Jungkook Mansion's,
Sinb tidak suka perasaan seperti ini.
ia kira dengan berendam akan menenangkan pikirannya, namun kenapa hingga detik ini, setiap kali memejamkan kedua mata bahkan di dalam bak mandi yang berisi aroma terapi kesukaannya, rasa takut itu masih terus menyerang.
Bayangan bagaimana jungkook akan tahu dan marah saat ia pergi ke London bukan sebagai wakil dari perusahaan, melainkan hanya demi kabur dari pemuda itu lalu menemukan seseorang yang tepat untuk dirinya, sungguh hal itu membuat sinb bergidik ngeri.
Ia pasti akan langsung di bunuh, pikirnya yakin.
Bagi seorang jeon jungkook yang memiliki harga diri tinggi, di khianati seperti itu oleh tunangannya sendiri tentu sama halnya dengan meremehkan.
Gadis cantik itu mendesah leleh,
'Ah, London? ' batin sinb.
Ia sendiri pun tidak tahu kenapa tiba-tiba memutuskan untuk pergi kesana. entah karena apa? Yang jelas hari ini, eun woo datang menawari dirinya dengan sangat gamblang untuk menjadi seorang kekasih.
Jujur tawaran itu sangat menggiurkan, apalagi ia hampir di campakan oleh jungkook? jadi, kenapa tidak ia coba saja?
*
Hampir tidak pernah pulang ke rumah setelah malam dimana sinb datang untuk tinggal bersama dengannya, jungkook lebih memilih untuk tinggal di hotel daripada harus menguras tenaga bertengkar setiap hari dengan tunangannya itu.
Namun untuk malam ini, entah kenapa ia memutuskan pulang ke rumah.
Dan siapa sangka, ternyata kepulangannya di sambut dengan baik. Jungkook mendapati sinb yang hanya berbalut gaun tidur pendek sedang mencari-cari sesuatu di kulkas dapur.
Memperhatikan tunangannya dengan sangat santai, jungkook menyilangkan kedua tangan di depan dada, dan tanpa sadar pemuda itu menyunggingkan senyum geli saat tahu apa yang berusaha sinb temukan.
"Jika lapar, kau bisa meminta pengawal Lee untuk membawakan makanan, kenapa harus turun dari kamar dengan menggunakan pakaian se seksi ini hem?? "
Sinb yang tengah meminum air putih pun sontak berbalik, saking terkejutnya, tangan kanan dia tanpa sengaja menabrak pinggiran kulkas hingga membuat gelas berisi air yang ia pegang terjatuh seketika.
"Astaga, hwang eunbi. kenapa kau begitu ceroboh? " Seru jungkook. "Jangan bergerak, tetap diam di sana dan____"
Baru setengah jalan jungkook menghampiri gadis itu, berniat untuk menolongnya, namun di saat waktu yang bersamaan sinb malah bergeser ke samping dan tanpa sengaja membuat kakinya terluka.
"Akh,, " rintih gadis itu kala pecahan gelas yang terberai di atas lantai melukai kaki telanjangnya.
Jungkook yang sudah berada di sisi sinb dengan sigap mengangkat tubuh kecil gadis itu ke atas kitchen set, menjauhkan dari pecahan kaca agar kakinya tidak semakin parah.
"Apa kau tidak mengerti maksud dari jangan bergerak ? " Geram jungkook khawatir.
"Aku hanya coba mencari jalan. "
"Tanpa menggunakan alas kaki? kau bodoh? " Bentaknya.
Jungkook mengabaikan wajah cemberut sinb, dengan sigap ia langsung meraih kotak obat di dalam laci dapur yang selalu asistennya simpan disana. Gadis itu hanya menatap dalam diam saat tangan jungkook dengan telaten menyentuh kaki dan mengobatinya dengan cepat.
"Pelan-pelan,,, " ringis sinb kecil saat menahan rasa perih alkohol yang jungkook balurkan pada luka di kakinya.
"Tahan sedikit, jika tidak di sterilkan luka ini bisa infeksi. " omel jungkook.
"Tapi ini hanya luka kecil, aku tidak apa-apa. "
Jungkook yang sedang mengoleskan salep dan membalut luka tunangannya itu dengan plester mendongak kesal, "Dalam sehari kau hampir tercebur kedalam kolam, dan sekarang melukai kaki, lalu besok apa lagi hah? "
Membuang wajah, sinb lantas berkata dengan sangat lirih. "Tenang saja, toh sebentar lagi kau juga akan segera berhenti tunangan dengan ku. "
Aneh, jungkook tidak menjawab. Ia seolah tidak mendengar kalimat yang di ucapkan tunangannya itu dan hanya sibuk mengembalikan kotak obat pada tempat semula hingga membuat sinb berdehem canggung.
"Sudah selesai, kan? bisa tolong turunkan aku. " pinta gadis itu.
Alih-alih menuruti permintaan tersebut, jungkook malah menyandarkan tubuh pada pintu kulkas lalu menatap sinb dengan senyum tipis yang jarang sekali ia Sungging kan.
Mata gadis itu menyipit curiga, "Apa yang kau lihat? "
Jujur, tunangannya ini sangat cantik. Jungkook akui itu, bahkan tanpa polesan make up sedikit pun, dan tanpa baju bermerek yang selama ini selalu dikenakannya, sinb tetap mempesona.
"Beginikah saat kau menyambut ku pulang? " tanya jungkook dengan seringai jahil.
Tatapan jungkook jatuh pada kain tipis yang membalut sempurna tubuh ramping sinb. Gadis itu bahkan mengikuti arah pandangannya, hingga spontan langsung merapatkan ikatan gaun tidur tersebut dengan cepat.
"Siapa yang menyambut mu! berhenti menatapku.!! " pekik sinb kesal.
Jungkook tergelak kecil, dengan santai ia malah berjalan mendekat kearah sinb dan membuat gadis cantik itu beringsut mundur. Menumpukan kedua tangan diatas meja yang sinb duduki, jungkook mengurung tunangannya itu dikedua sisi hingga membuat dia terperangkap cemas disana.
"Tidak perlu marah seperti itu. Asal kau tahu.... " bisik jungkook lembut, "Aku menyukainya. "
Wajah jungkook yang berjarak hanya beberapa centi dari wajahnya membuat sinb merona, panik, gadis itu menutup wajah dengan kedua tangan dan memejamkan mata rapat.
"K-kau mau apa jeon jungkook? menyingkir dari ku.! " ucap sinb gugup.
Jungkook menghentikan gerakan sebelum hidung mancung nya menyentuh ujung hidung sinb kemudian menahan tawa, "Yak, hwang eunbi. kau____"
Gadis itu sontak membuka mata, ia tersadar jika baru saja dikerjai. mendengus sebal lalu membuang pandangan. Melihat reaksi tersebut jungkook tertawa keras, bahkan tawanya itu terus berlanjut saat sinb mendorong kasar dada bidangnya.
"Sinb... apa kau pikir aku mau,,? " jungkook sengaja menggoda.
Malu dan kesal disaat yang bersamaan, sinb mengambil satu buah apel yang ada di keranjang lalu melemparkannya kearah jungkook.
"Sial, berhenti tertawa.!! "
"Kenapa? kau kecewa karena aku tidak jadi mencium mu? " goda jungkook mengacak rambut sinb gemas.
Gadis itu coba menghindari usapan tangan jungkook dan menatapnya tajam, "Singkirkan tangan mu, kau sudah bosan hidup? "
Jungkook meringis kecil mendengar ancaman tunangannya itu, "Aku tidak pernah tahu kau bisa semanis ini, tunangan? "
"Jeon Jungkook.!! " teriak sinb benar-benar kesal, "kau ingin mati sekarang?!!! ".
*
Sinb menatap berbagai jenis makan memenuhi meja yang baru saja jungkook pesan. Bulgogi, kimbab, ttokpoki, chicken, cola serta soju kini berada di hadapan mereka. Bahkan sinb yakin, jika pengawal Lee dan ke-2 asisten rumah tangga mereka ikut gabung, semua makanan ini tetap akan bersisa.
" Kau berniat membuatku gemuk.? " ucap gadis itu takjub, menatap satu persatu makanan yang menggugah selera tersebut.
"Bukankah itu bagus, tubuh mu terlalu kurus. kau tidak sehat.!! "
Sinb memutar bola mata malas, ia meraih sepotong chicken lalu menggigit nya, "Tidakkah menurut mu semua makanan ini sangat enak? "
Jungkook tertawa pelan, mengambil sesuap kimbab, pemuda itu menyodorkan sekaleng cola pada sinb dan menuangkan soju untuk dirinya.
"Jungkook, itu... Apa aku boleh mencobanya? " tanya sinb penasaran, "Aku sudah pernah melihatnya di drama, tapi belum pernah mencoba seperti apa rasanya."
Jungkook mengikuti arah pandangan tunangannya itu kemudian mengulum senyum, "Soju? kau yakin ingin mencoba? "
Sinb mengangguk cepat, gadis itu menerima uluran gelas dari jungkook dengan penuh kidhmat. Mengernyit kecil saat mencium baunya, sinb tetap meminum cairan tersebut dan membuat jungkook tertawa saat ia menjulurkan lidah merasakan pahit rasa soju di mulutnya.
"Pahit sekali. " protes sinb tidak suka.
"Ini alkohol sinb, " jungkook menjawab geli. "Tentu saja rasanya pahit, kau pikir jus.! "
Pemuda itu meraih gelas sinb lalu menuangkan soju lagi. Namun kali ini untuk dirinya.
"Ehh, bukan untuk ku?? " tanya gadis itu kecewa saat jungkook menenggak minuman tersebut.
"Aku tidak tahu seberapa rendah batas mabuk mu, jadi kau cukup hanya satu gelas saja."
Sinb mendengus sebal, "tidak adil. Kau minum soju sementara aku harus minum cola? memangnya aku anak kecil? "
Jungkook melirik dada sinb lalu tersenyum mengejek, "Kau pasti tahu wanita di sebut dewasa itu dari apa, kan? "
Melengos sebal, sinb menyadari apa maksud jungkook. tentu saja tahu. Tidak ingin membalas pemuda itu lagi, sinb memilih untuk nenyantap makanan dan mengabaikan nya.
Jungkook sendiri tidak tahu sejak kapan? bagaimana? dan karena apa? ... saat ini, detik ini, ia menyadari bahwa dirinya tidak membenci sinb.
koreksi, hanya sedikit membenci, mungkin tidak sebesar dulu.
Malah, menurutnya menggoda gadis itu terasa sangat menyenangkan. Sinb mungkin sering menatap dingin padanya, namun jungkook cukup tahu sifat gadis itu kini seperti apa. Membayangkan eun woo mengincar sinb, meski ia tidak menyukai tunangannya ini,namun tetap saja hal itu membuat ia sangat kesal.
"Apa tadi eun woo menemui mu?! " tidak tahan, jungkook akhirnya bertanya juga.
Pertanyaan tunangannya itu tentang eun woo yang begitu tiba-tiba membuat sinb terbatuk sekilas. mata gadis itu mengerjap pelan meski ekspresinys kini nampak datar.
"Eun woo? anak baru itu? " jawabnya pura-pura tidak mengerti.
Tanpa di beritahupun,hanya melihat reaksi dari tunangannya saat ini, jungkook tahu jika ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan.
"Katakan, kenapa dia menemui mu? "
"Tidak ada, hanya kebetulan lewat. " jawab sinb berbohong.
"Kau pikir aku percaya. " jungkook sudah berusaha menormalkan nada bicara, namun ia masih merasa kesal.
"Apa salah jika seorang sunbae menyapa juniornya? "
"Apa yang kalian bicarakan? " jungkook balik bertanya.
Sinb coba melindungi diri dengan bersikap dingin, "kenapa kau ingin tahu? tidak biasanya. "
"Karena kau tunanganku, dan aku berhak tahu semuanya. " tegasnya.
Sinb menatap tunangannya itu dengan senyum mengejek. "kau mengakuiku sebagai tunangan? jika aku tidak salah ingat, kau tadi pagi meminta kita berpisah satu tahun lagi. dan sekarang, kau ingin memungut ku kembali.. "
"Kalau begitu teruskan saja. " tantang jungkook dengan nada mengintimidasi, "mari kita lihat apa yang akan kau katakan untuk membela bajingan itu. "
"Aku tidak membela dia. aku hanya membicarakan tentang kita, jangan bersikap seolah kita adalah tunangan sesungguhnya. " ucap sinb sontak membuat jungkook terdiam.
Pemuda itu menatapnya, pada detik berikutnya dia nampak ingin bicara namun jungkook memilih tetap diam, merasa tidak enak karena sudah merusak acara makan malam mereka.
Sinb mengheka napas, kemudian bangkit berdiri. "Aku lelah. aku akan ke kamar. " ucapnya pelan.
Jungkook tidak menjawab, ia diam-diam hanya memperhatikan bagaiamana cara sinb berjalan. gadis itu tertatih, bahkan berkali-kali merintih hingga membuat jungkook yang melihatnya mengumpat lirih.
"Jungkook, kau tidak perlu seperti ini. " protes sinb seraya mengalungkan kedua tangan saat dengan tiba-tiba jungkook mengangkat tubuhnya kedalam gendongan.
"Aku tidak sejahat itu pada tunangan ku sendiri, sinb." jawabnya dingin.
Tubuh gadis itu terasa sangat ringan, bahkan jungkook sendiri tidak perlu bingung bagaimana membawa tubuh sinb menaiki tangga, namun ia malah sengaja melanbatkan langkah kaki.
"Jungkook? " panggil sinb lirih, tetapi tidak ada jawaban. Jungkook seperti tenggelam dalam pikirannya, "Hei, jungkook.. "
Setelah beberapa kali meyakinkan diri jika ia bersikap baik pada sinb hanya demi mencegah eun woo mengalahkan dirinya, bukan karena ia berkhianat pada perasaan chaeyeon. jungkook akhirnya menjawab gadis itu.
"Berisik sekali. " jawab nya galak.
Sinb merengut sebal, "Maaf jika tadi aku bersikap kasar padamu, padahal kau sudah menolong ku. aku sebenarnya tidak ingin terus bertengkar seperti ini denganmu, aku hanya ingin kita berpisah secara baik-baik. " jelasnya.
"Apa maksudmu?. "
"Maksud ku,, " sinb menggigit bibir, "Kau bisa kembali bersama dengan chaeyeon. aku tidak perduli. lagipula aku juga akan segera pergi dari sini, jadi bisakah kita tidak membuat keributan yang hanya akan saling merugikan. mari kita hidup dengan tenang hingga satu tahun kedepan. "
Jungkook tidak menjawab, kini langkah kakinya telah tiba didepan pintu kamar sinb, menurunkan tubuh gadis itu dengan perlahan.
"Jadi kau sudah punya rencana setelah berpisah denganku? " jungkook bertanya serak.
Sinb mengangguk seraya tersenyum tipis, "Ya sudah, aku rasa rencanaku cukup matang. "
"Bersama eun woo? " tebak jungkook tidak suka.
"Kenapa harus dia? aku bisa menikah dengan siapapun. "
Sinb tahu, tidak seharusnya ia sejujur ini. Namun berbohong sama sekali tidak ada untung, toh pada akhirnya jungkook akan tetap tahu.
"Bagus, siapapun tidak masalah, asal bukan si brengsek itu.!! "
"Kenapa jika eun woo? aku rasa tidak masalah, dia baik. tidak seperti yang kau pikirkan. "
Jungkook sontak mendorong kuat tubuh sinb ke pintu kamar, membuat gadis itu mendongak, menatapnya terkejut.
"Kau meremehkan kebencian ku padanya?! "
"Kenapa kau harus sebenci itu? apa masalah kalian? aku tidak akan pernah tahu jika kau tidak mengatakan apapun, aku tidak bisa ikut membenci dia seperti mu.!! " ucap sinb memburu.
Sayangnya, jungkook tidak seperti apa yang ia pikirkan. Alih-alih menjelaskan semua, pemuda itu malah tertawa lirih. "Terserah mu saja. toh itu tubuhmu, kepada siapa kau akan menjajakan nya aku tidak perduli. !! "
Sinb menggigit bibir kuat, menahan tangisannya. ia membiarkan hinaan jungkook terbawa pergi bersama sosok pemuda itu yang menghilang di balik tangga. Sinb hanya berdiri diam disana, bahkan saat mendengar suara motor jungkook dinyalakan ia masih tetap sama... berdiri disana, coba menyelami perasaan apa yang sebenarnya kini menghantui mereka berdua.
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Eva
semangat author, buat jungkook dan sinb nya bersatu...🥺🥺
2023-03-27
1
Nadya Vivial
lanjut author-nim,,, semakin penasaran sama kisahnya mereka.💪
2023-03-27
1