Bagian 7

Sudah satu Minggu lamanya, aku tidak bertemu dengannya. Aku heran, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Sepertinya, tidak, mungkin saja karena Adelia, mirip Aradea. Tapi, jujur saja dia gadis yang berhasil membuatku kelimpungan seperti ini.

Dulu, saat aku bersama Aradea, aku tidak seperti ini. Ketika waktunya bertemu, aku tidak, tergesa-gesa seperti satu Minggu yang lalu . Saat adikku, Septian mengajak makan siang. Adnan, berpesan padaku, jika aku harus meyakinkan diriku. Jika, aku mencintai Adelia, bukan Aradea. Oleh karena itu, untuk mendekatinya, aku harus meminta izin dari Adnan. Bagaimanapun, dia adalah kakak kandung Adelia.

Anakku, Arga, dia sangat merindukan Adelia, setiap hari selalu menangis dan merengek memanggil Mama. Ketika aku berikan foto Aradea, dia masih tetap menangis dan merengek meminta Mamanya. Aku tahu sekarang, penyebabnya adalah Adelia. Arga, sudah menganggapnya sebagai ibu kandungnya sendiri.

Karena itulah, sebabnya aku jadi semakin kagum kepada gadis berjilbab tersebut. Gadis yang sangat mirip dengan mantan istriku tersebut, sudah berhasil membuatku merasa seperti remaja, yang jatuh cinta pada pertama kalinya. Adelia, kamu harus menikah denganku, aku berjanji akan membuat kedua orang tuamu menyesali perbuatannya yang sudah membuangmu.

Adelia, baru saja selesai melaksanakan ibadah wajibnya. Setelahnya, dia berdzikir, dan, membaca Al-Qur'an. Sesibuk, apapun, dia kan meluangkan waktunya untuk membaca Al-Qur'an.

" Shodaqallahul adzim, Alhamdulillah! "

Selesai membaca, dia memeluk mushaf Al-Qur'an, dan, berharap agar Allah Ta'ala, selalu memberikannya kemudahan untuk membaca Al-Qur'an. Gadis, itu, merapihkan, mukenanya, dan, menyimpannya kembali, bersama dengan Al-Qur'an di loker kerjanya. Setelah itu, dia, membuka bekal makanan siangnya, dan, memakan makanannya.

Tidak terasa, pekerjaannya hari ini sudah selesai. Dia, kembali ke lokernya, dan, mengambil tas Selempangnya. Setelah, itu dia berjalan kaki menuju halte bus, untuk pulang ke rumahnya.

Terdengar, bunyi klakson mobil, saat dia sedang menunggu bus lewat. Di dalam mobil tersebut, tidak lain adalah Rangga. Duda tampan, kaya raya, dan, mantan suami Aradea, adiknya. Dengan, segera Adelia berbalik, setelah mengetahui itu Rangga.

" Aku harus segera pergi dari sini, ada apa sih dia kemari ? Kalau tidak ada Kak Adnan, aku tidak mau berhadapan dengannya ! " batin Adelia.

Rangga, turun dari mobil, dan, meminta supirnya untuk pergi meninggalkan tempat ini. Dia, berlari memanggil Adelia.

" Adel, tunggu ! "

Grep...

" Astaghfirullah'aladzim, Pak, jangan seperti ini. Bukan muhrim tahu ! "

Adelia, melepaskan paksa, genggaman tangan Rangga.

" Ada apa sih anda mengejar saya ? Bukankah, saya tidak memiliki kesalahan pada anda ! "

Rangga, meminta maaf. Kemudian, dia mengajak Adelia untuk duduk terlebih dahulu bersamanya di sebuah taman dekat halte bus ini.

" Baiklah, sekarang apa yang ingin anda bicarakan? Kita sudah berada di taman loh ! "

Rangga, ragu untuk mengatakannya, akan tetapi, demi cintanya, dan, buah hatinya, dia mengatakan maksudnya mencari Adelia. Dia, ingin menjadikan Adelia, sebagai istrinya. Yang mampu menjaga putranya Arga, dan, menjadi menantu keluarga Atmajaya grup .

" Maaf Pak Rangga, saya tidak mau seperti itu. Karena, orang akan berpikir jika saya, hanyalah pengganti Aradea. Sebaiknya, anda pulang, dan, beristirahat. Mungkin, anda sedang banyak pikiran! "

Adelia, hendak pergi, akan tetapi Rangga, memegangi pergelangan tangannya.

" Pikirkanlah, baik-baik. Saya ingin, kamu dan, keluarga kamu kembali utuh. Soal Aradea, saya sanggup membuang semua tentangnya ! "

" Pak Rangga, mohon maaf sebelumnya. Anda, tidak akan pernah bisa melupakan Aradea. Mendengar nama Arga saja, saya sudah paham. Jikalau itu, adalah sebuah nama gabungan dari kedua orang tuanya. Aradea, dan, Rangga. Huh, sungguh romantis bukan? Sudahlah, saya berbeda dengan Aradeanya anda. Saya, bukanlah wanita yang anggun, manja, kekanakan seperti dia. Permisi, Assalamualaikum ! "

Kebetulan sekali, Adelia bertemu dengan sahabatnya, Vina sewaktu SMA. Dia, akhirnya bisa pulang tanpa harus menunggu bus, yang lewat.

" Alhamdulillah, sudah sampai nih Del ! "

" Alhamdulillah, terimakasih ya Vina. Mampir dulu yuk, ngeteh gitu ! "

" Tidak usah, Del. Aku ada urusan, kapan-kapan aku mampir deh, sekalian ajakin kamu nostalgia, beli bakso Pak Dodi ! "

" Duh, kangen banget aku sama bakso Pak Dodi. Enak banget, rasanya tuh Masyaallah ! "

" Iya, memang. Terbaik pokoknya, eh sudah dulu ya Del. Assalamualaikum ! "

Adelia, tersenyum sembari melambaikan tangannya. Setelah itu, sahabatnya tersebut menjalankan mesin motor matic-nya, dan, pergi meninggalkan rumah Adelia.

Sementara itu Rangga, masih berada di taman kota. Pria itu, benar-benar frustasi, saat ini. Bagaimana tidak, Adelia tidak mau menerima tawarannya. Jujur saja, baru kali ini dia mengejar cinta seorang wanita. Dia, menghubungi supir pribadinya, agar segera menjemputnya di lokasi semula.

Dia berjalan gontai, menuju halte bus barusan. Tidak lama, setelahnya supirnya datang, dia pun segera menaiki mobil dan memerintahkan supirnya untuk jalan.

" Danang, ayo jalan ! "

" Baik, Tuan Muda ! "

" Nang , saya sedang bingung. Bagaimana caranya meluluhkan hati seorang gadis ? "

" Cieee Tuan Muda, anda sedang jatuh cinta ya ? "

Supir Rangga tersebut, menatap kaca spion nya, dia bisa melihat jika Rangga saat ini sedang frustasi.

" Seorang gadis ya, biasanya mereka suka diperhatikan. Seperti, ketika dia sedang sedih, pria itu ada di sampingnya, dan, menguatkan dia , lalu mengingatkan tentang makan, atau memberinya semangat ketika dia sedang bekerja. "

" Oke, akan aku tampung nasihatmu Danang ! "

" Tidak masalah, hanya saja gadisnya yang seperti apa dulu Pak. Kalau, gadis yang alim, berjilbab biasanya. Mereka, suka dengan pria pemberani, seperti langsung melamarnya ke rumah. Begitu, sih setahu saya Pak. Soalnya, teman saya ada, yang mendekati wanita taat agama istilahnya. Lalu, dia mengajak wanita itu untuk berpacaran. Tentunya, dia ditolak dong Pak. Ya terus, ada yang suka lagi tuh, sama si Namira, terus dia langsung datang ke rumahnya lalu melamar dia. Dan, akhirnya Namira menerima lamarannya ! "

Mendengar, perkataan dari supir pribadinya tersebut. Rangga, jadi bersemangat, dia akan mengatakannya pada Adnan, terlebih dahulu. Supaya, dia mendapatkan restu dari calon Kakak iparnya tersebut.

" Terimakasih, Danang! "

Danang, mengangguk.

" Iya, sama-sama Pak ! "

" Semoga, Adnan mau merestuiku ! " batin Rangga.

Danang, memarkirkan mobil majikannya tersebut, di area parkiran. Setelah, berhasil, dia menghentikan mesinnya. Dan, membuka pintu untuk Tuan Mudanya.

" Silakan Tuan ! ".

" Terimakasih ya, Danang ! "

Danang, menjawabnya hanya dengan jempol tangannya.

" Oke, sekarang kamu istirahat aja Nang. Pasti capek, habis dengerin cerita saya ! "

" Tidak kok, kalau begitu, saya pamit dulu, Permisi ! "

" Baik, saya juga mau masuk. Sampai jumpa! "

" Iya Tuan, sampai jumpa ! "

Rangga, segera masuk ke dalam rumahnya. Setelah curhat pada Danang, akhirnya dia mendapatkan solusinya.

" Aku harus mengganti nama anakku. Supaya, tidak ada embel-embel Aradea. Maafkanlah aku, Ara jujur aku tidak bisa jika hidup harus tanpa adanya seorang istri ! " batin Rangga.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!