Bagian 6

Seperti biasanya, Adelia berangkat kerja dengan hati yang bahagia. Kalau bukan karena bekerja, mana bisa dia memberikan Ayah, dan, Ibu angkatnya toko pakaian.

" Ibu Adel, Assalamualaikum! "

" Ivan? Wa'alaikumusallam! "

" Ibu jalan kaki ? "

" Ah, iya kan sudah biasa ! "

" Kalau tidak keberatan, Ibu mau tidak bareng sama saya ? "

" Masyaallah, terimakasih ya ! "

" Iya sama-sama Bu ! "

Ivan, turun dari motornya, dan segera, mengambil helm untuk Adelia.

" Pakai ini ya Bu, setelah itu kita jalan ! "

" Baiklah Ivan, sekali lagi terimakasih ya ! "

" Iya Ibu, sama-sama! "

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit, akhirnya mereka sampai juga di Restoran Bintang Lima R.G.

" Kita sampai Bu ! "

" Alhamdulillah, sekali lagi, saya ucapkan terima kasih atas tumpangan yang kamu berikan Ivan ! "

" Iya Ibu Adel, sama-sama! "

" Kalau begitu, saya masuk duluan ya Ivan .

Mari ! "

" Baik, mari Bu ! "

" IVAN! "

" Heh Adit, berisik banget sih pagi-pagi! "

" Cieeee yang berangkat bareng pujaan hati! "

" Sssst berisik ! "

Adit, menutup mulutnya, dia benar-benar ketakutan setengah mati. Takut, jika ada orang yang mendengar perkataanya.

" Astaghfirullah, M...maaf Van. Ya sudah aku duluan ya ! "

" Oke ! "

Ternyata, perusahaan Rangga bukannya sepi peminat. Akan tetapi, manajer keuangan mereka korupsi. Rangga, benar-benar kecewa dengan orang kepercayaannya tersebut.

" Saya kecewa padamu Rahman, mengapa kamu mencurangi aku seperti ini ? "

" Maafkanlah saya Pak Rangga, saya terpaksa harus melakukan ini. Karena, kedua mertua saya, sedang sakit, dan, membutuhkan biaya yang banyak ! "

Rahman, menundukkan wajahnya.

" Benarkah apa yang kamu katakan? Bukankah kamu sudah membeli villa seharga 5 M. Hasil dari korupsi kamu ini, Astaghfirullah. Saya benar-benar kecewa padamu Man ! "

Rahman, mengangkat kepalanya.

" I...itu semua, karena saya ingin membahagiakan istri dan mertua saya Pak ! "

" Tidak seperti itu caranya, Rahman. Apakah istri, dan, mertua kamu matrealistis ? Sehingga, membuat kamu berani mengambil keputusan yang sangat merugikan perusahaan! "

" M... Maaf Pak Rangga, saya terpaksa Pak tolong maafkan saya ! "

" Baiklah saya maafkan kamu, tapi uang yang sudah kamu pakai, dan Villa kamu kami sita. Dan kamu, saya pecat ! "

" Pak, tolong jangan pecat saya. Saya harus tetap bekerja, agar bisa memberikan nafkah untuk istri saya ! "

" Istri seperti itu kamu pertahankan ? Heran saya, kamu jangan terlalu mencintainya, belum tentu dia yang terbaik untuk kamu ! " celetuk Septian.

" Ngapain kamu ke ruanganku Tian? Kami ini  sedang berbicara serius! "

" Aku paham, tapi menurutku sebaiknya pria ini harus meninggalkan istrinya. Karena, sepertinya istrinya itu tidak baik. Yang menjadi pemicu dari kejahatan yang dilakukan oleh Rahman, bisa jadi karena pengaruh buruk istri, dan, mertuanya! "

" Apakah benar kata Septian? "

Rahman, hanya mengangguk dia sungguh malu, dengan apa yang dialaminya saat ini.

" Mengapa kau pilih istri seperti itu? Rahman, kamu itu baik, taat beragama, dan juga tampan. Bagaimana bisa kamu menyukai wanita yang tidak mengerti agama sama sekali, Astaghfirullah !"

" S...Saya memang tidak pernah tahu jika Salsabila seperti itu. Saya sudah terlanjur menjadi suaminya, maka dari itu, saya selalu berusaha menuruti keinginannya! "

" Allahu Akbar , kamu ini, tidak semua keinginan istri harus kita penuhi. Wanita yang baik, tidak akan menuntut banyak pada suaminya. Sebaiknya, kamu pikirkan lagi, apakah memang dia layak bersamamu atau kebalikannya? "

" Baik, Tuan Septian, saya akan memikirkannya kembali! "

" Saya kasih kamu kesempatan ke-dua. Kamu saya turunkan, menjadi supervisor. Dengan begitu, kamu akan bekerja secara langsung di lapangan! "

" T... terimakasih Pak Rangga! "

Pria yang bernama Rahman itu, bersujud di kaki Rangga. Membuat, Septian dan Rangga refleks beristighfar secara bersamaan .

" Tolong kamu bangun Rahman. Saya tidak ingin melihatmu seperti ini, kamu hanya pantas bersujud di hadapan Allah Ta'ala, bukan aku.  "

" Baik Pak, terimakasih! "

        

      Siang ini, di bandara internasional Soekarno-Hatta seorang wanita cantik ditemani para bodyguard-nya berjalan menuju mobil jemputan mereka. Dengan kacamata hitamnya, wanita cantik berambut panjang bergelombang tersebut tersenyum manis ketika, mendapati sebuah mobil yang sangat dikenalnya datang menjemputnya. Akan tetapi, dia harus menelan kekecewaan, saat pria paruh baya menuruni mobil, yang akan ditumpanginya tersebut.

" Pak Sapto? Kenapa bukan Kak Adnan ? " batinnya.

" Assalamualaikum, Nona Melissa, saya diperintahkan oleh Tuan muda Adnan, untuk menjemput anda kemari ! "

" W ... Wa'alaikumusallam, terimakasih. Kalau Kak Adnan memangnya kemana Pak? "

" Bapak tidak tahu Nona, saya hanya menuruti perintah Tuan muda saja ! "

" Baiklah, terimakasih. Ya sudah, tolong bapak antarkan saya pulang dengan selamat ya! "

" Insyaallah Non ! "

Dengan senyum palsunya, Melissa berusaha mengeluarkan senyuman manisnya. Tidak ingin membuang waktu, Pak Sapto segera meminta Melissa untuk menaiki mobil. Sedangkan, para bodyguard gadis itu menaiki mobil khusus, mengawal bisa mereka dari belakang.

" Nona Melissa, kita sudah sampai di kediaman Firdaus! "

" Terimakasih Pak Sapto! "

Gadis itu turun dari mobil, kemudian dia melangkahkan kakinya menuju kediaman calon suaminya Adnan Januzaj Firdaus.

" Halo calon menantuku, kamu cantik sekali! "

" Terimakasih, Mama juga selalu awet muda! "

" Halo, Melissa! "

" Halo Papa, ya ampun Papa terlihat awet muda ya ! "

Adnan, melihat ketiganya dari atas tangga, dia membuang mukanya, tidak suka melihat kebersamaan mereka.

" Mau sampai kapan kalian seperti ini? Sedangkan anak kalian diluar sana begitu bekerja keras, dia kekurangan kasih sayang kedua orang tuanya. Sementara itu, kalian justru sibuk dengan gadis itu, menjodohkannya denganku. Sungguh aku tidak mengerti, apa yang dimiliki Melissa sehingga membuat kalian begitu menyayangi dia ? " batin Adnan.

" Eh, Adnan. Kok diam saja, tunangan kamu datang kok nggak mau nyapa ! "

Adnan, hanya bisa menurut, dia mengangguk mengiyakan apa yang orang tuanya mau. Kemudian, dia menuruni tangga, dan menghampiri calon istrinya.

" Kakak, katanya kamu sibuk sampai nggak menjemput aku di Bandara? "

" Aku tidak ingin membuang-buang waktu, untuk menjemputmu! "

" ADNAN, apa-apaan ini? Kamu tahu kan, dia calon istrimu, mengapa kamu begitu tega menyakiti perasaannya? ".

" Hanya calon istriku catat baik-baik, Ma. Belum tentu, dia jodohku. Beri aku alasan, agar aku mau memperjuangkan dia sebagai istriku nantinya! "

" Kamu, sejak kapan kamu bersikap seperti ini ? "

" Sebelum, Adelia pulang ke rumah ini. Aku tidak ingin menikah dengannya! "

" Adnan, kamu sudah mulai menentang Mama. Pa, kamu ngomong dong, mengapa diam saja ? "

" Sudahlah, kalian berdua berhentilah, malu sama calon menantu kita ! "

Melissa hanya terdiam, dia bingung harus bagaimana. Dia, diberitahu oleh kedua orang tuanya, jikalau keluarga Firdaus memiliki anak kembar, yang salah satunya pergi meninggal dunia, dan, satunya lagi diusir dari rumah karena dianggap pembawa sial.

" Sungguh aku penasaran, sebenarnya seperti apakah Adelia itu. Sehingga Om, dan, Tante Firdaus begitu membencinya.  " batin Melissa.

" Sebaiknya, kita duduk dulu ya. Kamu pasti lelah setelah perjalanan jauh ! "

" Iya Papa, terimakasih!"

" Sama-sama! "

Ketiganya melanjutkan pembicaraan, sedangkan Adnan lebih memilih pergi dan menemui adiknya, Adelia.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!