Dengan cepat Raka memeluknya, ia tak perlu lagi berbasa-basi ketika adik iparnya itu sudah menyutujui permintaannya.
Kini mereka berpelukan dengan erat, "Makasih Del! Kakak seneng punya adek ipar kayak kamu!"
"Iya kak sama-sama!"
Della menjawabnya dengan begitu tenang padahal jantungnya serasa mau copot, ini pertama kalinya ia dengan berani berpelukan dengan laki-laki selain ayahnya.
Bohong jika ia baik-baik saja, rasanya ia ingin membalas, tapi rasanya begitu takut, "Kak udah yah!" Katanya ketika ia merasa pelukan Raka semakin erat saja di tubuhnya.
Raka tak menjawab, dia malah semakin menarik masuk tubuh Della kedalam pelukannya, tak segan-segan pria itu menc*umi leher Della.
"Ah... Kak, kak Raka apa-apaan sih? Katanya kan cuman pelukan? Lepasin Della kak! Kak Raka jangan macam-macam yah!"
Della merasa geli, tapi rasanya ia ingin meminta lebih. Dia ingin mendorong tubuh Raka tapi tenaganya tak sepadan dengan tangan Raka yang kini melingkar di tubuhnya.
"Del.... " Panggilnya begitu lembut di kuping Della disertai hembusan nafas membuat Della seketika merinding.
"Kak Raka! Tolong lepasin Della, Della nggak nyaman kayak gini kak!" Pintanya lirih.
Mendengar itu, Raka langsung melepas pelukannya, "Ahh sorry Del... Kakak khilaf! Maaf yah!"
Dahi Della berkerut, "aku mau kembali ke kamar aku ya kak!" Dia tak menjawab pernyataan Raka tapi memilih pamit agar ia bisa segera keluar dari kamar itu.
Raka membiarkannya pergi, dia kemudian menjatuhkan tubuhnya ketengah-tengah tanjang sambil menatap langit-langit kamar.
Huuhhh...
Ia menghela nafas, matanya pelan-pelan terpejam namun senyumnya belum pudar, sepertinya ia masih membayangkan pelukannya dengan Della tadi.
"Ahh Lama-lama aku bisa gila karena Della!" Gumamnya.
Della bukan langsung ke kamar, dia ke kamar mandi terlebih dahulu untuk memakai pembalut, jujur saja saat Raka tadi memeluknya darah menstruasinya juga tiba-tiba keluar dengan sangat banyak.
Detak jantungnya masih belum normal, bahkan sekarang hembusan nafas Raka di telinganya tadi masih terngiang-ngiang.
"Kenapa kak Raka tadi mintanya begitu ya? Apa aku tanya kak Mala aja? Takutnya kak Mala tau terus salah paham lagi, aku nggak mau rumah tangga kakakku bermasalah!" Gerutunya didepan cermin kamar mandi.
...***...
Ketika Mala pulang, Orang pertama yang menyambutnya adalah Raka suaminya sendiri, wajahnya seperti biasa terlihat sangat lelah.
"Della mana?" Tanyanya pada Raka.
"Dia ada di kamarnya!" Jawab Raka.
"Del... Della.... " Panggil Mala sambil berjalan menuju kamar Adiknya itu, "kamu tidur ya? Ini udah jam berapa loh! Nggak boleh tidur pas magrib ihh!" Teriaknya.
Pintu kamar Della terbuka, dengan lesu ia berjalan dan langsung memeluk kakaknya yang kini berdiri didepan kakaknya, "Della capek kak! Ada makanan nggak? Della mau ngemil nihh, mau yang renyah-renyah gitu!"
"Kamu baru begitu udah ngeluh, gimana kalau kamu udah di posisi kakak? Ohh iya, wawancara tadi gimana? Lancar nggak?"
Della melepaskan pelukannya, dia menaikkan kedua jempolnya didepan Mala, "Lancar dong kak!"
"Adek kakak emang jago!" Puji Mala, dia lalu mengeluarkan dompetnya didalam tas kemudian memberikan selembar uang seratus padanya.
"Nihh, katanya tadi mau ngemil kan? Anggap aja itu apresiasi kakak karena wawancara kamu lancar!"
Mata Della langsung terbelalak, siapa juga yang mau menolak reseki nomplok? "Wahh kak Mala emang kakak terbaik yang Della punya! Kalau gitu Della pergi sekarang yah!"
"Iya, pergi aja sana!"
"Ayo Del... Biar kakak temenin kamu!" Tiba-tiba Raka menawarkan dirinya lagi.
Della terdiam sebentar, ia menatap Raka tanpa tau harus berkata apa, "kok bengong lagi sih Del? Kamu nggak mau di temenin sama kakak iparmu sendiri?" Timpal Mala.
"Bukannya begitu kak! Tapi aku mau perginya sendiri, boleh kan?" Suaranya begitu pelan, dia benar-benar tak mau pergi dengan Raka, tapi tak punya alasan menolak secara halus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments