Tiba dikontrakan, Della melihat kakaknya sudah sibuk lagi di dapur, untuk belanjaannya sendiri ia langsung membawanya masuk kedalam kamar lalu membantu kakaknya menyiapkan makan malam.
"Kak! Della mau tanya boleh nggak?"
Mala yang saat itu tengah memotong sawi sekilas melirik adiknya, "Mau tanya apa?"
Mula-mula Della melihat sekeliling, sepertinya ia ingin memastikan kalau Raka tidak ada didekat mereka, "Apa kak Raka sebelumnya sangat romantis sama kakak?"
Seketika Mala menghentikan aktivitasnya lalu kembali memandang adiknya matang-matang, "Kenapa kamu nanya gitu?"
"Penasaran aja sih kak! Kan dulu kak Mala bilangnya nggak mau nikah muda, tapi giliran di lamar kak Raka, waktu itu kakak langsung setuju gitu aja!" Ucap Della.
Mala terdiam sejenak sembari memikirkannya, "waktu itu dia nggak terlalu romantis sama kakak sih, tapi entah kenapa kakak tuh kayak nyaman aja ada disekitar dia, kayak kakak tuh aman gituloh, kata-katanya juga bisa buat yakinin kakak kalau dia tuh pria yang pantas buat kakak!" Tutur Mala seraya tersenyum menceritakannya.
"Pantesan kakak langsung luluh!"
"Heheh kamu nih bisa aja! Do'ain kakak yah semoga kakak iparmu itu adalah laki-laki pertama dan terakhir buat kakak! Dan asal kamu tau kakak berharap mau punya banyak anak dari dia hihih!"
Pukas kakaknya dengan nada yang begitu bahagia.
"Aamiin kak! Aku juga udah nggak sabar mau gendong keponakan!"
Mereka berdua terlihat begitu senang menantikannya, tapi melihat kakaknya begitu bahagia, Della malah takut untuk menceritakan tentang kejadian tadi.
Apalagi ketika dijalan perjalanan pulang, Raka ternyata meminta Della untuk memeluknya dari belakang, Della sekali lagi menurutinya.
"Ugh... Sabar yah, kakak bakalan berusaha terus biar harapan kamu juga cepat terwujud!"
"Lagi bahas apaan nih?" Tiba-tiba Raka muncul entah dari mana lalu berdiri di tengah-tengah mereka berdua
Della dan Mala sedikit terkejut karena ulahnya, "Kamu nih kalau jalan nggak ada suaranya, bikin takut aja ihh.... " Decak Mala memukul pelan lengan suaminya.
"Kamu kenapa panik gitu sih? Lagian kalian berdua serius banget, lagi ceritain apa emang? Aku juga penasaran tau! Kasi tau dong!"
"Iihh nggak boleh lah, ini urusan para wanita iya kan Del.... " Tanya Mala pada adiknya yang dari tadi hanya diam sambil mengiris-ngiris bawang merah.
"Iya kak!"
"Kasi tau Kakak dong Del.... " Pinta Raka pada Della yang berdiri di samping kanannya, tak hanya itu tangannya tiba-tiba memeluk Della dari belakang.
Della kaget, Raka begitu berani melakukannya padahal Mala ada disitu juga, dia melihat Raka dengan tajam, tapi Raka malah membalasnya dengan senyuman.
Buru-buru Della menyelesaikan irisan bawangnya kemudian mencuci tangan di wastafel, "Kak, Della ke kamar dulu yah, mau nelfon seseorang!"
"Ohh iya, pergi aja! biar kakak selesaiin semuanya!"
"Makasih kak!"
Della langsung melepaskan tangan Raka dari pinggangnya, dia berjalan cepat ke arah kamar lalu mengunci pintunya, Della mondar-mandir sebentar sambil mencabut ponselnya yang dari tadi masih tercharger.
"Apa sebaiknya aku kasi tau ke mama ya? Kalau kak Raka tuh sebenarnya bukan orang baik! Tapi dia kan cuman meluk doang, gimana kalau mama bilang aku ngarang? Atau aku yang terlalu berlebihan tanggapinnya?"
Della bimbang dengan fikirannya sendiri, ia takut mengambil tindakan yang salah dan malah menimbulkan salah paham.
Della terus berfikir untuk melapor ke mamanya, hingga dia benar-benar memencet nomor telfon mamanya dan memanggil.
Tapi nihil, panggilan itu sia-sia. Tak ada yang menerimanya, Della bertanya-tanya kenapa mamanya tak mau menerima panggilan telefonnya?
"Mama kemana sih? Kok nggak di angkat? Apa udah tidur? Tapi ini masih jam setengah sembilan!" Fikirnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Antoni Purba
antara ya dan tidak ...
2023-04-05
0