part 05

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Ku tengadahkan kepalaku memandang ke arah badan yang tinggi menjulang dengan payung di tanganya, senyum ramah yang tersungging di bibirnya sungguh tidak pernah sama sekali aku bayangkan akan di berikan padaku, di tambah dengan tatapan hangat bersahabat yang tercetak jelas di wajahnya membuat aku semakin tidak percaya bahwa itu adalah orang yang sama yang kemarin membuatku harus berlari ngos ngosan mengejarnya, di antara semua orang kenapa harus dia yang menyaksikan airmata ku, pasti sehabis ini dia akan mengolok ku juga, tapi pikiranku teralalu bingung untuk sekedar memikirkan akan hari esok tentang dia, karna saat ini seluruh kepalaku hanya terisi oleh bayangan hari esok Emak harus makan apa karna beras yang tadi aku beli sudah hilang di sapu oleh air hujan.

Tubuh tinggi itu kini ikut berjongkok dan membiarkan punggungnya ikut tersiram air hujan karna membantuku memunguti bawang yang tercecer, gerakanya cukup cepat dan dengan segera bawang sudah berada ditanganya dan satu tanganya lagi masih setia memegang payung untuk memayungiku.

"Ini.." katanya menyerahkan kepada ku dengan masih mengulas senyum, ya senyuman hangat bersahabat tidak seperti biasanya senyum jahil dan ngeselin, entah kemana perginya Anoman yang setahun ini selalu ngeselin..

"Trimakasih.." jawab ku dan langsung menaruh sisa belanjaan itu dalam kaos ku karna kresek yang sudah robek..

"Ayo tak anatarkan pulang, dimana rumah mu.." katanya dengan lembut,

"Tidak perlu kang, Trimakasih.." jawabku dan langsung berjalan menuntun sepeda dengan satu tangan ku membelah hujan yang kian deras dan tangan satunya aku gunakan untuk memegangai kaos yang berisi belanjaan, aku terus berjalan dengan airmata masih bercucuran, dalam pikiranku hanya terbayang bagaimana tubuh renta itu akan bertahan besok dan menahan lapar di saat sedang sakit seperti ini, isakan isakan itu kian menjadi sesak dan sesekali aku berhenti untuk mengurangi beban di hati ini dengan sekedar menghela nafas dalam..

"Assalamu'alaikum..." ucapku setelah sampai di depan pintu rumah..

"Wa'alaikumussalam, Zill, kamu dari mana saja Emak kwatir hujan lebat kok belum sampai rumah.." jawab Emak dengan wajah kwatirnya, aku masih menunduk menyembunyikan wajahku darinya untuk menghindari tatapan mata menyelidik yang di arahkan padaku darinya.

"Emak sudah makan,.." kataku di luar dari pertanyaanya dan sambil meletakan sisa belanjaan yang dapat aku ambil tadi lalu mengambil kain sarung untuk ku jadikan handuk..

"Sudah, nasinya masih sedikit habis mandi kamu langsung makan.."

"Emak minum obat dulu.." kataku sambil memberikan obat yang ku beli tadi, lalu berjalan menuju ke sumur di samping rumah, sebelum aku keluar sempat ku pandangi ember, panci, serta apa saja yang bisa buat menampung air rembesan dari genteng, agar tidak becek di lantai tanah rumah kami, itu bukanlah bocor lagi melainkan air yang ikut berteduh di dalam rumah, karna jika bocor hanya akan ada beberapa titik saja sedang yang terjadi di rumah ku di semua sudut ada air yang merembas, aku sungguh sangat merasa bersalah jika menyaksikan hal seperti ini bagaimana aku tega meninggalkan wanita tua itu seorang diri disini sementara aku tinggal di pesantren yang tempatnya lebih layak.

Setelah selesai mandi yang di sertai oleh tangis juga aku menjalankan kwajibanku sebelum ahirnya ikut berbaring di samping Emak..

"Kamu makan dulu sana..." katanya dengan melepaslan tanganku yang memeluknya dari belakang..

"Zilla sudah makan tadi Mak di ndalem Bunda Ikah,.." jawab ku berbohong, semakin ku eratkan lagi pelukan ku untuk wanita tua itu.

"Kenapa kamu.." tanya Emak..

"Maafkan Zilla Mak, sudah jadi beban buat Emak di usia senja.." kataku dengan mulai menangis lagi,

"Ngomong apa kamu.." kata Emak dengan memukul tangan ku..

"Maafkan Zilla Mak, tadi karna asik bermain di jalan, belanjaan jadi jatuh dan berasnya berserakan pas barengan dengan hujan yang datang jadi Zilla tidak bisa memungutinya.." kata ku berbohong kembali..

"Tidak apa apa, berarti itu bukan rezeki kita.."

"Besok Emak makan apa, lagi Emak harus minum obat besok.."

"Emak besok pasti sudah membaik, lagian siapa yang betah sakit, jadi karna itu kamu menangis..?" tanya Emak..

"Iya, Zilla kwatir Emak besok makan apa, dan Zilla harus berbuat apa.." kataku ..

"Besok itu adalah rizki besok, sekarang berarti rezeki sekarang, kok yang besok sudah kamu pikir, padahal belum tentu kita akan menemui hari esok.." jawab Emak menasehatiku..

"Yakinlah bahwa Allah selalu bersama orang yang selalu sabar,selalu berbaik sangka padanya, dan percaya pada kekuasanya yang maha tahu segalanya.." lanjut Emak..

"Tapi Mak, kal.."

"Sudah Emak bilang itu akan menjadi hal esok, jangan di pikirkan lagi, lekas tidurlah, nanti habis Asar bukanya kamu ke Ndalem Gus e lagi.." kata Emak.

"Masih libur Mak, biarkan Zilla tidur sama Emak, lagian Emak belum membaik benar.." jawabku..

"Bocah kok karepe dewe, Emak sudah lebih baik, kalau kamu enggak ke ndalem mau di rumah saja males malesan.." kata Emak..

"Bukan gitu Mak, besok, janji Zilla akan ke ndalem, hari ini biarkan Zilla di rumah dulu.."

"Baiklah tidurlah,.."

"Mak.. bolehkah Zilla tanya sesuatu..?" tanya ku lagi

"Tanya apa.." jawab Emak dengan membalikan badanya, kini manik coklat itu bertemu dengan mataku yang tengah memandang ke arahnya,dan tanganya terulur mengelus kepalaku.

"Dimana Ibuk.." tanya ku dengan suara bergetar, sempat ku lihat wajah Emak berubah gusar seperkian detik sebelum ahirnya menjawab tanyaku dengan sedikit senyum.

"Kenapa kamu tiba tiba menanyakan itu, apa masih kurang dengan Emak berada di samping mu.." jawab Emak, dan itu sedikit menyentil hatiku..

"Hanya ingin tahu saja Mak, bukan seperti itu maksud Zilla, dengan Emak berada di samping Zilla sekarang, Zilla mampu menghadapi dunia, Trimakasih Mak, sudah menjadi kekuatan buat Zilla.." jawab ku dengan bergerak mencium pipi kriput itu.

"Lekaslah tidur, apa mau Emak critakan bagaimana kamu sewaktu masih kecil.."

"Apa itu boleh.."

"Tentu saja,.." dan Emak pun mulai bercerita sembari tanganya membelai lembut rambut berombak keemasan ku, kehangatan menjalar hingga tak terasa mata ini semakin berat dan tubuhku sudah ringan, meninggalkan semua beban berat tentang hidup ini bersama mimpi.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Huda POV.

Sudah seminggu aku berada disini di Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Ma'aly, sebenarnya bukan keinginan ku untuk belajar disini melainkan keinginan Mama ku yang memaksaku, dengan satu sarat aku bisa meminta apapun yang aku inginkan, dan karna itu aku pun bersedia di buang ke sini, di buang..??, ya bahasa itu aku gunakan untuk ini ,karna letak Pesantren yang berada jauh dari keramaian kota dan di pinggiran pesisir pantai selatan,sangat berbanding terbalik dengan daerah asal ku di Jawa Tengah yang yang terletak di tengah tengah kota.

Seminggu disini aku masih bersikap sesuka dan semau ku sendiri, karna rasa kecewa atas tempat yang tidak sesuai harapan meskipun peralatan yang aku minta sudah Mama penuhi dengan lengkap yakni peralatan Foto, ya aku meminta peralatan Foto untuk imbalan aku mau masuk ke Pesantren dan memilih sendiri Sekolah yang aku inginkan untuk belajar selain di Pesantren, dari sekian hal yang tidak aku suka disini hanya ada satu yang sangat menarik perhatian ku yakni Sunset yang masih sangat alami, di tambah Sunrise juga yang akan langsung terlihat tanpa aku harus melangkah jauh keluar dari Pesantren cukup dengan naik di lantai tiga langsung akan dapat terlihat dari sana, tapi jika Sunset harus berjalan sebentar ke arah tambak dan tepat di bawah pohon Asem itu adalah spot foto paling bagus, dan hari ini aku berencana hendak pergi lagi kesana lewat pintu belakang, saat aku hendak membuka pintu tiba tiba pintu terbuka dari arah luar, baik aku maupun anak itu sama sama kagetnya, sempat aku berfikir sebentar datang dari belahan dunia mana anak semacam dia ini, karna seminggu disini baru kali ini aku melihatnya dengan dandanan yang sangat norak sekaligus kumuh sekali di tambah dengan kulitnya yang gelap juga menggilat khas anak pinggiran pantai, harusnya cewek seusia dia sudah pandai berhias dan memilih milih baju yang bagus, lah ini boro boro, pakai baju kedodoran dimana mana dan di tambah dengan kulitnya yang exsotic sungguh membuat mataku terasa berkedut sakit melihatnya.

Belum hilang keterkejutan ku tentang dia, tiba tiba suara cemprengnya menusuk gendang telingaku, itu sungguh membuatku muak sekali, mau di lihat dari segi manapun tidak ada bagus bagusnya ini cewek untuk di pandang terlebih untuk di masukan ke hati.

Setelah sedikit berdebat denganya, seenak jidatnya tiba tiba bibir lemesnya memanggil Kang Santri keamanan, lalu salah satu Kang Santri benar benar datang dan dia pergi begitu saja meninggalkan ku dalam masalah.

Pada awalnya aku mengira semua hanya akan berhenti sampai disini saja, tapi tidak tahunya masalah ini di bawa sampai ke pengasuh Pesantren, dan mereka semua tidak percaya saat aku bilang bahwa aku tidak akan pergi kabur melainkan hanya akan pergi sebentar keluar saja.

Setelah habis Isya' aku di panggil Kang Ikhsan di ajak ketemu dengan pengasuh dan disana juga aku bertemu lagi dengan si Keling yang membuat ku harus terjebak disini. Dengan tatapan penuh dendam aku ahirnya membuka tas ku dan memperlihatkan pada mereka semua isi dari tas ku tersebut sekaligus memecahkan anggapan bahwa aku akan kabur, tapi yang aku dapati justru penyitaan peralatan Foto ku oleh pengasuh, dan akan di kembalikan jika aku sudah bisa menghafal surah surah, dan ini membuat hatiku benci membara melihatnya. Tapi dari sekian rangkaian kebencian ku padanya ada satu hal yang sangat kontras dapat aku lihat darinya, yakni sikap lembutnya ketika bersama anak kecil tadi dan keluarga pengasuh, suara cemprengnya benar benar hilang saat itu.

Setelah perdebatan ulet dengan pengasuh tadi ahirnya aku di beri waktu satu bulan agar bisa mengambil Kamera ku dengan cara menyetor hafalan surah surah yang di wajibkan bagi santri baru sepertiku, yakni, Al- Kahfi, Al-Mulk, Ar-Rahman, As-Sajadah, Waqi'ah dan Surah Yasin, jika dalam waktu satu bulan aku belum bisa menghafalkan itu, maka waktu pengambilan Kamera ku akan di perpanjang sampai aku hafal dengan benar, ini sungguh berat buatku harus berpisah dengan kameraku terlebih ini masih baru dan aku pas lagi jeru jerune..🤭🤭🤭.

Saat aku sedang mengambil bolpoin ku yang terjatuh di lantai tiba tiba ada seseorang mendorongku dari belakang disertai dengan tawa terbahak bahak dari seorang cewek, begitu aku melihatnya alangkah terkejutnya aku, lagi lagi si Keling yang berdiri di belakangku dan pasti dia juga yang mendorongku tadi, perdebatan kembali terjadi dan dia menuduhku mencari gara gara denganya, dasar cewek aneh mau dilihat dari segi mana orang mencari gara gara denganya, dan aku yang sudah sangat kesal karna Kamera ku yang disita oleh Pengasuh gara gara dia, membuatku lupa diri akan hukuman yang harus aku jalani dan melempar buku ke arahnya lalu terjadilah serangan membabi buta kepadaku darinya dan semua berhenti saat suara Istri dari pengasuh memanggil namanya dengan lantang tepat saat tanganku mendarat dipipinya, aku yakin seyakin yakinya ini pasti akan menjadi masalah baru buat ku secara dia dekat dengan keluarga pengasuh.

Dan semenjak itu aku sangat membencinya setiap ada kesempatan aku pasti akan sengaja mengerjainya serta menjahilinya,meskipun aku tahu kami hanya akan bertemu setiap hari Jum'ah saja tapi aku selalu antusias menunggu hari itu tiba untuk membalaskan dendamku selama satu bulan tanpa Kamera.

Tidak terasa sudah satu tahun disini, dan liburan panjang datang tapi aku enggan sekali untuk pulang karna ternyata disini sangat menyenangkan terlebih di bawah pohon Asem jalan tambak itu sungguh membuat ku jatuh cinta dan enggan untuk pulang, kalaupun aku pulang yang ada aku hanya akan di tinggal oleh Mama mengerjakan seluruh bisnisnya saja jadi aku memutuskan akan tinggal disini sampai saatnya nanti aku harus pulang, dan di pohon Asem itu juga aku sering bertemu tanpa sengaja dengan si Keling, dia mengaku kalau itu adalah tempat favoritnya dari kecil dan disana juga aku sering tanpa sengaja melihat dia memanjat pohon Asem itu dan akan menlancarkan hafalanya di atas pohon.

Semakin kesini semakin aku tidak mengenalinya karna ternyata begitu banyak rahasia yang tidak aku ketahui tentang dia, dan dia akan menjadi seperti orang lain saat sedang melancarkan hafalanya karna pada saat itu suara cemprengnya akan berubah sangat lembut serta mendayu dayu membuat setiap yang menderngarnya seperti ada sesuatu rahasia besar yang hendak di sampaikan dari setiap caranya mengaji, padahal setiap ayat dari Al-Qur'an itu sama tapi mengapa aku tidak bisa mengikuti cara dia membaca, karna setiap aku mendengarkanya pasti akan beda beda dan tak jarang sampai membuatku merinding, ada sedih juga bahagia juga berbagai emosi dari cara dia melafalkanya.

Pemandangan apa ini saat sore ini aku hendak pergi ke tempat biasa, kenapa dia menatap seseorang itu dengan sangat lembut begitupun dengan seseorang yang berada di depanya, mereka saling tersenyum menyiratkan kerinduan di antara mereka, apa dia punya pacar,.? tanya konyol hatiku dan dengan sengaja aku merusak moment bahagianya itu, meninggalkan mereka dengan muka payah sekali,lalu aku menunggunya di balik benteng yang menjulang dan tak lama dia keluar maka sifat jahilku kambuh lalu mengagetkanya, melihat dia terjatuh dan mengerang kesal kepadaku entah mengapa membuatku sangat bahagia sekaligus terhibur, kejar kejaran tak terelakan lagi saat aku mengambil hadiah dari pacarnya itu, entah karna apa dia tiba tiba berhenti dan kamipun terjatuh dengan posisi dia berada di bawahku, baru kali ini aku melihat wajahnya dari jarak yang sangat dekat.

Kulit wajahnya gelap namun bercahaya dan pandanganku seperti tidak mau meninggalkan matanya yang ternyata sangat indah itu, mata jernih kecil berbentuk elips dengan bulu mata panjang lurus kebawah tidak ada lentik lentiknya sama sekali, sungguh sangat lucu saat di buatnya menggerjap beberapa kali, dan entah mengapa darah di jantung ku tiba tiba berdesir melihat matanya sebelum ahirnya dia memukul ku.

Bayangan matanya yang mengerjab terus saja menghantui pikiranku hingga malam tiba dan baru kali ini selama 17 tahun umurku aku merasakan hal aneh pada diriku, dan dari sekian banyak cewek cewek yang bertebaran disini kenapa harus dia yang membuat ku meraskan sensasi mimpi basah untuk pertama kalinya.

Keesokan harinya aku masih saja terus gelisah ingin melihat matanya yang sungguh sangat lucu menurutku, dan ketika yang ku tunggu tak juga datang aku memilih membeli batre jam dinding di kamar kami yang mati di luar koperasi pesantren. Dan tanpa sengaja aku melihatnya tengah di kelilingin oleh cewek cewek seumuranya yang sangat kontras dengan penampilanya. Pada awalnya aku menikmati pemandangan ini, karna melihat sisi lain dari dia yang tidak sama sekali menjawab olokan temanya dan lain jika bersamaku, namun rasa sakit tiba tiba ikut hadir saat dia bersimpuh memunguti sesuatu yang terjatuh dari stang sepedanya, kulihat bulir bulir beras yang tak seberapa itu hanyut tersapu air hujan yang deras, dan tanganya yang kecil itu mengais dan terus mengaisnya sembari terisak kecil, saat matanya yang sangat lucu itu penuh dengan bulir bening hatikupun ikut menangis terluka, dan ingin sekali aku menguatkanya, tapi yang keluar dari bibirku hanya ucapan singkat untuk mengantarkan dia pulang, untuk pertama kali ini, dia berbicara lembut padaku dan memanggilku dengan sebutan Kang.

Sisa belanja yang hanya tak seberapa itu di taruhnya di dalam kaosnya, lalu pergi meninggalkan aku yang masih terpaku menatapnya tanpa kedip, dan entah atas dorongan apa aku pergi mengikutinya hingga sampai di sebuah rumah atau lebih tepat di sebut gubuk, karna itu sungguh tidak layak di sebut sebagai rumah di sana sini terdapat tembelan dan terlebih di bagian belakang rumah yang di fungsikan sebagai apa aku sendiri tidak tahu,disana dinding yang terbuat dari anyaman bambu itu bolong di bagian bawah dan bisa di buat larian anjing jika berkejaran, remuk redam hatiku membayangkan bagaimana susahnya hidup sebagia dia, dan semua senyum, tawanya serta kegigihanya dalam mencari ilmu menjadi bukti bahwa dia seorang yang sangat kuat menghadapi segala pahit, getir kehidupan, dan saat airmata hendak merembas ikut keluar dari mataku aku berbalik untuk kembali ke Pesantren, dengan berjanji dalam hati bahwa tidak akan ku sia siakan kesempatan belajar yang telah di berikan oleh Mamaku, melihat ternyata begitu masih beruntungnya diriku bisa belajar tanpa harus berkorban apapun...

POV Huda end...

####

Menghela nafas dalam bahkan dalam sekali...

By: Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

Neneng Fauziah

Neneng Fauziah

😭😭😭

2021-09-15

1

Lilik Nurindah Sari

Lilik Nurindah Sari

😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2021-04-04

1

Anita Wahyu

Anita Wahyu

nyesek mak novelmu yg ini banjir air mata😭😭😭

2021-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Untuk Reader's..
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Spesial Anniversary
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 End at 149
150 Extra Part 150
151 Extra Part Egen..
152 Egen dan egen extra part.
153 Last Extra part.
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Untuk Reader's..
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Spesial Anniversary
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
End at 149
150
Extra Part 150
151
Extra Part Egen..
152
Egen dan egen extra part.
153
Last Extra part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!