Sinb menghembuskan napas untuk menenangkan diri sebelum mengetuk sebuah pintu berwarna putih gading dimana ruang kerja kim bisseo berada.
"Nona muda.. " seru kim bisseo spontan berdiri dari duduknya menyambut gadis muda itu, "ada apa datang kemari? "
"Kembali lanjutkan pekerjaan mu, tidak perlu menyambutku. " jawab sinb, "Duduklah, ada yang ingin aku bicarakan. "
Dengan memasang raut wajah datar, gadis itu secara langsung menyampaiakan maksud ke datangannya.
"Nona ingin saya menguris cuti sekolah anda? " tanya kim bisseo seraya menyodorkan cangkir teh, "nona ingin berlibur ke suatu tempat?? "
Membuka halaman demi halaman pada sebuah majalah yang berada diatas meja dengan santai, sinb mengulas senyum manis, "Iya, aku akan ke London. "
Kim bisseo mengerut kan kening, "Maksud nona?"
"Kau pernah bilang mau mengirim ku kesana bukan? Dan sekarang aku ingin pergi dengan suka rela. aku menagih janji itu, berangkatkan aku ke London. " tegas sinb.
"Maaf sekali nona, aku hanya menawarkan satu kali. dan saat itu anda sudah menolaknya. " jawab kim bisseo tidak kalah tegas.
"Aku meminta mu untuk jadi berangkat kan aku.!!"
"Harusnya anda berpikir dua kali saat dulu akan menolak tawaran itu. Apa nona tahu, saya bahkan bekerja sangat keras untuk mengatur semua jadwal disana? Lagipula tuan muda tidak akan mengijinkan anda untuk pergi kesana. "
"Kau pikir dia atau aku yang akan berangkat? aku, kan? jika sekarang aku mau, kenapa pula kau harus memusingkan jungkook. " jawab sinb kesal.
"Memang benar, tapi_____"
"Kim bisseo. " sela gadis itu, "kau sepertinya lupa dengan posisiku? aku tidak meminta, melainkan menyuruhmu. Dan perintah seorang nona muda tidak seharusnya kau bantah.!! "
Menghela napas pelan, kim bisseo membiarkan sinb berdiri sambil menatanya dengan tajam tanpa membalas sepatah kata apapun.
"Kau bantu ataupun tidak, aku akan tetep berangkat ke London. ini kehidupan ku, dan aku berhak untuk memutuskannya sendiri. "
******
Memilih-milih buku yang tersusun rapi di rak perpustakaan, Cha Eun Woo tidak menyangka jika keberuntungan datang begitu cepat. Ia baru satu hati berada di sekolah ini, namun sepertinya rencana yang telah ia susun akan berjalan lebih cepat dari dugaannya.
"Aku yang mendapatkan duluan. " ucap eun woo mengamati seorang gadis yang sedang menyentuh buku sama dengannya.
Jung chaeyeon yang terbelalak kaget, seketika buru-buru memperbaiki ekspresi menjadi datar, kemudian tersenyum kaku.
"Maaf tapi aku yang lebih dulu memegang buku ini. "
Eun woo tersenyum, "benarkah? kalau begitu, ini untuk mu. "
"Terima kasih. " jawab chaeyeon bergegas pergi dari sana.
Eun woo mengulas senyum simpul, gadis itu tidak menyebut namanya, namun bukan berarti eun woo tidak sadar jika chaeyeon mengenali dirinya.
Alih-alih membiarkan gadis itu pergi begitu saja, eun woo memilih untuk menghampiri dan menyapanya.
"Lama tidak bertemu, jung chaeyeon.? " sapa pemuda itu hangat.
"Kau si murid baru? bagaimana bisa tahu namaku? " chaeyeon menunduk, menyembunyikan wajah.
Eun woo tersenyum kecil, maju beberapa langkah mendekatinya lalu berbisik, "Tentu saja. Jung chaeyeon,,, Junior High School, kelas 2-5. apa kau sudah mengingat ku?? "
Chaeyeon seolah terkena serangan jantung dadakan, ia sempat ragu jika pemuda itu akan mengenalinya. namun eun woo nyatanya memang benar-benar ingat.
"Kau mungkin salah mengenali orang. " gugup gadis itu.
Eun woo tertawa kecil, melipat kedua tangan di depan dada dengan sangat santai.
"Jujurlah, kita masih mengenal satu sama lain bukan? Andai saat itu aku tidak melihat mu di gudang, mungkin saja.... hanya sebuah kemungkinan, " Eun woo menyeringai, " aku mungkin akan menerima tawaran paman untuk menjadi pelindungmu. tapi sayangnya semua itu tidak terjadi. "
Chaeyeon menggigit bibir, ini sangatlah memalukan. fakta bahwa eun woo mengingat dengan sangat jelas rahasia diantara mereka berdua sungguh membuatnya panik.
"Aku tidak ingin membahas masalah ini lagi. " elak gadis itu melangkah pergi.
eun woo dengan sigap menyekal sebelah tangannya agar tetap berada di tempat. "maaf sekali, tapi kita harus membahas ini sekarang. "
"Itu hanya masa lalu, tolong.... lepaskan aku. " pinta chaeyeon.
"Tidak semudah itu. " sentak eun woo sedikit keras, hingga membuat jarak mereka kini hanya beberapa senti.
"Apa yang kau inginkan dari ku? " chaeyeon berkata lirih, "kau bahkan belum menjadi pelindungku saat itu, jadi aku mohon... "
"Apa kau pernah tahu hal buruk apa yang akan di lakukan ibumu saat tahu semua pewaris mulai menjauh darimu? "
Tatapan penuh ejekan yang eun woo tunjukan membuat chaeyeon menggeleng pelan.
"Ibu yang sangat kau puja itu, " eun woo sengaja berkata lambat-lambat, "Dia begitu percaya bahwa kau adalah gadis populer yang di inginkan oleh banyak pria kaya, dia membuat para pewaris percaya jika kau adalah gadis paling polos yang pernah mereka temui. siapa sangka, faktanya kau tidak sepolos yang kami kira.! "
Menggeleng panik, "Apa sebenarnya yang kau inginkan, hingga menekan ku dengan hal seperti ini? " tanya chaeyeon lemah.
Eun woo tersenyum penuh kemenangan, "Hanya sedikit peran dari mu. peran untuk merebut sesuatu yang seharusnya menjadi milikku.!! "
"Aku tidak bisa. " tolak chaeyeon tegas.
"Benarkah? tetapi kenapa aku lihat kau akan sangat tertarik. "
"Tidak, tolong.... " pinta gadis itu bersungguh-sungguh.
Namun eun woo mengabaikan permohonan tersebut, tersenyum penuh percaya diri, lalu mendekat pada chaeyeon hingga menyisakan jarak lima inci dari wajah gadis itu.
"Berada di posisi yang tidak pernah berani kau impikan sebelumnya, bukankah itu ke inginanmu sejak dulu.? "
"Aku tidak mau. "
"Kau hanya bisa memilih chaeyeon,... ikut bersama dengan ku lalu buat jeon jungkook bertekuk lutut di bawah kakimu, atau kau ingin semua orang tahu tentang rahasia besarmu.?! "
******
Jungkook menghembuskan napas kasar. Berusaha menahan amarah memanglah cukup menguras tenaga.
Laporan demi laporan yang seungkwan kirim melalui ponsel, nyatanya sama sekali tidak membuat suasa hati dia membaik.
"Baru datang, kau sudah menghabiskan tiga gelas? " ejek min gyu yang duduk menghampiri pemuda itu setelah puas berkeliling. "Kau jelas sedang ada masalah? "
Jungkook tidak menjawab. menenggak kembali minumannya dalam satu kali teguk, ia hanya mengamati keramaian club yang sama sekali tidak dapat menghibur perasaan kacaunya.
"Hei, kau lihat gadis disana? " tunjuk min gyu seraya memesan satu gelas minuman yang sama dengan milik jungkook, "gadis bergaun merah, aku rasa dia terus menatap kearah kita. "
"Kau suka padanya? " jawab jungkook tidak perduli.
Min gyu terkekeh kecil, "Aku? yang benar saja. Kau tentu tahu bagaimana seleraku, wanita dengan dada besar seperti dia sama sekali bukan kriteria ku. "
"Kalau begitu, aku juga tidak. " jawab jungkook.
"Damn, kau tidak tertarik padanya? " umpat min gyu tertawa keras, "oh ayolah, kau masih temanku jeon jungkook kan? "
"Sial. Tambah lagi. " ucap jungkook pada bartender yang ada di hadapan mereka, memilih untuk kembali memesan minuman yang sedikit lebih keras guna mengabaikan ocehan menyebalkan min gyu.
"Hari ini aku bertemu dengan eun woo, anak itu... dia tidak berubah, masih tetap sama seperti dulu." tambah min gyu.
Menenggak lagi minumannya, jungkook merasa jika amarah dia saat ini sudah berada di ujung batas. Min gyu sang sahabat, jika pemuda itu tidak segera menutup mulut sekarang maka...
"Aku pikir eun woo juga sudah bertemu dengan tunanganmu, bahkan dia bertanya tentang sinb pada ku dan____"
Menoleh tajam, jungkook sontak mencengkeram kerah kemeja min gyu dengan napas memburu. min gyu sendiri hanya menatapnya, kemudian tersenyum simpul seolah jika apa yang jungkook lakukan ini adalah hal sepele diantara mereka.
"Tenang saja, aku tidak memberitahu dia banyak hal. hanya sebatas obrolan biasa. " min gyu menjelaskan.
Perlahan jungkook melepaskan cengkeraman, detik berikutnya ia mengumpat pelan. Alkohol sudah menguasai emosi, dan saat ini ia nampak konyol dengan berekspresi seperti barusan terhadap min gyu.
"Aku tidak keberatan mendapatkan pukulan,, jika memang dengan melampiaskan nya bisa membuat mu jauh lebih baik. " Ucap pemuda itu dengan sebuah tepukan menenangkan diatas bahu jungkook .
Sahabatnya itu hanya melirik sinis lalu kembali menenggak minuman, "Tidak ada yang bisa membuatku lebih baik, selain bajingan itu menyingkir dari hadapan ku.!! "
Merebut botol fodka yang sedang jungkook tuang, kemudian menenggaknya secara langsung hingga sontak beberapa wanita menoleh kagum pada min gyu.
"Kau sedang pamer? " Ejek jungkook mencibir.
"Apa yang membuatmu marah sebenarnya? " min gyu tidak menanggapi, "Benarkah karena eun woo kembali, atau____" ia sengaja mengatakan lambat-lambat, " karena dia mendekati sinb? "
Jungkook menatap terkejut pada min gyu, entah karena apa yang sahabatnya itu katakan, atau karena ia sendiri yang baru menyadari hal tersebut.
"Kenapa? " tantang min gyu dengan sorot mata jail, "kau pasti tidak pernah berpikir jika saat ini kau marah bukan karena kepulangan eun woo, melainkan karena dia tertarik pada tunangan mu yang cantik itu. "
**To Be Continue**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments