Part 20

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Perputaran bumi pada porosnya yang memisahkan antara siang dan malam, pagi dan siang, juga memutar waktu menjadikan yang tertinggal di belakang sebuah kenangan, terus saja bergulir tak memerdulikan mereka yang terlena oleh kenangan dan gagal menatap masa depan karna terlalu menikmati rasa yang tidak benar, itu pula yang terjadi padaku empat bulan terahir ini, nilai nilai ku menurun meski tidak drastis tapi itu cukup bagi ku untuk di panggil oleh guru dan memberi peringatan keras terhadap ku.

Cukup, cukup sudah, sekolah hanya tinggal beberapa bulan lagi tentu aku tidak mau keadaan ini terus berlanjut dan membuatku harus mengorbankan beasiswa yang sudah aku incar sedari dulu, yakni bisa melanjutkan sekolah sampai jenjang SMA, mungkin bagi orang lain sekolah sampai ke tahab itu bukanlah hal yang istimewa tapi bagi ku itu layaknya sebuah cita cita yang hanya bisa aku gapai lewat sayap yang ku sebut beasiswa.

Bunda Ikah pernah bilang padaku akan lebih baik jika aku ikut melanjutkan sekolah di Ahliyyah bersama Mbak Fika, dan soal biaya Bunda Ikah dan Gus Farid yang akan menanggungnya asalkan aku mau belajar dengan tekun dan bersungguh sungguh, tapi bagiku selama aku bisa berusaha sendiri, aku akan lebih nyaman melakukan hal itu timbang harus menambah rasa hutang budiku pada mereka yang terus menumpuk dan menumpuk setiap harinya.

Maka karna itulah aku selalu berusaha agar nilai ku tidak sampai jeblok dan empat bulan ini memang terparah banget dalam sejarah nilai ku sampai sampai Guru memanggilku, ku pastikan setelah pulang untuk 2 hari ini aku akan memgembalikan nilai nilai ku seperti sedia kala dan ku pastikan aku akan mendapat beasiswa di tempat Anoman menuntut Ilmu sekarang, yakni SMK Negri di Kecamatan.

Sore ini hati ku cukup bahagia karna datangnya surat dari adik ku Mamad, baiklah, baiklah Ghani, dia mengabarkan bahwa keluarga ku yang berada di Kalimantan semuanya baik baik saja dan usaha Ayah sudah mulai jalan, dan insya'Allah jika tidak ada halangan yang mencegah usaha Ayah berkembang maka sekitar dua tahunan lagi, Ayah akan menjemputku untuk tinggal bersamanya, tak lupa juga Ayah menitipkan sedikit Uang untuk aku dan Emak yang di kirimnya lewat tetangga kami.

Bukan dari nominal Uangnya yang membuatku bahagia mendapat kabar dari Ayah ku, tapi lebih pada cintanya untuk ku yang tidak berkurang meski jarak memisahkan kami, itu jauh sekali dengan Maslikah yang sama sekali tidak menginginkan aku hadir di kehidupanya, yang telah bahagia berkelimang harta. Meski aku belum pernah bertemu denganya tapi foto serta alamatnya masih terekam jelas di ingatan ku dan tidak akan sampai ku lupakan saat nanti aku ada kesempatan mendatanginya dan menuntut penjelasan darinya.

Dengan menggunakan pakaian serba putih, seperti biasa aku berjalan menjemput Ilmu di Pesantren Gus Farid, tapi kali ini dengan sunggingan senyum manis dan tentu saja tanpa pemanis buatan seperti minuman kemasan,🤭🤭🤭🤭.

Pelan tapi pasti langkah kecil ku semakin jauh meninggalkan rumah, ku sertai senandung lantunan ayat ayat Suci dengan berbagai cara baca yang beda beda.

"Lagi seneng nih kayaknya.." kata Anoman yang tiba tiba muncul di pertigaan jalan, aku hanya memutar bola mata ku jenggah lalu kembali melanjutkan langakahku dan terus mengacuhkan dia yang mengekori ku.

"Ling, aku ada kejutan untuk mu.." katanya lagi setelah aku mengahiri lantunan ayat Suci ku, ku toleh dia dan dengan cepat dia mensejajari langkah ku.

"Jauhan.." ucap ku.

"Kenapa sih, kamu kayaknya menghindar dari aku beberapa bulan belakangan ini.." katanya

"Syukur kalau nyadar.." jawab ku singkat.

"Mana bisa gitu, kamu kan sudah jadi teman ku, harusnya..." ku potong ucapanya..

"Ralat, kamu yang maksa aku jadi teman kamu.." ucap ku.

"Apa karna Gus Hafidz waktu itu.." katanya langsung pada poinya dan tanpa basa basi, aku langsung menghentikan langkah ku dan memandang lurus ke arahnya.

"Kenapa sih suka banget ikut campur.." ucap ku kemudian langsung kembali berjalan.

"Enggak ikut campur, cuma curiga saja.." jawab nya enteng dan langsung memgambil tas yang ku pegang lalu lari mendahuluiku, dan mau tidak mau aku berusaha untuk mengejarnya yang berlari ke arah tempat yang sudah empat bulan ini tidak ku datangi, pohon Asem.

Sesampainya di sana Anoman segera meraih tali yang mengantung di dahan paling bawah pohon Asem tersebut, dan jatuhlah dua ayunan yang tebuat dari kayu yang di talikan di dahan besar.

"Kamu menyakitinya.." kata ku saat dia sudah mendudukan dirinya disana.

"Ayolah, aku sudah susah payah membuat ini untuk kita,.." katanya dengan sudah mengayunkan kakinya..

"Kayak anak kecil, baiklah karna aku sedang bahagia saat ini jadi aku kabulkan permintaan mu.." ucap ku, dengan berjalan menuju ke ayunan tersebut dan mendudukan diriku disana, di samping ayunan Anoman. Kami diam menikmati angin yang membelai pelan wajah kami saat tubuh kami mengikuti gerak ayunan yang terus terpacu oleh kaki kami, setelah cukup lelah kami sama sama berhenti dan tanpa sengaja pandangan kami saling bertemu lalu terkunci untuk beberapa saat, dan setelah tersadar dengan segera aku membuanganya begitu saja ke arah lain.

"Sebentar lagi aku sudah mau ujian ujian dan ujian, kamu juga kan..?" katanya pelan.

"Iya.." jawab ku singkat lalu menatap jauh ke depan ke arah Matahari yang telah bersemu jingga di ufuk barat.

"Dan juga Khotmil akan semakin dekat, kayaknya aku akan sedikit sibuk dan kita bakal jarang bertemu.." lanjutnya seolah berbicara pada dirinya sendiri dan ada seperti kesedihan karna tidak bisa bertemu dengan ku.

"Tidak masalah, aku akan lebih bersyukur jika itu benar, dengan begitu aku tidak perlu menjadi korban kejahilan serta ke narsisanmu.." jawab ku cuek.

"Jangan sampai kamu merindukan aku ya.." katanya dengan tawa khasnya..

"Weekkk banget.." ucap ku dengan gaya mau muntah.

"Habis ini kamu mau melanjutkan kemana..??" tanya nya keluar dari bahasan semula.

"Belum tau.." jawab ku menunduk memperhatikan ujung sandal ku yang berbanding terbalik dengan sandal yang tengah di pakai oleh Anoman, dari segi manapun saja kami jelas berbeda..

"Menurutmu Mbak Fika bagaimana..??" tanya ku dan rasanya aku mau merutuki diriku sendiri karna telah keluar tanya seperti itu padanya..

"Mbak Fika.?, kenapa dengan Mbak Fika..?"

tanyanya heran..

"Ya nanya saja, menurutmu Mbak Fika itu bagaimana..?" ulang ku.

"Mau jawaban seprti apa, sebagai seorang laki laki atau sebagai seorang Santri pada Ningnya.." jawabnya dan Deg.. kenapa hatiku berdenyut ngilu saat dia menjawab seperti itu, serta membuat kepalaku makin tertunduk dalam lalu dengan cepat aku menoleh ke arahnya agar tidak begitu ketara bahwa ada rasa aneh yang ikut menyelinab disana.

"Terserah saja.." jawab ku pelan kemudian.

"Sebagai seorang laki laki, jelas menurut ku dia cantik, juga manis, serta berahlaq bagus tentu tidak ada kuranganya, dan sebagai seorang Putri dari Kyai dia sangat pandai dalam menempatkan dirinya juga sopan santunnya sangat terjaga, di tambah kata katanya yang senantiasa lembut menambah nilai bagainya.." jawabnya dengan memandang lekat kepadaku, aku tersenyum lalu mengangkat tangan ku ke depan dan menyingsingkan sedikit lengan bajuku..

"Juga berkulit bersih.." kataku, " Dia tentu menjadi idaman bagi setiap laki laki ya.." lanjutku dan kembali menunduk,

"Bisa jadi, tapi kan setiap laki laki itu punya selera masing masing, kadang ada yang suka dengan yang hitam manis, kadang ada yang suka dengan cewek rame, ada juga yang suka denga cewek yang supel,." jawab nya lalu kembali memandang ke arah ku, "Kalau menurutmu laki laki seperti apa yang kamu inginkan.." tanyanya dan seperti langsung mambidikan anak panah kepadaku dengan pertanyaanya ini.

"Entahlah, yang pasti bukan seperti kamu.." jawab ku lalu berdiri hendak meninggalkanya namun dengan segera dia menarik tangan ku..

"Apa apaan sih..". ucap ku tegas dan langsung mengibaskan tanganya.

"Bukan gitu, rokmu kayak kena darah.." ucapnya pelan seperti malu sekali mengatakan hal itu padaku,..

"Apa.." jawab ku kaget dan langsung memutar sisi rok ku, jelas saja itu adalah darah tapi darah apa aku tidak tahu, aku semakin bingung dan takut,

"Darah apa ini.." tanya ku padanya dan dia makin heran denganku yang belum tau itu darah apa yang tercetak di rok putih ku.

Di helanya nafas dalam sebentar kemudian dia menjawab tanya ku dengan pertanyaan juga.

"Kamu enggak waktunya kedatangan tamu kan. ??" jawabnya..

"Tamu, tamu apa..?"

"Tamu bulanan, menstruasi, hai...." spontan aku langsung berteriak mendengar ucapan itu keluar dari mulut seorang laki laki..

"Stoppp..." ucap ku lantang, dan dengan segera tersadar darah apa ini yang berada di rok ku, ini adalah haid pertamaku dan dosa apa aku hingga Anoman yang harus menyaksikan transisiku dari seorang anak anak menjadi seorang gadis..

"Jangan bilang ini pertama kali buatmu.." katanya dengan menutup mulutnya menertawaiku jelasnya.

"Terus aku musti gimana.." tanya ku koyol dan segera berjongkok karna dengan tiba tiba perut ku terasa kram..

"Cepat pulanglah, tanya sama sohib kamu, jangan bilang kalau sohib kamu itu juga belum pernah dapet.." katanya sambil melepas jaket Hoodie yang di kenakanya.

"Ngawur saja, tapi ide kamu ada benernya juga sih.." kataku, langsung berdiri dan hendak lari namun lagi lagi pergelangan tangan ku di tahan oleh Anoman..

"Apa lagi sih..." ucap ku kembali ingin mengibaskan tanganya namun masih tetap di tahan olenya..

"Kamu itu bodoh atau apa, apa kamu mau semua orang lihat darah yang ada di rok kamu itu, rentangakan tangan.." ucapnya dengan nada tegas dan entah kenapa aku begitu menurut kepadanya mungkin karna aku merasa apa yang di ucapkannya ada benarnya juga. Lalu dia mendekat ke arah ku dan memakaikan jaket di pinggang ku untuk menutupi rok yang terkena noda darah tersebut, jarak yang begitu dekat itu membuat hidung ku mencium aroma Farfum yang di gunakanya dan tanpa persetujuan dariku jantungku tiba tiba berdesir lembut saat tanganya mulai mengikat jaket tepat di perut ku.

"Aku menyukai cewek hitam manis, cewek yang sepertinya selengekan tapi seorang Hafidzul Qur'an, yang kelihatanya nakal tapi sangat manis, yang kelihatanya suka tidak perduli tapi sangat baik dan juga berhati lembut, aku maenyukai mu Zazilla Ni'mah Maulidia.."

ucapnya pelan dan teratur, dan semua ucapanya selesai tepat saat dia selesai juga mengikat jaket di pertutku.

Aku membeku untuk beberapa saat bahkan senyum samarnya membuat desiran halus yang berada di dalam sana sedikit menggila, setelah aku tersadar dari keterbekuanku aku berbalik dan langsung berlari meninggalkanya seorang diri. Ku cerna setiap kata yang keluar dari bibirnya tadi di tambah aroma Farfum yang menguar dari jaket yang tengah melilit di pinggang ku menambah hanyalanku saat berlari, seakan akan aku berlari di tengah tengah taman bunga Mawar yang bermekaran, namun seketika itu pula aku tertusuk oleh salah satu duri dari tangkainya saat tiba tiba kata kata Mbak Fika ikut masuk dalam hayalan ku..

"Hatiku berdebar oleh salah satu penghuni kamar itu mbak Zill, dan senyum manisnya membuatku bersemangat.." ketika kata itu terlintas di benak ku aku terpental kembali ke dunia nyata dan harus kembali memendam semua rasa ini seorang diri, meguburnya di dasar bumi yang paling dalam.

Bersambung...

####

Nah loh.. Emak menyapa kembali, sok tadi yang minta nambah udah Emak kasih tambah lagi, jangan lupa kasih tambah Like, Coment dan Votenya..

Love Love Love...

💖💖💖💖💖💖

By: Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

mba_yulibae

mba_yulibae

kamu jahat Mak...kau buat q ikut 😭

2022-07-27

0

uyiz & ruby

uyiz & ruby

tuh kn kejadian jga
fuh gmn tu zill😢

2021-07-12

1

Fanny

Fanny

kenapa kow jadi sedih ya saat anoma nyatakan cintanya,,, ingat ma Fika😭😭 g rela zilla akan mengalah, demi janji persahabatan nya

2021-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Untuk Reader's..
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Spesial Anniversary
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 End at 149
150 Extra Part 150
151 Extra Part Egen..
152 Egen dan egen extra part.
153 Last Extra part.
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Untuk Reader's..
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Spesial Anniversary
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
End at 149
150
Extra Part 150
151
Extra Part Egen..
152
Egen dan egen extra part.
153
Last Extra part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!