Part 11

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Huda POV

Aku tidak mengerti dengan jalan pikiran ku sendiri ketika sudah di hadapkan dengan Zilla, rasanya aku ingin terus bersamanya menikmati tingkah polosnya dan senyumnya yang kadang terlambat datang saat aku menggodanya, sungguh kadang aku tidak percaya bahwa dia anak yang benar benar polos karna seharusnya anak seusia dia sudah mulai mengenal lawan jenisnya lebih dari seorang teman, tapi kenyataanya dia lebih asik dengan dunianya di banding ikut ikutan seperti anak seusianya atau memang belum waktunya saja dia tahu saat ini. Kadang aku juga berfikir apa karna kehidupanya yang teramat susah membuatnya tidak punya waktu untuk memikirkan hal koyol seperti yang aku pikirkan.

Aku sudah berusaha sangat mati matian mensugesti diriku agar apa yang aku rasakan ini hanya sebuah rasa Iba untuknya, dan dengan menawarkan pertemanan padanya itu aku rasa dapat menjadi tolak ukur akan hatiku yang masih bimbang, jika nanti pada ahirnya aku yang harus kalah oleh perasaanku ya berarti itulah sebenarnya rasa yang ku punya untuknya.

Sudah sekian hari bersamanya aku masih tidak mendapat jawaban, justru aku semakin menyukai sikapnya saat aku mulai menjahilinya dan dia akan merengut sebal lalu memanggilku dengan sebutan Anoman, bagiku panggilan itu sungguh sangat sepesial buat ku, karna hanya dia yang mempuyai panggilan lain kepadaku dan juga hanya aku yang di panggil sepesial oleh dia, meski aku kadang suka tidak suka saat dia tengah bertemu dengan Gus Hafidz, karna dari pandangan mereka berdua tersirat keakraban juga kehangatan, dan untungnya Zilla sangat polos dan lugu untuk mengartikan dari tatapan Gus Hafidz padanya, seperti saat ini di pinggir pantai ini aku melihat mereka berdua tengah berdiri saling berhadapan dan dengan malu malu mereka saling bicara, entah apa yang mereka sedang bicarakan hingga Gus Hafidz meninggalkanya seorang diri dengan tatapan tidak jelas menuju ke ombak yang tengah berkejaran.

Akupun juga ingin punya kesempatan bicara berdua sebelum dia berangkat ke Pesantren besok lusa, maka dari itu aku sengaja membuatnya menemui ku besok untuk membuat momet berdua denganya, aku juga sudah menyiapkan hadiah kecil untuknya tapi rasanya itu tidak akan di mengerti oleh dia, akan lebih baik jika aku simpan saja hadiah ini sampai dia benar benar paham akan rasa yang di beri oleh seseorang untuk dia.

Dengan tidak sabar aku menunggunya di bawah pohon Asem ini, sembari melakukan hal yang aku suka, apa lagi kalau bukan foto karna rasanya aku tidak bisa berpisah dari kameraku barang sehari saja, terlebih saat kameraku sudah banyak terisi gambar gambar dari Zilla, ya aku suka sekali mencuri gambar Zilla dengan latar matahari tenggelam karna itu sunguh sangat manis menurutku, sikap yang alami tanpa di buat buat serta tatapan mata yang lurus fokus saat sedang mengerjakan sesuatu atau berfikir sesuatu, dan satu yang membuatku sangat suka berada di sampingnya dia tidak pernah bersikap seperti Mbak Mbak Santri lain, bahkan cendrung tidak perduli padaku dan tidak pernah menutupi sikapnya kecuali airmata yang selalu dia sembunyikan dari orang lain dan aku rasa tidak ada yang pernah melihatnya kecuali aku.

Aku tahu begitu keras kehidupan yang dia jalani meski aku tidak tahu persis seperti apa itu, dan tak sedikitpun dia mengeluh atau memperlihatkan betapa dia berusaha sangat keras dalam hidupnya kecuali dari kapalan di tanganya yang menjadi bukti bahwa dia telah benar benar melakukan banyak hal dalam hidupnya, meski dia tidak punya teman tapi sikap ceria serta sisi lembut dari hatinya yang jarang sekali dia tunjukan kepada orang lain kecuali dia sedang mengaji, sungguh itu yang mampu membuatku mengaguminya, ya sekarang aku tau jawaban dari rasa yang aneh di dalam hati ku, yakni kagum, benar itu adalah rasa kagum untuknya tidak lebih, dan aku akan terus mengingat itu bahwa rasa yang aku punya untuknya adalah rasa kagum semata .

Aku terus memperhatikanya dari teras kamar ku saat dia tengah berjalan beriringan dengan Ning Afiqah menuju ke Mobil yang sudah di siapkan oleh Kang Halim, di samping Ning Afiqah dia ikut menundukan pandanganya, dia baru mengangkat pandanganya saat Ning Afiqah berbicara padanya dan mereka sama sama menoleh ke arahku yang tengah memperhatikan mereka, senyum lembut dari wajah kalem Ning Afiqah terulas untuk ku atau sebenarnya aku yang merasa begitu saja, karna rasanya tidak akan mungkin seorang Ning Afiqah melempar senyum ke arah ku tapi itu juga bukan untuk yang pertama kalinya bukan..??.

Aku ikut mengulas senyumku untuk kedua orang tersebut dan setelah mengangguk sedikit Ning Afiqah kembali menundukan kepalanya begitupun Zilla, tapi dia sama sekali tidak tersenyum kepadaku atau mengangguk dan sebagainya lah untuk ucapan perpisahan dengan ku, anak itu sungguh sangat membuatku ingin terus menjahilinya jika seperti itu. hingga mereka berdua masuk dalam mobil dan kang Halim membawanya pergi aku masih tetap berdiri di tempatku terus memandang mobil itu menjauh dari tempatnya hingga hilang tak tersisa dari jangkauan penglihatanku..

"Sampai jumpa lain hari Zill,.." gumamku lirih lalu berbalik menuju kamarku..

Huda POV end.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Mobil berlahan meninggalkan pelataran Pesantren Al-Ma'aly dengan sunginggan senyum serta niat dalam hati aku terus mengingat nasehat Bunda Ikah untuk ku tadi sebelum berangkat, tidak ada orang di dunia ini yang lebih aku inginkan menjadi orang yang sepesial dalam hidupku kecuali Bunda Ikah, karna setiap kata yang keluar dari bibirnya selalu berhasil membuat ku memikirkanya dan merenungkanya, tidak ada pula satu katapun yang keluar itu tanpa alasan agar aku menjadi pribadi yang lebih baik, sungguh jika nanti aku bisa menjadi seorang Ibu, maka aku ingin menjadi seorang Ibu seperti dia.

Setelah cukup lama aku juga Mbak Afiqah saling diam, aku baru sadar bahwa Mbak Afiqah sedang tersenyum seorang diri saat menatap jauh ke belakang, aku sempat ikut menoleh ke belakang melihat apa yang membuatnya tersenyum seorang diri di sertai pipinya yang putih bersih itu merona kemerahan seperti sedang panas, dan tak dapat ku temui jawabnya karna yang ku lihat hanya Anoman yang sedang berdiri disana sambil menatap Mobil yang membawa kami..

"Mbak Fika kenapa...??" tanya ku saat mbak FIka cuma bisa menunduk sambil mengulas senyum tipis dengan expresi seperti sangat bahagia..

"Nanti tak ceritain kalau sudah sampai Pesantren.." jawab Mbak Fika dengan berbisik

aku mengangkat bahuku pelan tidak mengerti akan sikap Mbak Afiqah saat ini, tapi toh aku juga tidak bisa memaksanya untuk bicara denganku.

Perjalan singkat ini rasanya makin terasa cepat saja saat jalanan cukup lengang karna mungkin juga sudah sedikit malam saat ini, atau memang malam senin seperti ini akan terasa sangat sepi, aku sebenarnya tidak tau persis sih kapan keadaan jalan akan rame atau sepi, tapi yang jelas saat ini jalan begitu lengang dari kendaraan umum maupun pribadi.

Mataku terus saja memandang keluar jendela serta membiarkan mbak Afiqah yang masih senantiasa tersenyum simpul tidak jelas apa yang di senyumi. Saat kang Halim berbelok di POM Bensin mataku menangkap pasar malam yang terletak di lapangan depan POM tersebut, dan langsung kenangan masa kecil berputar di pikiran ku. Saat itu aku yang masih usia belia sangat ingin main ke Pasar Malam yang tengah berada di lapangan kampung kami, dan Emak membawaku ke sana tanpa sepeser uangpun di tanganya dengan janji aku tidak boleh minta apa apa karna kami hanya datang untuk melihat lihat saja, dan kenakalan anak kecil sepertiku saat itu adalah suka minta sesuatu seperti yang temannya pegang.

Tapi nyatanya disana janji tinggalah janji, melihat komedi putar dengan warna warni yang menarik serta bentuk dari Hewan Hewan yang lucu membuatku terus merengek minta naik Komedi putar itu, dan karna keadaan kami yang tidak punya uang sama sekali di tambah Emak juga sudah memohon untuk Hutang kepada petugas karcis dengan janji besok akan di bayar namun tetap tidak di kasih juga, ahirnya Emak hanya bisa mengendongku di punggungnya sambil ikut berputar putar mengikuti Komedi putar itu, sesudah itu kami bergegas pulang dan pada saat hendak pulang aku melihat permen kapas yang di bungkus dengan plastik besar bergelantungan lagi lagi aku hanya bisa memandangnya sambil menelan salivaku, waktu penjual itu menjajakan permen kapas itu ingin sekali tangan ku terulur menerimanya dan membawanya lari pergi dari situ, namun lagi lagi nasehat Emaklah yang membuatku mengurungkan niatku itu,hingga kini tak pernah sekalipun aku menginjakan kakiku ke pasar malam lagi ataupun tau rasanya permen kapas itu seperti apa.

Mobil yang tiba tiba berjalan meninggalkan POM langsung membuyarkan lamunan masa kecilku itu dan tak terasa setetes airmata terjatuh mengenai tangan ku dan segera aku menyekanya dengan kasar agar jangan sampai Mbak Afiqak atau akang Halim tau bahwa aku sendang sedih dan aku terus membuang pandangan ku ke luar jendela larut dalam memori masa kecil ku yang sunguh sangat berat dan penuh perjuangan.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Mobil sudah memasuki pelataran Pesantren Al-Ma'aly pusat dan dengan berhentinya mobil itu aku dengan cepat mengulas senyum ku dengan ceria kembali, melupakan hal yang sempat aku sesalkan tadi, karna bagiku tidak ada hal yang lebih menyenangkan daripada berkutat dengan pelajaran pelajaran dan menyibukan diri untuk belajar agar kelak aku menjadi orang yang dapat di hargai dengan Ilmu yang aku miliki..

Tubuh kecilku dengan gesit memindahkan barang barang Mbak Afiqah serta punya ku sendiri ke kamar kami tentu juga di bantu oleh Kang Halim juga Mbak Afiqah sendiri tentunya.

"Ning, saya langsung pulang enggeh.." pamit Kang Halim ke Mbak Afiqah..

"Enggeh, Trimakasih ya Kang.." ucap Mbak Afiqah..

"Enggeh Ning sama sama, Mbak Zill saya pulang dulu ya,titip Mbak Afiqah.." ucap Kang Halim kepadaku..

"Enggeh kang, sampean sok sok an titip Mbak Fika, justru saya yang di jagain oleh mbak Fika.." jawab ku sambil tersenyum..

"Assalamu'alaikum..." lanjutku mendahului ucapan kang Halim sebelum berbalik, dan kang Halim hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya sambil tersenyum simpul melihat tingkahku yang masih saja pecicilan dan ceplas ceplos.

"Baiklah.., Wa'alaikumussalam.." ucap Kang Halim lalu berbalik meninggalkan kami berdua di depan kantor..

Sepeninggal Kang Halim aku dan mbak Afiqah menuju ndalem mengantarkan titipan Bunda Ikah untuk Mbah Ibuk, juga keluarga lainya, langkah kecil kami berdua langsung di sambut hangat oleh Mbah Ibuk juga keluarga yang lain disana,..

"Zill, kamu kok makin hitam tow.." tanya Mbah Ibuk saat aku sudah mulai menyentuh kaki mbah Ibuk untuk memijatnya, di sini hal yang paling aku suka adalah ketika Mbah Ibuk memanggilku untuk memijat kaki mbah Ibuk, karna tanpa sadar kami akan berbicara banyak hal dan aku juga bisa belajar tanpa harus membuka kitab.

"Maunya Zilla juga putih kayak Mbak Fika low Mbah Ibuk, tapi sepertinya Zilla harus punya banyak uang dulu buat beli bedak pemutih.."

jawabku asal bicara saja..

"Kamu ini Zill, ada ada saja,.." jawab Mbah Ibuk dengan sudah menikmati pijatan ku di kakinya.

"Ya Allah kok lupa tow.." kata Mbah Ibuk dan langsung duduk dari rebahanya..

"Apa tow Mbah Buk.." tanyaku ikut kaget..

"Kamu antar yang di bungkus plastik hitam itu kerumah Bunda Wawa, pasti di tunggu tunggu itu dari tadi.." kata Mbah Ibuk sambil menunjuk plastik hitam yang terletak di meja samping kami duduk sekarang..

"Ohh.. enggeh Mbak Buk." jawabku ber oh ria sambil berjalan menggunakan lututku untuk sampai di tempat itu dan setelah aku berhasil meraihnya aku bergegas keluar dari tempat itu dan langusung menuju ke rumah Bunda Wawa yang tidak jauh dari ndalem Mbak Ibuk,

aku berjalan di sertai larian kecil sembari membawa bungkusan melewati halaman belakang Kang Santri yang masih sedikit lenggang, itu karna kemungkinan puncak kembalinya Santri baru besok sore.

Saat melewati tempat Wudhu yang seperti kolam atau bak besar panjang, langkahku sedikit ku perlambat karna aku mendengar suara gemericik air dan entah kenapa tiba tiba jantung ku berdebar debar tidak karuan, aku berhenti sebentar menenangkan kerja jantungku yang tiba tiba melonjak dari biasanya, dan setelah agak tenang aku memalingkan wajah ku ke tempat Wudhu itu memastikan bahwa sedang ada orang disana atau tidak, mataku langsung terpaku saat ku lihat seseorang tengah membasuh mukanya disana dan tanpa sadar aku menikmati wajah putihnya sambil jantungku berirama bak musik dangdut koplo pimpinan Cak Shodiq, aku terus saja memperhatikan orang itu sampai selesai dengan kegiatanya..

"Lang, Galang, udah kelar belum..." tiba tiba suara seseorang memanggil namanya dan membuatku tersadar lalu kembali memaju langkahku meninggalkan tempat itu untuk sampai ke rumah Bunda Wawa tapi anehnya jantungku masih saja berdebar saat mengingat dia membasuh wajahnya dengan Wudhu tadi, sebenarnya ini bukan untuk pertama kalinya ku melihat Kang Santri tapi sepertinya dia Santri baru tapi masak iya sudah dewasa seperti itu, pikirku.

Hingga sampai di rumah Bunda Wawa jantungku masih saja asik berdebar debar, setelah memberikan bungkusan itu aku langsung pamit ke Bunda Wawa untuk kembali ke Asrama dan aku berpapasan dengan Ayah Mas Hafidz di depan rumah bersama bebepa anak anak muda dan salah satunya yang sempat ku lihat tadi di tempat Wudhu Kang Santri,

Jantungku kembali tidak bisa diam saat aku hendak bersalipan denganya sebenarnya bukan hanya dia karna ada enam orang serta bersamanya, dan anehnya aku terus saja menunduk malu tidak menentu, hemmm sebenarnya apa yang terjadi padaku.. pikirku, saat kami semakin dekat dan dekat Ayah Mas Hafidz menyapaku lalu aku mengangkat kepalaku dan tanpa sengaja mataku bertemu dengan mata kelam pemilik nama Galang tersebut, jantang ku kembali membahana tak beraturan hingga tak kusadari setelah aku menjawab sapaan Ayah mas Hafidz aku berlari sambil mengangkat sedikit rok ku dan terus berteriak memanggil nama mbak Afiqah, sampai sampai aku menabrak pintu masuk kamar kami dan Mbak Afiqah hanya kebingungan melihat tingkah koyolku tersebut..

Bersambung dulu Gess....

####

Hemmm siapa Galang..

ada apa dengan Zilla..

ada apa dengan Afiqah..

bagaimana kang Huda..

bagaiaman Hafidz...

yu huuuuu... sudah sedikit memanas seprtinya...🤭🤭🤭🤭

Like, Coment dna Votenya dunggg... biar makin cemungut cemungut Emak...

Love Love Love...

💖💖💖💖💖💖

By: Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

Azam Maulana

Azam Maulana

petualangan baru di mulai.........yu hu....🤭🤭🤭

2021-06-17

1

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

aduh zilla sdah mrasakn debaran,,,autho salfok akn bxk pndatang baru yg mmbersamai hidup mereka,,,,💞💞💞💪💪💪

2021-01-30

1

Rika novita sari lasmidi

Rika novita sari lasmidi

Lang Galang jangan jadi fC mr. W ya nanti tak sambel low kamu...

2020-06-30

3

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Untuk Reader's..
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Spesial Anniversary
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 End at 149
150 Extra Part 150
151 Extra Part Egen..
152 Egen dan egen extra part.
153 Last Extra part.
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Untuk Reader's..
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Spesial Anniversary
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
End at 149
150
Extra Part 150
151
Extra Part Egen..
152
Egen dan egen extra part.
153
Last Extra part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!