Our Forced Engagment
Bandara Incheon, Korea Selatan.
"Anda tidak boleh ke mana-mana tuan muda. "
Suara tegas seorang laki-laki dewasa menghentikan langkah Jeon Jungkook. Pemuda tampan seketika berbalik dan bertanya kasar.
"Apa hanya meminum kopi sebentar saja juga tidak boleh.? "
Mendengar hal itu sang pengawal pun hanya menggeleng tegas lalu membungkuk kan tubuh hormat.
Jungkook mendesah pasrah.
pemuda tampan itu tidak bisa lebih sabar lagi dari ini. akhirnya ia hanya bisa memutuskan untuk mengikuti permainan Sang pengawal. Jungkook menyandarkan tubuh tegapnya pada salah satu pembatas di bandara lalu berdiri diam seraya menyilangkan kedua tangan.
20 menit pun telah berlalu.
Jungkook sudah tidak tahan lagi. Menunggu selama setengah jam masih tidak masalah, namun saat ditambah 20 menit seperti saat ini dan masih juga belum ada tanda-tanda sama sekali.
Jungkook sungguh tidak dapat berkompromi lagi.
"Oh astaga. Hyung apa kau yakin jika pesawat yang gadis itu tumpangi hanya delay 30 menit? " jungkook bertanya jengah.
"Mereka bilang tadi sih seperti itu. Bersabarlah, mungkin sebentar lagi nona muda akan tiba. "
Jawab pengawal Lee seraya menatap papan kedatangan.
Mendengar sebutan hormat tersebut tanpa sadar jungkook tertawa getir.
"Nona muda ya.. " Ulang nya sinis.
"Memang kau fikir aku harus memanggil nya dengan sebutan apa? " Tanya pengawal lee polos.
Jungkook memalingkan wajah muak.
Walau mau dipikir bagaimana pun juga ia tetap tidak bisa menerima pertunangan ini begitu saja. Atas dasar apa pula dirinya harus berkorban pada sebuah pernikahan yang bahkan calon pengantin wanitanya saja tidak ia sukai.
Mungkin calon istrinya adalah wanita yang cantik. Namun kesan sinis dan penuh amarah yang terpancar dari kedua sorot mata gadis itu membuat para pria yang masih waras berfikir untuk tidak mendekatinya.
Berurusan dengan wanita normal saja sudah sering membuat pusing kepala. Apalagi jika harus berurusan dengan wanita setengah gila seperti tunangan nya itu. Lagipula bukan pihak keluarga dia yang membutuhkan bantuan melainkan keluarga gadis itu.
Bukankah jika seperti ini malah menjadi simbiosis parasitisme? tidak menguntungkan sama sekali.
"Tuan muda, lihat itu,,,,pesawatnya sudah tiba. " Seru pengawal Lee membuyarkan pikiran jungkook.
Pemuda tampan itu hanya menoleh pada pintu kedatangan. tempat dimana para petugas sudah bersiap untuk membuka pintu tersebut.
Nah, itu dia.
Calon istri yang sejak tadi ia tunggu akhirnya tiba juga.
Sekarang yang harus jungkook lakukan hanya satu. yaitu menyambut Sang tunangan 'Tercinta ' sebaik mungkin, sangat sangat baik hingga gadis itu bersedia untuk di campakan dengan sendirinya.
Hwang eunbi menatap sekeliling. mengedarkan pandangan satu persatu pada setiap kerumunan orang yang tengah berdiri di dekat pintu kedatangan sembari membawa papan nama. sinb berbekal wajah Sang tunangan yang telah ia dapat dari email kiriman ibunya sama sekali tidak dapat membantu.
sinb terus mencari namanya disana. Namun tetap saja nihil.
Tidak ada.
Sekali lagi gadis cantik itu kembali mengedarkan pandangan, ia benar-benar memeriksa setiap wajah orang yang berada disana dengan teliti. Hingga akhirnya benar saja. Tidak butuh waktu lama sinb langsung tahu orang yang harus ia tuju.
Sang tunangan, jeon jungkook. Nampak tengah menatapnya. dengan sikap arrogan pemuda itu mengangkat tinggi-tinggi kertas yang dia pegang sembari tersenyum manis padanya.
Sinb memutar bola mata jengah kala membaca tulisan yang jungkook angkat tinggi itu. Benar-benar... lihatlah bukan kah saat ini jungkook sudah sangat menyayangi dirinya?
fikir sinb mencemooh.
[Welcome My Love Fiancee] begitu tulisan yang berada ditangan Sang tunangan.
Sudah sinb duga sebelumnya. Bahwa tunangan dia ini pasti sukses besar membuat semua orang yang ada di bandara menatap penuh bisik-bisik pada dirinya.
"Dasar kekanak-an..! " Maki sinb pelan saat jungkook menatap kearahnya dengan penuh kemenangan.
Dengan santai pula sinb berjalan mendekat kearah tunangan tampan nya itu lalu mendorong kasar troli yang sejak tadi ia pegang kearah jungkook. Dan entah bagian mana pula dari tubuh pemuda itu yang terkena sasaran troli tadi, sinb sama sekali tidak perduli. ia hanya ingin memberikan kesan pertemuan pertama mereka yang sangat buruk untuk sang tunangan.
Sinb melirik sekilas dan mendapati jika jungkook ternyata berjalan mengikuti langkahnya. pemuda angkuh itu bahkan bersedia mendorong troli miliknya. Jungkook seolah tidak terganggu sama sekali dengan perilaku kasar yang sinb lakukan.
"Pertemuan yang sangat menyenangkan tunangan.. "
Sindir jungkook coba mensejajarkan langkahnya pada sinb seraya tersenyum meremehkan.
sungguh, ini membuat sinb sangat muak.
"Apa tidak sebaiknya jika kita saling mengucapkan salam pertemuan lebih dulu, tunangan? "
Sinb berhenti melangkah untuk menatap sinis pada tunangan nya itu. "Aku rasa hubungan yang kita jalani saat ini sudah terlalu dekat hanya untuk saling mengucapkan salam pertemuan.! "
Jungkook mengangguk beberapa kali. "Ah, benar juga. Atau bagaimana jika kita langsung menikah saja hum? "
Sinb sontak menatap tajam tepat pada manik mata pekat milik jungkook. Dan pemuda itu bahkan tidak berkedip sedikit pun.
"Wow, manis sekali tunangan. " Sindir sinb tidak mou kalah. "Sepertinya kau dan aku benar-benar sangat cocok. "
Jungkook tergelak lalu merangkul bahu Sang tunangan. Rangkulan itu teramat kasar untuk diberikan pada seorang wanita. kontras dengan ucapan dia barusan yang seolah tidak keberatan dengan kehadiran sinb disisinya.
Sinb tidak mengelak atau pun menghindar, gadis cantik itu hanya memandang dingin tangan milik jungkook yang tengah merangkul dirinya.
"Sial, singkirkan tangan mu.! "
"Kenapa? kau tidak suka aku merangkul mu seperti ini. Atau kau ingin aku menggandeng tangan mu hem?? "
Ucap jungkook menyeringai puas. Sinb sendiri mendengus sebal. ia berfikir apakah bisa jika dirinya bertahan satu hari saja hidup bersama dengan sang tunangan.
*******
"Antarkan aku ke hotel saja.
Jungkook membuang nafas kasar, menahan diri saat lagi dan lagi mendengar perintah tunangan nya itu untuk yang kesekian kali.
Baik jungkook, pengawal, atau pun Sang supir, mereka seolah pura-pura tuli dan tidak mendengarkan. ketiga pria beda usia itu hanya diam seribu bahasa.
"Kalian tidak mendengarkan ku.! " Teriak sinb marah.
"Jangan hiraukan dia, lanjutkan saja perjalan nya ke apartemen ku. " ucap jungkook malas.
Sinb semakin mendelik marah pada Sang tunangan. "Tidak berguna.! "
"Siapa yang kau maksud tidak berguna itu Hwang Eunbi. " Jungkook menimpali perkataan sinb dengan santai seraya masih tetap asik bermain ponsel.
"Aku? Lee Hyung, ataukah supir ku? "
"Sepertinya kau masih belum mengerti Jeon Jungkook. " Sinb menatap frustasi pada pemuda itu, "Jika kau membawaku ke rumah mu, maka kita akan benar-benar menikah.! "
"Aku tau.. " Jawab jungkook santai.
"Kalau kau tau lalu kenapa tidak membiarkan ku tinggal di hotel saja. "
Jungkook menatap sinb dingin dan sinis.
"Kau tentu mengerti bagaimana ibumu. Dia mungkin akan mengamuk lagi saat aku membiarkan mu tinggal di hotel. "
Sinb tidak mampu berkata-kata lagi. Tentu dirinya lebih dari tahu tentang apa yang akan terjadi pada Sang ibu. ia berusaha untuk menenangkan diri, membuka kaca jendela mobil lalu memandang jauh pada kerlip malam, menikmati hawa dingin kota Seoul yang sudah lama sekali tidak ia rasakan.
"Jeon Jungkook." Tanpa mengalihkan tatapan matanya dari pemandangan yang ia lihat, Sinb memanggil nama Sang tunangan.
Jungkook hanya berguman sebagai jawaban, merasa aneh karena tunangannya ini ternyata tahu kalau ia tengah menatap diam-diam pada gadis itu.
"Apa kau sungguh benar-benar ingin kita menikah? "
Nada suara sinb terdengar sangat serius hingga jungkook tidak tahu harus menjawab seperti apa.
"Tentu tidak. kau? " pemuda itu malah balik bertanya.
Sinb, untuk pertama kalinya ia tersenyum. Namun bukan jenis senyum sinis ataupun marah, melainkan senyum tulus dan penuh kelegaan.
"Aku juga tidak. " jawabnya lirih.
Baik jungkook maupun sinb, keduanya tahu bahwa mereka sama-sama tidak menyukai pertunangan ini, apalagi jika sampai menikah.
"Lalu kenapa kau menerima pertunangan ini? " lanjut sinb.
Jungkook menimbang sejenak, helaan nafas berat pun terdengar. ia berfikir mungkin akan lebih baik jika dirinya menjawab jujur.
"Karena aku harus membantu perusahaan ayah mu, namun buka berarti aku berhati malaikat. Aku hanya____"
"Tidak perlu dilanjutkan, aku mengerti. " Sinb menyela dengan cepat. Ia sungguh sangat mengerti dan tahu persis seperti apa dan bagaimana tentang sang ibu lah yang berada dibalik semua ini.
Jungkook hanya mengangguk pelan, "Tentang itu dan hal lain juga yang tidak perlu kau tahu. " ucapnya dingin, kembali seperti jungkook yang ingin ia tunjukkan dihadapan sinb.
Sorot mata sedih yang gadis itu tunjukan sungguh tidak ingin ia hadapi untuk malam ini.
"Lagipula aku tidak memiliki alasan untuk menolak pertunangan itu. memangnya siapa yang nanti akan berakhir dengan kepemilikan perusahaan ibumu. "
Lanjut jungkook sarkas.
Rasa persahabat yang tadinya sempat ingin sinb jalin seketika luntur kala mendengar kalimat menohok sang tunangan.
"Sama seperti rumor yang beredar ternyata. " ucap sinb dingin, "Kau tahu, mereka semua bilang bahwa pewaris Jeon Company sangat persis seperti ayahnya. menghalal kan berbagai macam cara dan hobi mengoleksi wanita. "
Sinb memang tidak memandang wajah jungkook kala mengatakan kalimat tersebut, ia hanya tetap memandang pada kejauhan malam. Namun ia sangat tahu bahwa pemuda itu, detik ini pasti sangat ingin membunuhnya.
satu detik,
dua detik,
Hening,
Hingga tepat pada detik yang ketiga, "Hentikan mobilnya. " ucap jungkook pelan, masih setia menatap pada sinb dengan intensitas kemarahan yang sama.
Namun gadis itu hanya tetap diam, ia tidak bergeming sama sekali meski pengawal Lee sudah berulang kali menatap panik pada dirinya.
"Brengsek. Hentikan mobilnya sialan.!! " Raung jungkook murka, ia menggebrak pintu mobil dengan kemarahan yang telah memuncak.
Seketika mobil pun langsung berhenti, dan tanpa pikir panjang pula jungkook segera berjalan keluar. Dia tidak mengatakan apapun saat mobil yang tengah di tumpangi oleh sang tunangan pergi meninggalkan nya di tengah jalan.
Jeon jungkook menghembuskan nafas frustasi. Ia coba membuang semua pemikiran untuk merusak sinb, hingga gadis itu pergi dari dalam hidupnya. Namun dari semua fakta tersebut nyatanya jungkook sendiri lah yang akan lebih dulu kalah dalam permainan ini. Ia bahkan tidak tahan jika harus lebih lama berada dalam satu ruangan yang sama dengan tunangan nya itu.
"Sial, kau sangat menyedihkan Jeon Jungkook. " maki pemuda itu pada diri sendiri. "Haruskah aku mengakhiri semua ini sekarang saja. "
Hwang Eunbi as sinb
Jeon Jungkook as Jungkook.
Oke karena sudah terlalu kepanjangan jadi sampai bertemu di part selanjutnya ya teman-tenan.
Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih☺🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Eva_pop12
iya salam kenal juga.
Terima kasih🙏🙏
2023-03-27
0
jung_k
salam kenal author,,,
akhirnya nemu cerita tentang jungkook disini, .
semangat ya author lanjut nulisnya.💪
2023-03-27
1