Pengganggu Datang

Brak!

"Aku benar-benar tidak bisa melihat berita macam ini lebih banyak lagi!!"

Ezekiel membanting koran yang baru dia terima begitu melihat foto Bellatrix bersama dengan sesosok pria terpampang besar pada halaman utama berita.

Kepala pelayan yang membawakan koran tersebut buru-buru menarik kembali benda tak berdosa itu dari hadapan tuan mudanya.

Ezekiel jadi sering uring-uring semenjak Bellatrix semakin dekat dengan Orion. Bellatrix bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama dengan Orion ketimbang Ezekiel, hingga membuat Ezekiel kesal bukan main.

"Dia bilang, dia akan pergi secepatnya dari sini!! Bahkan sampai seminggu berlalu dia masih betah berkeliaran di sekitar sepupuku! Dasar laki-laki playboy!" geram Ezekiel, yang sudah tidak tahan lagi.

Dengan langkahnya yang lebar, Ezekiel keluar dari tempat kerjanya, bergegas menuju kamar inap Bellatrix dengan maksud ingin mengusir Orion secepat mungkin sebelum gossip semakin memanas.

Tetapi di pertengahan jalan, mata elang Ezekiel menangkap siluet seorang pria yang gerak-geriknya tampak mencurigakan. Pria dengan topi tinggi itu berdiri di sudut tembok sambil sesekali mengintip ke arah belakang, di mana lokasi itu mengarah ke tempat di mana Bellatrix tinggal.

'Siapa lagi dia?! Apa dia paparazzai yang ingin mengambil gambar Bella secara diam-diam?!' Ezekiel sudah mendumel dalam hati.

"Hei, kau yang di sana!" Suara lantang Ezekiel mengejutkan pria itu. Pria misterius itu panik, kemudian bergegas pergi dari tempatnya bersembunyi.

Jarak yang cukup jauh menyulitkan langkah Ezekiel mengejar sosok mencurigakan tersebut. Alhasil, Ezekiel tidak sempat mengintrogasi tamu tak diundang yang sedang mengawasi Bellatrix.

.......

.......

"Eh? Ada kejadian seperti itu?"

Bellatrix sedikit terkejut tapi tidak bereaksi heboh setelah mendengar cerita dari Ezekiel.

Ezekiel memperingati Bellatrix agar lebih berhati-hati dan waspada bahkan terhadap siapapun orang yang keluar-masuk ke dalam tempatnya menginap.

Hotel sudah tidak menjadi tempat yang aman bagi Bellatrix, Ezekiel sudah menawari hunian lain yang sekiranya lebih aman dan nyaman untuk ditinggali sementara waktu, akan tetapi Bellatrix menolaknya secara halus.

"Sesuai diskusi kami, aku akan ikut pergi ke wilayah Selatan bersama Orion, begitu surat izin dari beberapa pihak sudah aku dapatkan." Begitu kata Bellatrix yang menolak tawaran Ezekiel.

Bila dijabarkan lebih detail, yang dimaksud dengan 'beberapa pihak' itu antara lain; orang tua Bellatrix, Jared, dan utusan dari Penyihir Agung yang ikut menangani kasus Bellatrix.

Kaum Werewolf memang tidak memiliki Raja atau Presiden yang memimpin seluruh wilayah mereka, akan tetapi sejak beberapa abad lalu telah disepakati oleh para Penguasa dari beberapa wilayah bahwa ibu kota akan dipimpin oleh seorang Penyihir Agung yang dinilai netral dan sanggup menjadi pelindung utama bagi kaum Werewolf apabila terjadi serangan atau peperangan menghadapi bangsa lain.

Dan sosok yang menjadi Penyihir Agung saat ini tak lain adalah Tuan Milano.

Pria yang tidak menua sekalipun usianya sudah ratusan tahun, disertai dengan kekuatan sihir yang luar biasa hebat dan memiliki 'mana' yang melimpah ruah.

Sosok yang sudah menjadi Guru Besar bagi Bellatrix sejak dia masih kecil.

"Aku masih menunggu jawaban dari Guru. Tapi sepertinya Guru masih sibuk dengan sesuatu, aku hanya bisa bersabar sampai waktu itu tiba."

Kalau sudah begini, tak ada jalan lain. Ezekiel menghela nafas panjang sambil menyandarkan punggungnya pada sofa. Dia masih belum rela bila sepupu kesayangannya akan jatuh ke tangan seorang iblis seperti Orion.

Bellatrix tentu mengerti perasaan Ezekiel, tapi kembali lagi, dia tak bisa berbuat apa-apa karena ini semua adalah rencana dari Dewi Bulan.

"Aku tahu kau mengkhawatirkanku. Tapi aku rasa kekhawatiranmu itu tidak akan terjadi, Orion begitu perhatian dan peduli kepadaku. Aku tidak melihat sikap baiknya hanyalah sebuah kedok belaka demi mengambil hatimu. Mungkin ini terdengar menggelikan...eum-tapi menurutku, dia melakukan itu dengan tulus.." Bellatrix ingin Ezekiel berdamai dengan Orion.

Setidaknya kedua pria itu harus bisa bersikap tenang dan berhenti adu mulut di setiap kesempatan yang ada, layaknya kucing dan anjing.

Ezekiel berdecak tak suka. Tentu dia bisa melihat hal itu, tapi di matanya, tak ada pria satupun di muka bumi ini yang pantas bersanding dengan wanita secantik dan sebaik sepupunya itu!

Bahkan Ezekiel masih belum menerima kenyataan bahwa Bellatrix telah bertunangan dengan Harvey meski dirinya sudah memberi restu, itupun juga karena paksaan dan rayuan maut dari Bellatrix.

Gara-gara hubungan Bellatrix dengan Harvey yang berakhir kacau beginilah yang semakin membuat Ezekiel tidak rela membiarkan Bellatrix jatuh ke tangan yang salah untuk kedua kalinya.

"Kau tahu kalau aku begitu menyayangimu, bukan?" celetuk Ezekiel tiba-tiba.

Bellatrix agak heran, tapi dia tetap mengangguk mengiyakan pertanyaan Ezekiel. "Aku tahu," jawabnya.

"Jika sesuatu terjadi padamu, atau hubunganmu dengan si Iblis itu berantakan, aku tidak akan tinggal diam dan akan membawamu pulang. Aku tidak akan membiarkanmu terluka untuk kedua kalinya, Bella...aku harap kisah cintamu dengan Harvey akan menjadi pertama dan terakhir kalinya kau merasakan pahitnya cinta. Aku benar-benar serius kali ini.."

...❣️...

Ucapan tegas Ezekiel terus terngiang dalam benak Bellatrix. Dia tidak menyangka Ezekiel akan bereaksi seserius ini terhadap hubungannya dengan Orion. Memang benar rasa sakit akibat putus cinta dengan Harvey masih terasa sekali dalam hati, namun Bellatrix mencoba berdamai dengan hati dan keadaan.

Sekalipun dalam lubuk hatinya yang terdalam, harapan akan kembali dan bersatu itu masih tersisa, Bellatrix tidak berniat memaksakan kehendaknya kepada Harvey.

Kini sudah ada Orion yang telah dikirimkan oleh Dewi Bulan untuk dirinya, Bellatrix tidak ingin menyakiti Orion seperti halnya dia menyakiti Maribelle Igor selaku Mate asli dari Harvey. Bellatrix tidak ingin menerima karma yang lebih hebat dari yang sudah dia rasakan sekarang, tidak untuk yang kedua kalinya.

Bellatrix juga ingin bahagia. Hidup berdua dengan pasangan yang benar-benar ditakdirkan untuknya. Bellatrix ingin membuka lembaran barunya dengan Orion yang sudah berusaha keras menunjukkan sisi lain dirinya yang baik.

Meski tidak benar-benar lepas menunjukkannya, Bellatrix bisa melihat ketulusan dan kesungguhan dalam sorot mata Orion ketika menatapnya. Jantungnya selalu berdebar tak karuan tatkala menatap manik Orion yang menawan.

"Kak Bella.."

Suara seorang anak laki-laki mengintrupsi lamunan Bellatrix. Sang empunya nama menengok, dan mendapati Mason berdiri di ambang pintu kamarnya dengan ekspresi ragu.

Bellatrix sudah cukup dekat dengan Mason, dan meminta anak itu supaya memanggilnya dengan panggilan yang lebih akrab. Metode itu cukup berhasil menarik minat Mason yang tak kalah dinginnya dari Orion.

"Ya, sayang? Ada apa? Kenapa berdiri di sana? Ke marilah, kita duduk bersama." Seperti biasa, Bellatrix selalu menyambut Mason dengan hangat.

Tapi sayangnya, ini bukan waktu yang tepat untuk bersantai.

"Ori-Ah, maksudku Paman Orion sebenarnya melarangku untuk memberitahumu, tapi aku pikir ini sesuatu yang perlu kamu ketahui juga. Ikutlah denganku, sekarang! Sebelum mereka memulai baku hantam di tengah kota!"

"Apa..?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!