'Khawatir'

"Salinglah menyapa dan mengucapkan salam. "

Suara lembut seorang wanita menjadi satu-satunya hal yang mengisi keheningan diantara tiga orang yang tengah berdiri kaku seperti patung. Sekali lagi wanita itu melirik bertanya pada Jeon min ho selaku ayah dari Jungkook.

Sinb hanya tersenyum kecil, rupanya sang calon ayah mertuanya ini masih berpikir bahwa dia dan jungkook akan menikah sungguhan.

'kasihan sekali'

"Aku rasa tidak perlu. kami sudah saling mengenal, Kim Bisseo. " Jungkook menimpali yang juga nampak sangat bosan.

Ia masih tetap sama dengan pose yang selalu ditunjukkan kala berhadapan dengan teman-teman sekolahnya. Kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celana, lalu berkata dengan nada yang amat sangat santai, juga menunjukkan kesan bahwa dirinya tidak merasa terganggu oleh keberadaan orang lain yang ada disekitar.

Sinb menatap pada Minho lalu tersenyum sopan. "Bagaimana jika kita lewati saja bagian ini paman? lagipula kami juga sudah saling mengenal. "

Ayah jungkook itu hanya mengangguk setuju, "Baik. Mari duduk kalau begitu, kita mulai pertemuan keluarga ini dengan tenang. " Min Ho lantas menoleh pada wanita yang sejak tadi menundukkan wajah, menjaga pandangan. kemudian memintanya untuk pergi.

Sinb tanpa sadar ikut memperhatikan langkah tegas nan sangat anggun itu kala sang pemilik berjalan melewatinya.

"Dia sekretaris ku, Kim seohyun. " Ucap Min Ho sadar dengan apa yang tengah sinb perhatikan, "Kau bisa meminta bantuannya dalam hal apapun sinb. " Lanjutnya.

Sinb hanya tersenyum kaku pada ayah jungkook, sama sekali tidak berniat untuk menimpali.

"Juga calon ibu tiriku. " Ucap jungkook tanpa beban.

Sinb sontak langsung menoleh, begitu pula dengan minho yang memandang padanya penuh amarah.

Jungkook menyeringai lebar, "Tidak perlu terkejut seperti itu ayah, bukankah apa yang aku katakan barusan benar? "

sinb mungkin memang sangat membenci jungkook, namun entah kenapa detik ini, Tiba-tiba ia merasakan perasaan simpati kala melihat pemuda itu meng konfrontasi sang ayah.

Jenis ekspresi yang jungkook tunjukkan saat ini adalah ekspresi yang sama dengan dirinya dulu ketika mendambakan perhatian dari kedua orangtua sebelum ia akhirnya dikirim ke kota Paris.

Alih-alih diam atau pun menghindar dari masalah pribadi keluarga orang lain, sinb malah memutuskan untuk ikut bermain sebentar dengan jungkook.

"Benarkah? waahh,,, " tanya sinb pura-pura terkejut. "Aku kira hanya kita yang akan menikah? "

Jeon minho balik menatap kearahnya, ada tatapan kecewa pada kedua sorot mata tersebut yang membuat sinb seketika menyesal karena telah berkata kasar pada orang yang telah menolong keluarga juga dirinya.

Sinb berniat untuk meminta maaf, namun tanpa diduga jungkook malah maju selangkah kehadapannya. tubuh pemuda itu yang tinggi tegap seketika menutupi pandangan sinb dan menghentikan tatapan tajam yang Min Ho tunjukan padanya.

"Sshh, kau harus menjaga bicara mu sinb. " ucap jungkook tanpa menoleh kebelakang punggungnya dimana sang ayah berdiri dan masih mentap marah padanya. "Kau tidak ingin disingkirkan dari daftar menantu begitu saja, bukan? " Lanjutnya.

Cara jungkook mengucapkan kalimat itu, cara dia berdiri dihadapannya, cara pemuda itu membela dirinya membuat sinb seketika terbawa oleh suasana, ia tidak pernah menyangka sedikit pun bahwa jungkook ternyata memiliki sikap seperti ini pada dirinya.

Dan tanpa rasa takut sedikit pun sinb menatap pada ayah jungkook dari balik tubuh tegap tunangan nya itu lalu berkata dengan enteng.

"Aku? tentu tidak. Silahkan saja, aku tidak keberatan jika harus di usir dari kursi menantu keluarga ini. "

Jungkook menyeringai tipis melihat keberanian gadis mungil yang ada di hadapannya ini.

"aahh, bagaimana ini ayah? sepertinya sinb tidak bersedia untuk menjadi menantu keluarga kita. Atau apa ayah saja yang sebaiknya menikah duluan.? " ucapnya menatap penuh ejekan pada sang ayah.

PLAK !

Hanya lima detik jungkook menyelesaikan kalimat, dan entah bagaimana ? sinb mendengar bunyi tamparan. Cukup keras hingga membuat tubuh menjulang pemuda itu sedikit tersentak kebelakang dan hampir menabrak sinb andai jungkook tidak segera menyeimbangkan tubuhnya.

Seolah belum merasa puas, Jeon Mih ho, yang tadi menyambut kedatangan mereka dengan senyum cerah. Kini berubah menjadi sosok monster mengerikan yang menarik tubuh jungkook kesana kemari, menghajar putranya itu tanpa henti.

Pria paruh baya itu menampar dan memukul tubuh jungkook hingga beberapa kali. Ia berfikir seolah dengan melakukan hal itu amarahnya akan lenyap.

"Ingat ini baik-baik. " Bentak Min Ho pada akhirnya setelah sang putra jatuh tergeletak keatas dinginnya lantai dengan sinb yang menatap khawatir pada putranya itu.

"Berhenti paman. Apa yang kau lakukan? " Teriak sinb tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi tepat di depan matanya.

Ia segera membantu jungkook untuk berdiri lalu menyeimbangkan nya dengan menopang bobot tubuh pemuda itu yang mungkin saja dua kali lebih berat dari tubuh kecilnya.

Min Ho tidak menghiraukan sinb sama sekali, dia hanya tetap menatap marah pada sang putra. "Kau tahu jika aku bisa lebih kejam dari pada ini jungkook, jadi jaga sikapmu sebagai seorang anak. "

Jungkook menyeka darah yang mengalir pada sudut bibirnya lalu menengadahkan kepala. Ia tertawa getir disana.

"Kau tidak apa-apa? " Sinb bertanya khawatir, takut begitu calon ayah mertunya pergi dari ruangan itu dan hanya menyisakan jungkook juga dirinya berdua.

Jungkook, yang akhirnya tersadar jika ia masih bertumpu pada sinb, secepat kilat langsung melepaskan diri dengan kasar kemudian menjauh dari tunangannya itu tanpa berkata apapun. Meninggalkan sinb yang merasa cemas dan khawatir terhadap dirinya.

**To Be Continue**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!