Bagian 17

Gaffi, tidur di tengah-tengah Rangga dan Adelia . Posisi anak itu, sedan memeluk tubuh ibu sambungnya. Sementara itu, Rangga benar-benar iri melihat putranya tersebut. Seharusnya, dia yang memeluk tubuh sang istri. Akan tetapi, dia tidak bisa membuat anaknya menangis. Jadi, dia mengalah saja.

" Lengkap sudah keluarga ini. Ayah, Ibu dan anak. Terimakasih Ya Allah, anakku sangat bahagia memiliki ibu sambung seperti Adelia. Gaffi sayang, sebentar lagi kamu akan punya adik . Semoga, Gaffi bisa menerima kehadiran adik ya Nak. Ra, Maafkan aku, rasa cintaku padamu, kini sudah tiada, aku yang dulu mencintai kamu. Kini, cintaku hanyalah untuk wanita yang sedang memeluk anak kita. Maaf ! " batin Rangga.

Rangga, mengusap lembut puncak kepala anaknya tersebut. Setelah itu, dia mencondongkan tubuhnya dan mencium kening sang istri. Adelia, menggeliat dia membuka matanya perlahan. Dia, melihat Rangga sedang berusaha untuk turun dari ranjang.

" Pak Rangga, mau kemana ? Ah maaf Mas maksudnya! "

Rangga, menempelkan jari telunjuknya pada bibir. Dia, meminta agar sang istri jangan berisik. Supaya, Gaffi tidak terbangun.

" Maaf! "

Rangga, menggeleng cepat.

" Ayo ikut bersama Mas ! "

" Baik, tunggu sebentar ya. Aku, takut Gaffi terjatuh! "

Setelah, Gaffi dirasa sudah aman. Adelia, segera mengikuti sang suami. Dia, memakai jilbab, kaus kakinya, serta rok dan blazer untuk menutupi lekuk tubuhnya.

" Aku takut Gaffi kenapa-napa Mas ! "

" Tenang sayang, Aku akan meminta Bi Jumi untuk masuk ke kamar kita. Dia, punya akses masuk ke kamar kita kok. Nah, kita sekarang jalan-jalan sekitar taman hotel dulu ya. Ada banyak sekali yang ingin aku tahu darimu ! "

Adelia, tersenyum menatap wajah sang suami.

" Baiklah! "

Rangga, menggenggam erat tangan sang istri, Adelia masih ragu. Tapi, Rangga meyakinkan dirinya agar Adelia mau membalas tautan tangannya. Tidak berselang lama, Adelia membalas sentuhan tangannya.

" Maaf Pak, maksudnya Mas. Saya, masih belum terbiasa dengan sentuhan pria ! "

" It's Okay, nanti juga terbiasa Sayang! "

" T... Terima kasih ! "

" Sama-sama sayang, kok masih gugup sih ? Apa yang membuatmu begitu gugup? "

" Tidak ada sih, hanya saja aku masih belum terbiasa. Jadi, sedikit gugup ! "

" Baiklah, Mas mengerti kok. Kamu, kan belum pernah pacaran, jadi seperti ini ! "

Adelia, melepaskan genggaman tangan sang suami. Membuat Rangga, terperangah.

" Sayangnya, s...saya pernah pacaran! " ujar Adelia.

Wanita cantik berjilbab itu, terlihat begitu sedih.

" Tidak apa-apa, aku bahkan lebih daripada kamu. Maafkan Mas, sebaiknya kita jangan membahas tentang masa lalu lagi ya, mulai dari awal lagi. Anggaplah, aku tidak pernah mengatakan hal itu oke ! "

Adelia, mengangguk sebagai jawaban.

" Terimakasih Mas ! "

" Sama-sama sayang! "

Rangga, mengecup kening sang istri. Membuat Adelia mengerjapkan matanya.

" Imutnya istriku! " batin Rangga.

" Mengapa, rasanya sulit untuk jatuh cinta padanya. Padahal, Mas Rangga sangat sabar dan perhatian padaku. Ya Allah, aku harus bisa memberikan rasa cintaku padanya. Supaya, kami bisa seperti pasangan normal pada umumnya! " batin Adelia.

Adnan ingin menenangkan diri, sehingga dia berjalan-jalan menikmati udara segar pada pagi hari di sekitar kali baru timur. Dia tanpa sengaja mendengar seorang wanita menangis, kebetulan sungai saat ini sedang sepi.

" Apa aku harus mati saja, daripada aku hidup menderita seperti ini hiks ! "

Adnan, berjalan menuju sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya dia, saat melihat seorang wanita, hendak terjun dari jembatan sungai tersebut. Dengan langkah cepat, pria tampan itu berlari, dan memeluk tubuh wanita tersebut sehingga membuat keduanya terjatuh pada jalanan jembatan ini.

" Astaghfirullah, apa yang anda lakukan Hah? Masalah apa yang membebani anda sehingga ingin mengakhiri hidup? Mbak, kamu tuh berjilbab, saya yakin bekal agama kamu cukup. Istighfar! "

Adnan, tanpa sengaja membentak wanita tersebut. Membuat, wanita itu menangis tersedu-sedu.

" Dunia ini tidak adil untukku, semua yang aku miliki tiada. Bahkan, laki-laki yang sangat aku cintai , kini menikah dengan wanita lain. Dimana letak keadilan Tuhan padaku Hah ? " bentak Wanita berjilbab itu.

" Aku tahu , tapi tidak seharusnya kamu bunuh diri. Kamu tahu bukan, dalam Al-Qur'an Surah An-nisa ayat 29 . Terjemahan paling akhir menerangkan tentang, Janganlah kamu membunuh dirimu sendiri. Lantas, bagaimana bisa kamu akan melakukan hal yang sangat dilarang oleh agama ?"

" Saya tidak ingin hidup lagi, apalagi wanita yang sudah merebut kebahagiaan saya adalah sahabat saya sendiri. Bagaimana bisa, dia memberikan tubuhnya sebelum menikah. Saya tidak sanggup lagi hiks! "

Wanita berjilbab, dengan wajah yang ayu tersebut menangis sembari menyandarkan kepalanya pada bahu Adnan. Sementara itu, Adnan mengusap lembut puncak kepala sang wanita.

" Kalau begitu, anda mau tidak menikah dengan saya ? "

" A...Apa ? "

Wanita itu, melepaskan pelukannya dan menatap wajah pria tampan itu penuh tanya.

" Hahaha, anda becanda kan ? "

" Saya serius! "

" Tapi, saya tidak mengenal anda loh. Anda kan orang asing, bisa-bisanya menawarkan diri untuk menikah dengan wanita yang tidak jelas seperti saya ? "

" Saya yakin, kamu adalah wanita yang baik . Jadi, saya bersedia untuk menikah dengan kamu. Lagipula, anda sudah saya sentuh kan. Jadi, sebagai pertanggungjawaban, saya akan menikahi anda ! "

" Astaghfirullah, ini gila . Saya, kesini untuk bunuh diri loh. Mengapa justru, mendapatkan jodoh. Ah tunggu, apa benar kamu manusia? "

" Hei, saya manusia Mbak. Lihatlah, saya tidak melayang kan ? "

Adnan, meyakinkan wanita tersebut. Sementara itu, wanita cantik berjilbab itu menatapnya penuh selidik.

" Ayo, jangan terlalu lama berpikir. Saya bisa berubah pikiran loh, ayo ikut saya ! "

Adnan, menggenggam pergelangan tangan sang wanita. Sementara itu, wanita berjilbab itu hanya bisa pasrah mengikuti pria aneh dan tampan di depannya tersebut.

Pagi hari ini, Rangga, Adelia, dan juga Gaffi check out dari hotel. Mereka, akan menuju kediaman mereka. Karena, Rangga memutuskan untuk pisah rumah dengan kedua orang tuanya. Dia takut, jika Adelia tidak nyaman dengan keberadaan keluarganya. Pria itu paham, seorang wanita yang memiliki trauma akan keluarganya butuh waktu untuk bersosialisasi dengan keluarganya. Dia, yang jatuh cinta pada Adelia, dan meminta wanita itu menikah dengannya. Memang sudah seharusnya, menyediakan tempat tinggal yang nyaman untuk sang istri.

" Mamamama ! "

Adelia, tersenyum menatap wajah putra sambungnya tersebut.

" Ada apa sayang? "

Gaffi, menyentuh pipinya dengan jari telunjuknya.

" Oh kamu mau dicium ? "

" Ummmm, Mamamama! "

" Coba katakan pelan-pelan. Ma Ma.. ! "

" Mamma ! "

" Ah baiklah, ada sedikit peningkatan. Lalu, katakan Pa Pa ! "

" Papap ! "

" Baiklah, cukup bagus sayang. Ayo, Mama cium ! "

Adelia, mencium pipi kanan dan kiri sang anak sambung. Tidak lupa, dia juga mencium kening Gaffi. Rangga, bahagia melihat keakraban anak dan istri barunya tersebut.

" Masyaallah, pemandangan yang sangat indah. Adelia, selalu saja membuatku merasa damai. Ya Allah, aku mencintainya! " batin Rangga.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!