Wajah Raka berubah suram saat mendengar Della mencoba menolaknya, tapi dia tak kehilangan ide, sekali lagi ia mencoba membujuknya, "Emangnya kamu jalan kaki buat pergi beli cemilan Del?"
"Della pintar bawa motor kok kak! Della boleh kan pinjam motor kak Raka?" Pintanya.
Raka mulai kesal, tapi dia mencoba menahan kekesalan, "Enggak-enggak, kamu nggak boleh bawa motor dulu, kakak takut! Iyakan sayang?" Ia mencoba meminta persetujuan Mala.
"Iya, apa yang Raka bilang itu bener Del... Apalagi kamu baru datang kemari, belum terlalu kenal sama jalannya kan?"
"Ada indomaret di pertigaan jalan depan kan kak? Aku udah tau kok! Jadi biarin Della pergi sendiri yah! Aku nggak mau nyusahin kak Raka lagi!"
"Ya ampun Del... Kak Raka sama sekali nggak merasa di susahin kok! Ayo, biar aku temanin kamu!"
Della melirik kakak kandungnya, tapi sepertinya Mala memang membiarkan dia pergi.
"Iya deh... Tunggu bentar ya kak, Della siap-siap dulu!"
"Okee siap!"
Tak butuh waktu lama bagi Della untuk bersiap, petang itu mereka berdua berangkat berboncengan, Raka melaju dengan sangat pelan membuat Della merasa perjalanannya sangat panjang.
Dia ingin bertanya tapi tak mau memulai pembicaraan terlebih dahulu.
Sekitar 100 meter mereka melaju, sorot mata Raka melirik Della dari kaca spion, "Kenapa tadi kamu nolak Del? Emangnya kamu nggak mau yah jalan sama kakakmu ini? Atau kamu marah karena kakak memelukmu tadi?"
Della tak tau mau menjawab apa, "Della nggak marah kok kak!"
"Terus tadi itu kenapa?"
"Della cuman mau jalan-jalan sendiri aja, cari angin gitu kak!"
"Ohh kirain kamu marah!"
Della tak lagi membalasnya, pandangannya selalu mengarah ke garis putih pinggir jalan karena dia tau kakak iparnya itu selalu meliriknya.
Dia tak mau lagi berkontak mata dengan Raka, sungguh rasanya sangat tidak nyaman.
Jarak yang hanya 500 meter itu seketika terasa lama, hingga Della yang sudah tak sabaran langsung berkata, "kak, bisa cepat dikit nggak?"
Tapi Raka pura-pura tak mendengarnya, hingga mereka akhirnya tiba, Della langsung masuk tanoa mengucapkan sepatah katapun pada Raka.
Dia lalu mengelilingi semua rak cemilan, mencari makanan yang ingin ia makan, tanpa dia sadari Raka melihatnya dari luar, dia selalu memperhatikan gadis itu dengan seksama.
"Della cantik juga yah! Diam aja cantik apalagi nanti di atas r*njang! Pasti makin cantik!" Pujinya bergumam dalam hati.
Melihat gadis itu berjalan kearah kasir, Seketika Raka berjalan masuk, dia ikut mengantri didepan kasir sambil mengeluarkan beberapa uang dari dompetnya.
"Kak Raka mau beli sesuatu juga?" Tanya Della yang berdiri di sampingnya.
"Enggak! Kakak nggak beli sesuatu kok!"
"Terus ngapain kakak masuk? Tungguin Della diluar aja kak, dari pada capek berdiri disini kan?!"
Raka hanya membalasnya dengan senyum tipis, hingga ketika Della menyerahkan belanjaannya seketika Raka menyerahkan uang yang sejak tadi ia pegang.
"Ehh kak Raka ngapain?"
"Bayarin belanjaannya Della!" Jawab Raka santai.
"Nggak usah kak, Kak Mala tadi udah ngasih uang kok!"
"Pake uang kakak aja, Uang yang tadi kakakmu kasi di simpan aja, buat jajan nanti! Kamu suka coklat nggak? Nihh buat kamu juga!" Raka mengambil coklat batangan dengan kacang almond di dalamnya dari laci yang ada di hadapannya itu kemudian menyerahkannya kekasir.
"Kak, apa ini nggak berlebihan?" Tanya dengan lugu
"Seharian ini kak Raka aneh banget dehh!" Batin Della.
"Berlebihan gimana? Manjain adik ipar sendiri itu nggak salah loh!"
"Emangnya kak Mala tau kalau kak Raka gini?"
"Aduh kakakmu itu bukan orang yang suka marah kalau soal begini, apalagi kamu adiknya sendiri pasti dia malah dukung aku kalau misalkan kita berdua jadi dekat!" Katanya.
Della tetap tak percaya, dia sangat mengenal kakaknya, Mala itu orangnya memang bukan pemarah tapi dia selalu melarang yang namanya pemborosan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Antoni Purba
lanjutkan ...
2023-04-05
0
Uchi Hafiz
lanjut
2023-02-28
1