Part 08

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Aku kembali ke rumah dengan hati yang sudah lega dan dengan sudah mengulas kembali senyum ku, apapun tentang Maslikah tidak akan mempengaruhi ku lagi, seperti dia yang telah membuangku dan menepikan aku dari dunianya akupun juga tidak akan menginginkanya dalam hidup ku, cukup dengan Emak di sampingku, memegang tanganku, menguatkan aku, aku sudah sangat bahagia walau tanpa pakaian yang bagus juga harta yang berlimpah, setidaknya aku juga punya Bunda Ikah yang akan selalu menasehatiku tanpa lelah,juga Ayahku yang masih mengaggapku ada untuk dirinya.

Langkah kecilku benar benar sudah tiba di depan rumah dan kembali senyum menghiasi wajahku saat ku lihat dua wajah tampan sedang duduk di dipan teras ku, dengan sedikit berlari aku menghampiri kedua wajah yang tak asing bagiku itu, mereka adalah Ayah dan adik tiriku, adik tiriku yang umurnya hanya terpaut satu tahun setengah dariku kini tingginya sudah melebihiku, wajahnya yang lumayan tampan dengan hidung bangir persis punya Ayah membuatku kadang sedikit iri padanya..

"Assalamu'alaikum.." sapa ku begitu aku sudah berada di antara mereka..

"Wa'alaikumussalam, darimana Zill.." tanya Ayah kepadaku..

"Dari melancarkan hafalan Yah, mari masuk Yah,.." jawab ku sambil membuka pintu..

"Mad, Mamad mau sekolah dimana..??" tanya ku pada adik tiriku itu, yang pasti dia akan sebal jika aku memanggilnya dengan panggilan Mamad, tapi anehnya dia kali ini hanya diam dan hanya menatap ku dengan dalam serta sendu, seolah juga merasakan kesedihan hatiku sesaat lalu.

"Zill, duduk sini, Ayah mau bicara.." ucap Ayah setelah masuk ke dalam dan duduk di dipan dan menepuk nepuk dipan di sampingnya agar aku duduk disana..

"Zilla ambilkan air dulu Yah.." jawab ku lalu melesat masuk di dapur lalu kembali dengan membawa dua gelas air putih, kemudian aku duduk di samping Mamad adik tiriku.

"Di minum Mad, pasti kamu haus.." kataku sambil menepuk bahu adik tiriku itu..

"Mbak Zill, selalu panggil Mamad, padahal namaku kan bagus.." jawabnya dengan mengambil air lalu meneguknya berlahan..

"Iya tau nama kamu bagus, Ahmad Ghani Ilyas, kan enggak salah juga tak panggil Mamad..ha..ha..ha.." jawab ku bergurau, ku lihat Ayah yang memandang kami dengan mengulas senyum tipis, aku tau dia hendak bicara sesuatu yang penting karna tidak mungkin dia akan datang kesini saat siang begini jika tidak sepenting itu.

"Ayah kok tidak melaut hari ini..??" tanya ku kepada Ayah yang terus memandangi ku tanpa berkedip..

"Hari ini Ayah libur, Emak apa masih kerja Zill..??" tanya Ayah dengan menghela nafas dalam juga panjang seperti beban berat tengah di pikulnya..

"Iya Yah.." jawab ku, lalu menunduk tak kuasa menerima tatapan Ayah padaku yang akan selalu memandangku dengan tatapan bersalah..

"Mbak Zill, sekolah di Al-Ma'aly pusat enaknya, kan sekolahnya gede juga terkenal.."

tanya Mamad kepadaku setelah cukup lama kami diam..

"Hemm biasa saja, kamu akan melanjutkan sekolah dimana..?" tanya ku, menunggu jawaban dari Mamad dengan memandangnya intens, dan di luar dugaanku Mamad malah menunduk, dan aku merasa heran dengan sikap kedua orang ini dari saat mereka datang, jelas ada sesuatu yang tengah terjadi.

"Zill, maafkan Ayah ya.." ucap Ayah lirih dan mengisaratkan dengan tanganya agar aku mendekat, aku pun datang mendekat ke arahnya dan duduk tepat di sampingnya.

"Ada apa Yah.." tanya ku dengan memegang tanganya..

"Maafkan Ayah, Ayah harus pergi ke Kalimantan demi kelangsungan hidup kami, maafkan Ayah karna tidak bisa membawamu serta bersama Ayah.." katanya dengan meraih tubuh kecilku dalam dekapanya..

"Tidak apa apa Yah, asal Adik Adik bisa ikut bersama Ayah itu sudah cukup bagi Zilla Yah.." jawab ku dengan menahan sakit di hati ini..

"Sungguh Ayah tidak bermaksud meninggalkan mu, tapi karna kendalanya adalah biaya dari pemerintah hanya untuk anggota KK, sedang Ayah tidak punya uang lebih untuk itu, tapi Ayah janji jika disana Ayah sudah hidup mapan Ayah akan menjemputmu.." kata Ayah dengan menangkup kedua pipiku,ku ulas senyum tipis dan menahan segala gejolak di hati ku, memendamnya sangat dalam agar tidak tergali oleh dia yang berada di depan ku saat ini.

"Lagian kalau Ayah ajak Zilla, apa Zilla akan mau, apa Zilla tidak kasihan sama Emak mesti tinggal sendiri disini.." ucapku dengan menundukan kepalaku,

"Maafkan Ayah Zill, masih belum bisa membawamu tinggal bersama kami, sungguh Ayah juga sangat menyangangimu, tapi.."

"Tidak apa apa Yah, Zilla tau, Zilla akan menunggu Ayah dengan sabar, juga akan mendo'akan Ayah juga Bibik, serta adik adik, Zilla ikhlas Yah, dengan Ayah menyayangi Zilla itu sudah lebih dari cukup buat Zilla, setidaknya masih ada Zilla di hati Ayah.." ucapku dengan mencium tanganya..

"Zill, pa Ibumu tidak pernah mengi..." segera ku potong kalimat Ayah, sudah cukup aku tak mau mendengar lagi sesuatu tentang Maslikah lagi untuk hari ini.

"Hemm Mad, jadi kamu mau pergi ke pulau lain ya, jangan lupa belajar yang rajin, nilai kamu harus lebih baik dari Mbak nanti disana ya.." ucapku menasehati Adik tiriku untuk memotong ucapan Ayah.

"Jadi Ayah kapan akan berangkat..??" lanjutku lagi..

"Nanti Malam,Zill Ayah sungguh minta maaf.."

"Sudahlah Yah, jangan terus terusan minta maaf, kan belum lebaran...ha..ha..ha." kataku dengan mencoba untuk mengeluarkan dari suasana melow saat ini, dengan berusaha sangat keras ahirnya kami bisa kembali mengobrol dengan suasana yang hangat sekaligus penuh canda.

Setelah cukup lama kami mengobrol sambil di selingi dengan canda ahirnya Ayah pamit untuk pulang, dan tak lupa titip salam buat Emak juga.

"Zill, ini ada sedikit uang buat nanti Khotmil Qur'an kamu, Ayah dengar tinggal beberapa bulan lagi kamu sudah Khatam.." kata Ayah saat sudah berdiri dari duduknya..

"Tidak perlu Yah, buat.."

"Tidak, ini untuk kamu, mudah mudahan berguna, Ayah tidak bisa mendampingimu setidaknya sedikit uang ini bisa buat beli seragam mu.." kata Ayah lalu beranjak pergi ke pintu..

"Jaga diri baik baik, Ayah janji akan menjemputmu nanti, Assalamu'alaikum.."

ucapnya dengan mengelus kepalaku lembut..

"Zilla, akan menunggu dengan sabar Yah, Wa'alaikumussalam.." jawab ku lalu mendekati adik tiriku yang masih tertunduk di tempatnya duduk..

"Mbak Zill, aku , kita ad.." katanya terbata, entah apa yang ingin dia sampaikan tapi yang jelas aku tau dia menyayangiku dengan tulus.

"Mbak juga sayang kamu, dan kita bukanlah saudara tiri, kita adalah keluarga, belajarlah yang rajin, suatu saat jika kita berkumpul kembali aku mau tau sejauh mana kamu sudah belajar, Mbak titip Ayah.." ucapku dengan memeluknya ..

"Trimakasih mbak, Ghani janji jika nanti sudah dewasa Ghani pasti akan menjadi sandaran buat mbak Zilla, dan pasti suatu saat mbak Zilla akan bangga sama Ghani begitupun Ghani.."

"Anak baik, cepat pergi sana sudah di tunggu Ayah di depan.." ucapku sambil menepuk bahunya..

"Iya.." katanya lalu mengeloyor pergi..

"Mad, Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumussalam.." jawabnya dengan mengulas senyum tipis,

kupandangi dua tubuh itu yang tengah menjauh dari halaman rumah dengan menaiki sepeda ontel, rasa sedih di tinggalkan ini sungguh mematahkan hatiku, tapi apa yang bisa aku lakukan selain menguntai do'a agar Ayahku segera bisa hidup berkucukupan dan nantinya bisa menjemputku untuk bersamanya kelak, ku hembuskan nafas dalam ku lalu masuk ke dalam, kembali menata hati yang tersakiti karna di tinggalkan, meskipun sakit tapi setidaknya dia meninggalkan aku dengan cinta.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Saat sore tiba aku sudah duduk di depan teras untuk menunggu malaikat dalam hidupku pulang kerumah dengan harapan hari ini pulang dengan senyum di sertia binar dimatanya, dan benar saja setelah menunggu tidak berapa lama aku melihat wajah tua itu berjalan dengan membawa bungkusan plastik di tanganya, dan dengan segera aku menyusulnya dan meraih tanganya membawanya dalam gengamanku, dan dengan senyum sumringah aku mengajaknya masuk ke dalam rumah..

"Mak sudah tak rebuskan air buat mandi, jadi Emak langsung mandi saja.."kataku begitu kami sudah berada dalam rumah.

"Apa kamu tidak ke ndalem hari ini.." jawab Emak sambil menaruh bungkusan plastik yang aku tahu itu adalah beras..

"Ahhh.. tadi Ayah kesini jadi Zilla enggak sempat ke ndalem.." jawab ku dan dengan cekatan sudah menyiapkan air untuk mandi Emak di sumur, dan sekalian membuatkan teh untuknya..

"Ayah kamu kesini, kok tumben siang siang.."

jawab Emak...

"Airnya sudah Zilla siapkan di sumur Mak.." triak ku dari belakang..

"Iya, Emak segera kesana.." jawab Emak..

"Zill, Ayahmu tadi kenapa kesini..." lanjut Emak yang berpapasan dengan ku di pintu dapur..

"Nanti saja Zilka ceritakan, Emak mandi dulu, Zilla juga mesti berangkat ke ndalem.." jawab ku dengan mengulas senyum...

"Oh iya Zill, apa Gus Hafidz tadi dari sini Emak tadi papasan di depan.." lanjut Emak tapi sambil berlalu ke belakang tidak menunggu jawaban dari ku, aku berfikir sejenak lalu dengan sedikit bergegas aku menuju kamar ku mencari kotak pemberian Mas Hafidz dua hari lalu, karna Emak yang sedang sakit di tambah sedikit rententan peristiwa membuatku melupakan hadiah dari Mas Hafidz.

Aku mendudukan diriku sembari tersenyum simpul menimang nimang kotak dalam tanganku, dan dengan di sertai deguban kencang jantungku aku mulai membuka bungkus kotak kecil itu.

"Apa itu Zill.." kata Emak tiba tiba yang sudah berada di pintu kamar..

"Ahhh.. Emak ngagetin Zilla saja, ini hadiah dari Mas Hafidz Mak.." jawab ku lalu meninggalkan kotak kecil itu dan menyiapkan makan untuk Emak.

"Apa tadi Gus Hafidz dari sini.."tanya Emak lagi..

"Enggak Mak, itu di kasih pas Zilla baru datang dari Pesantren.." jawab ku

"Ohh, apa isinya.." tanya Emak..

"Belum tau, sebentar Zilla ambil.." kataku lalu pergi mengambil hadiah pemberian Mas Hafidz, dan kembali di tempat Emak yang tengah makan yakni di depan tungku api dengan menggunakan bambu kecil sebagia kursinya..

Aku kembali membuka nya dan alangkah terkejutnya aku, karna di dalam sana ada sebuah jam juga ikat rambut berwana merah muda di sertai dengan secarik kertas..

"Apa isinya Zill,.." tanya Emak lagi melihat muka ku yang tengah terheran heran..

"Jam tangan sama ikat rambut Mak.." jawab ku memperlihatkan kepada Emak..

"Ohh, apa kalian sering bertemu sekarang .??" tanya Emak dengan menaruh piringya yang sudah kosong, lalu berjalan ke dalam rumah setelah mencuci tanga..

"Enggak Mak, kan Mas Hafidz belajar di luar kota.." jawabku sambil mencoba jam tangan di tanganku..

"Zill, kalian itu bukan anak anak lagi, akan lebih baik jika menjaga jarak dengan Gus Hafidz..."

kata Emak..

"Memang kenapa tow Mak.." tanya ku heran..

"Tidak baik, jika kalian terlalu dekat.." jawabnya dengan memandangku lekat, ada pandangan kwatir juga entah lah apa lagi aku tidak tau, ..

"Tapi kan Mas Hafidz baik sama Zilla, juga kami berteman dari kecil.."

jawab ku ngeyel..

"Sudahlah nanti kalau pikiranmu itu sudah dewasa juga bakal tau sendiri, bukanya di pesantren sudah di ajarkan tentang bagaimana bersikap dengan lawan jenis ya.." kata Emak..

"Sudah, tapi itu kan bagi yang sudah baligh Mak, Zilla kan masih anak anak.." jawab ku

"Zill, kamu itu sudah umur 14 tahun harusnya sudah tau malu sama laki laki, dan sudah seharusnya kamu itu bersikap layaknya perempuan, contoh ning Afiqah itu loh.."

"Ahhh Mak akan sulit sekali jika mencontoh Mbak Fika, lagi mbak Fika itu sudah baligh.."

"Alah emboh, susah ngomong sama kamu, biar nanti tak bilang sama Bunda Ikah saja, iya tadi kenapa Ayah kamu datang kesini.."

"Emmm, pamitan, juga nitip salam sama Emak,.." jawab ku lalu bergegas masuk kembali ke kamar mengambil tas serta menaruh jam tangan di atas meja kecil, lalu kembali dengan membawa uang pemberian Ayah tadi..

"Memang Ayahmu mau kemana .."

tanya Emak..

"Ayah mau ke Kalimantan, dan ini dari Ayah katanya buat Khotmil Qur'an Zilla dua bulan lagi.." kataku memberikan uang itu pada Emak..

"Ayah mu tidak mengajakmu..??" tanya Emak dan itu sempat menghentikan kegiatan tanganku..

"Ya jelas di ajak tow Mak, tapi Zilla nolak, memang Emak mau Zilla ikut Ayah, kalau Emak mau Zilla ikut nanti Zilla tak kesana.." kataku dengan mengulas senyum menggoda ke arah Emak, sejujurnya aku sebenarnya juga ingin ikut tapi rasa sayang ku terhadap Emak atau rasa sayang Emak terhadapku jauh lebih ku inginkan dari segalanya yang ada di dunia ini.

"Ya kalau mau ikut ya ikut sana.." jawab Emak dengan menyembunyikan airmata..

"Haisss... nyuruh ikut tapi nangis"

kataku meledek...

"Kamu itu sama orang tua suka sekali meledek.."

"Habisnya Emak Sih, sudah jangan di pikirkan Zilla akan tetap bersama dengan Emak, Zilla berangkat ke ndalem dulu yah, jangan lupa do'akan Zilla dapat ilmu yang barokah.." ucapku kemudian mencium tanganya..

"Semoga setiap langkah mu mencari ilmu di catat sebagai amalan yang sholihah, dan mendapat barokah dengan ridho dari gurumu.." kata Emak..

"Aminn..."

"Zill, jangan lupa kamu itu perempuan, jangan suka naik pohon Asem lagi, dan jangan terlalu dekat dengan Kang Santri, juga jaga bicara dan..."

"Ahhh panjang bener kayak kereta api, Zilla ingat sekarang nanti kalau lupa berarti ya pas khilaf, Asalamu'alaikum..." ucapku..

"Dasar bocah kok enggak tau malu kayak kamu, heran Emak, Wa'alaikumussalam.." jawabnya dengan menggeleng gelengkan kepalanya , akan selalu seperti itu jika menasehatiku, jangan begini, jangan begitu, kamu itu gini, kamu itu gitu, dan banyak lagi, tapi aku suka sih jika Emak kayak gitu, dan aku meresa tidak mau dewasa hingga akan terus mendengar ceramahnya setiap aku bertingakah konyol di depanya..

Aku meninggalkan rumah dengan senyum semakin mengembang saat mengingat kembali semua nasehat Emak barusan, dengan sedikit berlari lari kecil di sertai senandung hafalan surat surat pendek aku terus berangkat menuju tempatku mengais Ilmu, sampai ahirnya aku hampir sampai di pintu belakang saat adzan Mahrib berkumandang dan langkahku harus terhenti saat sebuah suara memanggilku dengan lembut...

"Lala..."

Bersambung...

####

Hayo hayo siapa coba...

Like,Coment dan Vote nya selalu di tunggu loh...

Love Love Love..

💖💖💖💖💖💖

By:Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

Agus sulastri

Agus sulastri

siapapun yang manggil gk masalah...
.yg penting masih kasat mata...

2020-06-27

2

Nyimas Melati

Nyimas Melati

entah kpn si mak up lg..

2020-06-22

2

Nyimas Melati

Nyimas Melati

koq blm up jg maaak

2020-06-22

2

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Untuk Reader's..
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Spesial Anniversary
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 End at 149
150 Extra Part 150
151 Extra Part Egen..
152 Egen dan egen extra part.
153 Last Extra part.
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Untuk Reader's..
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Spesial Anniversary
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
End at 149
150
Extra Part 150
151
Extra Part Egen..
152
Egen dan egen extra part.
153
Last Extra part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!