Narendra yang saat ini sedang tidur di ranjang bersama dengan Deniz dalam bentuknya sebagai seekor kucing manis. Tampak dia meringkuk dengan begitu nyaman di dalam pelukan Denis yang tidak mengetahui bahwa dirinya adalah seekor siluman kucing calon suaminya ketika dia berumur 20 tahun nanti.
Visualisasi Narendra Bharatayuda
" Deniz sudah siang kok kamu masih tidur cepat bangun! Ayo ikut dengan mama dan papa untuk mencari seorang Ustadz yang bisa melindungimu dari pengaruh makhluk gaib!" ucap Amber dengan suara baritonnya sambil mengguncangkan tubuh putrinya yang masih terlelap dalam tidur.
Tampak Deniz yang mulai menggeliat karena terusik dengan apa yang dilakukan oleh Amber dalam usahanya membangunkan putrinya yang sangat malas dan selalu saja bangun kesiangan.
" Bangun Deniz ini sudah siang! Nanti Kau terlambat untuk shalat Shubuh!" ucap Amber sambil berkacak pinggang di hadapan Deniz mengerjakan matanya karena silau.
Sementara itu Narendra pun yang terganggu dengan suara Amber yang seperti mercon, dia menggeliatkan tubuhnya dan mencium bibir Deniz ketika dia terbangun.
Amber terkesiap melihat apa yang dilakukan oleh kucing peliharaan putrinya.
" Turun kau kucing! Aiya, berani-beraninya kau mencium bibir putriku!" ucap Amber sambil menarik Narendra dari pelukan Deniz yang masih memejamkan matanya.
Deniz yang merasakan bahwa kucing kesayangannya ditarik oleh sang ibu dari dekapannya sontak dia pun langsung terbangun.
" Mama apa-apaan sih? Cepat mama kembalikan Nare padaku!" ucap Denis dengan mata yang sudah mulai membuka sempurna.
" Nare?" tanya Amber bingung.
" Iya nama kucingku! Aku kasih dia nama Nare. Kenapa? Apa Mama keberatan?" tanya Deniz mulai kesel kepada ibunya.
" Dari mana kau tahu nama Nare?" tanya Amber.
Deniz pun kemudian menunjukkan sebuah kalung yang tergantung di leher kucing kesayangannya. Di mana di situ tertulis nama Narendra Baratayuda.
Seketika Amber lemas tubuhnya, dia langsung meninggalkan Deniz dan pergi mencari suaminya.
Deniz yang melihat ekspresi ibunya yang aneh, benar-benar kebingungan. Kemudian dia pun mendekati kucing kesayangannya yang tadi hendak dilemparkan ibunya lewat jendela kamarnya.
" Kamu baik-baik saja Nare? Tolong kau maafkan ibuku ya? Dia tidak berniat jahat kepadamu. Mungkin dia tidak senang karena kau sudah mencium bibirku di hadapannya!" ucap Deniz sambil memeluk kucing kesayangannya dan kemudian kembali membaringkan tubuhnya.
Deniz tadi malam baru tidur jam 03.00 pagi karena harus mempersiapkan presentasi untuk hari Senin. Oleh karena itu sekarang dia masih ngantuk apalagi sekarang hari Minggu yang tidak mengharuskan dia untuk pergi ke kampus untuk belajar.
" Wah calon istriku ini benar-benar seorang pemalas. Masa dia malah tidur lagi sih? Bukannya pergi shalat shubuh dulu baru nanti melanjutkan tidurnya. Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus mengingatkan dia untuk shalat shubuh dulu!" ucap Narendra yang kemudian berusaha untuk membangunkan Deniz kembali dengan cara mengelus-ngelus wajah Deniz dengan telapak tangannya dengan lembut. Narendra menyembunyikan cakarnya sehingga tidak berbahaya untuk Deniz.
" Kamu apaan sih Nare? Aku ngantuk sekali tahu gak sih? Kan tahu sendiri tadi malam aku tidur sangat malam, gara-gara aku harus mengerjakan tugas presentasiku untuk besok!" ucap Deniz sambil meraih Narendra untuk masuk ke dalam pelukannya agar dirinya terasa hangat.
Ketika jarak di antara mereka sangat dekat, kucing kesayangan itu pun kembali mencium bibir Deniz dengan cukup lama.
Deniz yang masih mengantuk pun, dia membiarkan saja kucing itu menciumi bibirnya berkali-kali. Karena dia pun merasa tidak terganggu sama sekali dengan aktivitas Nare yang sudah menjadi kebiasaan kucing tersebut untuk menciumnya di pagi hari.
Setelah puas mencium bibir Deniz, Narendra kembali mengelus pipi Deniz dan berusaha untuk membangunkan gadis itu untuk melaksanakan shalat shubuh.
Sementara itu Amber langsung mencari suaminya yang saat ini sedang mengaji di ruangan shalat yang ada di rumah mereka.
" Pah! Papah!" dengan suara tergesa-gesa.
Dedi yang merasa terkejut mendengarkan suara istrinya yang terus memanggil namanya berulang-ulang segera menutup Mushaf dan kemudian mendekati sang istri yang sedang berjalan ke arahnya.
" Ada apa sih Mah? Pagi-pagi kok ribut sih? Bukankah tadi Mama bilang kalau Mama mau membangunkan Deniz untuk shalat shubuh?" tanya Dedi sambil menatap Amber sekarang sudah berdiri di hadapannya dengan raut wajah pucat pasi.
Amber kemudian menyuruh suaminya untuk duduk bersamanya di ruang tamu.
" Ada apa?"
" Papa, Papa tahu tidak kucing peliharaannya Deniz itu namanya siapa?" tanya Amber dengan raut wajah penuh misteri.
" Siapa?" tanya Dedi heran.
" Narendra Baratayuda!" ucapnya dengan nada khawatir.
" Apa? Dari mana Mama tahu nama itu?" tanya Dedi dengan wajah panik.
" Benar Pah! Deniz sendiri yang tadi mengatakannya pada Mama. Kata Deniz ada sebuah nama di kalungnya dan namanya adalah Narendra Baratayuda! Papa ingat tidak sih? Dulu sewaktu Papamu meninggal, Papa mengatakan kalau calon suami Deniz itu bernama Narendra Baratayuda. Pangeran bangsa kucing yang dulu memiliki persekutuan dengan ayahmu demi mendapatkan penjagaan dari para lawan politiknya!" ucap Amber dengan wajah ketakutan.
Dede terkejut mendengarkan perkataan istrinya akan tetapi dia pun masih ragu-ragu akan kebenarannya karena belum memiliki bukti apapun.
Apalagi selama keberadaan kucing itu di rumah mereka, tidak ada hal-hal aneh ataupun ganjil yang terjadi seperti hal-halnya kalau ada makhluk mistis yang berdiam di sebuah rumah.
" Mungkin hanya kebetulan saja Mah, kucing itu bernama sama dengan calon suami Denuz yang pangeran bangsa kucing itu. Lagian ya Mah, tidak mungkin kan kalau kucing itu adalah Kucing Siluman? Masa iya sih, ada manusia yang bisa melukainya? Menurut papa itu sangat tidak masuk akal mah!" ucap Dedi mengatakan analisisnya.
Mendengarkan penjelasan dari suaminya tanpa Amber mulai berpikir kembali.
" Papah benar juga. mungkin ini hanyalah pikiran Mama saja yang terlalu stress dan frustasi mengkhawatirkan keadaan Deniz!" ucap Amber pada akhirnya menyerah dengan pemikirannya sendiri.
Sementara itu Narendra yang sedang mendengarkan percakapan kedua orang tuanya Deniz tampak mulai kesal di buatnya.
" Gara-gara aku harus hidup di dalam wadag ini membuat kemampuanku menjadi merosot tajam dan aku tidak bisa melindungi diriku sendiri dari kelakuan orang-orang jahat yang ingin membunuhku. Hanya dengan cinta Deniz yang bisa membuatku terbebas dari wadag lemah ini dan kembali menjadi pangeran kucing yang sakti dan mantra guna," ucap Narendra sambil masih berusaha untuk membangunkan Deniz yang benar-benar bebal dan sulit diatur.
" Wah calon istriku ini benar-benar seorang pemalas. Kenapa dia masih juga belum mau bangun untuk melaksanakan shalat shubuh? Kalau Ayahanda melihat kelakuannya seperti ini bisa-bisa ayahandaku akan marah kepada dia," ucap Narendra mulai tidak sabar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments
$uRa
maulah kalau siluman nya cakep seperti itu
2023-09-20
1
atang maulana
tetap semangat KK dan nunggu up nya lagi 👍👍
2023-02-21
2