Sementara itu Deniz pagi-pagi sekali dia sudah dibangunkan oleh ibunya. Karena dia harus segala bersiap-siap untuk segera berangkat bersama dengan Dani yang sudah menjemputnya.
" Bangunlah Deniz! Ya ampun! Kau itu ya, itu orang yang mau menjemputmu sudah datang looh! Sementara kau masih mengorok di atas kasurmu!" ucap ibunya Deniz membangunkan putrinya yang masih terlelap dalam tidur.
Deniz yang masih tampak mengantuk. Dia hanya bisa duduk dan menatap ibunya dengan lekat. Tampaknya nyawa Deniz belum 100% masuk ke dalam tubuhnya.
" Ya ampun Mama pagi-pagi suara merconmu sudah menggelegar di kamar ini!" demi mendengarkan jawaban dari putrinya Amber pun menghadiahkan pukulan telak di tangan putri satu-satunya di rumah mereka.
Sementara itu Dani yang mendengarkan keributan di kamar Deniz. Dia hanya bisa tertawa lirih karena merasa lucu dengan keributan mereka.
Untuk Dani sendiri. Sebenarnya dia sudah biasa dengan keributan semacam itu setiap kali dia datang menjemput Deniz untuk kuliah pagi di kampus mereka.
" Iya Mamaku sayang! Ya ampun! Pagi-pagi Mama mau membunuh siapakah dengan suara cempreng seperti itu? Ya, ini juga aku mau bangun!" ucap Deniz yang berusaha untuk menyelamatkan kupingnya dari jeweran sang ibu yang begitu barbar ketika membangunkannya.
Dengan sangat malas, Deniz pun kemudian langsung masuk ke dalam kamar mandi dan seperti biasa Deniz hanya mandi untuk mengelabui ibunya agar tidak dimarahi saja.
Setelah selesai Deniz pun kemudian mengambil air wudhu dan melaksanakan salat subuh yang sudah terlambat baginya.
Tetapi ayahnya Deniz pernah mengatakan kepadanya. Lebih baik terlambat daripada tidak melaksanakan shalat sama sekali. Lagi pula Deniz kan baru bangun. Dan dia tidak tahu kalau waktu sholat sudah bergulir sejak tadi. Setelah selesai mengqadha salat subuhnya. Deniz pun kemudian langsung mempersiapkan dirinya untuk membawa bekal-bekal yang sudah dipersiapkan tadi malam bersama sang ibu.
Deniz adalah termasuk seorang gadis yang simple dan tidak banyak neko. Dia hanya membawa 5 stel pakaiannya dan juga beberapa peralatan penting yang akan dia butuhkan. Ketika dalam pendakiannya yang akan dijadwalkan selama 1 minggu lamanya.
Pendakian kali ini bukanlah yang pertama untuk Deniz. Tetapi mendaki puncak Gunung Pangrango adalah yang pertama kali untuknya. Sejak tadi malam Abigail terus saja menghubunginya dan memastikan bahwa dia akan ikut bersama rombongan.
" Assalamualaikum Dani yang ganteng?" Sapa Deniz ketika dia melihat sahabat baiknya sudah tersenyum manis dan sekarang sedang duduk di ruang tamu bersama dengan ayahnya.
" Waalaikumsalam Deniz. sudah siapkan untuk kita berangkat sekarang?" tanya Dani kepada gadis impiannya itu.
Deniz tampak cemberut kemudian dia pun melirik kepada ibunya yang sedang mempersiapkan sarapan di meja makan.
" Maafkan aku Dani. Tetapi tampaknya aku harus sarapan dulu kalau tidak yang mulia Paduka Ratu tidak akan mengizinkanku untuk keluar dari rumah ini!" ucap Deniz yang langsung memeluk ibunya yang tadi sempat melotot ke arahnya.
" Bagaimana kalau sarapanku Dibungkus saja sehingga aku bisa makan di mobil? Kasihan Dani yang sudah menungguku sejak tadi." ucap Denis berusaha untuk membujuk ibunya yang langsung menghadiahkan cubitan di pinggangnya.
" Cepat ke depan sana panggil Dani dan juga ayahmu untuk sarapan bersama dengan kita!" perintah Amber kepada Deniz yang langsung melarikan diri sebelum mendapatkan cubitan yang berikutnya dari sang ibu yang memiliki cubitan seperti gigitan kalajengking.
Sungguh Deniz paling menghindari cubitan dari sang ibu yang sangat sakit luar biasa kalau terkena kulit secara langsung.
Denis langsung menemui Dani dan juga ayahnya yang tampak mengobrol dengan seru.
" Papa, Dani. Ayo kita sarapan dulu!" ucap Deniz sambil menggenggam tangan Dhani dan menariknya ke ruang makan.
Dedi terus memperhatikan interaksi putrinya dengan Dani yang tampak begitu akrab dan tanpa ada sekat di antara mereka.
' Tampaknya akan sangat bagus kalau sampai Dani menjadi suami Deniz. Akankah kalau sampai Deniz jatuh cinta kepada Dani, bisa memutus perjanjian darah tersebut?' batin Dedi sambil memperhatikan mereka berdua yang saat ini sudah duduk berhadapan di meja makan.
Bukan satu kali ini saja Dani makan bersama mereka. Bisa dikatakan Dani cukup dekat dengan kedua orang tua Deniz karena seringnya Dani mengantar jemput Putri mereka.
Para tetangga bahkan berpikir bahwa Dani adalah calon suami Deniz. Tetapi mereka auto kecewa ketika mendapatkan jawaban Deniz yang mengatakan bahwa mereka hanyalah sahabat saja.
Deniz sampai saat ini memang belum pernah merasakan apa itu jatuh cinta kepada lain jenis. Hal itu gara-gara kakeknya yang pernah berpesan bahwa dia harus menjaga hatinya untuk calon suami yang sudah dipersiapkan oleh sang kakek sejak dia belum terlahir sama sekali di atas dunia ini.
Oleh karena itu Deniz selama ini selalu menjaga pergaulannya dengan lain jenis.
Mungkin diantara semua teman-teman Deniz, hanya Dani seorang yang sangat dekat dengannya dan tahan dengan semua kelakuan absurd yang selalu dia tunjukkan ketika mereka bersama.
" Ya sudah ayo kita berangkat kita pasti sudah ditungguin oleh teman-teman yang lain! Paling nanti aku lagi yang akan disalahkan oleh mereka karena sudah membuat ketua anggota datang terlambat. Tidak tahu kenapa, mereka tidak pernah bosan untuk selalu menyalahkanku! Ckckck!" ucap Deniz sambil menggelengkan kepalanya.
Tiba-tiba saja Ibunya sudah berada di belakang Deniz dan langsung mencubit pinggangnya lagi.
" Bukankah mereka memang benar kau yang sudah membuat dia nih datang terlambat ke acara itu? Coba bayangkan! Orang yang menjemput saja sudah datang sementara kau masih mengorok di atas ranjangmu!" protes Amber sambil berkacak pinggang di hadapan putrinya.
Tampak Deniz mulai misuh-misuh di hadapan ibunya yang sejak tadi terus marah-marah kepadanya.
" Kadang aku suka berpikir. Apakah benar kalau aku itu adalah anak kandugmu? Kenapa setiap hari kau selalu menistakan diriku di hadapan Dani? Ya ampun mah kalau sampai tidak ada laki-laki yang mencintaiku Itu semua adalah salah Mama!" ucap Deniz yang langsung melarikan diri dari cubitan sang ibu yang benar-benar maut baginya.
Dani hanya tertawa melihat kelakuan Deniz yang selalu membuatnya merasa senang walaupun dia tidak melakukan apapun kepadanya.
Itulah kehebatan sebuah cinta yang ada di dalam hati seorang manusia. Perasaan cinta itu yang akan membuat apa saja yang dilakukan oleh orang yang kita cintai nampak menyenangkan dan membahagiakan di hati.
Kadang cinta membuat kita tersenyum tanpa alasan. Kadang cinta pula membuat kita menangis tanpa penjelasan. Dunia Cinta memang sangat sulit untuk diselami kalau belum pernah mengalami itu. Deniz yang selama ini hatinya selalu terjaga untuk calon suaminya yang sudah dipilihkan oleh sang kakek sejak lama. Walaupun Deniz belum terlalu tahu tentang silsilah calon suaminya tetapi di hatinya dia sudah mengukirnya.
Entah apa yang akan dilakukan oleh Deniz ketika dia mengetahui bahwa calon suami yang dikatakan oleh kakeknya itu. Pria itu pernah bertemu dengan dirinya di alam mimpi. Tetapi Deniz menyangkalnya karena laki-laki itu mengaku sebagai pangeran dari alam gaib yang sangat mustahil bagi Deniz untuk percaya dengan pria tampan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 264 Episodes
Comments