" Saya ingin bertemu dengan Adelia ! "
" Maaf Nak, tidak bisa. Adelia sedang dipingit sekarang. Jadi, dia tidak, boleh bertemu dengan lelaki manapun! "
" Baiklah, Umi. Sampaikanlah permintaan maaf saya padanya, intinya saya sudah akan bercerai dengan istri saya. Karena, anak saya sering diperlakukan tidak layak olehnya ! "
" Baiklah, maaf ya Nak Devan! "
" Tidak apa-apa, saya permisi. Assalamualaikum ! "
" Wa'alaikumusallam! "
Devan, berbalik arah dan menjauh pergi dari rumah sederhana milik mantan kekasihnya. Sekarang, benar-benar berakhir, Adelia bahkan akan menikah dengan pria lain. Sudah tidak ada lagi harapan, untuk menjadi suami dari wanita yang dia cintai. Pria itu, dengan sabar menggendong putranya, bersama Alina. Yang kini, sudah berusia 2 tahun .
" Papa ! "
" Iya Nak, sebentar ya kita akan pulang ke rumah baru kita ! "
" Kenapa Papa tidak ajak Mama ? "
" Setelah kamu dewasa nanti. Kamu, akan mengerti Nak ! "
" Oke Papa! "
" Kita beli sesuatu, untuk Papa. Papa lupa bawa pakaian. Setelah Papa, baru kamu oke ? "
Vino, mengangguk sebagai jawaban, sembari menautkan jari tunjuknya, dan jempol membentuk huruf O, yang artinya Oke.
Rangga, masih uring-uringan, dia gugup menjelang hari pernikahannya. Padahal, dia sudah pernah menikah dengan seorang wanita. Tapi, dia tidak dapat menyembunyikan perasaan khawatirnya.
" Rangga, kamu kenapa sih ? "
" Ah itu, anu Mi. Enggak apa-apa kok! "
Dia, mengulas senyumnya, sementara itu sang ibu mengangkat kedua bahunya.
" Ah Mami tahu, kamu sedang risau kan ? "
" Mami, kok tahu sih ? "
" Naluri seorang ibu itu kuat, nak . Jangan khawatir tentang ijab kabul, Mami tahu mungkin karena wajah Adel sangat mirip dengannya. Sehingga, kamu takut salah mengucapkan nama calon istrimu kan ? "
Rangga, menerawang ke depan.
" Benar Mi! "
" Makanya, kamu tetap positif thinking. Mami yakin, kamu pasti bisa Nak ! "
" Baiklah Mami, Terimakasih banyak ya ! "
" Sama-sama sayang! "
Rangga, memeluk tubuh sang ibu, kemudian dibalas oleh ibunya.
Di sebuah pusat perbelanjaan, Melissa membeli beberapa pakaian untuk calon suaminya. Yaitu, Adnan tetapi, saat dia berbalik arah tidak sengaja menabrak seorang pria tampan yang tengah menggendong anaknya. Sehingga, membuat sang anak menangis karen tindakan cerobohnya itu.
" Aduh, M...Maaf Pak! "
" Saya tidak apa-apa, kamu tanpa sengaja beradu kepala, dengan putra saya. Jadi, minta maaflah padanya ! "
" Dek, maaf ya ? "
" Mama ! "
" Hah? Saya bukan Mama Kamu !"
" Karena sama-sama memiliki rambut hitam, jadi dia seenaknya saja memanggil kamu Mama . Maafkan Vino ya ? "
" Ah, jadi namanya Vino. Tidak apa-apa kok, berarti anak anda menyukai saya hehehe! " kata Melissa sembari tersenyum manis.
" Sikapnya, mirip dengan Adel saat belum mengenakan jilbab! " batin pria itu.
" Ah iya, nama saya Mellisa. Anda siapa ? "
Melissa, mengulurkan tangannya.
" Oh maaf, saya Devan ! "
" Iya senang bertemu dengan anda. Kakak juga suka ketemu sama kamu Dek ! "
Melissa, mencubit gemas pipi gembul putra Devan. Dia, mencium pipi tembam itu.
" Ih gemes banget sih kamu, jadi pengen punya anak ! " ceplos Melissa.
Namun, saat Devan mengerutkan keningnya, Melissa dengan segera menjelaskan tentang dia yang sudah memiliki tunangan. Akan tetapi, tunangannya tersebut masih menggantung hubungan keduanya .
Sementara itu, Adnan dan ayahnya sedang belajar membaca Al-Qur'an.
" Kalau kita shalat, yang pertama di baca kan surah Al Fatihah Pa . Jadi, hafalkan surah ini dulu, lalu surah lainnya ! "
" Ah begitu ya, baiklah. Semoga Papa bisa menghafalkannya ! "
" Aamiin Ya Robbal'alamiin! "
" Dengan begini, Papa bisa berbicara dengan Adel ! "
" Aamiin, Pa bolehkah Adnan membatalkan pernikahan dengan Mellisa? "
" Memangnya kenapa dengan dia? "
" Aku tidak mencintai dia, semakin aku mencoba mengerti sikapnya . Semakin sulit, aku mencintai dia Pa . Tolong bujuk Mama, supaya setuju dengan pendapatku. Jangan memaksakan kehendak, anak juga perlu didengar, jangan sampai menjadi orang tua yang dzalim. Adelia, sampai membenci Mama karena kedzaliman Mama. Seharusnya, itu dijadikan sebagai pelajaran Pa! "
" Baik, Papa akan bicarakan ini dengan Mamamu. Semoga, Allah Ta'ala lembut kan hatinya ya Nak ?"
" Benar Pa, Aamiin Ya Robbal'alamiin! "
Hari pernikahan, Rangga dan Adelia telah tiba. Kini pria bernama lengkap Rangga Pratama Atmajaya itu. Mengucapkan ijab qobul dengan lancar. Setelah sah menjadi suami-istri Rangga memegang ubun-ubun istrinya sembari berdo'a: “Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih.”
Artinya: “ Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiatnya yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa.” (HR. Abu Daud, no. 2160).
Adelia, menatap wajah sang suami, sekilas kemudian dia menundukkan wajahnya. Rangga, mencium kening sang istri, dia bahagia sekali akhirnya pernikahan mereka bisa dilaksanakan dengan baik. Ayah Adelia, memeluk tubuh putrinya dia meminta maaf atas segala perbuatan sang istri. Hingga, sang istri pun, tidak bisa menghadiri pernikahan putri kandungnya sendiri. Sayangnya, setelah proses ijab qobul selesai, seharusnya pengantin duduk berdampingan sembari menantikan ucapan selamat dari para undangan. Tapi, yang ada justru keributan yang disebabkan oleh sang ibu mertua alias Septi.
" PERNIKAHAN kalian tidak sah! "
Adelia, gemetar dia teringat akan masa lalunya. Rangga yang melihat sang istri begitu ketakutan segera, maju ke hadapannya, dan melindungi istri yang baru dinikahinya tersebut. Agar, wanita itu berlindung di balik punggungnya. Akan tetapi, Adnan mencegahnya, dia melindungi adik dan sahabatnya dari ibu kandungnya.
" SIAPA yang menyuruh Mama datang kemari dan menghancurkan kebahagiaan Adik Hah ? "
" Beraninya kamu membentak Mama ya Adnan. Merasa sudah cukup dewasa sehingga kamu membentakku, mengapa kamu membelanya. Seharusnya, kamu mencegah dia menikah dengan suami adikmu. Dia tidak seperti Ara, anakku cantik putih mulus , dan langsing. Sementara itu, dia memiliki bentuk tubuh yang sangat jelek ! "
Adnan, hampir saja menampar pipi ibunya sendiri. Tetapi, Adelia menahannya, sementara itu Rangga maju tepat di hadapan wajah wanita paruh baya itu.
" Bagi Mama Istriku tidak secantik, dan seramping Aradea. Tapi, bagiku, dia sangat cantik, bahkan melebihi Aradea.
" Lancang, darimananya dia lebih cantik dari Ara Hah? "
" Dari semuanya, dan dari sikapnya. Aradea, dia sangat manja, maaf aku tidak suka wanita manja. Jangan pernah sebut nama dia lagi dihadapan ku! "
Septi, menampar pipi Rangga, karena pria itu sudah menjelekkan anaknya yang telah tiada tersebut.
" Mama tahu, mengapa aku menyukainya? Bukan karena wajahnya sangat identik dengan Aradea. Bukan juga, dia cantik tapi Ma, dia adalah wanita satu-satunya yang membuatku paham akan pentingnya shalat lima waktu. Aku yang shalatnya bolong-bolong ini, akhirnya sadar jika dia adalah wanita yang tepat untuk aku dan menjadi ibu sambung yang baik dari Gaffi. Maaf, aku ubah namanya menjadi Gaffi, karena aku tidak ingin ada Aradea lagi dalam hidupku. Apakah itu cukup Ma ? "
" BRENGSEK kamu Rangga ! "
Septi yang hendak menampar pipi Rangga, dicegah oleh suaminya. Firdaus, justru memberinya tamparan yang sangat keras. Sehingga, membuatnya berdarah di sekitar pipinya tersebut .
" Astaghfirullah, Papa . Mama jadi terluka karenamu ! "
Adelia, meskipun sangat membenci ibunya, dia mengambil tissue basah yang ada pada meja untuk membersihkan darah yang mengalir dari pipi ibunya. Sayangnya, dia justru didorong oleh Septi, sehingga pinggangnya mengenai ujung meja. Wanita cantik itu mengaduh kesakitan. Rangga, tidak sempat menolongnya, dia benar-benar tidak tahu jika sang istri akan di dorong oleh mertuanya tersebut.
" Cukup Septi, kau gila ya. Memalukan , ayo pergi dari sini! "
Firdaus yang geram dengan tindakan istrinya itu, akhirnya menarik pergelangan tangan sang istri dengan keras. Sementara itu, kedua orang tua Rangga, sangat syok dengan kejadian ini. Mereka , jatuh terduduk tidak bisa membela pihak manapun. Karena, neraka sangat dekat dengan keluarga Firdaus. Ayah Rangga, dipegangi oleh adik-adiknya, Usman, dan Septian. Sementara itu, sang ibu dipegangi oleh Zaskia. Berbeda dengan Ummi yang saat ini, masih pingsan karena melihat anak angkatnya diperlakukan tidak manusiawi oleh ibu kandungnya sendiri.
" Brother, maaf aku harus menyelesaikan masalah ini dulu. Aku, akan menghampiri kedua orang tuaku dulu. Adek sayang, maafin Kakak ya tidak bisa lama-lama di sini! "
Rangga menganggukan kepalanya, dia menyuruh baby sitter untuk menjaga Gaffi terlebih dahulu. Sementara itu, pesta pernikahan dihentikan. Dia, menggendong Adelia , yang masih mengaduh kesakitan. Gadis itu, tanpa sadar memeluk leher sang suami, sembari menenggelamkan wajahnya, menangis di dada bidangnya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments