Pertemuan Tak Terduga

Tak ada hal menarik sepanjang perjalanan Bellatrix dari kediamannya sampai ke perbatasan utara menuju ibu kota. Ibu kota merupakan wilayah netral yang dikelilingi oleh empat negara yang masing-masing dipimpin oleh Klan-Klan tertinggi dan terkuat per negara.

Bellatrix ingin menenangkan diri sejenak di ibu kota yang cukup jauh dari wilayah tempat tinggalnya. Berhubung orang-orang yang datang ke ibu kota kebanyakan turis dan tak tinggal menetap dalam waktu lama, jadi Bellatrix bisa sedikit tenang di tempat asing itu.

CKIITTT

Mobil yang ditumpangi Bellatrix tiba-tiba mengerem mendadak, nyaris membuat Bellatrix dan Anne tersungkur ke depan andai kata mereka tidak berpegangan kuat.

"APA YANG TERJADI?!" Anne berteriak marah.

Bellatrix memegangi kepalanya yang baru saja terbentur kursi penumpang di depan.

Supir pribadi Bellatrix memohon maaf berulang kali sambil sesekali memastikan Nona mudanya tidak mendapatkan cidera parah.

"No-Nona..i-itu di depan kita..!" Sang supir menunjuk gemetar ke arah depan mobil mereka.

Terdapat sekawanan serigala berhenti tak jauh dari tempat mobil Bellatrix berada, sehingga menghambat perjalanan si Nona muda dari keluarga Garcia itu.

Seekor serigala besar dengan bulu berwarna hitam lebar dan kedua mata berwarna merah darah tampak begitu menyeramkan dan berbahaya.

Deg

Tak ada dari antara rombongan Bellatrix yang berani melangkah mendekat.

Keighhh!

Kuda yang ditumpangi para pengawal Bellatrix mulai bergerak panik, mereka dapat merasakan tanda bahaya yang ada di hadapan mereka.

"Nona! Nona Bellatrix, anda tidak usah keluar dari mobil! Biar kami saja yang menghadapi mereka!" Ketua pengawal maju memperingati Bellatrix.

Sebagai puteri dari keluarga Garcia, Bellatrix tidak mungkin tinggal diam dan membiarkan pasukannya diserang serigala lain.

"Berhenti. Biar aku saja yang menghadapi mereka." Bellatrix menegur ketua pengawal.

"Ta-tapi Nona...! Mereka adalah pasukan dari Klan Blood Moon! Mereka terkenal sadis dan tidak kenal ampun! Bagaimana jika mereka menyerang kita secara tiba-tiba?!"

Bellatrix tidak fokus mendengarkan ucapan pengawalnya, matanya justru tertuju pada sepasang iris merah menyala yang menatapnya dengan tajam.

Ada gejolak aneh yang Bellatrix rasakan ketika menatap serigala hitam legam itu.

'Sensasi ini...apa mungkin..?!'

Keringat dingin mulai melanda Bellatrix. Jantungnya berdebar tak beraturan hingga rasakan sedikit menyesakkan.

'Tidak mungkin! Serigala itu...!' Bellatrix harus memastikan lebih jelas, apakah gelanyar aneh yang dia rasakan hanya sekedar halusinasi semata atau bukan.

Tanpa banyak bicara, Bellatrix keluar dari mobil secara tergesa. Anne yang duduk di samping Nonanya jelas dibuat terkejut bukan main. Dia bergegas keluar dari mobil, hendak menarik kembali majikannya agar menjauh dari mara bahaya.

"Nona Bellatrix! Apa yang anda pikirkan?! Kemari! Kita harus cari tempat yang aman!" Anne berhasil meraih tangan Bellatrix yang berhenti tepat di depan mobil mereka.

Namun tarikan Anne sama sekali tak mempan, tubuh Bellatrix tetap bergeming di tempatnya berdiri. Salju tebal yang mereka pijak semakin mempersulit langkah kedua kaki mereka.

Suasana terasa mencekam dan penuh bahaya. Pasukan dari Klan Blood Moon mulai menggeram memperingati.

Namun seolah tuli, Bellatrix sama sekali tak mengindahkan peringatan halus mereka.

"Kau...siapa?" Berbeda dengan Anne yang tak berani menatap lurus kedua mata serigala besar itu, Bellatrix berdiri tegak seakan menantang serigala hitam tersebut.

Di pihak lain,

Kawanan Blood Moon terheran-heran dengan sikap pemimpin mereka yang terus saja diam tak memerintah apa-apa. Padahal biasanya, jika ada seseorang atau sesuatu yang menghalangi jalan mereka, sang Pemimpin akan mengusirnya dengan cara yang menakutkan dan kasar.

Bedanya kali ini Pemimpin mereka hanya diam tak bersuara, seolah sedang merenungkan sesuatu dengan sangat dalam.

"Alpha, apa yang akan kita lakukan?" Kaki tangan Pemimpin Blood Moon mulai bersuara.

Padahal langkah mereka tinggal sedikit lagi untuk melewati tembok perbatasan.

"...kau...kemarilah, mendekatlah padaku." Alpha itu bersuara.

Bukan pada kawanannya melainkan pada wanita berambut silver yang menyatu dengan warna salju yang putih.

Seolah dihipnotis, Bellatrix maju secara perlahan. Setiap langkah yang dia ambil, membuat debaran jantungnya semakin menggila tanpa sebab.

Perasaan rindu yang asing, yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Semua yang Bellatrix alami saat ini terasa membingungkan.

Jarak antara Bellatrix dengan Alpha dari Klan Blood Moon hanya berjarak 100 meter. Dari jarak yang kian dekat, penciuman Bellatrix yang tajam dapat menangkap aroma yang begitu maskulin dan menyegarkan. Entah mengapa aroma itu menjadi candu bagi penciumannya hingga membuat rasionalitas Bellatrix semakin kabur.

"Alpha....apa kau Alpha-ku? Mengapa hanya dengan menghirup aroma tubuhmu, sanggup membuat darahku berdesir hebat seperti ini? Siapa kau sebenarnya?" Bellatrix mencoba menjangkau serigala itu melalui telepati.

Tak butuh waktu lama bagi Alpha tersebut menjawab komunikasi yang dimulai oleh Bellatrix.

"Ya...aku adalah Alpha-mu, dan kau adalah Omega-ku. Tak kusangka kita akan dipertemukan secara kebetulan begini..." jawab serigala hitam itu.

Kedua kaki Bellatrix tak lagi mampu menahan gelombang hasrat yang tiba-tiba menyerangnya. Hanya dalam hitungan detik, Bellatrix bertransformasi ke wujud serigalanya yang berwarna putih, seputih salju.

Woooff

Seolah tak kenal bahaya, Trixie, serigala dalam diri Bellatrix, berjalan mendekati Asher, sosok serigala hitam dengan badan yang tingginya mencapai 2 meter itu lalu mengusakkan kepalanya di bawah dagu sang Alpha, seakan-akan tengah menemukan tempatnya berlindung dari segala ancaman.

Sontak saja sikap Trixie membuat kegemparan dalam barisan pengawalnya yang menyaksikan semua adegan tersebut dengan kedua mata mereka langsung.

Siapa yang bisa mempercayai keajaiban yang terjadi hanya dalam waktu hitungan menit saja?

Rombongan Trixie benar-benar gempar melihat bagaimana Nona muda mereka, yang harusnya mereka kawal untuk sampai ke tujuan dengan selamat dan nyaman, nyatanya justru dipertemukan dengan Mate sejatinya, belahan jiwanya.

Bukan hanya itu saja yang mengejutkan mereka, tetapi sosok Alpha yang menjadi pasangan Trixielah yang membuat mereka heboh bukan main.

Orion Sullivan Simmons.

Pemuda tampan bersurai hitam legam yang berasal dari keluarga Simmons dari wilayah Selatan. Semua orang di benua mengetahui siapa itu keluarga Simmons yang cukup terkenal di masyarakat luas.

Bukan hanya karena kekayaan mereka yang melimpah ruah, tetapi juga karena banyaknya rumor buruk dan berbahaya tentang keluarga mereka dari turun-temurun.

Alasan mengapa seluruh kaum werewolf di muka bumi ini begitu menakuti keluarga Simmons, khususnya keturunan dari Klan Blood Moon, tak lain dan tak bukan karena kekejaman serta kesadisan yang mereka lakukan sejak jaman dahulu.

Lalu kini, sebuah keajaiban muncul entah dari mana asalnya.

Seorang puteri keturunan Silver Moon yang dikenal dengan kekuatan suci mereka dipasangkan dengan keturunan dari Blood Moon yang konon katanya menyerap kutukan jahat dalam tubuh mereka.

Apakah ini sebuah pertanda baik akan datangnya masa depan yang aman dan cerah?

Ataukah sebuah malapetaka yang bisa memporakporandakan satu benua?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!