Bagian 18

Adnan, ditemani oleh ayahnya, dan beberapa saksi. Untuk melangsungkan pernikahan secara siri. Dengan, seorang gadis yang bernama Zainab. Wanita, yang ingin bunuh diri di jembatan itu, baru saja ditinggalkan oleh calon suaminya karena, menghamili sahabatnya sendiri. Karena, tidak sanggup untuk melihat pujaan hatinya yang menikah dengan wanita lain. Maka, dia yang dibutakan oleh cinta lebih memilih pergi dari dunia ini. Padahal, dia paham jika bunuh diri dilarang oleh agama.

Namun, karena dia tidak berdzikir dan pikirannya semrawut. Jadi, setan dengan mudahnya mempengaruhi pikirannya. Makanya, senjata utama pertahanan diri adalah dengan berdzikir, menyebut namaNya . Sejatinya, kita hanyalah manusia biasa. Yang sangat membutuhkan pertolongan dari Allah Ta'ala. Jadi, jangan pernah sombong, berdzikir, dan berdoa jadikanlah Allah Ta'ala sebagai sandaran hidup kita.

Adnan, membawa Zainab masuk ke dalam rumahnya. Dia, memperkenalkan gadis itu pada ibunya, sayangnya Septi menolak dan tidak merestui pernikahan keduanya. Apalagi, secara siri. Bukannya apa-apa, Adnan adalah pewaris kekayaan keluarga Firdaus. Mengapa harus menikah, dengan wanita yang biasa-biasa saja. Menurutnya, itu tidak pantas, karena, yang paling pantas menjadi menantu keluarga ini hanyalah Melissa. Anak sahabatnya, dan juga seorang gadis yang ceria, dan merupakan seorang model sekaligus desainer berbakat.

" Apa? Kamu gila ya Adnan? Melissa itu tunangan kamu. Tega-teganya kamu mengkhianati cintanya. Dan kamu Pa, benar-benar jahat. Mengapa kamu justru menyetujui hubungan mereka . Pernikahan ini tidak sah, aku tidak setuju ! "

" Kata siapa? Pernikahan ini sah, aku rasa Zainab pantas menjadi istri Adnan. Dia, seperti Adelia, cantik berjilbab. Melissa terlalu terbuka, aku juga tidak menyukai gadis itu. Kau benar-benar seenak jidat saja. Sudah cukup Septi, aku tidak mau lagi menurut padamu. Akibat aku tidak bisa menjadi pemimpin yang baik, akhirnya kau tak menghormati aku. Kau lebih menyayangi Aradea, daripada Adelia. Hingga kau mengirimkan dia ke panti asuhan ! "

" Kau benar-benar masih saja membelanya. Baiklah, lihat saja nanti aku akan membuatmu menyesal. Karena, selalu membela Adelia ! "

" Apa yang akan kau lakukan padanya? Ingat, dia adalah istri Rangga. Keluarga Atmajaya, tidak akan tinggal diam jika kau macam-macam dengan anakku. Sudah cukup, segeralah bertaubat. Allah Ta'ala maha pengampun, jangan kau berbuat onar lagi ! "

" KAU ...! "

Dengan nada emosi, Septi hendak menampar suaminya sendiri. Akan tetapi, Adnan mencegahnya.

" Ma, ini tidak ada hubungannya dengan Adelia. Jangan pernah menyalahkannya, dan lagi Mama tidak boleh seperti itu. Seorang istri, harus taat pada suaminya. Aku tahu, karena Mama merasa berkuasa kan. Ma, Papa adalah pemimpin di keluarga ini. Memang, dulunya Papa hanya menumpang di rumah Mama. Tapi, Papa kini memiliki banyak perusahaan dan itu hasil dari jerih payahnya sendiri. Selamanya, itu adalah perusahaan Papa. Hormatilah Papa, beliau suamimu. Jangan pernah merasa kalau Mama hebat, dan sangat berjasa. Ayo Ma, bertaubat mumpung masih diberikan kesempatan olehNya! "

Dada Septi kembang kempis, dia benar-benar tidak menyangka. Jika putranya yang selalu diam, dan penurut itu. Kini, bisa mengungkapkan perasaannya. Dia juga, mengingatkan padanya agar bertaubat. Sayangnya, hati Septi itu keras. Sehingga, wanita itu tidak terima di khianati seperti ini.

" Lihat saja nanti , aku akan membalas perlakuan kalian padaku! "

Septi, membelakangi mereka, dan menjauh dari pandangan ketiganya.

" Adelia? Apakah gadis cantik yang dulu menolongku? " batin Zainab.

Sementara itu, Rangga dan sang istri sedang berbicara di ruang keluarga sembari menonton televisi. Rangga, barusan selesai mengobati luka istrinya. Dia, begitu menyayangi Adelia, dan benar-benar tidak ingin kehilangan wanita cantik itu. Cintanya, pada Adelia sangat besar, melebihi terhadap istrinya terdahulu Aradea.

Tidak ada yang boleh membuat Adelia menangis. Termasuk, ibu mertuanya, dia akan menjadi garda terdepan dalam membela sang istri. Rangga, merasa gagal karena, tidak bisa melindungi sang istri. Hingga, punggungnya benar-benar memar. Pria itu, sakit hati saat kemarin Adelia dihina oleh ibu mertuanya. Dia, ingin memberikan pelajaran pada ibu mertuanya tersebut, akan tetapi sang istri melarangnya.

" Pak Rangga ! "

" Aih, masih aja kamu manggil aku Pak . Ya sudah, begini saja aku akan memanggil kamu dengan sebutan Ibu Adel bagaimana? "

Adelia tertawa saat mendengar perkataan sang suami.

" Kalau Begitu boleh ! "

" Atau begini saja, kamu coba panggil aku Papa. Nanti, aku akan memanggil kamu Mama. Sepertinya, itu tidak masalah! "

Adelia, berusaha untuk mengatakan seperti yang Rangga minta.

" P... Papa ! "

Rangga tersenyum, dia mengecup kening sang istri.

" Pelan-pelan Ma, nanti juga terbiasa ! "

" Oke ! "

" Adel, kalau kamu sudah sembuh. Apakah, ada rencana buat kita bikin anak ? "

" Kalau Allah Ta'ala kasih kita cepat yang enggak apa-apa. Kalau Allah belum kasih juga engga apa-apa. Mungkin, kita harus menjaga Gaffi dengan baik dulu! "

" Baiklah, kamu memang istri idaman! "

Rangga, menciumi wajah sang istri saking gemasnya. Sampai-sampai, suara sang anak menangis terbangun dari tidurnya.

" Biar aku saja Pa ! "

Rangga, mengulas senyumnya

" Enggak Ma, kita berdua oke ! "

Rangga, segera berlari dan menghampiri sang anak. Di susul oleh Adelia, yang kini sudah berada di belakangnya.

" Ma, Ndong ( Mama gendong) "

" Ayo sini, Mama gendong. Pa, usia Gaffi berapa tahun ? "

" Dia baru 11 bulan, tapi sudah bisa bicara! "

Adelia, mengerutkan keningnya.

" Masih harus minum susu kan ? "

" Ya, paling susu formula! "

" Oh begitu, kalau aku menyusui dia boleh tidak ? "

" Hah? Yang benar saja Adel, dia sudah besar! "

" Di Islam kan, kalau menyusui anak sampai 2 tahun loh Pa . Aku hanya ingin Gaffi, merasakan cinta ibu sesungguhnya. Kasihan dia, semenjak bayi tidak pernah merasakan ASI! "

" Tapi...!"

" Please Mas, supaya Adel bisa menjadi istrimu yang sempurna. Dan, suatu saat ketika kita memiliki anak. Maka, aku tidak akan kaget ketika harus menyusui dia. Bagaimana? "

" Baiklah! "

" Kita ke dokter yuk, untuk melakukan induksi laktasi! "

" Baiklah, kamu yang minta ya sayang. Eh tunggu, kamu tadi manggil aku Mas kan ? "

" Ah iya ya, berarti kalau disaat genting aku bisa memanggil kamu Mas! "

" Ih gemesnya istriku! "

Rangga, mencubit hidung sang istri gemas. Dia, mencium bibir sang istri sekilas. Setelahnya, dia dan Adelia beserta anaknya pergi untuk melakukan induksi laktasi.

" Jadi seperti itu ya dok, setelah dua bulan. Kemungkinan besar, saya bisa menyusui anak saya ? "

Rangga, menatap wajah sang istri, haru.

" Masyaallah, Adelia benar-benar ingin memberikan air susunya untuk Gaffi. Ya Allah, betapa beruntungnya aku memiliki istri sepertinya ! " batin Rangga.

" Bismillahirrahmanirrahim , semoga saja bisa keluar ya Mas ! "

" Aamiin Ya Robbal'alamiin, tuh kamu bisa memanggil aku Mas . Ayo katakan lagi ! "

" M...Mas Rangga, Mas Rangga ! "

Rangga, begitu bahagia, dia memeluk tubuh sang istri yang sedang menggendong putranya tersebut.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!