Ezekiel melotot lebar begitu melihat siapa yang berdiri tepat di tengah-tengah halaman hotelnya yang luas. Tak hanya itu, rombongan yang dibawa oleh si tamu tak diundang itu juga tampak menyeramkannya seperti sang Pemimpin sampai membuat beberapa tamu lainnya buru-buru kabur karena takut.
"KAUUU!!! KENAPA KAU DATANG KE MARI!?" Ezekiel berseru marah.
Bellatrix sampai terkejut bukan main. Tak menyangka sepupu yang dia kenal paling sabar dan manis itu bisa berubah layaknya monster yang siap menerkam.
"Ka-kamu mengenalnya?" Bellatrix sedikit takut untuk bertanya.
"Tentu kami saling mengenal ba-"
"KAMI TIDAK MENGENAL SATU SAMA LAIN!!" Ezekiel memotong ucapan Orion secara cepat.
Mata Ezekiel tak berhenti memelototi Orion yang menghela nafas panjang, dan disertai dengan seringaian tipis seolah sedang meledek pria yang lebih muda.
Bellatrix jadi semakin bertanya-tanya dan penasaran. Tapi kesampingkan itu dulu, ada hal penting yang akan dia beritahukan pada Ezekiel.
Lantas Bellatrix maju menghampiri Orion untuk menyambut kedatangan sang Alpha, "Selamat datang...Apa urusan di sana sudah selesai?"
Senyuman cantik yang menawan. Bellatrix dan sikapnya yang anggun dan berkelas. Siapapun dapat melihat bahwa wanita muda itu adalah seorang puteri dari kalangan Elite.
Orion merasakan kehangatan berkat penyambutan Bellatrix yang tulus. Sorot mata Bellatrix tak menyiratkan ketakutan terhadapnya, itu merupakan hal utama yang membuat Orion gembira bukan main.
"Aku ingin segera menyapa 'dia'." Asher muncul dalam benak Orion.
"Kau akan mendapatkan jatahmu nanti, setelah aku selesai dengan urusanku dan Bellatrix." Orion menolak secara tegas. Dia khawatir tak bisa menahan diri bila Asher sudah mengambil alih tubuhnya.
Jika sudah begitu, Asher tak berani membantah Orion.
"Ah? Apa dia orang yang anda cari di wilayah kami?" Fokus Bellatrix tertuju pada seorang anak dengan pakaian yang tampak kotor dan sedikit lusuh.
Orion melirik Mason yang berdiri didampingi oleh Rex. "Ya, itu anaknya. Apa tersedia satu kamar lagi untuk dia, nona Bellatrix?" Berhubung mereka berdiri dihadapan banyak orang, mau tak mau Orion harus memanggil Bellatrix dengan sebutan formal.
"Soal itu..." Bellatrix lalu menghadapkan wajahnya pada Ezekiel, meminta sepupunya itu untuk segera mengosongkan satu kamar tamu lagi untuk Mason beristirahat.
"Apa-apaan ini, Bella?! Kenapa kau bersekutu dengan makhluk sepertinya?!" Tak terima, Ezekiel melayangkan protes pada Bellatrix melalui telepati mereka.
Bellatrix heran mengapa Ezekiel bereaksi begitu keras terhadap Orion. "Akan kujelaskan nanti. Tapi tolong, anak itu butuh istirahat dan pakaian yang baru. Kita tidak bisa membiarkan anak itu berkeliaran dengan pakaian yang tidak layak seperti itu."
Dasarnya Bellatrix lemah terhadap makhluk-makhluk yang lebih kecil darinya, Ezekiel jadi tak tega membantah permintaan Bellatrix meski rasa tak suka masih berkobar kuat dalam hatinya.
"Kalian, cepat masuklah. Kita tunggu di dalam sampai kamar kosong selesai disiapkan." Pada akhirnya Ezekiel mempersilahkan rombongan Orion masuk ke dalam hotel.
Kedatangan Orion sontak menjadi topik panas di pusat kota. Khususnya para wisatawan dan turis mancanegara yang selama ini penasaran akan rupa dari pria yang menjabat sebagai pemimpin dari wilayah selatan itu.
...🐾...
...🐾...
"Jadi? Siapa yang bersedia menjelaskan kepadaku, tentang apa yang terjadi di sini?" Ezekiel mempersilahkan Bellatrix ataupun Orion angkat bicara.
Mason duduk tenang di sebelah kiri Orion, menempati sofa panjang yang berhadapan langsung dengan Ezekiel dan Bellatrix.
Bellatrix menghela nafas panjang, Ezekiel pasti akan terus mencercanya dengan berbagai pertanyaan sampai rasa penasarannya terhapuskan.
"Mungkin kau akan terkejut mendengarnya, tapi tolong, jangan sampai bereaksi heboh setelah mendengar pengumuman dari kami ini." Bellatrix lebih dulu memperingati Ezekiel.
Satu alis Ezekiel sedikit terangkat ke atas, merasa tidak tenang setelah menerima peringatan yang tiba-tiba. "Tergantung pengumuman apa dulu yang mau kau sampaikan," balasnya, dengan berpura-pura acuh.
Bellatrix melempar pandangan dengan Orion yang duduk di seberang mejanya. Orion hanya tersenyum amat tipis seraya menganggukkan kepala.
Semakin dilihat, visual Orion ternyata sangat tampan dan melebihi ekspektasi. Bellatrix jadi berdebar tak karuan mengamati wajah tampan dari pria yang merupakan Mate sejatinya itu.
"Ekhem," Bellatrix berdeham pelan, berusaha menahan kegugupan yang datang menerpanya. "Aku....aku dan Tuan Simmons..." Rasanya canggung sekali kalau langsung memanggil nama pendek.
"...kami adalah sepasang Mate..."
Jedeerrr
Bagaikan petir menyambar di siang bolong. Kedua mata Ezekiel sontak melotot horor mendengar perkataan yang keluar dari mulut saudara kesayangannya itu.
"What..? Jangan bercanda dulu deh. Ini topik yang cukup sensitif, Bella." Ezekiel berpikir bahwa ucapan yang dilontarkan Bellatrix hanya guyonan belaka.
Nyatanya keheningan yang melanda mereka semakin membuat perut Ezekiel mulas bukan main.
Syok dan tak percaya. Raut muka Ezekiel seketika memucat seraya memandangi wajah Orion dan Bellatrix secara bergantian.
"APAAAA?!"
Ezekiel bangkit dari duduknya. Tubuhnya jadi gemetar tak karuan gara-gara efek syok yang begitu dasyat. Sedikit berlebihan memang, tapi memang itu yang dialami Ezekiel.
Orion mendengus jengah. Dia sudah bisa menebak bagaimana reaksi Ezekiel begitu mengetahui hubungannya dengan Bellatrix.
"Kau tenang saja, kami belum berencana menikah dalam waktu dekat ini, karena katanya ada beberapa urusan yang harus Bellatrix selesaikan dulu. Benar 'kan, sayang?" Orion melempar senyum lebar ke arah sang kekasih.
Kekasih?
Ya, bagi Orion mereka sudah menjadi sepasang kekasih secara tidak langsung. Karena Orion menghormati Bellatrix, maka dia bersedia menjajaki masa-masa pengenalan terlebih dahulu alih-alih menikah cepat.
Walau sebenarnya cara ini tidaklah praktis dan hanya membuang-buang waktu berharga mereka, Orion akan berusaha menjalaninya sesuai dengan keinginan Bellatrix.
Serangan dadakan dari Orion efeknya cukup kuat sampai membuat Bellatrix mati gaya. Padahal dulu dia yang paling gencar mendekati Harvey, tapi keberaniannya itu seketika menguap saat berhadapan dengan Orion.
Aura yang Orion pancarkan benar-benar di luar level werewolf biasa. Siapapun orang yang melihat Orion dapat langsung berasumsi bahwa pria itu adalah seorang Alpha Dominan yang sangat berkuasa.
Bellatrix seakan-akan dibuat tunduk dibawah kuasa Orion, meski pria itu tak berusaha menaklukannya secara paksa.
"Ya...kami akan memulai semuanya dari Nol. Tapi sebelum kita membahas lebih jauh, apa sebelumnya kalian sudah saling kenal?" Bellatrix melempar pertanyaan pada Orion dan Ezekiel.
Ezekiel seketika bungkam, sedangkan Orion melirik Ezekiel yang masih berdiri di tempatnya.
"Ya...bisa dibilang begitu. Kami satu sekolah dulu, jadi otomatis kami sering berpapasan meski jarang sekali berinteraksi." Orion lebih dulu menjawab.
Ketimbang teman, hubungan kedua pria itu seperti rival.
"Well...Ezekiel selalu marah kepadaku karena merasa aku lebih unggul darinya, jadi mungkin itu yang membuatnya tidak menyukaiku," lanjut Orion.
Ezekiel menolehkan wajahnya ke arah lain. Dia tak bisa menampik ucapan Orion karena memang benar adanya.
Tapi itu dulu, jaman mereka masih satu sekolah. Namun setelah lulus, mereka tak pernah melihat satu sama lain lagi. Hanya sesekali saja tak sengaja berpapasan ketika sedang berada di ibu kota untuk mengunjungi istana Raja.
"Lalu, apa kau sudah tahu soal pertunangan Bella dengan Harvey?" Ezekiel mencoba memancing Orion.
Orion hanya mengangguk singkat, seakan tidak tertarik. "Cepat atau lambat, janji yang mengikat mereka akan patah dan hancur. Dan pada saat itu terjadi, aku akan membawa Bellatrix pergi denganku ke wilayah selatan," ujarnya tiba-tiba, yang mengejutkan Bellatrix dan juga Ezekiel.
"...Bellatrix butuh seseorang untuk menghancurkan kutukan akibat Sumpah Suci yang rusak. Jika tidak segera dilakukan pengorbanan, aku takut Bellatrix yang akan menjadi korbannya. Percayakan kepadaku, karena aku tidak akan membiarkan calon istriku menderita karena hal bodoh itu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments