'Serupa Tapi Tidak Sama'

"Aku masih tidak habis pikir, padahal perusahaan keluarga mereka yang bermasalah. Tapi kenapa juga harus kita yang repot untuk membantu.! "

Ucap jungkook marah. Tanpa permisi ia langsung menerobos masuk ke ruang kerja sang ayah.

Sementara ayahnya hanya memandang skrptis pada ketidak sopanan yang ia lakukan barusan.

"Ketuklah pintu terlebih dahulu sebelum kau masuk, aku tidak pernah mengajari mu untuk menjadi manusia yang tidak tahu aturan Jeon Jungkook. "

Jungkook bergeming ditempat. ia memutuskan untuk tetap berdiri pada pendiriannya sampai sang ayah merubah keputusan yang dia buat.

"Pergilah, kau tahu aku sedang banyak pekerjaan. Tidak akan ada gunanya kau membujuk saat ini. "

"Tidak bisakah menggunakan cara lain saja, selain pertunangan? "

"Tanpa kau minta pun, jika memang bisa aku pasti akan melakukan nya. kau fikir aku orang bodoh. "

"Lalu kenapa harus keluarga kita.? " Tanya jungkook dengan nada takjub dan tidak percaya.

"kau pikir memang siapa yang bersedia menolong nyonya Hwang selain keluarga kita. "

Jungkook berdecak kesal. Mau tidak mau ia setuju dengan apa yang baru saja ayahnya katakan. Didalam dunia bisnis hanya satu dari beribu orang yang berteman baik dengan pemilik Hwang Corp tersebut. Bukan karena tidak mau, namun karena tidak tidak ada yang bisa.

Mengingat watak nyonya Hwang yang terkenal suka memanipulasi, dingin, serta tidak menyukai orang-orang dari kelas dibawah nya. Hingga wajar saja jika kehancuran Hwang Corp malah menjadi sebagai perayaan besar oleh para saingannya di dunia bisnis.

"Apa kau pikir, orang lain akan membantunya? " Lanjut sang ayah.

"Mau orang lain membantunya atau pun tidak, itu bukan urusan kita. " Balas jungkook sarkas.

Jeon Min-ho, mendongak dari tumpukan kertas yang sejak tadi tengah ia periksa diatas meja.

"Jungkook. jika kau lupa dia istri dari teman ku. "

Jungkook tertawa mengejek, "Aku pikir ayah sudah tidak memiliki teman. "

Minho mendesah pelan, "Apa sebenarnya yang kau inginkan? "

Jungkook memandang serius kepada sang ayah. "Batalkan pertunangan ini, mau seluruh aset ku kau sita aku tidak perduli. "

Minho terdiam cukup lama.

Jungkook pikir dirinya telah menang, karena walau bagaimana pun juga aset pribadi milik dia tidak lah sedikit. Ia sangat tahu jika sang ayah telah sejak lama mengincar kepemilikan JJ Hotel yang diwariskan oleh sang kakek padanya.

Hampir saja Jungkook tersenyum menang sesaat kemudian Minho sang ayah menjawab dengan nada yang amat sangat tegas.

"Lalu Jung chaeyeon? "

Rahang jungkook seketika berkedut marah. "Jangan coba-coba untuk menyentuhnya.! "

Minho tersenyum licik.

"Kenapa? kau bisa melanggar janjimu, jadi tidak masalah jika aku melanggar janjiku juga bukan? "

Jungkook sama sekali tidak perduli jika semua fasilitas yang ia miliki ditarik. Namun ancaman untuk hidup chaeyeon,,, sungguh jungkook tidak bisa menerinya.

"Brengsek.!! "

PLAK,

Umpatan jungkook barusan seketika langsung mendapatkan satu tamparan keras dari minho.

"Jangan pernah sekali lagi kau mengumpat di depan ku, "

"Kau yang lebih dulu menguji batas kesabaran ku, Ayah. "

"Karena itu, " Minho memukul dada jungkook cukup keras hingga membuat tubuh putra semata wayangnya itu terhuyung kebelakang.

"Jadilah laki-laki sejati, tepati janji yang telah kau buat jungkook,,,, jangan menjadi orang pengecut. Kau boleh berfikir kalau aku adalah ayah yang brengsek, namun perlu kau ingat bahwa aku tetaplah seorang laki-laki yang sudah terlanjur berjanji pada mendiang sahabatku sebelum kematian merenggut nyawanya. Jadi apapun yang terjadi aku akan tetap menepati janji itu, sekali pun kau setuju atau tidak. "

"Cih, Jadi maksud ayah janji yang kau maksud itu untuk menikahi putrinya.? "

"Lebih tepatnya untuk melindungi putri dia. " Suara Minho terdengar jengah.

"Itukah permintaan terakhir dia? " jungkook bertanya seolah tidak percaya, "Tapi aku rasa bukan untuk melindungi putri semata wayang dia melainkan untuk menyelamatkan harta yang dimiliki oleh teman mu, itu? "

Lanjut jungkook. melihat sang ayah yang hanya diam saja dia pun akhirnya sadar bahwa ternyata kedua orang tua sinb sama buruknya dengan orang tua dia.

"Jika memang yang menjadi alasan adalah perusahaan, maka berikan saja Hwang Corp uang. Bukankah semua permasalahan akan selesai. "

"Jangan pura-pura bodoh jungkook, kau tahu sendiri Hwang Corp tidak akan bisa bangkit meski kita memberi segunung emas atau pun uang untuk mereka. "

"Lalu, apa Ayah bisa memulihkan nya kembali? "

"Mungkin butuh waktu yang sedikit agak lama, namun cukup dengan kau yang memegang alih perusahaan itu lalu menikahi sin____"

Jungkook sontak tertawa, semua ini sungguh benar-benar sekenario yang sangat sempurna untuk menghancurkan dirinya.

"Kenapa harus aku dan sinb? Kenapa bukan ayah dan nyonya Hwang saja yang menikah, bukankah sama saja. " jungkook maju selangkah lalu berbisik pada telinga ayahnya. "Kau bisa memiliki keduanya, wanita juga perusahaan teman mu itu. Aku tidak keberatan memiliki saudara tiri seseksi sinb. "

Minho tidak memberikan balasan kata-kata yang dilontatkan oleh sang putra. melainkan pemuda itu malah menerima balasan berupa pukulan pada rahangnya, cukup keras hingga membuat tubuh jungkook tersungkur keatas dingin nya lantai ruang kerja sang ayah.

Sontak tawa keras jungkook langsung menggema, "Memang pantas disebut sebagai Father Of The Years"

"Pergilah, selagi aku masih memberimu kesempatan. " Hardik Minho menahan amarahnya pada jungkook.

"Tidak kah kau pikir, bahwa mungkin saja sinb juga telah memiliki seseorang yang dia cintai. " ucap jungkook masih mencoba membujuk.

"Kalian akan mengerti saat sudah sama-sama beranjak dewasa nanti, cinta dan pernikahan itu sangatlah berbeda. "

"Sekarang aku tahu alasan mengapa kehidupan pernikahan mu jauh dari cinta. " Jungkook bangkit seraya menatap pada ayahnya dengan intensitas kemarahan yang sudah tidak dapat terbendung. "Meskipun begitu, setidaknya ibuku pernah berfikir menikah dengan orang yang sangat dia cintai tapi kau malah membuang nya.! "

"JEON JUNGKOOK!! "

Minho murka, namun Jungkook juga sudah berada di ujung kesabaran. Dan semua orang tahu bahwa kedua ayah dan anak itu adalah orang yang serupa.

"Malam ayah, selamat beristirahat. " ucapnya tersenyum mengejek.

Usai mengatakan kalimat tersebut, jungkook segera beranjak pergi sebab tidak mampu jika harus berhadapan lebih lama lagi dengan ayahnya.

Minho berteriak keras, cukup untuk membuat langkah sang putra semata wayangnya yang hampir mencapai pintu dapat mendengarnya.

"Aku tidak melarang mu untuk mengencani wanita manapun, namun yang jelas kau hanya akan menikah dengan Hwang eunbi. Dia wanita satu-satunya yang akan tetap menjadi istri mu. "

Jungkook tidak menghentikan langkah. pemuda itu bahkan tidak menoleh kebelakang sama sekali, tujuan dia hanya satu, yaitu pergi sejauh mungkin dari kesesakan rumah sang ayah.

Rumah? jungkook berdecak dalam hati.

Sebuah rumah yang berdiri kokoh, namun tidak ada keluarga lengkap di dalamnya. Apa sebuah rumah yang sering disinggahi oleh para wanita-wanita simpanan sang ayah pantas di sebut sebagai rumah?

*******

Tidak ada hal yang paling sinb benci selain semua ini. hidup damainya berubah hanya dalam satu malam. Dan bukaannya kearah yang lebih baik melainkan malah sebaliknya.

Sinb tidak pernah berharap untuk mendapatkan kasih sayang yang besar dari mendiang sang ayah atau pun ibunya. sebab ia tahu betul apa yang ada dalam pikiran mereka yaitu hanya mengembangkan Hwang corp. karena bagi kedua orangtua nya perusahaan lebih berarti dibanding putri mereka sendiri.

Bahkan setelah kematian sang ayah, ibunya dengan sesuka hati mengatur pernikahan dia dengan putra dari kolega bisnis Hwang Corp. memberikan seluruh kepemilikan perusahaan pada orang itu, menukarkan dengan kehidupannya dan sinb. bahkan sampai rela mengorbankan masa depan sang putri hanya demi nama baik keluarga juga perusahaan.

Saat ini, seolah hidupnya belum cukup hancur. sang ibu malah dengan kejam meremukkannya dengan meminta ayah jungkook agar memberikan Sinb fasilitas yang sama persis seperti saat mendiang ayahnya masih hidup. Bahkan sang ibu juga meminta agar jungkook, calon suami sinb dapat membeli rumah yang layak untuk di tinggali oleh mereka berdua hingga tiba hari pernikahan nantinya.

Sang ibu juga bahkan meminta agar sinb dimasukkan ke sekolah yang sama dengan jungkook, yaitu 'Korea Internasional School' salah satu sekolah kelas atas.

Sinb yakin jika ibunya pasti mengerti perlakuan seperti apa yang akan ia Terima begitu seluruh siswa disekolah tahu bahwa harta yang dimiliki mereka tidaklah lebih dari seorang kasta rendahan, mengingat perusahaan yang sudah hampir gulung tikar. Namun sang ibu sepertinya tidak perduli.

Saat sinb tiba di depan sekolah dengan mobil, supir, serta pengawal pribadi. membuat berpuluh pasang mata sontak menatap ingin tahu kearahnya. Dan untuk pertama kali dalam sejarah hidupnya menjadi pusat perhatian bagi kebanyakan orang sangatlah membuat sinb tidak nyaman.

"Ooiii, Hwang eunbi? "

Sinb mengenali suara tersebut. coba memandang kesegala arah dan seketika ia mendapati sosok cantik yang sangat dikenali nya tengah berlari mendekat.

Dalam hati sinb mengucap banyak rasa syukur, dari sekian banyak orang yang tidak ia kenali, satu-satunya teman masa kecil yang pernah dia miliki dan orang yang tidak pernah menyerah dalam menjalin komunikasi dengan dirinya selama di Paris nampak berlari riang.

"Berhenti lari seperti itu.. "

Ucap sinb menyembunyikan senyum manisnya yang hampir merekah. "Kau bisa terjatuh, Eunsoo. " lanjutnya.

"Jahat sekali. bisa-bisanya kau pulang tanpa memberi tahu ku terlebih dahulu. " Eunsoo mencebik lucu begitu sudah berada tepat di hadapan sinb. Coba mengatur nafasnya yang terputus-putus akibat berlari. "Apa kau tidak merindukan ku? "

Sinb sedikit mengulum senyum saat Eunsoo memeluk erat tubuhnya.

"Jawab aku bee, kau merindukan ku atau tidak? " Eunsoo bertanya sekali lagi.

"Tentu saja,,, " sinb menjawab seraya tersenyum kecil. "Tidak! " guraunya.

Seketika Eunsoo langsung menekuk wajah. Masih sama seperti dulu rupanya. Eunsoo pasti akan selalu menekuk wajah apabila ia mengabaikan sahabatnya itu.

"Hanya bercanda, " Sinb memandang geli.

"Aku tahu. " Senyum ceria eunsoo kembali tersungging, "Oh iya, kau akan sekelas denganku. Aku sudah mengaturnya. " Tambah Eunsoo seraya merangkul sebelah tangan sinb menuju ke kelas.

"Kau memang yang terbaik, Soo-ya. "

"Tentu saja. Bahkan aku langsung meminta pada ayah agar memasukkan mu ke kelas yang sama denganku begitu aku mendengar kau akan masuk sekolah ini. "

Sekali lagi sinb kembali mengucap syukur, ayah Eunsoo yang seorang Direktur sekaligus pemilik sekolah ini membuat ia sedikit lega.

Berpura-pura dihadapan banyak orang sangatlah sulit, apalagi jika harus menjalin pertemanan palsu seperti apa yang telah di sarankan oleh sang ibu.

"Yak,, cerialah sedikit bee. Anak-anak akan takut padamu jika kau memasang wajah menyeramkan ini. " Eunsoo mendorong sedikit bibir sinb dengan jarinya.

Namun gadis itu malah melengos tidak perduli.

Hingga dari kejauhan, tanpa sengaja sinb mendapati sosok sang tunangan nampak tengah tertawa senang dengan seorang wanita. Ia tidak bisa melihat wajah gadis itu, hanya postur tubuh yang bisa dirinya perhatikan.

Sebelah tangan jungkook nampak menggandeng gadis itu dan bukannya menolak sang gadis pun malah menggenggam balik.

Mereka berdua terlihat menertawakan sesuatu, sangat jelas jika gadis yang tengah jungkook genggam tangannya itu baru saja menceritakan sesuatu yang lucu. Mungkin?

Tanpa sadar sepasang netra sinb tidak dapat berhenti menatap pada keduanya.

"Mereka, " Eunsoo yang berada di sebelah sinb pun kontan mengikuti arah pandangan gadis itu. "Ah, rupanya ada juga orang yang mampu menarik perhatian mu, bee?" Ucapnya.

"Siapa dia? " Sinb bertanya datar.

"Siapa tepatnya yang kau maksud? " Eunsoo balik bertanya geli, "Jungkook sunbae ataukah gadis yang sedang digandeng nya itu? "

"Keduanya."

Eunsoo mengangguk paham. "Kalau sunbae, aku rasa kau dulu sudah pernah bertemu dengannya. saat kita datang ke pesta ulang tahun dia. "

"Kapan? Aku tidak ingat. " Sinb bertanya seraya memandang binggung pada Eunsoo.

"Eem, mungkin... " Eunsoo sedikit menggaruk keningnya. "Salah satu pesta yang pernah kau hadiri saat masih duduk di bangku sekolah dasar, sebelum kau dibawa pindah ke Paris. "

"Lalu dengan gadis itu,? "

"Dia pelayan sunbae. " Eunsoo menjawab sinis, "Gadis pelayan. begitu kami semua memanggilnya. "

"Pelayan? Bagaimana maksud mu. " Ulang sinb tidak begitu mengerti.

"Yah, kau pasti tahu kalau kami ini mudah bosan. Apalagi tidak ada yang menarik disekolah ini, namun suatu hari kepala sekolah tiba-tiba memasukkan gadis itu kesekolah kami melalui jalur beasiswa. Dan semua jadi semakin menarik, Aku akui dia memiliki otak yang sedikit pintar. "

"Siapa? " Sinb semakin tertarik, "Gadis pelayan itu ataukah kepala sekolah? " lanjutnya.

Eunsoo tertawa geli melihat keseriusan raut wajah sinb dalam menanggapi gosip yang ia ceritakan.

"Tentu saja si gadis pelayan, bee. Dia hidup disekitar kami semua seperti benalu, meski banyak protes dari anak-anak yang lain namun dia sama sekali tidak goyah. Dia tetap bertahan disekolah ini, dan parahnya lagi dia selalu menempel pada jungkook sunbae kemana pun pergi. "

"Hanya seperti itu? " timpal sinb seolah tidak perduli, hingga membuat Eunsoo mencebik kan bibir sebal.

Eunsoo lantas langsung menceritakan semuanya, tentang Jungkook yang menurut rumor tengah menjalin hubungan dengan 'si gadis pelayan' bahkan ada juga rumor yang mengatakan bahwa asal-usul gadis itu adalah seorang putri dari wanita simpanan.

Sinb tidak lagi mendengarkan sisa perkataan Eunsoo sebab ia tidak paham dengan apa yang dirinya rasakan saat ini. Mungkin ia marah karena jungkook secara tidak langsung sudah bertindak layaknya sampah didepan mata dia. Atau mungkin juga karena alasan lain yang berada dibalik kata 'tunangan' sebab walau bagaimana pun juga Sinb tidak bisa mengalihkan pandangan

matanya begitu saja dari sosok jungkook yang tersenyum bersama wanita lain.

Tanpa sadar Sinb menggigit bibir sebal.

Selingkuh diam-diam bukankah sangat normal? seperti yang telah dilakukan oleh kebanyakan orang dewasa di luar sana. Namun berselingkuh tepat di depan mata kepala sendiri, tidak kah sangat keterlaluan?

Sinb menoleh sekali lagi pada jungkook, kini pemuda yang tengah tertawa senang dengan 'kekasihnya itu' ternyata juga menatap lekat padanya. Baik Jungkook ataupun Sinb, kini keduanya saling beradu pandang. cukup lama hingga akhirnya jungkook mengulas senyum sinis pada gadis itu.

**To Be Continue**

Sampai bertemu di part selanjutnya.. jangan lupa tinggalkn jejak teman".

Terima kasih banyak untuk yang sudah mampir🙏🙏🙏☺❤

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!