kontrak

Hari ini seperti biasa, Fannya pulang dari pekerjaannya dan singgah di warung sederhana untuk membeli makan siangnya.

Tapi ketika pulang, hal tidak biasa terjadi.

Rumahnya telah disegel pihak bank karena hutangnya di bank belum dilunasi sesuai dengan perjanjian.

"Tuan, tidak bisakah kamu memberikan aku waktu?"

Fannya memohon untuk ke sekian kalinya.

Tapi orang-orang itu menggelengkan kepalanya mendesah dengan tidak puas.

"Paling sedikit, kami hanya bisa membiarkan anda mengambil barang berharga di rumah ini sebelum disegel sepenuhnya. Nak, pergilah cepat dan bereskan barangmu, seseorang telah membeli rumah ini dan ingin membuat rumah baru, rumah ini akan segera dirobohkan."

Kemudian dia pergi sebelum gadis itu mulai kembali memohon.

Mata Fannya merah, tapi dia tidak menangis, dia hanya menghelan nafas dalam-dalam dan menelan air liurnya seolah dia menelan krikil yang menyakitkan.

Dia tidak lagi berbicara dan masuk ke dalam rumah.

Sebenarnya dia tidak menghilang begitu saja dari keluarganya, dia hanya melarikan diri dan menghapus semua informasi dirinya, dan seorang nenek baik mau menerimanya menjadi cucunya.

Meskipun kehidupan sangat sulit, terutama hanya bisa tinggal di rumah kayu sederhana dan makan nasi sehari sekali, dia masih tetap bahagia,  daripada dia berada di rumah besar dengan senyuman palsu.

Dia bahagia di sini.

Sayangnya, 1 tahun lalu neneknya mulai sakit, dia berhenti bekerja di perkebunan yang membuat semua tanggung jawab ekonomi berada di pundak Fannya.

Gadis itu juga terpaksa mengambil banyak pekerjaan sekaligus, terutama ketika neneknya mulai sakit keras dan masuk rumah sakit.

Ketika biaya rumah sakit semakin banyak, dia mulai berhutang ke bank dan bahkan menjual surat rumahannya.

Dengan banyak kesulitan, akhirnya dia bisa meminta izin kepada pihak bank untuk tetap tinggal di rumah ini sampai seseorang membelinya.

Tapi hanya satu bulan, rumah ini terjual.

Fannya tersenyum pahit.

Ketika dia selesai membereskan beberapa lembar bajunya serta barang yang menurutnya berharga seperti album foto, untuk lemari dan sebaginya, dia hanya bisa mengaturnya untuk nanti, yang penting barang paling dia butuhkan ada di sisinya.

Tapi ketika dia keluar, seorang wanita dengan jas bersih menunggunya dengan senyuman.

"Nona Fannya?"

Wanita itu tersenyum lembut dan memanggil nama Fannya.

Fannya menatap wanita itu dan akhirnya mengangguk.

Baru kemudian wanita itu memperkenalkan dirinya.

"Halo, Nona Fannya, saya sekretaris yang ditugaskan untuk anda oleh Tuan Axel. Anda seharusnya tau mengenai hal ini dari kakak anda, saya di sini untuk menjemput Nona."

Ada asisten khusus yang disediakan oleh Axel untuk Fannya, asisten itu bernama Tiana, gadis muda yang modis dan cantik.

Fannya tidak langsung menjawab, dia hanya menoleh sebelum mengangguk dan mengikuti Tania dari belakang.

"Tuan sudah menunggu Nona di kntor untuk membahas kontrak kerja sama dengan baik, mati pergi."

Tania membimbing Fannya ke sebuah mobil dan membukakan pintu mobil, membiarkan gadis itu masuk lebih dulu sebelum menutup pintu dan masuk ke dalam kursi di samping pengemudi, sementara itu, barang-barang Fannya telah di titipkan kepada pengawal lainnya.

Di dalam perjalanan Fannya tidak mengatakan apapun, tapi dia sudah membuat tebakan.

Diketahui jika Tuan Axel haruslah CEO muda yang sombong dan angkuh, sangat berkuasa dan sulit ditentang.

Berbeda dengan dia yang hanya gadis mungil biasa dari kelas bawah.

Dia bahkan menebak jika rumahnya dibeli oleh orang itu.

Ketika dia berpikir, dia tidak sadar jika Tania melihat gerakannya, yang dengan tenang menatap keluar jendela, mengendalikan dirinya dengan baik dan tidak menanyakan sesuatu yang tidak penting

Diam-diam Tania memuji gadis itu.

Tuannya tidak salah memilih pasangan.

Meskipun polos dan tenang, Fannya seperti pisau tumpul yang belum terasah, mereka berkualitas hanya saja belum ditajamkan.

Apakah tuannya akan menggunakan gadis ini sebagai kartu utamanya?

Tiana tersenyum, sebenarnya dia bukan sekretaris sungguhan, dia seorang piskiater yang tiba-tiba berubah profesi menjadi sekretaris dan ditugaskan untuk mengawasi dan membimbing mental Fannya.

Karena gadis itu belum diasah menjadi tajam, tidak ada salahnya mengasahnya setajam mungkin.

Tidak peduli apakah ketajaman itu akan melukai tuannya.

Tiana tertawa dalam hati.

Tampa terasa, mobil telah melaju ke tamat tujuan.

Sebuah gedung raksasa dengan nama Max Grup tercetak mewah dan berkelas di mata Fannya.

Tanpa sadar fannya melihat pakaiannya.

Kemeja hitam dan celana hitam, sedikit lusuh dan berantakan, tanpa sadar dia sedikit malu untuk masuk ke dalam gedung mewah ini, dia jelas sedikit tak pantas.

"Nona, mari masuk."

Tapi jelas dia tidak memiliki pilihan, dia hanya bisa menguatkan tekadnya dan melangkah masuk.

Benar saja dia langsung menjadi pusat perhatian.

Beberapa orang meliriknya bahkan beberapa orang saling berbisik.

Abaikan.

Ini adalah hal yang biasa, Fannya tersenyum mencela dirinya.

Kemudian, setiap langkah kehilangan ketakutannya.

Dia dengan tenang masuk kedalam life.

Tapi berbohong, dia sangat gugup sebenarnya.

"Tuan ada di dalam ruangan."

Ketika mereka sampai di depan pintu, Tania mengetuk pintu kantor dan membukanya, memberikan isyarat untuk masuk ke dalam sendiri.

Sebelum masuk, Fannya sedikit merapikan pakaian dan rambutnya yang sudah lama tidak lama meremas.

Bahkan dia diam-diam mencium aroma tubuhnya, memastikan dia tidak mengeluarkan bau yang tidak nyaman, sebelum memberanikan diri untuk masuk ke dalam.

Dia tidak menundukkan kepalanya, dia memilih untuk mengigit bibirnya daripada menunduk, itu hanya akan membuat nilai dirinya menjadi semakin rendah.

"Tuan."

Dia berkata perlahan ketika melihat jika ternyata kursi kebesaran di depannya kosong.

Kemudian seolah merasakan sesuatu, di menoleh ke samping dan menatap pria muda yang bersandar di rak buku di belakangnya.

"Nona Fannya?"

Tuan muda itu bertanya dengan suara yang halus dan tenang.

Tapi karena suaranya, tubuh Fannya menjadi sangat kaku dan tak bisa bergerak.

Hah, apakah ini takdir?

Tidak menyangka jika CEO muda dalam bayangan yang sangat mendominasi ternyata akan menjadi kekasih hatinya dulu?

Orang pertama yang membuat dia jatuh cinta sekarang kembali ada di depannya, setelah sekian lama.

Fannya tersenyum kaku.

"Sekarang kamu semakin tinggi dan cantik, tidak seperti dulu, sangat pendek dan menyedihkan, kamu banyak berubah."

Axel tersenyum kecil dan akhirnya berjalan mendekati Fannya.

Tingginya lebih dari 180 meter, dan tinggi Fannya hanya 165, yang jelas sangat terlihat perbedaan tinggi merek.

Ketika Axel mendekat, jelas Fannya merasakan tekanannya, tapi dia mengigit bibinya dengan kuat dan menjaga dirinya tetap diam di tempat tampa bergerak.

Axel berdiri di depannya dengan pandangan menilai, sebelum tersenyum puas dan melangkah ke kursi kebesarannya.

"Aku yakin kakakmu sudah memberitahukan kamu apa yang aku inginkan."

Axel duduk dengan santai dan menunjuk kursi di depannya.

"Duduklah, kita akan berbicara dengan baik-baik."

Fannya dengan patuh duduk.

"Maafkan aku karena memaksamu untuk melakukan ini, tapi aku juga tidak memiliki pilihan, karena menurutku kamulah yang paling cocok."

Dia mendesah dan menyerahkan berkas yang dia simpan di dalam laci.

"Hanya 2 tahun, pernikahan kontrak ini akan berakhir dalam 2 tahun dan aku juga akan memberikan kamu manfaat besar untuk kontribusimu dalam rencananya."

Axel menjelaskan dengan teratur ketika Fannya sedang membaca isi kontrak dengan seksama.

Ketika Fannya berada dibagian terakhir, dia membeku.

Baru kemudian Axel membuka mulutnya dan kembali menjelaskan.

"Kenapa aku memilihmu bahkan memaksa kakakmu untuk membocorkan identitasmu? Karena aku membutuhkan kamu untuk membalaskan dendamku kepada seseorang, yang kebetulan orang itu mencintaimu."

Axel berhenti, dengan tulus meminta maaf.

"Maaf, aku membutuhkan kamu untuk menjadi pion dalam permainanku. Untuk itu, aku juga akan memberikan kamu kompensasinya besar, Clovis grup, aku akan menyerahkan seluruh perusahaan itu untukmu, kontrak ini akan saling menguntungkan kita bukan?"

Fannya terdiam atas pernyataan itu, untuk sementara waktu dia tidak bisa mengatakan apapun.

Dia di dalam keluarga seperti hantu, transparan dan terlupakan.

Dia akan diberikan tepat waktu dan di berikan uang saku tunjangan, semuanya sebegitu teratur dan mekanis, tapi dia tidak menyukainya, kemewahan itu tidak bisa menutupi perasaan dipandang rendah oleh ayah dan ibunya sendiri, bahkan para pelayan di rumah.

Tapi, dia tidak membenci keluarga itu, hanya ada mati rasa, dia tidak tertarik untuk balas dendam ataupun mengambil alih keluarga itu.

Kekayaan, dia tidak membutuhkannya, hanya kebahagiaan.

Tapi dia tidak memiliki pilihan.

Seolah mengetahui apa yang Fannya pikiran, Axel tersenyum tenang.

"Aku juga akan menjamin biaya rumah sakit nenekmu dan menjamin perawatan terbaik untuknya. Aku juga akan menjaga keberadaan kakakmu untuk tidak terekspos oleh ayahmu ataupun orang lainnya, biarkan dia hidup bebas."

Dia kemudian mengeluarkan sebuah pena dan meletakkannya di atas meja.

"Jadi mari tandatangani kontraknya."

Fannya tidak menolak, dia mengambil pena dan langsung menandatangani kontrak.

"Saya harap anda tidak akan mengingkari janji anda."

Dia meletakan pena dan bernafas dengan tenang.

Mulai sekarang, kehidupannya akan berubah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!