Begitu sampai di rumah Deniz, Dani langsung turun dan mengantarkan Deni, sampai ke dalam rumahnya.
" Makasih ya kamu sudah mengantarkan aku. Oh ya, untuk perjalanan besok ke Gunung Pangrango. Apakah kamu akan menjemputku di sini?" tanya Deniz ketika Dani sudah bersiap untuk pulang ke rumahnya.
" Sebelum berangkat ke kampus. Aku akan menjemputmu kau bersiap-siap saja sekitar jam 07.00 pagi!" ucap Dani sambil mengelus pipi Deniz dengan penuh kasih sayang.
" Baiklah aku akan menunggumu hati-hati di jalan ya. Oh ya Dan, begitu sampai rumah kamu, kamu harus mandi dengan air hangat ya? Jangan sampai kau nanti masuk angin!" pesan Deniz sebelum mereka berpisah.
" Iya calon istriku yang bawel! Aku nanti mandi sesuai dengan pesanmu!" ucap Dani sambil mengacak rambut Daniz sambil tertawa bahagia karena Deniz yang begitu memperdulikan kesehatannya.
" Calon istri dari Hongkong? Ya ampun! Jadi pacar saja tidak pernah. Ko malahan tiba-tiba jadi calon istri sih? Apa kau sedang melindur di sore hari Dan?" ucap Deniz sambil tertawa.
Mendengarkan perkataan Deniz, Dani hanya tersenyum dan kemudian dia pun berpamitan kepada kedua orang tua Deniz yang mengantarkannya sampai ke pintu gerbang.
" Terima kasih ya anak Dani sudah bersusah payah mengantarkan Deniz sampai ke rumah! Kami belum tega untuk memberikan mobil kepada Deniz. Takutnya nanti dia malah jadi kelayapan dan jarang ada di rumah, karena sangking seringnya bermain di luar bersama teman-temannya! Intinya Om belum percaya kepada Deniz untuk membawa kendaraan sendiri!" ucap Dedi ketika dia mengantarkan Dani menuju mobilnya.
" Iya Om tidak apa-apa kok. Lagi pula kan rumah kami memang searah. Saya senang kok mengantar jemput Deniz. Apalagi dia adalah teman sekampus yang sangat asik untuk diajak bicara." ucap Dani yang kemudian langsung mencium telapak tangan ayahnya Deniz sebelum dia pulang dan kembali ke rumahnya.
Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Denis Dani pun langsung pulang ke rumahnya. Akan tetapi dalam perjalanan pulang, Dani merasa bahwa dirinya saat ini sedang diawasi oleh seseorang.
Dani memang termasuk orang yang mengerti dan bisa mendeteksi hal-hal gaib yang berada di sekitarnya.
" Kamu siapa ya? Kalau ingin bicara denganku tunjukkanlah wajahmu!" ucap Dani sambil tetap fokus menyetir mobil.
Setelah Dani mengatakan itu, tiba-tiba saja, di samping Dani ada sosok lelaki yang sangat tampan sedang menatap Dani dengan lekat.
" Ada apa kau mengikutiku?" tanzadane melirik sekilas kepada Narendra yang saat ini sedang duduk di sebelahnya.
" Aku adalah calon suami Deniz. Namaku adalah Narendra Bharatayuda! Pernikahanku dengan Deni sudah diatur sejak 50 tahun yang lalu antara Ayahku dan kakeknya. Jadi aku minta kamu untuk menjauhi calon pengantinku dan jangan coba-coba untuk menggodanya! Jangan membuat calon istriku kebingungan dengan perilakumu! Karena Deniz hanya akan menjadi pengantinku. Ketika usianya sudah cukup 20 tahun, aku akan menikah dengan Deniz dan segera membawanya ke Alamku untuk hidup bersamanya selamanya!" ucap Narendra menjelaskan segalanya kepada Dani yang tampak terkejut mendengarkan perkataannya.
Dani mengerem mobilnya secara tiba-tiba karena dia ingin memastikan sesuatu.
Mulut Dani tampak mulai kumat-kamit membacakan ayat kursi dan juga ayat-ayat pendek. Tetapi anehnya, Narendra tetap anteng di sampingnya dan tidak terpengaruh sama sekali.
" Kamu jangan heran kalau ayat-ayat suci Alquran itu tidak bisa membakarku. Suku bangsaku termasuk ke dalam golongan jin muslim. Membaca Alquran dan shalat sudah menjadi kewajiban kami sehari-hari!" ucap Narendra sambil tersenyum sinis kepada Dani yang tampak masih bingung.
" Apakah benar kalau kau adalah termasuk Jin muslim? Lalu bagaimana caranya kau bisa menjadi calon suami dari Deniz? Yang aku tahu, sementara ini, kalian berasal dari dunia yang berbeda dan dimensi waktu yang berbeda pula!" ucap Dani bertanya kepada Narendra.
" Aku benar! Kalau aku ini termasuk dalam golongan jin muslim yang taat dengan agamaku. Kenapa? Apakah kau merasa heran kenapa aku bisa menjadi calon suami Deniz?" tanya Narendra sambil mengulas senyum kepada Dani yang masih bingung hingga saat ini ketika dia berhadapan dengan Narendra yang memiliki pamor dan kharisma yang sangat kuat.
" Katakan padaku! Sudah berapa lama kamu mengawasiku dan juga Deniz?" Tanya Dani tampak frustasi.
" Aku tidak mengawasimu. Ok? Aku hanya sedang memastikan kondisi calon istriku baik-baik saja. Kebetulan aku sedang menjaga Deniz. Oleh karena itu aku berada di sekitar Deniz. Aku berada di sini hanya untuk mengingatkanmu untuk tidak bermain-main denganku. Aku tahu kalau kau memiliki hafalan Alquran yang lumayan banyak dan kok juga adalah seorang anak dari Kyai yang terkenal di Jawa Barat. Tapi saranku lebih baik kau meninggalkan Deniz dan jangan coba-coba untuk mendekatinya karena dia adalah pengantinku!" ucap Narendra kepada Dani yang sekarang mulai melotot Merasa tidak senang dengan ucapan Narendra.
" Kalau masalah cinta, tidak bisa dipaksakan oleh siapapun. Menurutku, mari kita berdua bersaing secara sehat! Bagaimana?" tanya Dani sambil menatap Narendra dengan penuh percaya diri.
Narendra tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Dani ketika menantangnya untuk bersaing mendapatkan Deniz.
" Ilmuku mungkin tidak sebanding dengan kejayaanmu sebagai seorang pangeran kerajaan ghaib. Akan tetapi aku memiliki keunggulan yang tidak kau miliki yang pasti akan dipertimbangkan baik-baik Deniz sebelum Dia memutuskan untuk menikahi siapa!" ucap Dani sambil tersenyum kepada Narendra yang mulai mengepalkan kedua tangannya.
" Besok pagi aku akan menunggumu di bibir air terjun yang ada di puncak gunung Pangrango. Kita akan berduel di sana. Siapa yang mendapatkan mustika biru milik kerajaan kucing yang hilang, maka dialah yang akan menjadi pemenangnya!" ucap Narendra memberikan tantangan kepada Dani yang tampak mengerutkan keningnya karena tidak setuju dengan ide Narendra.
" Aku tidak mau menanggung resiko dengan datang ke kerajaanmu! Sudahlah sebaiknya kita bersaing secara sehat saja! Kita harus menerima siapapun laki-laki yang akan dijadikan oleh Deniz sebagai calon suaminya. Aku percaya bahwa kalau kami berjodoh pasti Allah akan mempermudah semua usahaku! Tapi sebaliknya kalau aku bukanlah jodoh Deniz, maka semua hal pasti tidak akan mudah untuk diperjuangkan olehku!" ucap Dani sambil tersenyum kepada Narendra.
" Jadi kau sepakat bukan? Untuk kita bersaing secara adil dalam rangka berjuang untuk bisa mendapatkan cinta seorang Deniz?" tanya Narendra. Dia hanya ingin memastikan segalanya kepada Dani yang dia tahu bahwa laki-laki tampan itu mencintai calon istrinya.
' Tidak ada salahnya kalau aku bertaruh dengan siluman ini siapa tahu dengan ini aku bisa membantu Denis untuk terlepas dari perjanjian darah itu!' bathin Dani sambil melirik kepada Narendra yang sangat tampan.
Visualisasi Dani Atmajaya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments