Deva masih merasa kesal atas kejadian di depan matanya tadi. Ini sedikit membuat konsentrasinya terganggu.
" Oke Dokter Deva.. saya ke ruangan dulu " ucap Dokter Ramzie.
Deva masih terdiam tidak menggubris ucapan Dokter Ramzie, hingga akhirnya ia disadarkan oleh salah satu perawat senior yang bernama Pak Candra. Pak Candra menyenggol tangan Deva.
Deva terperanjat.
" Oya Dok.. silakan " ucap Deva.
Dokter Ramzie melihat Deva sekilas sedikit tersenyum lalu menggeleng kan kepalanya.
" Kenapa Dok ? " tanya Pak Candra.
" Hmm.. biasalah kurang tidur jadi kurang fokus " ucap Deva berbohong.
" Istirahat dulu lah Dok, perjalanan masih panjang " ucap Pak Candra memperlihatkan list antrian pasien yang akan di operasi caesar hari ini.
" Oke, terima kasih ya sudah memberitahu saya " ucap Deva.
Deva beranjak dari ruangan, ia akan istirahat sejenak di ruangan dokter jaga. Ia berjalan keluar ruang operasi, ia mengeluarkan ponselnya, berniat untuk mengirim pesan kepada Agni.
Makan siang saya tunggu di kantin belakang.
Pesan terkirim, namun belum ada balasan sepertinya Agni sedang tidak memegang ponselnya.
Deva kembali berjalan menyusuri lorong-lorong rumah sakit, saat ia akan membelokkan tubuhnya ke arah ruang jaga, ia melihat Agni keluar dari ruang nifas bersama Meysa.
" Benar dia sedang sibuk " batin Deva.
Ia berniat untuk menghampiri Agni dan Meysa, ia hanya ingin berpapasan saja. Karena hari ini jadwal Dokter Shintia di ruang bersalin.
Agni dan Meysa sedang berbicara sambil berjalan menuju ruang bersalin. Deva pun yang sedikit mempercepat langkahnya agar ia bisa berpapasan dengan Agni.
Ia awalnya tidak kesal kepada Agni hanya karena Agni terlihat mengimbangi obrolan Fahri dan Arif itu yang membuat Deva menjadi kesal, selain kepada Fahri dan Arif juga kepada Agni.
Kesel sih.. tapi lebih gede kangennya.
Sampai akhirnya Meysa yang lebih dulu sadar jika ada di hadapannya.
" Siang Dokter Deva " ucap Meysa.
" Siang Bidan Meysa " balas Deva dengan ramah.
Agni pun mengikuti Meysa, ia pun menyapa Deva.
" Siang Dok " ucap Agni ramah.
" Hmm.. " Deva hanya mengangguk, ia berlalu meninggalkan mereka berdua.
Duh.. Dokter Deva ngambek ? kenapa ? gara-gara tadi ? ck... jutek juga ya kalo lagi ngambek gitu ..
Agni membatin.
" Eh kenapa tuh laki " ucap Meysa menyenggol Agni.
" Hah.. " Agni mengangkat kedua tangannya.
" Yok Kak " Agni tidak ingin banyak pertanyaan dari Meysa, walaupun Meysa tahu bagaimana Deva ke Agni namun ia pun belum tahu jika Deva dan Agni sedang menjalin hubungan.
Sesampainya di ruangan, Agni kembali ke rung jaga menyimpan status pasien lalu duduk di kursinya, sambil mengeluarkan ponselnya.
Ia melihat ada notifikasi pesan masuk pada layar ponsel.
" Dokter Deva, apa ya ? " gumam Agni.
Ia langsung membuka pesan dari Deva, setelah membaca pesan dari Deva. Ia melihat jam yang tertempel di dinding ruangan, masih 30 menit lagi sampai waktu istirahat.
Agni langsung membalas pesan dari Deva.
Siap Dok
Balas Agni, tidak lama pesannya kembali dibalas oleh Deva.
Dok ?
Agni membuka kembali pesan balasan dari Deva, ia sedikit menghela nafas.
Mas Deva 😊
Agni kembali membalas pesan Deva dibubuhi emoticon. Tidak ada balasan kembali dari Deva.
Agni lalu menyimpan kembali ponselnya kedalam saku seragam dinasnya.
Sambil menunggu jam istirahat ia mengisi laporan pasien-pasien hari ini, laporan pasien yang sudah lahir juga laporan pasien yang sedang dipantau proses persalinan nya.
Disaat yang bersamaan Meysa datang lalu duduk tepat di sebelah Agni.
" Gni... " ucap Meysa.
" Ya Kak " Agni menoleh sekilas lalu kembali pada laporan dihadapan nya.
" Eh aku mau nanya deh, kamu gimana sama Dok Dev si Dokter Ganteng " ucap Meysa.
Agni langsung menoleh membetulkan posisinya berhadapan dengan Meysa, ia berusaha biasa saja agar Meysa tidak curiga.
" Biasa aja Kak, emang kenapa ya ? " ucap Agni santai.
" Hmm.. nggak sih.. ya kalo gak biasa juga gak apa-apa, aku dukung aja hehehe " balas Meysa.
" Hmm.. " Agni hanya menggeleng.
" Oke deh.. oya makan siang mau kemana ? " tanya Meysa.
" Aku biasa aja ke kantin " ucap Agni santai, ia lupa jika ia diminta menemui Deva di kantin belakang.
" Kantin biasa ya " balas Meysa.
Agni baru menyadari jika kantin biasa yang Meysa maksud adalah kantin yang berada di depan rumah sakit.
" Eh Kak.. kayanya aku mau ke kantin belakang deh, soalnya tadi disana ada bakwan yang aku suka " ucap Agni berbohong karen ia tahu Meysa tidak suka ke kantin belakang karena agak jauh dari ruangan bersalin.
" Ih.. jauh banget kantin belakang, capek banget mau makan aja harus keringetan dulu kalo ke kantin belakang " ucap Meysa.
" Ya udah aku aja yang kesana, kakak mau apa aku beliin, kita makan disini aja ? gimana ? " ucap Agni.
" Hmm.. oke deh.. kamu ngerti banget sama kakak mu yang lagi mager ini " balas Meysa.
Agni hanya tersenyum, ia sedikit lega Meysa tidak ngotot mengajaknya makan di kantin depan.
Jam makan siang tiba, Agni bergegas keluar ruangan, menuju kantin belakang, sebelum nya Meysa sudah berpesan untuk membelikan nya makan siang begitupun Imel.
Ia berjalan sedikit agak cepat dari biasnya, karena ia harus kembali ke ruangan lebih cepat agar Meysa tidak curiga.
Sesampainya di kantin belakang ia belum melihat Deva berada disana, ia langsung memesan makanan untuk Meysa dan Imel terlebih dahulu. Lalu ia duduk di kursi yang tidak terlalu terlihat oleh orang yang berlalu-lalang.
Agni sedang mengeluarkan ponselnya ia berniat untuk mengirimi pesan kepada Deva, ia akan memberitahu jika ia sudah menunggu di kantin belakang.
Disaat yang bersamaan seseorang sudah berada di samping Agni, pria yang mengajaknya bertemu di kantin ini dengan dirinya.
Agni menoleh ke arah Deva yang masih berdiri. Agni memperlihatkan senyum manisnya, tidak biasanya ia seperti ini.
" Kok gak duduk Dok ? " tanya Agni, yang melihat Deva masih berdiri.
" Kamu gak nyuruh saya duduk " jawab Deva dingin.
Tuhan.. belum satu bulan ini..
" Oh ya duduk Dok " ucap Agni masih dengan senyuman manisnya.
" Hmm.. makasih " balas Deva lalu duduk sebelah Agni.
Agni terdiam begitupun Deva.
Ngomong dong.. nyuruh aku kesini ngapain malah diem-dieman gini, tawarin makan kek apa kek.. semakin diem bikin aku semakin canggung..
" Oke aku langsung aja ya.. " ucap Deva , baru juga ia berbicara, sudah dipotong oleh penjual yang mengantarkan pesanan Agni.
" Maaf Bu Bidan, ini pesanan nya ? " ucap penjual makanan itu.
" Oya makasih, ini uang nya " balas Agni menyerahkan uangnya.
" Terima kasih " penjual itu berlalu.
Deva masih memperhatikan Agni.
" Kamu beli makanan ? buat siapa ? " tanya Deva.
" Oh ini buat Kak Mey sama Kak Imel " jawab Agni.
" Hmm.. enak banget mereka nyuruh-nyuruh kamu " ucap Deva.
" Gak nyuruh kok, emang aku yang bersedia aja, aku tawarin aku mau ke kantin, jadi sekalian " balas Agni dengan hati-hati.
" Mereka punya kaki tinggal jalan sendiri " ucap Deva.
" Udah dong.. kamu kenapa sih Mas ? hari ini sensi banget " tanya Agni.
" Langsung aja ya, aku gak suka kalo kamu terlalu deket sama laki-laki lain, mau siapapun itu, kamu harus inget aku ada di rumah sakit ini " ucap Deva.
Agni semakin mengerti jika Deva benar cemburu gara-gara, obrolan nya Fahri dan Arif.
" Mmh.. Aku minta maaf kalo gitu " ucap Agni, tidak ingin memperpanjang cemburu nya Deva, ia akan merasa tidak enak jika Deva bersikap seperti itu kepadanya, karena mereka berdua pasti akan terus bertemu di rumah sakit.
" Oke "
" Hmm.. mau pesan makan apa ? " tanya Agni berusaha untuk menetralkan suasana.
" Aku gak makan, aku harus operasi lagi sekarang, kamu beli makan aja, makan bareng-bareng sama kedua sahabat kamu itu " ucap Deva.
" Hmmm.. "
" Sorry ya.. cuma itu yang mau aku omongin, semoga kamu ngerti " ucap deva lagi.
" Kamu cemburu ? " Agni memberanikan diri.
" Nggak, gak cemburu, ngapain saya harus cemburu sama mereka " ucap Deva ketus.
Agni hanya tersenyum ditahan, ia mengerti.
Gak cemburu tapi jutek, ketus lagi.. gengsi banget mau ngaku !
" Aku duluan ya .. " ucap Deva.
" Iya.. " Agni tersenyum kecil.
Deva mengusap puncak kepala Agni yang tertutup jilbabnya. Deva berlalu meninggalkan Agni di kantin, di sudut lain ada sepasang mata yang memperhatikan Agni dengan Deva sedari tadi. Ia merasa ada yang lain antara Deva dan Agni.
Ada hubungan apa Agni sama Dokter Deva ?
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
waduh ada aja lagi yang ga sengaja lihat kebersamaan Agni dan Deva di kantin
2025-01-28
0
Yani
Siapa ya sepasang mata itu 🤔
2023-05-16
0
Yuni Verro
siapa yah
2023-04-13
1