'Merasa Bersalah'

Jungkook mematikan rokok miliknya. Wajah penuh dengan luka akibatan tamparan juga pukulan yang diberikan oleh sang ayah beberapa waktu lalu ia dangak kan pada langit malam. Kursi tempat dia duduk saat ini membuatnya dapat merasakan hawa dingin yang menerpa kulit wajah.Hingga menimbulkan rasa sakit menjalar keseluruh saraf.

Pandangan mata jungkook menerawang cukup jauh. Ia mengingat kembali kejadian yang mungkin saja mengguncang jiwa tunangannya saat ini.

~FLASH BACK~

"Tunggu jungkook, kau mau kemana? " teriak sinb saat pemuda itu tetap berjalan cepat dengan langkah yang begitu lebar meninggalkan dirinya jauh dibelakang.

"Jeon Jungkook. "

Sekali lagi sinb coba memanggil, kali ini ia berlari untuk mengejar tunangannya itu.

"Lepas.!! " Bentak jungkook kasar saat sinb berhasil meraih lengannya.

"Kau berdarah jungkook, " Tunjuk sinb khawatir pada sudut bibir sang tunangan yang mengeluarkan darah. Dengan cepat ia menguluarkan selembar tisu, namun secepat itu pula jungkook langsung menepis kasar tangannya.

"Kau ini kenapa? aku sedang bersimpati padamu. " Ucap sinb mulai kesal.

"Simpan saja. aku tidak butuh rasa simpatimu.! " Balas jungkook. dengan cepat ia berjalan menuju motonya yang sudah terpakir sempurna didepan lobi hotel.

Sinb kembali mengikuti. Sepertinya jungkook bermaksud untuk meninggalkan dirinya, namun sinb tidak ingin menyerah begitu saja.

menatap sang tunangan dengan tajam, jungkook sengaja berkata kasar agar sinb tidak lagi mengikuti dirinya.

"Hwang Eunbi! Pergi!! " Bentak jungkook. kontan membuat beberapa orang yang kebetulan berada di lobi itu pun menatap pada mereka berdua.

Sinb menghela napas pelan, dan secara ajaib pula gadis itu hanya mengembangkan senyum kaku. Sinb sendiri bahkan tidak tahu kenapa? yang jelas melihat jungkook dipukuli oleh ayahnya seperti beberapa waktu lalu tadi dapat menyentuh sisi terdalam hatinya.

"Aku juga ingin pergi. "

"Terserah mu. "

"Boleh aku menumpang? "

"Apa? " Jungkook memicing.

Dengan percaya diri sinb berjalan kearah jok belakang motor milik pemuda itu.

"Antarkan aku pulang. "

Menopang motor dengan kedua kaki panjangnya, jungkook menatap benci pada sinb.

Sejujurnya ia tidak tega bersikap kejam pada gadis itu yang sudah begitu berani membela dia dihadapan sang ayah tadi. Namun jungkook sangat benci tatapan iba semacam itu, ia tidak butuh untuk di kasihani. Jika sinb bersikap baik padanya hanya karena merasa simpati, maaf saja. ia sama sekali tidak butuh.

"Tidak kah kau malu bersikap murahan seperti ini? asal kau tahu saja, ditemani oleh wanita sepertimu adalah hal terakhir yang pernah aku inginkan Hwang Eunbi.!! "

Setelah mengatakan kalimat menyakitkan itu, jungkook langsung meninggalkan sinb seorang diri yang hanya berdiri didepan lobi hotel. Jika boleh jujur ia merasa sangat bersalah karena telah berkata sekasar itu pada gadis yang baru saja meneriaki sang ayah, demi dirinya.

~FLASH BACK END~

jungkook menatap jam yang melingkat pada pergelangan tangannya. Pukul sebelas malam. sebentar lagi kafe itu akan segera tutup, namun anehnya jungkook masih belum ingin beranjak pergi dari sana. Menurut dia suasana di tempat ini jauh lebih nyaman daripada di rumah.

"Jeon Jungkook,, "

Sayup-sayup pemuda itu mendengar sebuah suara lembut memnggil namanya. Suara yang amat sangat ia rindukan.

"Kau tidak akan pulang? Mau sampai kapan kau akan tetap berada disini"

"Yak, Jung Chaeyooonn!!!! " Jungkook sengaja berteriak sekeras mungkin, hingga suaranya mampu memenuhi seluruh ruangan dan membuat semua rekan kerja Chayeon menoleh penasaran padanya.

Jungkook hampir tersenyum senang saat gadis dengan raut wajah malu itu berjalan mendekat padanya tergesa-gesa.

"Kau dari mana saja? kenapa baru datang? " Jungkook bertanya hangat saat Chayeon sudah berdiri tepat di hadapannya.

"Hari ini pelanggan cukup banyak. Dan mereka semua meminta ku untuk bekerja di lantai bawah. " Jawabnya tanpa bertanya apapun tentang luka memar yang menghiasi wajah sang kekasih.

"Datanglah lebih cepat lain kali. "

Chayeon mencebik manja. "Kau pikir aku bossnya disini? "

"Atau aku ganti saja boss mu itu, Jung Chayeon? " Ucap jungkook menawari seraya menyeringai lebar.

"Oouu, kenapa tidak sekalian saja kau beli restauran ini ku, hem?? " balas Chaeyon menimpali candaan yang jungkook berikan.

Terlampau gemas, jungkook tidak bisa menahan untuk mengetuk kening kekasihnya tersebut, "Kau tahu jika aku masihlah seorang pelajar. Dan uangku tidak sebanyak itu Yeon-ah.. "

Chaeyon pura-pura memasang raut wajah kecewa, "Ah, benar juga. Kau tidak memiliki uang ya? "

Jungkook menatap lekat pada Chaeyon dan tanpa diduga pula mereka berdua malah tertawa bersama.

"Jadi, apa yang akan kau pesan? "

"Tidak ada.! "

"Lalu untuk apa kau datang kemari jika tidak memesan apapun? "

"Menemuimu." Ucap jungkook enteng.

"Karena kau jadi menikah? " Tanya chaeyeon bergurau. Namun ia nampak ragu, seolah tidak mampu untuk mengatakan kalimat tersebut.

Jungkook menoleh, lalu menatap wajah wanita yang ia sukai itu sedang menatap sendu padanya.

"Tidak. kami hanya bertunangan! "

"Maksudmu? "

"Aku hanya akan bertunangan dengannya, sampai semua keadaan menjadi stabil, lalu setelah itu aku akan mengembalikan semuanya. "

"Kau tidak berniat untuk menikahinya? " Tanya Chaeyon bingung.

Jungkook tersenyum masam, "Kenapa harus menikah? Aku masih terlalu muda. Lagipula, andai kau mengenal sinb, kau tidak akan rela jika aku harus menikah dengannya. "

"Ah, Jadi nama wanita itu sinb? " Chaeyon bergumam pelan menyebut nama tersebut bagaikan sebuah mantra, "Ini pertama kalinya kau menyebut nama dia, sebelumnya kau hanya akan menyebut kata tunangan setiap kali bercerita tentang dia . " Lanjutnya.

"Jadi kau cemburu? "

"Tidak!! " Chaeyon menjawab dengan tersenyum manis.

"Jangan khawatir, aku tidak menyukainya. "

"Kenapa? Aku lihat dia wanita yang cantik, bahkan rambut hitamnya nampak sanget indah. "

Jungkook menggeleng tidak setuju. "Jangan salah, aku pikir dia gadis yang memiliki banyak amarah didalam dirinya dan siap meledak kapan pun. "

"Bukankah kau juga sama? " Sahut Chaeyon cepat.

"Kenapa denganku? " Jungkook bertanya tidak Terima.

"Kau bukan hanya mudah marah, tapi kau juga tidak perduli, pemalas, suka mengatur, bahkan sangat arrogan. oh astaga,,,, " Chaeyon menghembuskan nafas frustasi, "Aku bahkan tidak mengerti, kenapa aku bisa mau bersama dengan pria sepertimu. "

Mendengar kalimat seperti itu, jungkook kontan menarik tubuh Chaeyon lalu memiting lehernya.

"Coba katakan sekali lagi Jung Chaeyon? "

"Lepas Jungkook, kau membuat semua orang memandang pada kita. " Gumam Chaeyon.

Berpelukan seperti ini membuat Jungkook dapat melihat wajah cantik sang kekasih lebih dekat, ia memandangnya hanya dalam diam.

Chaeyon menyadari bahwa ternyata jungkook sudah tidak lagi memiting lehernya, "Ada apa? "

Bukan menjawab, Jungkook malah memeluk tubuh Chaeyon begitu erat. Menyembunyikan wajah wanita itu kedalam rengkuh-annya.

Chaeyon berusaha melepaskan diri, namun jungkook malah menahannya. "Aku mohon, tolong biarkan tetap seperti ini, sebentar saja. " pintanya.

Entah karena merasakan hal yang sama atau merasa simpati dengan pemuda itu? Chaeyon hanya tetap membiarkan Jungkook memeluk tubuhnya.

"Jung Chaeyon,, " Gumam Jungkook pelan.

Wanita dalam pelukannya itu mendongak, wajah dia menatap tepat pada jungkook dengan sorot mata yang tidak bisa untuk diartikan apa maksud dari tatapan tersebut.

"Jika aku melepaskan dia sekarang, apa kau bersedia untuk menunggu ku sedikit lebih lama? "

**To Be Continue**

Jung Chaeyon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!