'Kembali Kecewa'

"Tuan Lee, saya rasa i-ini terlalu berlebihan. " ucap chaeyeon ragu melihat betapa banyaknya uang yang harus dikeluarkan hanya demi sepiring daging kelinci dengan dolcetto serta segelas wine berumur tua.

Namun bagi pemuda sekaya Lee Taemin membelikan makanan dengan harga semahal ini di pertemuan pertama mereka tentu tidak berlebihan sama sekali.

"Bagaimana jika pesan menu yang lain saja tuan Lee ?"

Tidak memperdulikan perkataan chaeyon yang meminta ganti menu, pemuda yang di sapa dengan tuan Lee itu memerintahkan pada seorang pelayan yang telah menunggu sejak tadi untuk menambah pesanan yang ia pilih.

chaeyeon tidak dapat berkata-kata lagi, kedua tangannya saling bertaut di bawah meja. ia sama sekali tidak bisa membaca pikiran calon pelindung barunya ini.

tidak seperti jungkook yang selalu bersikap terang-terangan, pemuda di hadapan dia saat ini sungguh tidak dapat di tebak.

Di awal pertemuan mereka sekarang, pemuda itu hanya menatap chaeyon dingin, bahkan menolak uluran tangan yang sempat ia berikan tadi. tetapi sekarang, pemuda itu memilihkan makanan dengan harga yang sangat mahal.

"Apa yang sedang kau pikirkan? "

Suara pemuda yang dikatakan oleh sang ibu sebagai putra bungsu Robinson Group itu membuyarkan lamunannya, chaeyeon sontak menggeleng cepat.

"B-bukan sesuatu yang penting tuan. "

"Jika kau lupa, tadi aku sudah meminta mu untuk memanggil namaku tanpa ada embel-embel tuan bukan? "

"Mana bisa seperti itu, aku tidak mungkin tiba-tiba memanggil mu dengan Lee Taemin saja meski kita hanya berbeda beberapa tahun. i-itu,, itu sedikit,,, "

"Apa?? " ucapnya menunggu.

"Sedikit,,, tidak sopan. "

pemuda itu tertawa renyah, "ternyata kau masih tahu sopan santun? "

"Maaf, bagaimana maksud mu? " ulang chaeyon mengira bahwa dirinya baru saja salah dengar.

"Aku bilang... " pemuda itu berkata dengan tatapan mata meremehkan, "kau juga tahu sopan santun! "

caheyeon memandang penuh tanya, "apa maksud anda berbicara seperti itu? "

Lee Taemin menggedik kan bahu acuh, "haruskah aku menjelaskannya padamu secara langsung? "

"Ya, anda harus menjelaskan. " chaeyeon menjawab tegas, ada nada marah dalam kalimatnya barusan.

"Baik. menurutmu dari mana aku harus mulai menjelaskan nya? " pemuda dihadapan chaeyon itu bertanya dengan nada malas yang di buat-buat. "haruskah aku mulai dari bagian bahwa aku bukanlah seseorang yang harusnya kau temui. "

chaeyeon masih tidak bersuara dan pemuda itu kembali menambahkan, "lebih tepatnya aku bukan Lee Taemin!! "

chaeyeon terbelalak lebar.

"Sepertinya kau sangat terkejut. " tambah pemuda itu.

"Kalau begitu siapa anda? "

lagi-lagi pemuda itu tersenyum meremehkan, cukup untuk membuat chaeyeon merasa bahwa dirinya sangat rendahan.

"Aku hanya seseorang yang merasa kagum pada betapa hebatnya usaha ibumu dalam mencari sumber uang.!! "

chaeyeon tertohok, setelah mendengar kalimat tersebut pemikiran baru seketika melintas di atas kepalanya, ia balas menatap tajam pada seseorang yang ternyata bukan Lee Taemin itu.

Astaga,,,

'jadi pemuda ini tahu? '

*******

Chaeyeon tidak mampu mengatakan apapun lagi saat memilih pergi meninggalkan restauran mewah tersebut. malam ini, ia merasa sangat terhina. pemuda yang bukan Lee Taemin itu telah merendahkan harga dirinya. Dan yang paling chaeyon benci dari semua yang terjadi adalah fakta bahwa apa yang telah di katakan oleh pemuda itu benar, hingga membuat ia tidak bisa membela diri.

Chaeyeon merasa jijik,

terutama pada diri sendiri.

Tanpa perlu di ingatkan pun, ia selama ini lebih dari tahu bagaimana sifat sang ibu. dengan segala cara yang bisa dia lakukan mampu memanipulasi semua pria, namun kali ini, setelah perpisahan menyakitkan dengan jungkook, chaeyeon tidak perduli lagi dengan apapun.

Ia sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk menolak segala perintah dan ucapan sang ibu, mungkin suatu saat nanti ia akan lebih memilih mati dari pada harus hidup seperti wanita murah selamanya.

Chaeyeon menghapus kasar air matanya, saat hendak beranjak pergi tatapannya seketika terpaku pada dua orang yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap berdiri saling berhadapan di depan sebuah restauran. mereka saling tertawa bahkan bahkan menatap satu sama lain dengan begitu hangat.

"Jungkook... "

Chaeyon tidak tahu seberapa sedih dan keras suaranya dalam menyerukan nama tersebut, namun yang jelas, saat ini jungkook sedang mendongak dan balas menatap padanya.

Tertegun,

Chaeyeon sempat hendak menuruti langkah kaki dia yang ingin berlari memeluk jungkook, lalu mencari perlindungan dari pemuda itu, namun ia melihat jika disana juga ada sinb.

"Ck. apa-apaan... " sinb mendengus sebal saat menatapnya. "Tidak bisakah sehari saja kau membiarkan ku tenang? ".

******

Gadis mungil itu menatap malas pada jungkook juga chaeyeon, benar-benar sungguh pemandangan yang sangat memuakkan. siapapun tentu tahu, bahwa saat ini tatapan yang saling mereka lemparkan adalah tatapan antara dua kekasih yang sudah lama tidak bertemu, dan saling merindukan.

Kini.... seolah bagaikan wanita jahat, sinb berdiri di tengah-tengah antara mereka.

" Kau ini penguntit atau apa sebenarnya? " sinb bertanya muak, "kenapa kau selalu mengganggu dimana pun aku berada. "

chaeyeon tersenyum getir, "aku hanya kebetulan lewat tempat ini, lalu melihat jungkook. apakah itu mengganggu? "

"menurut mu?! " bentak sinb kesal.

"bagaimana kabar mu jungkook? " chaeyeon mengabaikan kemarahan sinb dengan beralih dan menanyakan kabar mantan kekasihnya itu.

"jauh lebih baik, di banding yang terakhir kali. " jungkook hanya menjawab dingin.

sontak sinb menoleh terkejut mendengar nada kasar yang terlontar dari tunangannya itu, terlebih kalimat tersebut di peruntukkan untuk chaeyeon.

"baguslah, aku lega mendengarnya. " balas gadis itu tulus.

"sudah selesai bukan? kalau begitu ayo kita pergi, tunangan. "

sinb sengaja menyematkan kata tunangan, terdengar sangat kekanakan memang, namun ia benci setiap kali chaeyeon selalu mengganggu kebahagiannya.

memegang sedikit lengan jaket milik jungkook, sinb menarik kuat pemuda itu kemudian menggkaknya pergi. namun jungkook hanya diam dan tidak menjawab, bahkan tidak bergerak sedikit pun dari posisi awal. jungkook hanya terus menatap pada chaeyeon.

"jungkook, ayo. " ucap sinb pelan.

"pulanglah duluan, aku masih memiliki urusan dengannya.!! " jawab jungkook, masih setia menatap pada chaeyeon

"tidak mau, " balas sinb, "kau sudah berjanji akan mengantarku pulang. "

"AKU BILANG PULANG SINB.!! " bentak jungkook menahan amarah.

merenggut sakit hati, sinb lantas membuang pandangan, menolak melihat tatapan pemuda itu lagi dan melepaskan tangannya begitu saja dari lengan baju jungkook.

"aku menarik kembali ucapanku sebelumnya. " ucap sinb dengan suara serak dan tatapan menusuk, "aku menyesal karena pernah berpikir kau adalah tunangan yang baik untukku. "

Dan setelah mengatakan kalimat tersebut, dengan emosi yang sama sekali tidak di tahan, serta rasa sakit hati yang tidak gadis itu sembunyikan, sinb berjalan cepat meninggalkan jungkook bersama dengan chaeyeon.

"SINB!! " gadis itu mendengar jungkook memanggil namanya, "HWANG EUNBI, tunggu. "

jungkook hampir saja mengejar langkah sinb andai chaeyeon tidak menahan lengannya. gadis itu dengan berani menghentikan langkah jungkook lalu tersenyum tipis meski air mata dia telah membasahi kedua pipi.

"Aish. Sial.!! " umpat jungkook saat menyadari sosok sinb sudah semakin jauh dari jangkauannya.

"jangan pergi jungkook, aku juga butuh di hibur. " pintanya lirih, "tolong, aku.... tolong temani aku, aku sangat membutuhkan mu. "

**To Be Continue**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!