

Sudah berabad-abad lamanya dunia manusia dan werewolf dibatasi oleh tembok tebal raksasa yang tinggi menjulang membelah kawasan Hutan Terlarang, dan bahkan dilindungi oleh mantra sihir yang amat kuat sebagai bentuk antisipasi terjadinya peperangan.

Namun kembali lagi...

Apabila seorang Alpha dan Omega telah menemukan belahan jiwa mereka, maka mereka harus segera disatukan untuk menghindari kutukan yang mengerikan.

Maka dari itu, Bellatrix hanya akan berakhir gila bila nekat memisahkan Harvey dengan Nona Igor, sebab mereka telah ditakdirkan untuk bersatu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan Sumpah Suci yang telah mengikat kalian? Kau tahu benar bahwa Sumpah yang kalian buat tak bisa lagi ditarik ataupun dilanggar." Hal inilah yang membuat Jared khawatir bukan main.

Semua orang tahu seberapa besar risiko serta konsekuensi yang harus ditanggung ketika melakukan Sumpah Suci di depan Penyihir Agung.

Dulu pada saat Bellatrix memohon kepada keluarganya untuk melaksanakan Sumpah Suci tersebut, semua menolak secara tegas permintaan Bellatrix yang sangat ekstrim. Namun karena tak tega melihat Bellatrix diambang keputusasaan, pada akhirnya semua orang menyetujui rencana gilanya.

Namun sekarang firasat buruk Jared, Tuan dan Nyonya Garcia benar-benar datang.

Sosok yang seharusnya menjadi pendamping hidup Harvey yang sesungguhnya telah muncul, dan cepat atau lambat Harvey harus menikahi Maribelle Igor.

"Aku belum bisa menjangkau Tuan Milano. Tapi aku yakin, kabar mengenai kekacauan yang terjadi pesta pertunanganmu akan sampai ke telinga beliau juga. Kita hanya bisa bersabar sampai Tuan Milano datang.." Setiap kali mengingat Harvey, amarah Jared selalu memuncak.

Jared sangat menyayangi Bellatrix. Sebagai seorang kakak yang baik, tentu Jared tak ingin melihat adiknya sengsara hanya gara-gara pria lain.

"Kurangi intensitasmu bertemu dengan Harvey. Informan kakak bilang, Nona Igor masih ada di kediaman Finley, belum dipindahkan ke mana-mana. Kita tidak tahu apa saja yang dilakukan kedua orang itu di belakang kita, untuk jaga-jaga, kau harus tegarkan hatimu, Bella.."

Bellatrix dapat menangkap maksud dari perkataan Jared barusan.

'Kita tidak tahu pasti apakah Harvey benar-benar mengacuhkan Nona Igor seperti yang dikatakan pria itu, jadi jangan berharap lebih atas hubungan kalian.'

Ya, kurang lebih seperti itulah peringatan yang ingin dijabarkan oleh Jared.

Mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi konsekuensi yang harus Bellatrix tanggung jadi dia harus siap, mau tidak mau.

"Aku...sudah memantapkan hatiku, kak...Aku tidak akan lagi berharap untuk terus bersama dengan dia.."

Meski berat dan sulit, Bellatrix harus melewati semua ujian ini. Anggap saja ini adalah karmanya karena berusaha merebut pasangan orang lain.

'Bukankah di sini akulah penjahatnya? Yah...sedari awal memang aku yang salah karena terus berusaha..' Bella menghela nafas panjang, pikirannya masih sedikit buntu tapi dia tetap harus maju untuk menghadapi segala kemungkinan pahit di depannya nanti.

'Terutama soal status hubungan kami...aku rasa aku yang harus memutuskan pertunangan kami..' Ada banyak hal yang harus diurus, terutama soal pertunangannya dengan Harvey.

Ini akan menjadi kasus yang cukup rumit, namun apa boleh buat. Urusan malu dan cibiran orang itu belakang, yang terpenting agar Bellatrix segera terlepas dari Harvey.

"Mau kakak temani pergi ke ibukota?" Jared menawarkan diri. Dia tidak tenang kalau membiarkan Bellatrix berpergian seorang diri.

Namun kali ini Bellatrix harus menolak, sebab dia ingin meluangkan waktunya untuk diri sendiri tanpa gangguan orang lain.

Apalagi jarak dari Wilayah Utara ke Ibukota harus ditempuh dengan waktu kurang lebih 3 jam, jelas saja Jared mengkhawatirkan adik kesayangannya.

Untuk kali ini saja Jared akan mengalah. Toh di ibukota ada saudara mereka juga, dia bisa meminta tolong orang itu untuk menjaga dan mengawasi Bellatrix setibanya di sana.

"Aku pergi sendiri saja. Aku juga mau membeli beberapa barang di ibukota. Kakak pasti sibuk, jadi aku tidak mau menyita waktu berhargamu lebih banyak lagi," tolak Bellatrix secara halus.

Jared tersenyum tipis lalu mengusak rambut Bellatrix karena gemas. "Jaga dirimu, kakak akan meminta tolong Ezekiel untuk mengawasimu di sana."

Ezekiel Isbert, saudara sepupu Bellatrix dari pihak ibunya. Mereka sepantaran, jadi otomatis hubungan persaudaraan di antara mereka berdua dengan Jared sangatlah dekat. Apalagi waktu kecil dulu Ezekiel pernah tinggal di kediaman Garcia selama 3 tahun untuk mendalami seni pedang.

"Terima kasih. Jaga dirimu juga selama aku tinggal." Jika mood Bellatrix berubah, mungkin dia akan menginap di ibukota selama beberapa hari.

Mumpung berada di ibukota, bukankah lebih baik sekalian liburan juga? Toh sudah lama Bellatrix tidak berpergian ke luar kota karena dilarang oleh Harvey.

'Bersenang-senang di sana tak ada salahnya bukan? Aku harap aku bisa menemukan hal seru setibanya di sana.'

...***...

...Srinngg!...

"ARRGHHH!!! AMPUNI SAYA, TUANKU!! JANGAN BUNUH SAYA!!! SAYA AKAN MENGATAKAN YANG SEBENARNYA TERJADI! TOLONG AMPUNI NYAWA SAYA!!"

Di ujung gang terpencil, tampak seorang pria gemetar ketakutan tatkala sepasang mata merah menyala menatapnya secara buas.

Pria itu tak henti-hentinya memohon ampun dengan derai air mata di kedua pipi lusuhnya.

Sepasang sepatu pantofel hitam mengkilat berjalan dengan angkuh mendekati target buronannya.

"Katakan. Sekarang juga."

Suara Alpha yang berat dan rendah, membuat bulu kuduk siapapun yang mendengarnya meremang bukan main.

Pria itu tak berani menatap lurus sepasang mata merah yang mengincar nyawanya. Dosanya terlampau besar untuk sebuah pengampunan.

"SAYA MENGAKU SALAH! SAYA YANG MENJUAL ANAK ITU PADA MEREKA! SA-SAYA AKAN BERITAHU ANDA KE MANA TUJUAN DAN RENCANA MEREKA SELANJUTNYA, TAPI TOLONG, JANGAN BUNUH SAYA, TUANKU!"

"Pengampunan dariku tergantung dari informasi yang kau berikan. Cepat katakan sekarang juga!"

"ME-MEREKA BERNIAT KABUR KE WILAYAH UTARA DAN AKAN MENJUAL ANAK ITU PADA PENGUASA DI SANA! SA-SAYA HANYA TAU SEJAUH ITU!"

'Utara...'

Pria bersurai hitam legam itu tertegun untuk beberapa detik.

'Aku berusaha menghindari wilayah itu tapi mereka malah memancingku ke sana. S!alan!'

Tanpa banyak kata, pria itu menendang kuat wajah si pendosa yang telah berani mencari masalah dengannya.

Dhuak!

Hanya dengan satu tendangan, pria itu terkapar dengan hidung dan mulut bersimba darah.

"Tangkap dia dan introgasi dia di ruang tahanan."

"Siap, laksanakan, tuanku!" Seorang anak buah tiba-tiba muncul dari balik kegelapan.

'Tak ada cara lain. Mau tidak mau aku harus ke Utara sebelum mereka menyerahkan anak itu.'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!