Kontrak Cinta Tuan Ceo
"Fannya Clovis anak tegah dari 3 bersaudara keluarga Clovis, dikabarkan menghilang 5 tahun lalu dicurigai jika dia terlihat di negara K baru-baru ini."
Pria muda tampan membuka matanya, menatap laporan di tangannya dengan alis terangkat menarik.
"Dia keluar dari dari nama keluarganya satu bulan sebelum dia menghilang, keluarga Clovis tutup mata dan tidak pernah menanggapi hilangnya Fannya, dan berita ditekan hingga terlupakan."
Ada pria lain di ruangan itu, berdiri dengan mantap dan menatap lurus tuannya yang duduk di kursi kebesarannya.
Cahaya matahari menyinari masuk membuat papan nama di atas meja berkilau dengan warna emas dingin, dengan tulisan 'Axel Max', pewaris muda dari Max grup yang menguasai hampir 80% saham ekonomi negara I.
Sebagai anak pertama dari 3 saudara, meskipun posisi awalnya lemah karena dikuasai oleh anak ke dua, sekarang dengan pijakan kuat dia berhasil berdiri sebagai pewaris yang paling diharapkan.
"Media pusat juga terus menyorot perkembangan hubungan Tuan dengan Nona Natia Clovis, bahkan jika keluarga Clovis mencoba menakan berita dan mencari gadis itu, awak media memiliki hidung tajam telah menemukan ada hal ganjil. Bahkan jika mereka tidak memiliki bukti, mereka masih menemukan beberapa bukti foto ketika Nona Natia sedang bersama laki-laki di cafe."
Pria lain di ruangan itu adalah Pram, sekretaris pribadi Axel yang telah bekerja dengan Axel selama 10 tahun lebih.
Dia juga merupakan tangan kanan terpercaya Axel, seperti sekarang, dia menyerahkan tugas paling penting di tangan sekretarisnya itu.
Ketika Axel mendengar laporan dari Pram, dia sangat puas.
"Kecurigaanku benar, gadis itu masih memiliki hubungan rahasia dengan adiknya yang telah meninggalkan keluarganya."
Pram mengangguk, dia menunjuk ke data lainnya di sisi Axel.
"Diketahui jika Natia Clovis masih memiliki hubungan dengan Fannya bahkan ketika gadis itu menghilang. Tuan telah mencarinya selama bertahun-tahun tapi tidak dapat menemukannya, diduga dia telah disembunyikan oleh kekuatan besar dia dalam kegelapan, kekuatan itu juga yang telah menganggu pencarian tuan."
Axel dengan tenang memperhatikan setiap data, dia tersenyum menyeringai memperlihatkan gigi taringnya.
"Itu tidak masalah, dia telah ditemukan jadi aku bisa memulai rencanaku. Sudah berapa tahun? Aku telah menunggu hari ini tiba, pembalasan akan rasa sakit ini, aku menantikannya."
Axel tersenyum senang, dia menutup berkas dan berdiri, kemudian mengambil jaketnya dan berjalan pergi dengan orang mengikuti di belakangnya.
"Mari kita temui gadis itu!"
Tapi segara, Axel menghentikan langkahnya, seolah mengingat sesuatu dia berbalik dan menatap Pram di belakangnya.
"Untuk tunangan kecilku yang kabur dengan kekasihnya, mari kita bebaskan saja dia, sekarang dia benar-benar sudah tidak berguna, pengganti tidak akan seperti yang asli bahkan ketika kita mendandaninya dengan baik. Dan untuk keluarga Clovis?"
Axel menyeringai senang, dengan baik hati memikirkan masa depan yang akan terjadi
"Mari kita berikan kejutan, kepulangan anak tengah yang menghilang bagaimana reaksi mereka? Aku penasaran sensasi apa yang akan dibawa media dan 'dia' yang selama ini juga mencari gadis itu tapi selalu gagal? Hah, kita tunggu saja."
Ketika Tuan Axel yang agung pergi dengan sekretarisnya, ada gadis mungil yang manis duduk di kursi tunggu rumah sakit dengan wajah kosong.
Dia hanya terdiam menatap ponselnya dengan pandangan tidak fokus, mendengarkan suara yang mengalir di telpon.
"Adik, maafkan aku! Aku benar-benar minta maaf, hiks. Aku tidak memiliki pilihan, dia mengancam ku, dia berkata dia akan menyakiti pacarku jika aku tidak menuruti keinginannya."
Suara gadis di balik telpon sangat menyedihkan, dia terus menangis dan tersedak ketika dia terus berbicara untuk menjelaskan situasinya.
"Adik, ampuni aku, aku tidak pernah bermaksud untuk menyakiti kamu, aku tidak pernah ingin membuat kamu terasingkan dari keluarga bahkan harus keluar dari keluarga! Aku tidak pernah ingin mewarisi keluarga Clovis ataupun membocorkan tentang keberadaan mu, maaf, maaf...!"
Orang di balik telpon adalah Natia Clovis, gadis manis yang melarikan dari dari pertunangannya dan orang yang duduk di kursi tunggu rumah sakit adalah Fannya, putri tegah keluarga Clovis yang menghilang.
Tapi, ketika orang-orang tidak tau keberadaan dia, dan keluarganya yang mengabaikan dia, tidak ada yang menyangka jika gadis itu masih memiliki hubungan dengan kakak tertua.
Fannya tersenyum pahit, dia menatap ujung sepatunya dan akhirnya berbicara setelah mendengarkan perkataan kakaknya cukup lama.
"Kakak, tidak apa-apa, ini pilihan terbaik, aku hanya harus menikahi orang itu bukan? Daripada hubungan kakak dengan Mas Fano renggang setalah dengan kuat dibangun lebih dari 10 tahun begitu saja, pernikahan kontrak antara aku dan orang itu bukanlah masalah penting."
Dia tersenyum tak berdaya dan terus membujuk kakaknya.
"Dia berkata pernikahan ini hanya berlangsung 2 tahun bukan? Ini waktu yang singkat, jangan terlalu merasa bersalah."
Kemudian dia tertawa tanpa beban.
Natia yang berada di seberang telpon sangat tertekan mendengar tawa itu, dia kembali cegukan dan dipeluk oleh kekasihnya di sampingnya, mengelus rambut gadis malang itu, memberikan dia kekuatan untuk terus berbicara.
"Apakah kamu yakin? Kamu sudah dibenci di keluarga tanpa alasan dan terpaksa keluar dari keluarga, sekarang kamu harus menikah kontrak dengan orang brengsek, adik, kakak hanya berharap kamu bisa bahagia."
Dia berhenti dan malah menangis semakin banyak.
"Kamu jangan seperti kakak yang dipaksa untuk mewarisi keluarga ketika kakak tidak ingin mewarisinya dan harus menikah paksa dengan orang lain hanya untuk memperluas jangkauan pasar perusahaan! Setalah sekian lama kamu bisa hidup santai tampa ada yang mengetahui identitasmu, tapi kakak malah menghancurkannya, adik, kakak benar-benar minta maaf."
Kakaknya terus menjelaskan situasi dengan air mata yang membuat Fannya tidak berdaya, kadang-kadang dia merasa bahwa kakaknya-lah yang harus menjadi adiknya degan sikap anak-anaknya itu.
"Tidak apa-apa, ini sudah hampir 1 jam, apakah kakak tidak akan menutup telponnya? Aku akan pergi untuk memeriksa kondisi nenek."
Meskipun sangat enggan dan masih merasa bersalah pada akhirnya Natia menutup telponnya, meninggalkan kalimat terakhir.
"Hiduplah dengan pilihanmu sendiri, karena kamu adalah burung yang bebas."
Tapi Fannya tau, kebebasannya akan segera berakhir, dia hanya bisa mendesah dan bangkit dari kursinya dengan tubuh kaku, sebelum berjalan ke arah bangsal rumah sakit yang paling dia kenal.
"Nenek!"
Dia membuka pintu dan menatap wanita paruh baya yang berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit dengan alat bantu kehidupan.
Suara monitor rumah sakit sangat keras dan berisik, bau desinfektan rumah sakit juga membuat Fannya tidak nyaman, namun dia masih bisa menahannya dan tersenyum kecil.
"Nenek, mungkin mulai sekarang kehidupanku akan berubah, aku harap ini bukan hal yang buruk."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mrs.Q
ga tanggung2 sahamnya 🤣🤣
2023-03-04
0