BAB - 17 Gengsi

Deva masih merasa kesal atas kejadian di depan matanya tadi. Ini sedikit membuat konsentrasinya terganggu.

" Oke Dokter Deva.. saya ke ruangan dulu " ucap Dokter Ramzie.

Deva masih terdiam tidak menggubris ucapan Dokter Ramzie, hingga akhirnya ia disadarkan oleh salah satu perawat senior yang bernama Pak Candra. Pak Candra menyenggol tangan Deva.

Deva terperanjat.

" Oya Dok.. silakan " ucap Deva.

Dokter Ramzie melihat Deva sekilas sedikit tersenyum lalu menggeleng kan kepalanya.

" Kenapa Dok ? " tanya Pak Candra.

" Hmm.. biasalah kurang tidur jadi kurang fokus " ucap Deva berbohong.

" Istirahat dulu lah Dok, perjalanan masih panjang " ucap Pak Candra memperlihatkan list antrian pasien yang akan di operasi caesar hari ini.

" Oke, terima kasih ya sudah memberitahu saya " ucap Deva.

Deva beranjak dari ruangan, ia akan istirahat sejenak di ruangan dokter jaga. Ia berjalan keluar ruang operasi, ia mengeluarkan ponselnya, berniat untuk mengirim pesan kepada Agni.

Makan siang saya tunggu di kantin belakang.

Pesan terkirim, namun belum ada balasan sepertinya Agni sedang tidak memegang ponselnya.

Deva kembali berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit, saat ia akan membelokkan tubuhnya ke arah ruang jaga, ia melihat Agni keluar dari ruang nifas bersama Meysa.

" Benar dia sedang sibuk " batin Deva.

Ia berniat untuk menghampiri Agni dan Meysa, ia hanya ingin berpapasan saja. Karena hari ini jadwal Dokter Shintia di ruang bersalin.

Agni dan Meysa sedang berbicara sambil berjalan menuju ruang bersalin. Deva pun yang sedikit mempercepat langkahnya agar ia bisa berpapasan dengan Agni.

Ia awalnya tidak kesal kepada Agni hanya karena Agni terlihat mengimbangi obrolan Fahri dan Arif itu yang membuat Deva menjadi kesal, selain kepada Fahri dan Arif juga kepada Agni.

Kesel sih.. tapi lebih gede kangennya.

Sampai akhirnya Meysa yang lebih dulu sadar jika ada di hadapannya.

" Siang Dokter Deva " ucap Meysa.

" Siang Bidan Meysa " balas Deva dengan ramah.

Agni pun mengikuti Meysa, ia pun menyapa Deva.

" Siang Dok " ucap Agni ramah.

" Hmm.. " Deva hanya mengangguk, ia berlalu meninggalkan mereka berdua.

Duh.. Dokter Deva ngambek ? kenapa ? gara-gara tadi ? ck... jutek juga ya kalo lagi ngambek gitu ..

Agni membatin.

" Eh kenapa tuh laki " ucap Meysa menyenggol Agni.

" Hah.. " Agni mengangkat kedua tangannya.

" Yok Kak " Agni tidak ingin banyak pertanyaan dari Meysa, walaupun Meysa tahu bagaimana Deva ke Agni namun ia pun belum tahu jika Deva dan Agni sedang menjalin hubungan.

Sesampainya di ruangan, Agni kembali ke rung jaga menyimpan status pasien lalu duduk di kursinya, sambil mengeluarkan ponselnya.

Ia melihat ada notifikasi pesan masuk pada layar ponsel.

" Dokter Deva, apa ya ? " gumam Agni.

Ia langsung membuka pesan dari Deva, setelah membaca pesan dari Deva. Ia melihat jam yang tertempel di dinding ruangan, masih 30 menit lagi sampai waktu istirahat.

Agni langsung membalas pesan dari Deva.

Siap Dok

Balas Agni, tidak lama pesannya kembali dibalas oleh Deva.

Dok ?

Agni membuka kembali pesan balasan dari Deva, ia sedikit menghela nafas.

Mas Deva 😊

Agni kembali membalas pesan Deva dibubuhi emoticon. Tidak ada balasan kembali dari Deva.

Agni lalu menyimpan kembali ponselnya kedalam saku seragam dinasnya.

Sambil menunggu jam istirahat ia mengisi laporan pasien-pasien hari ini, laporan pasien yang sudah lahir juga laporan pasien yang sedang dipantau proses persalinan nya.

Disaat yang bersamaan Meysa datang lalu duduk tepat di sebelah Agni.

" Gni... " ucap Meysa.

" Ya Kak " Agni menoleh sekilas lalu kembali pada laporan dihadapan nya.

" Eh aku mau nanya deh, kamu gimana sama Dok Dev si Dokter Ganteng " ucap Meysa.

Agni langsung menoleh membetulkan posisinya berhadapan dengan Meysa, ia berusaha biasa saja agar Meysa tidak curiga.

" Biasa aja Kak, emang kenapa ya ? " ucap Agni santai.

" Hmm.. nggak sih.. ya kalo gak biasa juga gak apa-apa, aku dukung aja hehehe " balas Meysa.

" Hmm.. " Agni hanya menggeleng.

" Oke deh.. oya makan siang mau kemana ? " tanya Meysa.

" Aku biasa aja ke kantin " ucap Agni santai, ia lupa jika ia diminta menemui Deva di kantin belakang.

" Kantin biasa ya " balas Meysa.

Agni baru menyadari jika kantin biasa yang Meysa maksud adalah kantin yang berada di depan rumah sakit.

" Eh Kak.. kayanya aku mau ke kantin belakang deh, soalnya tadi disana ada bakwan yang aku suka " ucap Agni berbohong karen ia tahu Meysa tidak suka ke kantin belakang karena agak jauh dari ruangan bersalin.

" Ih.. jauh banget kantin belakang, capek banget mau makan aja harus keringetan dulu kalo ke kantin belakang " ucap Meysa.

" Ya udah aku aja yang kesana, kakak mau apa aku beliin, kita makan disini aja ? gimana ? " ucap Agni.

" Hmm.. oke deh.. kamu ngerti banget sama kakak mu yang lagi mager ini " balas Meysa.

Agni hanya tersenyum, ia sedikit lega Meysa tidak ngotot mengajaknya makan di kantin depan.

Jam makan siang tiba, Agni bergegas keluar ruangan, menuju kantin belakang, sebelum nya Meysa sudah berpesan untuk membelikan nya makan siang begitupun Imel.

Ia berjalan sedikit agak cepat dari biasnya, karena ia harus kembali ke ruangan lebih cepat agar Meysa tidak curiga.

Sesampainya di kantin belakang ia belum melihat Deva berada disana, ia langsung memesan makanan untuk Meysa dan Imel terlebih dahulu. Lalu ia duduk di kursi yang tidak terlalu terlihat oleh orang yang berlalu-lalang.

Agni sedang mengeluarkan ponselnya ia berniat untuk mengirimi pesan kepada Deva, ia akan memberitahu jika ia sudah menunggu di kantin belakang.

Disaat yang bersamaan seseorang sudah berada di samping Agni, pria yang mengajaknya bertemu di kantin ini dengan dirinya.

Agni menoleh ke arah Deva yang masih berdiri. Agni memperlihatkan senyum manisnya, tidak biasanya ia seperti ini.

" Kok gak duduk Dok ? " tanya Agni, yang melihat Deva masih berdiri.

" Kamu gak nyuruh saya duduk " jawab Deva dingin.

Tuhan.. belum satu bulan ini..

" Oh ya duduk Dok " ucap Agni masih dengan senyuman manisnya.

" Hmm.. makasih " balas Deva lalu duduk sebelah Agni.

Agni terdiam begitupun Deva.

Ngomong dong.. nyuruh aku kesini ngapain malah diem-dieman gini, tawarin makan kek apa kek.. semakin diem bikin aku semakin canggung..

" Oke aku langsung aja ya.. " ucap Deva , baru juga ia berbicara, sudah dipotong oleh penjual yang mengantarkan pesanan Agni.

" Maaf Bu Bidan, ini pesanan nya ? " ucap penjual makanan itu.

" Oya makasih, ini uang nya " balas Agni menyerahkan uangnya.

" Terima kasih " penjual itu berlalu.

Deva masih memperhatikan Agni.

" Kamu beli makanan ? buat siapa ? " tanya Deva.

" Oh ini buat Kak Mey sama Kak Imel " jawab Agni.

" Hmm.. enak banget mereka nyuruh-nyuruh kamu " ucap Deva.

" Gak nyuruh kok, emang aku yang bersedia aja, aku tawarin aku mau ke kantin, jadi sekalian " balas Agni dengan hati-hati.

" Mereka punya kaki tinggal jalan sendiri " ucap Deva.

" Udah dong.. kamu kenapa sih Mas ? hari ini sensi banget " tanya Agni.

" Langsung aja ya, aku gak suka kalo kamu terlalu deket sama laki-laki lain, mau siapapun itu, kamu harus inget aku ada di rumah sakit ini " ucap Deva.

Agni semakin mengerti jika Deva benar cemburu gara-gara, obrolan nya Fahri dan Arif.

" Mmh.. Aku minta maaf kalo gitu " ucap Agni, tidak ingin memperpanjang cemburu nya Deva, ia akan merasa tidak enak jika Deva bersikap seperti itu kepadanya, karena mereka berdua pasti akan terus bertemu di rumah sakit.

" Oke "

" Hmm.. mau pesan makan apa ? " tanya Agni berusaha untuk menetralkan suasana.

" Aku gak makan, aku harus operasi lagi sekarang, kamu beli makan aja, makan bareng-bareng sama kedua sahabat kamu itu " ucap Deva.

" Hmmm.. "

" Sorry ya.. cuma itu yang mau aku omongin, semoga kamu ngerti " ucap deva lagi.

" Kamu cemburu ? " Agni memberanikan diri.

" Nggak, gak cemburu, ngapain saya harus cemburu sama mereka " ucap Deva ketus.

Agni hanya tersenyum ditahan, ia mengerti.

Gak cemburu tapi jutek, ketus lagi.. gengsi banget mau ngaku !

" Aku duluan ya .. " ucap Deva.

" Iya.. " Agni tersenyum kecil.

Deva mengusap puncak kepala Agni yang tertutup jilbabnya. Deva berlalu meninggalkan Agni di kantin, di sudut lain ada sepasang mata yang memperhatikan Agni dengan Deva sedari tadi. Ia merasa ada yang lain antara Deva dan Agni.

Ada hubungan apa Agni sama Dokter Deva ?

💐💐💐

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

waduh ada aja lagi yang ga sengaja lihat kebersamaan Agni dan Deva di kantin

2025-01-28

0

Yani

Yani

Siapa ya sepasang mata itu 🤔

2023-05-16

0

Yuni Verro

Yuni Verro

siapa yah

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2 BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3 BAB 3 - Salah Paham
4 BAB 4 - Curi-curi Pandang
5 BAB 5 - Kehujanan
6 BAB 6 - Perhatian
7 BAB 7 - Agni Sakit
8 BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9 BAB 9 - Kena Semprot
10 BAB 10 - Rumah Sakit
11 BAB 11 - Rasa Yang Lain
12 BAB 12 - Dinas Malam
13 BAB 13 - Menyatakan
14 BAB 14 - Ragu
15 BAB 15 - Gagal Kencan
16 BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17 BAB - 17 Gengsi
18 BAB - 18 Kecewa
19 BAB - 19 Berdamai
20 BAB 20 - Mengakui
21 BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22 BAB 22 - Fahri Lagi
23 BAB 23 - LDR
24 BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25 BAB 25 - Dia Adikku !
26 BAB 26 - Calon Mama Mertua
27 BAB 27 - Maaf
28 BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29 BAB 29 - Lelah
30 BAB 30 - Dukungan
31 BAB 31 - Restu
32 BAB 32 - Menemui Deva
33 BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34 BAB 34 - Pertemuan
35 BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36 BAB 36 - Persiapan 100 %
37 BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38 BAB 38 - Malam Pertama
39 BAB 39 - Pengantin Baru
40 BAB 40 - Rencana Ibu
41 BAB 41- Rumah Mertua
42 BAB 42 - Sup Ayam
43 BAB 43 - Kota Bunga
44 BAB 44 - Bermalam Di Villa
45 BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46 BAB 46 - 3 Bulan
47 BAB 47 - Kembali Bekerja
48 BAB 48 - Agni Khawatir
49 BAB 49 - Deva Protes
50 BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51 BAB 51 - Kumpul Keluarga
52 BAB 52 - Deva Sakit
53 BAB 53 - Klinik Kecantikan
54 BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55 BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56 BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57 BAB 57 - Agni Curiga
58 BAB 58 - Pengakuan Mentari
59 BAB 59 - Prahara
60 BAB 60 - Deva Gusar
61 BAB 61 - Kota Metro
62 BAB 62 - Pak Jefri
63 BAB 63 - Pergi Liburan
64 BAB 64 - Maldives In Story
65 BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66 BAB 66 - Berita Bahagia
67 BAB 67 - Ruang Perawatan
68 BAB 68 - Deva Aneh
69 BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70 BAB 70 - Mangga Muda
71 BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72 BAB 72 - Mood Swing
73 BAB 73 - Masih Ngambek ?
74 BAB 74 - Double Job
75 BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76 BAB 76 - Praktek Klinik
77 BAB 77 - Soto Ayam
78 BAB 78 - Siapa Gavin ?
79 BAB 79 - Rencana Mentari
80 BAB 80 - Kepulangan Dhena
81 BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82 BAB 82 - Menyusun Rencana
83 BAB 83 - Makan Siang
84 BAB 84 - Hi My Baby
85 BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86 BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87 BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88 BAB 88 - Kantor Polisi
89 BAB 89 - Kecurigaan Deva
90 BAB 90 - Temuan Polisi
91 BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92 BAB 92 - Arisan Mama Nita
93 BAB 93 - Penyamaran Polisi
94 BAB 94 - Kegaduhan
95 BAB 95 - Terungkap
96 BAB 96 - Pengakuan Mentari
97 BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98 BAB 98 - Flashback
99 BAB 99 - Bertemu Sahabat
100 BAB 100 - Andre dan Shintia
101 BAB 101 - Pink or Blue
102 BAB 102 - Kerinduan Dhena
103 BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104 BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105 BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106 BAB 106 - Kebahagiaan
107 BAB 107 - Ulang Tahun
108 Author Menyapa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2
BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3
BAB 3 - Salah Paham
4
BAB 4 - Curi-curi Pandang
5
BAB 5 - Kehujanan
6
BAB 6 - Perhatian
7
BAB 7 - Agni Sakit
8
BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9
BAB 9 - Kena Semprot
10
BAB 10 - Rumah Sakit
11
BAB 11 - Rasa Yang Lain
12
BAB 12 - Dinas Malam
13
BAB 13 - Menyatakan
14
BAB 14 - Ragu
15
BAB 15 - Gagal Kencan
16
BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17
BAB - 17 Gengsi
18
BAB - 18 Kecewa
19
BAB - 19 Berdamai
20
BAB 20 - Mengakui
21
BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22
BAB 22 - Fahri Lagi
23
BAB 23 - LDR
24
BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25
BAB 25 - Dia Adikku !
26
BAB 26 - Calon Mama Mertua
27
BAB 27 - Maaf
28
BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29
BAB 29 - Lelah
30
BAB 30 - Dukungan
31
BAB 31 - Restu
32
BAB 32 - Menemui Deva
33
BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34
BAB 34 - Pertemuan
35
BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36
BAB 36 - Persiapan 100 %
37
BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38
BAB 38 - Malam Pertama
39
BAB 39 - Pengantin Baru
40
BAB 40 - Rencana Ibu
41
BAB 41- Rumah Mertua
42
BAB 42 - Sup Ayam
43
BAB 43 - Kota Bunga
44
BAB 44 - Bermalam Di Villa
45
BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46
BAB 46 - 3 Bulan
47
BAB 47 - Kembali Bekerja
48
BAB 48 - Agni Khawatir
49
BAB 49 - Deva Protes
50
BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51
BAB 51 - Kumpul Keluarga
52
BAB 52 - Deva Sakit
53
BAB 53 - Klinik Kecantikan
54
BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55
BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56
BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57
BAB 57 - Agni Curiga
58
BAB 58 - Pengakuan Mentari
59
BAB 59 - Prahara
60
BAB 60 - Deva Gusar
61
BAB 61 - Kota Metro
62
BAB 62 - Pak Jefri
63
BAB 63 - Pergi Liburan
64
BAB 64 - Maldives In Story
65
BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66
BAB 66 - Berita Bahagia
67
BAB 67 - Ruang Perawatan
68
BAB 68 - Deva Aneh
69
BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70
BAB 70 - Mangga Muda
71
BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72
BAB 72 - Mood Swing
73
BAB 73 - Masih Ngambek ?
74
BAB 74 - Double Job
75
BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76
BAB 76 - Praktek Klinik
77
BAB 77 - Soto Ayam
78
BAB 78 - Siapa Gavin ?
79
BAB 79 - Rencana Mentari
80
BAB 80 - Kepulangan Dhena
81
BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82
BAB 82 - Menyusun Rencana
83
BAB 83 - Makan Siang
84
BAB 84 - Hi My Baby
85
BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86
BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87
BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88
BAB 88 - Kantor Polisi
89
BAB 89 - Kecurigaan Deva
90
BAB 90 - Temuan Polisi
91
BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92
BAB 92 - Arisan Mama Nita
93
BAB 93 - Penyamaran Polisi
94
BAB 94 - Kegaduhan
95
BAB 95 - Terungkap
96
BAB 96 - Pengakuan Mentari
97
BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98
BAB 98 - Flashback
99
BAB 99 - Bertemu Sahabat
100
BAB 100 - Andre dan Shintia
101
BAB 101 - Pink or Blue
102
BAB 102 - Kerinduan Dhena
103
BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104
BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105
BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106
BAB 106 - Kebahagiaan
107
BAB 107 - Ulang Tahun
108
Author Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!