Part 06

Happy Reading...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Pagi datang kembali dengan kehangatan sinar mentari setelah hujan dari habis dzuhur kemarin hingga semalam entah jam berapa baru reda, sisa sisa air hujan yang masih menempel di dedaunan bersinar bak kristal yang menyilaukan mata tatkala sinar matahati jatuh menimpanya, kehangatan dari sinar matahari itu semakin menghangatkan tubuhku saat tubuh tuanya itu sudah kembali beraktifitas seperti sedia kala, tangan tua itu sangat terampil dan cekatan dalam menyiapkan sarapan buat kami berdua, yakni nasi aking dengan sambel terasi, karna beras kemarin yang hanyut terbawa air itu ahirnya kami pagi ini hanya bisa memasak beras aking yang sudah barang tentu harganya lebih murah di banding dengan beras biasa, di karnakan beras aking hanya nasi basi yang di jemur sampai mengering hingga bentuknya kembali menjadi beras tapi lehih keras dan tidak seputih beras, setidaknya nasi aking yang di urap dengan kelapa serta garam dan di lengkapi dengan sambal terasi osek bisa sebagai penganjal perut sebelum berangkat mengais rezeki kembali hari ini.

Senyum ku kembali terbit dengan berbinarnya mata tua itu, tidak akan ada kesedihan selama dia wanita tercantik dalam hidup ku kembali dapat beraktifitas dan mengomeli ku lagi serta tubuh tuanya yang masih gesit akan berjalan kesana kemari, di sertai tanganya yang akan sedikit sedikit menabok punggung, atau bahuku, itu di lakukan karna sangking sayangnya dia padaku, bagaimana tidak tingkahlah ku yang seperti laki laki di tambah yang sedikit bandel selalu membuatnya berhasil ngomel ngomel setiap harinya, apa lagi kalau sudah mencari ku ke semua tempat tidak ketemu dan menemukan aku tengah berada di atas pohon, tidak akan tangung tangung lagi ngomelnya, pasti akan terjadi live streming saat itu juga..🤭🤭🤭, tapi meskipun aku bandel dan pecicilan sekalipun aku tidak pernah malu melakukan pekerjaan apapun asalkan itu halal buat kami, semua aku terima dengan senang hati, tanpa mengeluh sedikitpun asal dia masih bersamaku aku pasti akan kuat..

"Zill, Emak berangkat kerja dulu, jangan lupa nanti kamu ke ndalem,.." pamit Emak sebelum melangkah keluar dari rumah..

"Iya Mak, nanti Zilla nyusul ke pabrik kalau sudah selesai nyuci.." jawab ku..

"Tidak usah nyusul Emak, kamu langsung le Ndalam saja.."

"Sudah Zilla bilang, sekarang masih libur Mak.." kataku sembari tangan ku cekatan menarik kain jarik yang di buat selimut untuk kami, dan hendak mencucinya..

"Ya kamu bantu bantu saja di sana, siapa tahu banyak tamu, ya sudah Emak berangkat, Assalamu'alaikum..."

"Wa'alaikumussalam..." jawab ku dan langsung merapaikan dipan tempat kami tidur, lalu mengangkat bantal yang kebocoran kemarin untuk di jemur. Saat tiba tiba beberapa surat jatuh dari bawah aku tertekun untuk beberapa saat kemudian teringat akan surat yang di berikan oleh pakde Mukmin kemarin,ku pandangi sebentar sebelum ahirnya tangan ku terulur meraihnya dan menaruhnya di dipan depanku lalu aku tinggalkan itu disana untuk melakukan pekerjaan ku.

Denting jam di Masjid yang cukup keras sembilan kali menghentikan aktifitasku bersih bersih yang sudah usai setelah menjemur tikar juga sarung bantal dan kemudian kembali kedalam dengan mengerjapkan mataku beberapa kali karna masih gelap, ketika hendak pergi ke dapur mengambil air minum mataku tiba tiba tertuju pada beberapa surat yang tengah teronggok di atas dipan karna tirai dari pintu aku cuci maka tidak ada lagi pembatas disana, tiba tiba rasa penasaran ku timbul dan ingin sekali segera tahu apa sebenarnya isi dari surat surat itu, dengan tergesa setelah dari dapur aku masuk kemar dan mengambil surat surat ku bawa ke bagian ruang tamu.

Ku periksa satu persatu surat surat itu, dan kebanyakan tertulis dari Masrukin, aku berfikir sebentar tentang nama itu dan setelah aku ingat aku membulatkan mulutku membentuk huruf O besar, sambil bergumam..

"Ohhh pakde Ukin, ternyata masih sering berkirim surat sama Emak,.." gumamku sambil membuka suratnya, Pakde Ukin adalah anak Emak yang pertama dan jumlah anak Emak ada berapa aku sendiri juga tidak tahu karna Emak tidak mau menjawabnya jika ku tanya dan akan bilang jika aku yang akan paling baik di antara semuanya, Pakde Ukin tinggal di Jawa Tengah dan seingatku hanya dua kali datang kesini menjenguk Emak, itupun tanpa anak Istrinya, tau sendiri perjalan dari Semarang ke Banyuwangi itu cukup lama selain juga butuh biaya banyak pasti akan berat buat Pakde untuk membawa ikut serta anak istrinya jika tidak memiliki uang saku yang dobel, aku tersenyum membaca isi surat Pakde Ukin yang menuliskan tentang kerinduan kepada Emak juga menceritakan anak anaknya termasuk ankanya yang baru lahir lalu melipatnya dan memasukan kembali ketempatnya..

Tanganku beralih pada amplop yang masih sangat baru, yakni surat kemarin yang kata Emak dari kelurahan, tapi ternyata itu tidak benar karna pada nama pengirim tertulis dengan jelas nama Maslikah serta beralamatkan dari kota Surabaya, aku mengerutkan dahi pelan sambil berfikir kenapa Emak mesti berbohong padaku, lalu dengan berhati hati aku membuka, tidak hanya kertas disana tapi juga sebuah foto ukuran 4R yang memperlihatkan seorang wanita cantik tengah tersenyum bahagia dengan memeluk seorang gadis cantik pula yang mungkin seusia ku atau bisa jadi lebih tua aku atau muda dariku, kulitnya yang putih bersih di tambah pakaian yang bagus serta senyum yang bahagia membuatku enggan untuk berpaling dari foto tersebut dan sebentar saja membayangkan bahwa gadis di foto itu adalah aku betapa aku akan bahagia seperti dia.

Setelah sejurus aku terpana oleh foto itu aku kembali ke dunia nyata lalu mengambil secarik kertas yang berada di dalamnya kemudian membacanya, tidak ada yang sepesial dari surat itu selain menyatakan bahwa sekarang hidupnya bahagia, tidak seperti isi surat Pakde Ukin yang menuliskan tentang kerinduanya dengan Emak, dan biayalah yang menjadikan kendala akan rindunya untuk Ibu yang telah berjuang membesarkanya, aku terus membaca isi surat itu hingga hampir habis, lalu menganggkat bahuku tidak mengerti atas kepentingan isi surat tersebut, jika memang hidupnya sudah bahagia kenapa tidak membawa serta Emak dalam hidupnya tapi justru membiarkannya menjalani hidup di masa senjanya dengan susah payah dalam garis kemiskinan.

Mataku tertekun seketika saat namaku di sebut dalam surat itu juga tidak percaya akan tulisan itu hingga membacanya berulang ulang.

"Mak, jika ingin saya menjenguk sampean katakan pada Zilla bahwa Ibunya sudah tidak ada lagi, katakan padanya bahwa saya adalah saudara kalian, atau ungsikan Zilla dulu ke suatu tempat, saya tidak mau Zilla menjadi penghalang kebahagiaan saya dengan keluarga yang baru, usahakan agar saya tidak perlu lagi ketemu dengan Zilla.."

Aku tidak sanggup lagi meneruskan membaca surat itu, aku tidak pernah merasa tidak seberharga ini selama hidupku, di buang oleh Ibu kandung dan tidak di inginkan di kehidupanya, senyum sinis sekaligus sesak di hati langsung menjalar dan dengan secepat kilat aku merapikan kembali surat surat itu lalu keluar dari rumah berlari sekuat yang aku bisa menuju tempat dimana aku akan merasa lebih lega.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Nafas ku ter engah engah saat aku sampai di tengah tambak di bawah pohon Asem yang tinggi menjulang, ku tengadahkan wajahku memandang ke atas dan sembari berteriak teriak tidak jelas, setelah puas berteriak teriak aku bergegas naik ke atas pohon, naik dan terus naik hingga sampai di dahan yang paling tinggi, menyalurkan emosiku melalui hafalan ku di sertai dengan airmata yang mengucur, dengan nafas tersengal sengal serta isakan isakan aku terus melantunkan hafalanku dengan suara yang lantang, entah sudah berapa lamanya aku di atas sini dan saat aku sudah mulai lelah aku turun dengan sudah menghapus airmata ku serta sudah melatih senyum terlebih dahulu.

"Dueerrr...." suara seseorang mengagetkan ku hingga membuatku terpeleset dari pijakan ku lalu jatuh berdentam di tanah yang hanya tinggal beberapa jengkal saja, tawa terbahak bahak langsung menyeruak masuk di telingaku yang sudah aku tau itu suara jelek milik siapa, ya siapa lagi kalau bukan Anoman si orang jahil dan ngeselin. Setelah menghela nafas kasar dan di sertai memasang muka jutek aku langsung berdiri dan berbalik menatapnya yang tengah tertawa lebar menyaksikan kesialan ku bertemu denganya..

"Puas,.." kataku singkat dengan memandang mukanya yang seperti tanpa dosa tengah memandang ku juga dengan intens..

"Muka kamu lucu banget, enggak punya cermin apa di rumah, udah mata jelek di buat sembab dimana mana.. ha..ha..ha.." katanya lalu kembali tertawa lagi sambil memegangi perutnya, seolah memang aku pantas sekali di tertawakan..

"Bodoh amat, perduli setan dengan kamu.." jawab ku lalu hendak berlalu dari hadapanya..

"Ihh orang jelek marah, malah makin jelek..."

katanya dengan menghalangi jalan ku..

"Minggir enggak.."

"Sayangnya enggak mau.."

"Minggir..." kataku sudah mulai ngegas..

"Enggak..." jawabnya dengan masih tersenyum jahil..

"Apa sih maunya situ.." tanya ku ahirnya..

"Nahhh itu yang aku tunggu tunggu, emang kamu enggak ngerasa bersalah apa sama aku.."

"Salah apaan, perasaan aku enggak ngelakuin apa apa.."

"Sini..." katanya dengan langsung menarik tangan ku kembali di bawah pohon Asem.

"Duduk gih.." lanjutnya setelah mendudukan dirinya sendiri di atas rumput, lalu menyuruhku ikut duduk di sampingnya dengan isyarat matanya..

"Enggak mau, buang buang waktu.." jawabku

"Aku bilang duduk, bandel banget sih di bilangin.." katanya dengan langsung berdiri dan meraih bahuku mendudukan di tempatku berdiri tadi, lalu dia duduk di hadapanku sedikit jauh.

"Gini kan enak, nih makan.." lanjutnya dengan memberikan ku sebungkus roti..

"Tidak usah, trimakasih" kataku dengan mengembalikan sebungkus roti itu.

"Makan saja dari pada aku buang.." lanjutnya dengan membuka bungkus rotinya dan memberikan lagi padaku

"Ini tidak gratis, jadi jangan ge-er duluan, aku mau menawarkan kerja sama yang bagus buat kita.." aku tersenyum sinis juga bergumam pelan..

"Ngomong aja enggak usah berkumur kumur kayak gitu, hobi kok ngedumel dikira semua orang paham dengan bahasa aneh mu itu, makan enggak rotinya kalau enggak aku buang.." katanya dengan mengambil roti dalam gengamanku hendak membuanganya..

"Sini, dikira cari makan itu engak susah apa, main buang buang saja, tidak semua orang seberuntung sampean Kang..." kataku dengan langsung menyahut roti dari tanganya dan langsung memakanya, demi Allah ini rasanya sangat lezat, lembut di mulut dan manis serta ada rasa yang seperti pahit yang tiba tiba pecah di mulut ku, aku menikamati setiap gigitan ku dengan terkagum kagum dengan segala ni'mat Allah yang telah memberikan indra perasa dan membuatku merasakan ni'matnya makan sebuah roti, kini aku tau jadi seperti ini rasanya roti yang sedari dulu hanya ada dalam angan anganku saja dan hanya akan menelan salivaku saat melihat orang memakanya sembari membayangkan rasanya.

"Kayak enggak pernah makan roti saja.." ucapan singkat itu langsung membuatku tersadar bahwa sedang ada orang lain di sampingku, dan mau tidak mau aku harus sadar bahwa dia juga orang yang telah memberikanku roti di tanganku..

"Memang ini untuk pertama kalinya aku makan roti, jadi seperti ini rasnya, yang pahit juga seperti meledak di mulut itu apa yah..?" kataku dengan jujur juga sekaligus bertanya padanya..

"Ha..ha..ha.., ada orang di dunia ini yang baru pertama kali makan roti kayak kamu,.." jawabnya seolah tidak percaya padaku..

"Memang ini baru pertama kali buatku, lagi kan sudah aku bilang setiap orang tidak seberuntung sampean,.." kataku dengan membuang pandanganku jauh ke tambak..

"Baiklah lupakan saja, itu tadi namanya coklat, itu tadi tidak gratis ya, kamu ingat kan.." katanya..

"Iya ingat, lalu apa yang harus aku lakukan untuk membayarnya.." jawab ku setelah menelan gigitan terahirku..

"Aku hanya mau kamu menyimak hafalan ku, atau sebaliknya, gimana setuju..?" katanya dengan mengulurkan tanganya..

"Hemm sepertinya tidak akan sulit, baikalah ayo mulai.." kataku kembali merapikan duduk ku dan menghadapnya lagi..

"Siapa bilang hari ini, besok saja di mulai, lagian juga masih libur Pesantren.." jawabnya enteng saja..

"Ehhh, enggak bisa gitu, rotinya sudah aku telan masak aku harus punya hutang sama kamu.."

"Anggap saja sebagai uang muka kerja sama.."

"Enggak bisa gitu dong, iya nanti kalau aku masih di beri kelonggaran waktu atau masih di beri umur panjang sampai besok, masak aku mat...."

"Ya sudah sebagi pembuka kerja sama kita, aku dengarkan kamu hafalan.." potongnya

"Apa.."

"Iya, kamu yang hafalan aku dengarkan.."

"Tap.. tapi.."

"Ya aku tau kamu sudah lama hafalanya, kemungkinan juga sudah mau khatam, ya sudah gih baca saja kenapa sih, perkara aku ngerti apa enggak itu tanggung jawab kamu sendiri.."

"Kok jadi gitu, kan sampean yang...."

"Kan tadi sudah saya bilang besok saja di mulainya, siapa juga yang ngenyel, lagian udah mau dzuhur, jadi besok jam 09.30 sudah sampai sini,.." katanya dan langsung berdiri dari tempatnya hendak beranjak dari situ..

"Tunggu, tunggu, saya kadang mesti kerja kalau pagi, gimana kalau sore saja sambil menunggu sunset seperti biasanya kita enggak sengaja bertemu disini.." ucapku membuat penawaran..

"Baiklah, besok kita ketemu disini menjelang sunset.." katanya dengan sedikit mengulas senyum hangat, atau aku yang salah lihat karna itu hanya sekilas bahkan sangat sekilas juga samar..

"Baiklah Kang, oh iya trimakasih kemarin sudah membantu saya, Assalamu'alaikum.." kataku lalu berbalik dan meninggalkanya yang masih berdiri di tempatnya, sambil berjalan aku berfikir tidak semua yang awalnya tidak baik akan tetap seperti itu, buktinya kang Huda yang kini sudah sedikit bersikap baik padaku meskipun kata katanya masih ngeselin, dan harapan terbesarku adalah sikap Ibu ku yang tidak menginginkan aku hadir di dunianya juga akan membaik dengan seiringnya waktu, aku rela pergi kemanapun agar dia datang menemui Ibunya yang tak lain adalah cinta ku juga nyawaku, apapun yang tersisa di hatiku untuk nama seorang Maslikah mudah mudahan bukan sesuatu yang akan menjadi bara di kemudian hari, walau bagaimanapun dia telah berjasa melahirkan aku ke dunia ini, dan semoga saja meskipun aku tidak di inginkanya tapi aku lahir atas nama cinta darinya bukan seperti kata orang orang kepadaku..

#####

Bersambung dulu..

Para Reader trimakasih sudah setia untuk emak Maydina,

Emak masih setia menunggu untuk Like, coment serta Votenya untuk penyemangat...

Love Love Love...

💖💖💖💖💖💖

By: Ariz kopi

@maydina862

Terpopuler

Comments

Daffodil Koltim

Daffodil Koltim

emakx zilla sungguh terlalu,😈😈😈 tp salut dng zilla smua yg bergejolak dhatix dbawa kpd hal2 yg baik,,,💞💞💞🙏🙏🙏

2021-01-30

1

Endang Werdiningsih

Endang Werdiningsih

smoga suatu saat maslikah yg mengemis buat diakui sebagai ibu oleh zilla

2020-08-19

2

Rika novita sari lasmidi

Rika novita sari lasmidi

Tu maslikah boleh dak di sambelin......😡😡😡


Aku tahu itu roti sari****** yg isi coklat kesukaan ku.. 😋😋😋😋

Semangat mak semoga kelak kalo ketemu sama maslikah aku gak emosi biar bisa rujakan..... 😎😎😎

2020-06-30

2

lihat semua
Episodes
1 Part 01
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Untuk Reader's..
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Spesial Anniversary
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Part 111
112 Part 112
113 Part 113
114 Part 114
115 Part 115
116 Part 116
117 Part 117
118 Part 118
119 Part 119
120 Part 120
121 Part 121
122 Part 122
123 Part 123
124 Part 124
125 Part 125
126 Part 126
127 Part 127
128 Part 128
129 Part 129
130 Part 130
131 Part 131
132 Part 132
133 Part 133
134 Part 134
135 Part 135
136 Part 136
137 Part 137
138 Part 138
139 Part 139
140 Part 140
141 Part 141
142 Part 142
143 Part 143
144 Part 144
145 Part 145
146 Part 146
147 Part 147
148 Part 148
149 End at 149
150 Extra Part 150
151 Extra Part Egen..
152 Egen dan egen extra part.
153 Last Extra part.
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Part 01
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Untuk Reader's..
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Spesial Anniversary
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Part 111
112
Part 112
113
Part 113
114
Part 114
115
Part 115
116
Part 116
117
Part 117
118
Part 118
119
Part 119
120
Part 120
121
Part 121
122
Part 122
123
Part 123
124
Part 124
125
Part 125
126
Part 126
127
Part 127
128
Part 128
129
Part 129
130
Part 130
131
Part 131
132
Part 132
133
Part 133
134
Part 134
135
Part 135
136
Part 136
137
Part 137
138
Part 138
139
Part 139
140
Part 140
141
Part 141
142
Part 142
143
Part 143
144
Part 144
145
Part 145
146
Part 146
147
Part 147
148
Part 148
149
End at 149
150
Extra Part 150
151
Extra Part Egen..
152
Egen dan egen extra part.
153
Last Extra part.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!