Pagi itu Deniz sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Sebelum pergi ke kampus Deniz sudah mengunci pintu kamarnya. Deniz berjaga-jaga jangan sampai kedua orang tuanya masuk ke dalam kamar dan membuang Narendra seperti kemarin.
" Deniz! Kenapa kau kunci pintu kamarmu sayang? Mama hendak membereskan kamarmu pasti di sana bau tahi kucing kan? Karena setiap hari selalu saja kucingmu itu diam di sana! Apa kau tidak jijik hidup bersama kucing setiap hari?" tanya Amber ketika dia melihat Putrinya sudah bersiap untuk berangkat ke kampus dengan menggunakan motor miliknya.
" Mama tidak usah membereskan kamarku lagi mulai sekarang! Deniz yang akan membereskannya nanti kalau sudah pulang dari kampus. Sudah ya Mah, Deniz pergi dulu sudah terlambat nih!" ucap Denislz berpamitan kepada ibunya sambil berlari tanpa mendengarkan panggilan ibunya yang menyuruh dia untuk membawa bekal makan siangnya sekalian.
" Sudahlah Mah Deniz itu bukan anak kecil lagi yang harus selalu membawa bekal ke kampus!" Denis pun kemudian langsung keluar dari gerbang rumahnya dengan menggunakan motor matic miliknya.
Usia Deniz sekarang sudah 19 tahun dan dia sudah diperbolehkan untuk membawa kendaraan sendiri oleh orang tuanya. Setelah dia masuk ke Universitas favorit yang digadangkan oleh kedua orang tuanya.
Deniz yang baru masuk ke semester 3 saat ini dia sedang sibuk-sibuknya untuk melakukan banyak praktikum dan juga organisasi.
" Deniz hari Minggu besok, rencananya Kami semua akan pergi ke Puncak Gunung Pangrango. Apakah kau ingin ikut kami ataukah tidak?" tanya Abigail sahabat Deniz yang ikut organisasi pecinta alam bersama dengan Deniz.
Deniz tampak berpikir sejenak untuk memikirkan tawaran dari Abigail. Sebenarnya dia juga sangat senang untuk pergi manjat gunung. Tetapi Deniz kembali mengingat tentang kucing kesayangannya yang masih sakit di rumahnya. Dia tidak bisa meninggalkan kucingnya berhari-hari pasti ketika dia kembali kucing itu sudah menghilang karena dibuang oleh orang tuanya.
" Maafkan aku Abigail. Tapi aku tidak bisa ikut dengan kalian. Aku mempunyai seekor kucing yang sedang sakit di rumahku. Kalau aku pergi pasti Ibuku akan membuangnya karena kedua orang tuaku tidak menyukai kucing!" ucap Deniz sambil menundukkan kepalanya tampak kalau dia sangat menyesal karena tidak ikut kegiatan bersama dengan teman-temannya yang lain.
" Kau bawa saja kucingmu bersama kita Deniz! Jadikan kamu bisa tenang!" ucap Abigail memberikan saran kepada Deniz.
" Nggak ah! Aku nggak tega. Kucingku itu sedang sakit kakinya gara-gara kena tembak pemburu. Kalau aku membawa dia pergi untuk mendaki gunung. Oh Tuhan itu pasti sangat menderita sekali! Nisa-bisa nanti kaki Nareku patah gara-gara kelelahan mendaki gunung!" ucap Deniz.
" Nare?" tanya Abigail sambil mengerutkan keningnya.
" Nama kucingku Nare! Memangnya kenapa sih? Apakah ada masalah?" tanya Deniz merasa heran dengan ekspresi sahabat ya yang seperti terkejut.
" Ya ampun Deniz! Kenapa nama kucingmu sangat bagus sih? Siapa Nama lengkapnya?" tanya Abigail dengan sangat antusias.
" Nama lengkapnya Narendra Baratayuda! Aku mendapatkan nama itu dari kalung yang ada di leher kucingku itu. Tampaknya dia kucing seorang yang berada dan kaya raya. Bahkan kalung namanya saja ada semacam permata yang berwarna biru, semacam batu permata gitu deh. Kalau terkena cahaya akan bersinar sangat cantik sekali!" ucap Deniz pelan ketika dia memberitahukan nama kucing kesayangannya kepada Abigail.
" Ya ampun! Kenapa namanya seperti pangeran kucing yang pernah aku baca di sebuah legenda ya?" tanya Abigail sambil mengerutkan keningnya dan dia pun mulai menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Mendengarkan perkataan Abigail Deniz sontak tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat lucu.
" Kenapa kau tertawa seperti itu Deniz? Aku sedang bercerita sesuatu yang nyata bukan hoax!" ucap Abigail merasa jengkel terhadap sahabatnya yang sepertinya merasa tidak percaya dengan apa yang dia katakan.
" Ya Kamu aneh sih! Masa hari gini Kau masih percaya juga dengan mitos dan tahayul sih? Nggak ada lah Pangeran kucing di dunia ini. Ah, kau ini ada-ada saja!" ucap Deniz sambil menepuk bahu Abigail yang seperti merasa kesal kepada sahabatnya yang masih juga tertawa hingga saat ini.
" Udah nanti kau main saja ke rumahku. Nanti aku akan tunjukkan buku tentang pangeran kucing yang aku miliki. Supaya kau tidak tertawa lagi! Keluargaku mendapatkan buku itu dengan cara yang sangat susah dan tidak sembarangan orang bisa memiliki buku tersebut! Jadi nanti kau harus menjaganya dengan hati-hati Jangan sampai hilang!" ucap Abigail dengan wajah serius menetap sahabatnya.
Mendengarkan perkataan Abigail Dennis menjadi mengurungkan niatnya untuk meminjam buku yang dimaksud oleh Abigail.
" Aku tidak jadi pinjam lah. Kalau buku itu termasuk buku langka dan buku yang berharga untuk keluargamu. Nanti aku akan membacanya Kalau kebetulan aku main di rumahmu saja!" ucap Deniz menolak tawaran dari Abigail yang langsung mengedipkan kedua bahunya karena merasa tidak peduli.
" Sudah kau santai saja Deniz! Buku yang akan ku pinjamkan kepadamu bukanlah yang asli. Akan tetapi sudah duplikatnya kalau buku aslinya itu berada di tangan kakekku!" ucap Abigail dengan tersenyum kepada Deniz.
" Kenapa kau harus menduplikatkan buku itu? Apakah kau tidak bisa meminjamnya dari kakekmu?" tanya Deniz kepada Abigail.
" Aku tidak bisa meminjam buku yang asli kepada kakekku. Soalnya untuk mendapatkan buku itu sangat susah sekali Deniz! Kakekku bahkan sampai tirakat selama 40 hari 40 malam hanya untuk bisa mendatangi perpustakaan kerajaan kucing dan mengambil buku tersebut dari sana. Apakah kau sudah mengerti betapa berharganya buku itu untuk kakekku maupun keluargaku?" tanya Abigail sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan kemudian dia pun menatap Dennis yang masih bingung dengan maksud perkataan dari Abigail sahabatnya.
" Itu artinya bawa buku itu memang asli bukanlah buku sembarangan. Buku itu berasal dari alam gaib Deniz! Dari kerajaan kucing!" ucap Abigail dengan mata berbinar ketika dia menceritakan tentang hal tersebut.
Abigail adalah seorang wanita pemberani yang sangat menyukai hal-hal berbau mistis.
Sangat wajar sih kalau misalkan Abigail tertarik dengan hal-hal seperti itu mengingat kakeknya adalah seorang ustadz yang sangat terkenal.
" Ya sudah nanti aku main ke rumahmu saja kalau aku mau membaca cerita tentang pangeran kucing itu!" ucap Deniz mengulas senyum kepada sahabatnya.
" Yah boleh deh. Supaya nanti kau bisa bertemu dengan Kakekku. Kakekku adalah ustadz hebat yang memiliki mata batin yang sangat kuat!" ucap Abigail dengan penuh kebanggaan.
" Kalau aku tidak suka kalau harus berurusan dengan hal-hal gaib!" ucap Deniz sambil meninggalkan Abigail yang tampaknya masih ingin membahas tentang pangeran kucing dari alam gaib yang dia ketahui sebagai mitos di dalam kehidupan dongeng saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
atang maulana
semoga orang tua Deniz bisa menerima pangeran nare👍👍
2023-02-23
6