Bagian 10

Rangga, pulang ke rumahnya dengan raut muka yang tidak enak dilihat. Dia, melonggarkan dasinya sembari duduk dengan tatapan kosong. 

" Bang, kenapa kamu kok mukamu tidak enak dilihat? " 

" Tidak ada Ma, Rangga cuma ditolak sama seorang wanita. Jadi, Rangga kehilangan sedikit semangat! "

" Hahaha, sungguh menarik. Sabar ya Nak, mungkin belum jodoh ! " 

" Mami, sepertinya anda begitu senang? Seharusnya, mendukung aku dan memberikanku semangat. Ini, malah menertawakan aku, sungguh terlalu! " 

" Baiklah, maafkan Mami sayang. Ah iya, kamu menyukai wanita yang bernama Adelia itu ya?" 

 Rangga mengangguk sebagai jawaban, 

" Bagaimana, kalau kita datang melamarnya saja. Bawa juga Arga, supaya dia luluh !"

" Masalahnya, Adelia tidak ingin Arga menggunakan nama itu. Dia itu trauma dengan masa lalunya, yang selalu disangkutkan dengan kesialan yang terjadi di keluarga Firdaus. Aku heran, ada ya orang tua dzalim terhadap anaknya? "

" Jadi, bagaimana kalau kamu ganti nama Arga aja. Daripada gadis itu menerima pinangan orang lain, lagian Arga juga belum memiliki akta kelahiran! "

" Ah iya ya, Ide yang bagus. Terimakasih Mami ! "

Rangga, bangkit dari duduknya dan mencium pipi sang ibu.

" Gendeng, berapa umurmu Woy, Astaghfirullah ! " teriak Ibu Rangga.

Sementara itu, Rangga segera mengurus akta kelahiran anaknya. Dia, akan mengganti namanya menjadi Gaffi Pratama Julian .

" Gaffi Pratama Julian, Sepertinya, nama itu cocok untuk anakku. Ya Allah, permudah urusanku , Aamiin! " batinnya.

" Ibu Adel, saya pulang duluan ya ! "

" Ah iya Robby, silakan ! "

" Assalamualaikum! "

" Wa'alaikumusallam! "

Rangga, yang melihat Adelia bersama seorang pria, dia meradang. Rasanya, dia tidak ingin melihat wanita cantik itu tersenyum pada pria, selainnya.

" Aih, ini tidak bisa dibiarkan! " ujar Rangga.

Rangga, segera mengambil pergelangan tangan sang gadis. Membuat, gadis itu terbelalak mendapatkan perlakuan seperti itu.

" Dia siapa ? "

" Anda kenapa sih ? "

Rangga, mencoba untuk menenangkan diri.

" M...maaf ! "

" Ya, sudah lepaskan. Bukan muhrim tahu ! "

Rangga, meneguk salivanya.

" Maaf, saya khilaf! "

" Ada perlu apa anda kemari? Jelas-jelas, saya sudah menolak anda ! "

" Saya tidak akan menyerah. Jadi, sebaiknya kamu harus bersiap-siap, oke !"

Adelia, mengerutkan keningnya, pria di depannya ini sungguh di luar dugaan.

" Apa maksudnya sih ? Saya mohon, anda menyerah saja Pak Rangga. Sebab, anda tidak akan mendapatkan apapun dari saya. Saya, hanyalah gadis miskin yang tidak memiliki apapun! "

" Kata siapa kamu tidak punya apapun? Ingat, kamu punya Allah Ta'ala ! " kata Rangga tegas.

Adelia, merasa terpukul dengan perkataan pria itu. Dia, menundukkan wajahnya, seolah enggan menatap wajah pria tampan tersebut.

" Kita pulang ke rumah, kedua orang tua kita sudah menunggu. Sebaiknya, kita segera temui mereka! "

" Apalagi ini ? Maksudnya gimana sih ? "

" Kamu akan tahu, setelah pulang nanti, Ayo ! "

Adelia, dengan terpaksa mengikuti Rangga.

" Sebenarnya ada apa ini? Mengapa perasaanku tidak enak ya ! " batin Adelia.

" Sebentar lagi, kamu akan menjadi istriku! " batin Rangga.

Jadi, setelah membuat akta kelahiran putranya. Rangga, dan keluarganya segera pergi ke rumah Adelia. Jadi, mereka sudah tahu jikalau Adelia hanyalah anak angkat dari keluarga Ustadz dan ustadzah tersebut. Sehingga, mereka meminta restu dari Abi dan juga Ummi untuk meminang Adelia. Abi dan Ummi hanya ingin mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan, yaitu Adelia. Sebagai orang tua, mereka tidak ingin memaksakan kehendak putri angkat mereka.

" Akta kelahiran Gaffi sudah jadi ! "

" G...Gaffi? Siapa dia ? "

" Anakku, Tadinya Arga. Akan tetapi, aku mengubahnya menjadi Gaffi. Kamu kan yang memintanya, supaya kamu tidak teringat dengan Aradea lagi ! "

Adelia, menatap wajah pria yang sedang fokus pada jalanan tersebut dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Kenapa? Kamu jangan heran, aku tuh sangat mencintai kamu. Ini, bentuk perasaanku padamu, I love you, Adelia ! "

" Astaghfirullah, kita belum menikah. Kata I love you itu tidak pantas diucapkan. Tapi jujur, Jika Bapak mencintai saya, semoga itu karena Allah Ta'ala ! "

" Ini murni, karena Allah Ta'ala! "

Entah mengapa, Adelia sedikit tersentuh dengan ucapan duda satu anak itu.

" Sudah sampai, aku bukakan pintu untukmu! "

" Tidak usah, saya bisa sendiri! "

Rangga, menghela napasnya.

" Baiklah, silakan ! "

Adelia, turun dari mobil dia segera masuk ke dalam rumahnya.

" Assalamualaikum! "

Betapa, terkejutnya dia ketika melihat Arga atau Gaffi yang sedang berada di pangkuan wanita paruh baya. Yang diduga ibu Rangga, dia sedang menatapnya dengan lembut, membuatnya mau tidak mau harus tersenyum.

" Wa'alaikumusallam ! "

Adelia, bersalaman dengan kedua orang tuanya, dan juga kedua orang tua Rangga.

" Mamaammma. Ndong! "

Gaffi, meminta digendong oleh Adelia.

" Saya bukan Mama mu ! "

Gaffi, mencebikan bibirnya dia mulai menangis saat menerima penolakan dari Mamanya.

" Hwaaaaaa..."

" Nak, jangan begitu. Kasihan, dek Gaffi. Kamu gendong aja . Lihat, dia menangis kan, karena kamu ! "

" T...tapi Ummi, Ah sudahlah. Adelia, mandi dulu, takutnya kena virus lagi ! "

" Baiklah, Bu Pak maafkan Adelia ya ! "

" Tidak apa-apa ustadzah! "

Setelah itu, Adelia segera mandi dan berganti pakaian. Rangga, sudah menunggu di depan kamarnya, sembari menggendong putranya.

" Pak Rangga, ngapain coba. Enggak sopan tahu, dasar menyebalkan! "

" Aku calon suami kamu, jadi enggak apa-apa dong kayak gini. Ini, Gaffi dari tadi nangis terus, tolong gendong dia ! "

Adelia, mengerutkan keningnya.

" Dasar tidak waras ! " batin Adelia.

Adelia, menggendong tubuh Gaffi, membuat anak itu, kegirangan.

" Aduh, jangan begitu Nak. Gaffi anak baik, anak pinter Masyaallah! "

Melihat Adelia, menggendong putranya, membuat Rangga tersenyum penuh kemenangan.

" Mamaammma ! "

" Bukan, saya bukan Mama kamu! "

" Mmmmmaaamama ! "

Gaffi, terus saja mengoceh, tetapi Adelia akhirnya bisa menerimanya dengan baik.

" Kita kembali ke ruang tamu !"

Adelia mengangguk, dia membawa Gaffi ke ruang tamu dan mendudukkan anak itu pangkuannya.

" Jadi, bagaimana Nak Adelia. Apakah, kamu menerima Rangga atau menolaknya? "

Adelia, nampak berpikir keras,

" T...tapi Bu, kalau saya menikah dengan Pak Rangga. S...saya tidak ingin tinggal di rumah mewah keluarga anda ! "

Ibu Rangga, nampak terkejut mendengar perkataan Adelia. Akan tetapi, tidak dengan Rangga, dia mengulum bibirnya.

" Setuju, nantinya kita akan tinggal sendiri kok Adel. Jangan khawatir, kamu aku dan Arga, ah maksudnya Gaffi. Kita akan tinggal bersama, ya kan Ma Pa ! "

Rangga, memelototi kedua orang tuanya, membuat mereka mengumpat.

" Bocah sableng ! " batin Mama Rangga.

" Dasar Gelo ( Dasar gila ) ! " batin Papa Rangga.

" Iya Nak, Adelia. Kamu, jangan khawatir, Rangga sudah menyiapkan segalanya untukmu! "

Adelia, menatap wajah calon ibu mertuanya. Dia, akhirnya mengangguk sebagai jawaban.

" Baik, saya akan menerima pinangan Pak Rangga ! "

" Alhamdulillah! "

" Kita tentukan hari pernikahan keduanya. Hari Jum'at, Minggu depan mereka menikah bagaimana? "

" Abi, itu terlalu cepat!"

" Pernikahan itu, tidak boleh ditunda terlalu lama. Enggak baik Nak, Abi sangat bahagia kamu akhirnya bisa menemukan Nak Rangga ! "

" Ya Allah, kok gini sih " batin Adelia.

" Alhamdulillah, akhirnya kami akan menikah! " batin Rangga.

" Enggak sia-sia aku bertingkah imut! " batin Gaffi.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!