Bagian 9

" Bu Adel, ada yang mencari ibu ! "

" Siapa Lola ? "

" Seorang pria, tampan, dan, postur tubuhnya tinggi. Dia, duduk di bangku VIP dekat jendela !"

Adelia, mengangguk sebagai jawaban,

" Oke, terimakasih ya Lola ! "

" Sama-sama Ibu ! "

" Sepertinya, dia calon suaminya ibu Adelia. Cocok banget sumpah mereka tuh, ya walaupun dia duda beranak satu. Kan enggak apa-apa, orang ganteng! " batin Lola.

Adelia, menghampiri pria yang sedang menunggunya. Dia, mengira jika itu adalah kakaknya, Adnan. Tetapi, dia harus merasakan kekecewaan, tatkala dia melihat wajah Rangga, mantan suami Aradea kembarannya.

" Aku kira, kak Adnan. Kok, dia sih ? " batin Adelia.

" Adel, duduklah! "

Adelia, menggeleng.

" Pak Rangga, tolong jangan pernah mengganggu saya lagi !"

Rangga, menatap nanar wajah Adelia .

" Tidakkah kamu memberiku kesempatan, Adelia? Jujur saja, ini pertama kalinya aku mendekati wanita . Dulu aku hanya menganggap Ara sebagai adik saja, tapi dia dan aku akhirnya dijodohkan demi keuntungan pribadi kedua orang tua kami. Tapi, dengan kamu berbeda, aku yakin telah jatuh cinta padamu, bahkan sejak pertama kali kita bertemu! "

" Hentikan omong kosong anda, sebaiknya anda tidak perlu lagi membuang-buang waktu anda untuk hal yang tidak berguna seperti ini. Saya, tidak ingin menjadi istri anda! "

" Bahkan Ara sudah meninggal dunia, Adel. Kamu benar-benar tidak bisa menerimaku ?"

" Saya tidak menyukai anda, tolong menyerahlah! "

Adelia, bangkit dari duduknya. Dia, kemudian berjalan dengan tergesa-gesa agar segera meninggalkan tempat itu. Saat dirinya sedang berjalan menunduk, tiba-tiba saja ada seseorang yang menabraknya.

" Aduh, maaf! " ujar keduanya bersamaan.

" Maafkanlah saya Ibu ! "

Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu , bergeming.

" Ibu tidak apa-apa kan ? "

" Emh, iya saya tidak apa-apa! "

" Baik, kalau begitu saya permisi! "

Setelah, membantu wanita paruh baya itu berdiri , Adelia segera pamit untuk pergi. Tetapi, Septi memintanya untuk duduk bersamanya terlebih dahulu.

" Maaf Bu, saya tidak bisa. Ini, ada tugas lagi dari atasan. Dan, tadi pramusaji bilang kalau ada sedikit masalah di lantai atas. Tamu VIP memang sulit diatasi, oh iya perkenalkan saya Adelia Fitriani manager di Restoran ini ! "

Adelia, mengulurkan tangannya, dan, Septi menyambutnya .

" Kamu begitu mirip dengan putriku, Aradea yang sudah tiada! "

" Oh istri pengusaha nomor satu di negeri ini ya ? Banyak sih yang berkata seperti itu, tapi saya bukanlah dia. Maaf Bu, ada pesan masuk dari atasan saya, permisi ! "

" Siapa gadis itu, dia begitu mirip dengan Aradea. Apakah dia adalah Adelia si anak pembawa sial itu ? " batin Septi.

Septi, menghubungi bawahannya. Dia, meminta pria itu untuk menyelidiki tentang Adelia.

Rangga termenung, dia menatap wajah kedua wanita berbeda usia tersebut. Penyebabnya adalah Ibu Adelia, alias Septi. Jika bukan karena Septi, Adelia tidak akan mungkin bersikap dingin seperti barusan. Tidak ingin berbasa-basi lagi, akhirnya Rangga menghampiri Septi.

" Selamat Siang Ma ! "

Septi, menoleh, kemudian dia tersenyum manis ke arah sumber suara tersebut.

" Hai Rangga, apakabar Nak ? "

" Alhamdulillah, aku baik. Bagaimana dengan Mama ?"

" Iya, aku pun sama ! "

" Oh iya, aku perhatikan Mama menatap wajah gadis berjilbab barusan begitu sulit untuk diartikan. Apakah Mama sedang merindukan seseorang? "

" Itu benar, aku sangat merindukan Aradea! "

" Ikhlaskan kepergian dia Ma, jangan kau berlarut-larut dalam kesedihan! "

" Aku... "

"  Mama ! "

Rangga, menolehkan wajahnya, ketika seseorang memanggil mantan mertuanya tersebut.

" Nak Rangga, apakah kamu mau makan siang bersama kami ? Mari kita makan! "

" Sepertinya, saya harus pamit Ma. Ada urusan penting, Kapan-kapan kita makan bersama ya Ma ! "

" Baiklah, sampai jumpa ya ! "

" Iya, sampai jumpa! "

Rangga, berlalu pergi sungguh dalam hatinya, dia kecewa. Mengapa harus seperti ini? padahal dia ingin memberitahu mantan mertuanya tersebut. Jika, gadis berjilbab yang menolongnya, adalah putrinya sendiri, Adelia.

" Kenapa aku tidak segera mengatakan saja padanya tadi, kenapa malah menghindari Mama mertuaku? Dasar bodoh! " batin Rangga.

Keluarga Firdaus, sedang makan siang bersama dengan calon menantu mereka. Adnan, menatap sekeliling restoran, ternyata Adelia tidak ada juga. Mungkin, dia sudah berkeliling. Sehingga, dia tidak terlihat batang hidungnya.

" Adnan, apa yang kau lakukan? Makan yang benar! " tegur Firdaus.

" Iya Pa, aku hanya ingin melihat-lihat saja. Barangkali Adelia berkeliling di sini ! "

" Adelia? Bukankah Adelia tidak ada di Jakarta ya, dia sudah kami buang ke pedalaman! "

" Adelia ada Ma, dia kerja di sini. Menjadi manager di Restoran Bintang Lima ini , hebat bukan ? "

Septi bergeming, dia menggigit bibirnya.

" Jadi, dia adalah anakku. Si pembawa sial itu, Adelia Belina Firdaus? " 

" Apakah Mama terkejut? Anak pembawa sial itu, ternyata masih hidup. Mama, pasti sedang memikirkan dia, iya kan ?"

" Apa yang kamu bicarakan Adnan? Siapa juga yang memikirkan anak pembawa sial itu ? Lagipula, Mama sudah menemukan gantinya. Tunangan kamu, dia sudah Mama anggap seperti anak sendiri! "

" Terserah Mama, yang jelas aku hanya ingin mengatakan pada anda. Sesungguhnya, tidak ada istilah anak pembawa sial dalam ajaran Islam. Yang ada, setiap anak pasti memberikan rejeki masing-masing. Ma, ingatlah hidup ini, hanya satu kali. Anda, jangan terlena dengan kemewahan, ini. Maafkanlah segala kesalahannya, jika mungkin dia bersalah. Adelia, hidup menderita selama belasan tahun Ma. Bahkan, dia tinggal bersama Ustadz, dan, Ustadzah. Dia, makan alakadarnya saja, tidak pernah makan-makanan mewah seperti kita, padahal dia bagian dari keluarga kita juga, aku sungguh tidak habis pikir dengan anda ! ".

" Ah sudahlah Kak Adnan, Mama mungkin masih belum bisa menerima Adelia. Butuh waktu yang tepat untuk Mama menerima Adelia kembali, iya kan Ma ? "

Septi, tidak menjawab pertanyaan sang menantu. Sedangkan, Adnan, dia bangkit dari duduknya, dan, berjalan meninggalkan ketiganya.

" Ma, kamu kenapa sih? Tidak bisakah kamu tunjukkan sedikit saja empatimu ,untuk putri kita Adelia. Kamu tahu, aku merasa bersalah padanya. Karena, hasutanmu, aku membencinya. Aku, pergi, mungkin saja aku bisa bertemu dengannya hari ini. Kalian berdua, makanlah! "

Firdaus, dia melakukan hal yang sama seperti Adnan . Pria, paruh baya itu, berteriak memanggil nama sang putra. Adnan, menoleh ke arahnya.

" Iya Pa, kenapa mengikuti Adnan ? "

" Beritahu Papa, dimana Adelia bekerja! "

" Oh, tumben Pa. Biasanya, Papa akan selalu, membela Mama ! "

" Papa sadar, dulu, Papa salah mendidiknya. Seharusnya, Papa tidak membedakan kasih sayang, antara Adelia, dan, Aradea. Seharusnya, Papa sama ratakan saja. Papa, setiap malam selalu gelisah, tak menentu, mungkin penyebabnya adalah Adelia. Nak, tolonglah Papa, dekatkanlah aku pada adikmu. Tuhan masih memberikan kesempatan untuk Papa, agar bisa memberikan dia kasih sayang. Yang, sebelumnya tidak pernah Papa berikan, padanya. "

Adnan mengangguk, dia memegangi pundak sang ayah.

" Papa, tenang ya. Insyaallah, Adnan, akan membujuk Adik supaya, mau bertemu dengan Papa ! "

" Baik Nak, terimakasih banyak. Papa, mengandalkan mu, Adnan ! "

" Baik, Papa tenang saja ya ! "

Bersambung 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!