Pernikahan akan dimulai pada malam hari dan para pelayan sudah sangat sibuk dari pagi.
Fannya juga sedang menerima perawatan mandi susu di bak mandi.
Sudah 1 Minggu, dalam waktu ini, dia harus mempelajari banyak hal, dari pelajaran tata kerama bangsawan, lingkungan sosial, kelas bisnis, kontrol emosi dan berbagai pelajaran lainnya.
Bahkan dia juga harus olahraga dan melakukan banyak perawatan tubuh dengan harga fantastik.
Dalam 1 Minggu, tapi itu terasa seperti 1 tahun, dia kelelahan secara mental dan fisik.
Ketika dia selesai mandi dia keluar dan langsung dirias oleh para profesional.
Dia hanya bisa duduk pasrah.
Pada saat ini, Tania membuka pintu dan masuk, duduk disamping Fannya dan memperhatikan gadis itu.
"Apakah kamu tidak akan menyesal menikah dengan Axel."
Meskipun Tania adalah sekretaris Axel, tapi dia sama sekali tidak sopan kepada Axel seperti sekretaris lainnya.
Dia malah banyak mengutuk tuannya daripada menjilat tuannya.
Seperti sekarang, dia mulai mengeluh kesal dan bertanya secara langsung.
"Kamu tau jika pernikahan kontrak ini hanyak skema besarnya untuk balas dendam. Meskipun dia berkata jika dia akan membayar kompensasi besar untukmu, hati perempuan itu rapuh."
Tania berhenti sesaat, dia melakukan kontak mata dengan Fannya dari cermin sebelum tersenyum menyeringai.
"Dan mungkin, dalam drama besar ini, kamu yang akan paling terluka."
Itu benar.
Fannya tau itu.
Pernikahan ini bukan pernikahan kontrak biasa, tapi pernikahan kontrak untuk balas dendam.
Dan dalam permainan besar ini, dialah yang akan paling terluka.
Sejak dia membaca kontrak itu, dia tau dia tidak memilik pilihan.
Bukan hanya karena kelemahannya telah diketahui, dia juga tidak memiliki siapa-siapa untuk melindunginya.
Itulah sebabnya dia memilih untuk terjun ke dalam permainan ini terlebih dahulu dan memainkan perannya dengan baik.
Dengan satu harapan.
Fannya tersenyum ringan, menatap kukunya yang di cat merah darah seperti darah segar yang memantulkan bayangannya sendiri, dia tersenyum.
"Bahkan jika aku hanya bidak permainan, permainan ini masih katagori judi."
Baik dia ataupun Axel saling berjudi.
Dalam kondisi terbaik, Axel bisa membalaskan dendamnya dan dia juga bisa memilih Axel.
Yang terburuk, dia mungkin hanya bisa menyerah untuk hidup ini.
Kematian mungkin tidak buruk?
Tidak tau berapa lama, akhirnya sekitar jam 9, seluruh proses menyiksa selesai.
Fannya menatap dirinya di cermin.
Dia tidak tinggi, atau memiliki dada besar, tapi para proposional ini sangat tau untuk mengantikan kekurangannya dengan kelebihannya.
Dengan bantuan makeup dan keahlian proposional, wajahnya dihiasi menjadi lembut dan manis, seperti boneka dan semanis eskrim, terkesan ringan namun menarik.
Tapi karena gaya baju yang digunakan hitam malam, dengan riasan renda dan sedikit gotik, jika dia tersenyum menyeringai, dia seperti iblis manis dari mimpi.
"Nona, mari pergi, helikopter telah menunggu."
Bibir Fannya berkedut samar karena pemberitahuan Tania yang begitu tenang dan damai.
Jika biasanya mobil yang menunggu, kali ini, sebuah helikopter telah menunggu dirinya.
Karena melamun, salah satu pelayan datang dan membantunya memimpin.
Fannya mengerutkan bibirnya.
Selain dipaksa menjadi sesempurna mungkin, dia tidak diberitahukan apapun selain tanggal pernikahan.
Semuanya telah diatur, tema pernikahan, gaun, cincin, riasan bahkan tempat pernikahan.
Dia hanya duduk menjadi sebuah boneka dan mengikuti keinginan tuannya, tidak tau mengapa, tapi dia merasa seperti dimanipulasi?
Ketika pikiran itu muncul, Fannya langsung menggelengkan kepalanya tidak mungkin, mungkin dia hanya terlalu lelah dan berhalusinasi.
Tapi tetap saja, dia sedikit kecewa karena tidak tau apapun, bahkan tempat pernikahan serta jadwalnya.
Axel sama sekali tidak memberitahu dia jika pernikahan diadakan di pulau pribadi.
Untuk mempersingkat waktu, dia harus naik helikopter dan akan tiba dalam 30 menit.
Baling-baling helikopter perputar cepat dan mengeluarkan suara berdengung keras.
Ini pertama kalinya dia terbang menggunakan helikopter, jika dia berkata dia sangat santai, dia berbohong, dia sangat gugup hingga dia mau ke toilet sekarang.
Tapi dia hanya bisa menahannya di bawah tatapan menilai Tania.
Untungnya, seluruh fasilitas helikopter lengkap dan berkelas, sangat membuat nyaman yang mengurangi kegugupan Fannya.
Suasana terlalu damai, hanya ada suara sibuk Tania dengan ponselnya dan kertas, serta suara angin dan perangkat elektronik helikopter.
Tampa sadar, karena kegugupan, dia mengangguk, setelah menahannya, dia tertidur sedikit.
Ketika helikopter mendarat, terdapat guncangan singkat, barulah Fannya terbangun.
Tania sangat sigap membantu Fannya merapikan gaunnya dan turun.
Ketika pintu helikopter terbuka perlahan, Tania dengan lebut menunduk, mendekatkan mulutnya ke telinga Fannya dan berbisik.
"Jangan gugup, ketenangan adalah kuncinya."
Kemudian pintu helikopter terbuka dan ribuan cahaya lampu dari kamera langsung membidiknya.
Dia terlalu terkejut dan menutup matanya, hampir melangkah mundur jika Tania tidak dengan kuat mendorong bahunya, sekilas dia hanya sedikit tidak sehat dan terhuyung ringan.
Tubuh Fannya tegang dan kaku, terutama ketika suara kamera yang memotret dirinya semakin kuat, dia hampir kehilangan dirinya.
Tania melihat ketidaknormalan Fannya, dia dengan tanpa ragu langsung memegang tangan Fannya kanan dan membimbingnya turun dengan senyuman.
"Apakah kamu ingat perjanjian itu? Jika kamu gagal memenuhi keinginan tuan, makan nenekmu mungkin akan pergi lebih cepat dan kakakmu mungkin akan lebih menderita."
Tiana berbisik dan tertawa, terlihat lucu dan menyegarkan, seperti seorang teman yang membujuk temannya untuk tidak ragu.
Tapi kata-kata yang hanya bisa didengar oleh Fannya menarik gadis itu kembali ke pikirannya, dia tersenyum kaku secara otomatis dan melembutkan alisnya.
Karena tekanan besar dari dunia yang keras ini, dia terbiasa membuat senyum palsu bahkan di bawah ribuan tatapan.
Senyum ini seperti naluri bertahannya untuk memberitahukan dia semuanya baik-baik saja.
Ketika pandangannya kembali kepada dirinya sendiri, dia melihat Axel dengan tegas berwibawa menunggunya di tegah kerumunan dengan buket bunga mawar merah hitam.
Ketika Axel melihat Fannya dengan anggun turun dari helikopter, dia sedikit tertegun, matanya dengan cepat melirik penampilan gadis itu.
Sudah 1 Minggu, karena sibuk, dia tidak memiliki waktu untuk melihat gadis itu.
Walaupun Fannya cantik, dia seperti berlian yang baru ditambang, masih kotor dan tak terurus, tapi sekarang, setelah dipoles dengan sempurna, dia terlihat sangat bersinar, terutama kulit yang halus seperti putih telur.
Selangkah demi selangkah, langkah Axel anggun dan menawan, hampir sesuai dengan gerakan Fannya, seolah mereka serasi, siap langkah sama dan saling melengkapi.
"Tolong."
Ketika Axel berada di depan Fannya, dia mengulurkan tangannya dan menatap langsung ke mata gadis itu.
Seolah memahami maksud Axel, Fannya mengambil tangan Axel dengan anggun dan juga menatap langsung kepada mata hitam malam Axel tampa takut dengan senyuman.
Tapi tidak ada yang tau jika jantungnya berdebar terlalu keras seperti serangan jantung dadakan yang bisa membunuhnya di detik berikutnya.
Axel adalah cinta pertamanya yang sulit dilupakan, dan sekarang laki-laki idamannya dulu tepat di depannya dengan senyuman menggenggam tangannya, seperti mimpi.
Tepat ketika langkah terakhir dan Fannya berdiri di atas jalan landasan, Axel mengulurkan tangannya.
"Kemari."
Fannya menyambut uluran tangan itu dengan lembut, mengikuti ke depan selangkah demi selangkah di bawah tatapan ratusan orang, pergi langsung ke arah tempat pernikahan.
Takdirnya dimulai dari sini, dan tidak ada jalan kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yem
Pilihan yg sulit..
2023-03-05
1