BAB 15 - Gagal Kencan

Keesokan harinya, Deva masih tetap sama semakin menunjukkan perhatiannya ke Agni, Agni pun merasa jika Deva memang bersungguh-sungguh kepadanya. Sampai akhirnya Agni bisa menerima Deva bukan sebagai orang yang hanya ia kagumi melainkan seseorang yang dapat mengisi hatinya.

Namun Agni memberikan beberapa persyaratan kepada Deva, salah satunya jika sedang bekerja di rumah sakit, mereka profesional sesuai tugas dan profesi masing-masing dan Agni meminta jangan dulu ada yang tahu dengan hubungan mereka berdua. Deva menyetujui persyaratan dari Agni yang terpenting baginya, Agni bisa menerimanya pun ia sudah sangat bahagia.

Deva sedang berada di ruang jaga, setelah tadi ia membantu pasien yang akan melahirkan. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan terasa ada yang kurang. Ya.. tidak ada belahan hatinya disana.

Agni sedang libur dinas, Deva yang terlihat kurang bersemangat mengambil ponselnya, ia berjalan keluar ruang jaga agak menjauh, ia ingin menghubungi Agni.

Deva menelepon Agni namun tidak ada jawaban.

Kemana sih ? kok telepon aku gak diangkat.

Deva kesal, ngedumel sendiri karena Agni tidak mengangkat teleponnya.

Ia kembali menghubungi Agni, kali ini terdengar suara serak khas bangun tidur dari ujung telepon sana.

Agni : " Ya halo.. "

Deva : " Kamu tidur ? "

Agni : " Iya Dok "

Deva : " Sorry deh kalo aku ganggu "

Agni : " Hmm "

Deva : " Aku cuma mau ngabarin kamu, nanti sore aku jemput kamu ke rumah ya "

Agni : " Hah.. ke rumah ? buat apa ?

Agni langsung bangun dari tidurnya.

Deva : " Hmm.. aku mau ngajak kamu jalan, gimana ? "

Agni : " Oh.. ya.. oke "

Deva : " Oke sampai ketemu nanti ya "

Klik telepon ditutup.

Deva tersenyum kecil, rasanya ingin segera sore dan ia pun bertemu dengan Agni.

Saat Deva masih pada posisinya. Bu Elma yang saat itu akan menyimpan barang habis pakai melihat Deva yang berdiri sambil senyum-senyum sendiri.

" Dok.. " Bu Elma memanggil Deva.

" Eh.. iya Bu "

" Sedang apa disini ? " tanya Bu Elma.

" Oh gak apa-apa kok, tadi saya cari sarung tangan, iya sarung tangan " jawab Deva salah tingkah.

" Oh.. udah ketemu ? "

" Udah ada.. mari Bu permisi "

" Ya Dok.. " Bu Elma masih heran dengan sikap Deva.

" Kenapa ya.. dia kok senyam-senyum sendiri ? Hmm.. mungkin lagi kasmaran " Bu Elma pun sedikit tersenyum menggelengkan kepalanya.

...****************...

Agni bangun dari tidurnya setelah tadi terdengar kumandang Adzan dzuhur, Agni bergegas masuk ke kemar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu.

Setelah selesai Agni berganti pakaian lalu melaksanakan shalat dhuhur terlebih dahulu. Tidak lama terdengar ketukan dari balik pintu kamar.

" Agni.... " Ibu memanggil.

" Iya Bu " ucap Agni.

" Makan dulu "

" Iya Bu, sebentar kesana "

Agni merapikan alat sholat nya, ia simpan di tempatnya. Lalu ia kembali membuka ponselnya yang ia simpan diatas meja rias. Ia kembali mengingat ucapan Deva disaat menelepon tadi.

Dia ngajak jalan, bukannya waktu kemarin dia nelepon mau menjemput seseorang ke bandara ?

Batin Agni terus bertanya-tanya. Ia bergegas keluar kamar khawatir Ibu memanggilnya kembali untuk makan siang. Setelah selesai makan siang Agni kembali masuk ke kamarnya, ia merebahkan tubuhnya diatas kasur, sambil memainkan ponselnya seperti biasa.

Saat ia sedang memainkan ponselnya, tiba-tiba ada pesan WhatsApp masuk, Agni langsung membuka pesannya.

Aku jemput kamu setelah shalat ashar ya, tolong kirimkan lokasi alamat rumah kamu

Deva mengirimi pesan, ia meminta Agni untuk mengirimkan alamat rumahnya.

Agni langsung mengirimkan alamat rumahnya, lalu Deva kembali membalas pesan Agni.

Oke terima kasih

Agni kembali menyimpan ponselnya, ia beranjak dari kasur menuju lemari pakaian, ia memilah memilih pakaian mana yang akan ia gunakan saat berkencan dengan dokter Deva nanti. Ini adalah kencan pertama mereka setelah Agni menerima Deva.

...****************...

Agni sedang santai duduk berselonjor kaki di kasurnya sambil memainkan ponsel. Disaat yang bersamaan kembali terdengar ketokan dari balik pintu kamar.

" Agni... " panggil Ibu.

" Iya Bu.. " Agni bangun dari duduk nya membuka pintu kamar.

" Gni di depan ada tamu katanya nyari kamu " ucap Ibu.

" Siapa Bu ? " tanya Agni penasaran.

" Hmm siapa ya namanya Ibu lupa, eh.. tapi ganteng loh.. " Ibu menggoda Agni.

" Ih Ibu... "

" Ya sudah temui dulu sana, udah Ibu kasih minum juga " ucap Ibu.

" Iya Bu "

Agni kembali ke kamar menyambar kerudung langsung yang biasa ia pakai di rumah, ia berjalan keluar kamar menuju ruang tamu.

" Dokter Deva ? " tanya Agni heran.

" Eh Gni.. " Deva menunjukkan senyum manisnya.

" Ini kan baru jam 2, kok udah kesini aja janji nya kan habis Ashar ya.. " cerocos Agni.

" Hmm.. tadi Shintia udah gantiin aku jadi, aku siap-siap langsung kesini aja " ucap Deva.

" Oh.. " Agni manggut-manggut.

Hening tidak ada pembicaraan antara mereka.

"Jadi gimana ? " ucap Agni dan Deva berbarengan.

" Eh.. " Agni tertawa kikuk begitupun Deva.

" Jadi ? sekarang aja gimana ? " ucap Deva.

" Hmm.. ya udah, aku ganti baju dulu ya " Agni beranjak dari duduknya.

Deva mengangguk tersenyum.

Selang 15 menit Agni sudah rapi, ia kembali ke ruang tamu bersama orangtuanya. Karena tadi Agni meminta ijin untuk keluar bersama Deva.

" Bu aku pamit, keluar dulu " ucap Agni.

Deva pun beranjak dari duduk nya lalu meminta ijin kepada Ibu Agni.

" Bu saya pinjam Agni nya sebentar ya Bu, saya kembalikan tanpa kekurangan suatu apapun " ucap Deva tersenyum.

" Ya.. Nak.. hati-hati ya.. pulang jangan terlalu malam "

" Siap Bu, Assalamu'alaikum " ucap Deva.

" Wa'alaikumusalam "

...****************...

Ini kali kedua Agni satu mobil dengan Deva, yang pertama saat ia kehujanan namun tidak diantarkan sampai rumah, yang kedua sekarang ini.

" Oya aku gak ganggu istirahat kamu kan Gni ? " tanya Deva memecah keheningan di dalam mobil.

Yaelah Dok.. kenapa baru sekarang ngomongnya, mau juga dari tadi, udah lagi tidur di teleponin mulu, ngajak jalan mundur 2 jam padahal masih pengen santai, lah sekarang ngomong begini ngadi-ngadi emang.

Agni membatin.

" Agni.. " Deva memanggil Agni membuat ia terperanjat.

" Oh iya Dok " jawab Agni cepat.

" Kamu ngelamun ? " tanya Deva.

" Nggak kok Dok, cuma lagi merhatiin jalan aja " jawab Agni.

" Kenapa merhatiin jalan ? padahal disebelah kamu ada lagi pengen di perhatiin loh " ucap Deva.

" Hah.. " Agni menoleh ke arah Deva.

Deva menebarkan senyum manis nya kepada Agni.

Ya Tuhan... melehoy lagi jantung ini.

" Hmm.. Bisa gak jangan manggil dok, kita kan lagi gak kerja dan bukan di rumah sakit juga, perjanjiannya gitu kan ? " ucap Deva.

Inget banget sih, sama perjanjian yang aku kasih.

" Oh ya.. ya Dok.. eh.. Pak.. " Agni tersenyum di paksakan.

" Hah Pak ? emang aku bapak kamu ?! " Deva terlihat bete.

" Om ? iya Om aja " Agni melihat wajah Deva tidak sesumringah tadi membuat ia ingin mengerjai nya.

" Tau ah.. emang aku udah kaya Om Om kali " ucap Deva sarkas.

" Hmm... Mas ya.. Mas Deva .. " Agni kembali menggoda.

Deva menoleh ke arah Agni.

" Oke not bad lah.. " Deva masih terlihat bete.

Sekitar 20 menit perjalanan mereka, mereka sampai di salah satu Mall, Deva berniat untuk mengajak Agni nonton bioskop.

Setelah parkir, mereka berdua masuk kedalam Mall, menuju bioskop tujuan awal mereka, Deva membelikan tiket lalu mengahampiri Agni yang sedang duduk di ruang tunggu.

" Masih 40 menit lagi film nya, gimana ? mau nunggu atau mau cari makan dulu ? " tanya Deva.

" Mhh.. boleh cari makan dulu aja " ucap Agni.

" Ya udah ayo.. "

Agni beranjak dari duduknya, sejujurnya ia pun merasa lapar, tadi siang ia hanya makan sedikit di rumahnya.

Agni dan Deva berjalan keluar gedung bioskop, disaat yang bersamaan, ponsel Deva berdering.

" Halo.. "

" Apa ? ya saya segera ke rumah sakit "

Agni yang masih memperhatikan Deva, heran ada apa di rumah sakit.

Deva berjalan sangat cepat, ia lupa jika ia sedang bersama Agni, Agni tidak bisa mengimbangi jalannya Deva, Agni tertinggal dibelakang.

Ada apa sih di rumah sakit ? operasi ? ckk.. ditinggalin lagi, gak sadar apa dia pergi sama siapa ?

Agni sedikit dongkol.

Deva tersadar ia tidak melihat Agni di sebelahnya, Deva menghentikan langkahnya, ia mengedarkan pandangan membalikkan badannya. Ia melihat Agni yang masih berjalan berusaha menuju Deva.

" Duh Agni lupa gue " gumam Deva.

Agni hanya terdiam berjalan menghampiri Deva.

" Gni.. sorry ya.. aku harus balik ke rumah sakit, ada operasi mendadak sama Dokter Ramzie " ucap Deva.

" Oke, gak masalah " ucap Agni.

Namun Deva mengerti ada raut kekesalan di wajah Agni.

" Gni.. kamu jangan marah.. sorry banget.. aku anterin kamu pulang dulu ya.. " ucap Deva.

" Gak usah aku pulang naik taksi aja, kamu nanti lama lagi, udah di tunggu kan di rumah sakit, pasien kamu nunggu kamu, udah pulang aja duluan " ucap Agni berusaha bijaksana, padahal hati nya dongkol bukan main.

" Beneran ? tapi aku gak enak, aku yang ngajak kamu, masa kamu pulang sendiri, bisa-bisa dipecat jadi calon mantu ibu kamu " ucap Deva sambil tetap berjalan keluar Mall menuju parkiran mobil.

" Udah gak apa-apa, di depan halte banyak taxi, kamu segera ke rumah sakit " ucap Agni.

" Oke.. kamu hati-hati ya.. sorry banget.. see you " Deva kembali berlari menuju mobilnya karena Agni melihat Deva kembali dihubungi untuk segera ke rumah sakit.

Agni melihat punggung Deva sampai tidak terlihat dari pandangannya.

Agni menghela nafas panjang.. menetralkan suasana hatinya dan ia pun harus segera mengkondisikan perutnya yang lapar.

" Aku cari makan dulu deh kedalem, kadung udah sampe Mall, masa balik lagi ke rumah " gumam Agni.

Ia kembali masuk kedalam Mall mencari kedai makanan, untuk mengisi perutnya yang sedang lapar dan menenangkan hatinya yang sedikit dongkol.

💐💐💐

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

yah resiko kalo jadi nakes yah, tetiba ada panggilan mendadak dari rumkit atau klinik

2025-01-28

0

Rahma Inayah

Rahma Inayah

gagal deh kencan

2024-02-27

2

Yani

Yani

Aduh pak dr gagal deh kencannya kasian Agni di tinngal

2023-05-14

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2 BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3 BAB 3 - Salah Paham
4 BAB 4 - Curi-curi Pandang
5 BAB 5 - Kehujanan
6 BAB 6 - Perhatian
7 BAB 7 - Agni Sakit
8 BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9 BAB 9 - Kena Semprot
10 BAB 10 - Rumah Sakit
11 BAB 11 - Rasa Yang Lain
12 BAB 12 - Dinas Malam
13 BAB 13 - Menyatakan
14 BAB 14 - Ragu
15 BAB 15 - Gagal Kencan
16 BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17 BAB - 17 Gengsi
18 BAB - 18 Kecewa
19 BAB - 19 Berdamai
20 BAB 20 - Mengakui
21 BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22 BAB 22 - Fahri Lagi
23 BAB 23 - LDR
24 BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25 BAB 25 - Dia Adikku !
26 BAB 26 - Calon Mama Mertua
27 BAB 27 - Maaf
28 BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29 BAB 29 - Lelah
30 BAB 30 - Dukungan
31 BAB 31 - Restu
32 BAB 32 - Menemui Deva
33 BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34 BAB 34 - Pertemuan
35 BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36 BAB 36 - Persiapan 100 %
37 BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38 BAB 38 - Malam Pertama
39 BAB 39 - Pengantin Baru
40 BAB 40 - Rencana Ibu
41 BAB 41- Rumah Mertua
42 BAB 42 - Sup Ayam
43 BAB 43 - Kota Bunga
44 BAB 44 - Bermalam Di Villa
45 BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46 BAB 46 - 3 Bulan
47 BAB 47 - Kembali Bekerja
48 BAB 48 - Agni Khawatir
49 BAB 49 - Deva Protes
50 BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51 BAB 51 - Kumpul Keluarga
52 BAB 52 - Deva Sakit
53 BAB 53 - Klinik Kecantikan
54 BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55 BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56 BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57 BAB 57 - Agni Curiga
58 BAB 58 - Pengakuan Mentari
59 BAB 59 - Prahara
60 BAB 60 - Deva Gusar
61 BAB 61 - Kota Metro
62 BAB 62 - Pak Jefri
63 BAB 63 - Pergi Liburan
64 BAB 64 - Maldives In Story
65 BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66 BAB 66 - Berita Bahagia
67 BAB 67 - Ruang Perawatan
68 BAB 68 - Deva Aneh
69 BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70 BAB 70 - Mangga Muda
71 BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72 BAB 72 - Mood Swing
73 BAB 73 - Masih Ngambek ?
74 BAB 74 - Double Job
75 BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76 BAB 76 - Praktek Klinik
77 BAB 77 - Soto Ayam
78 BAB 78 - Siapa Gavin ?
79 BAB 79 - Rencana Mentari
80 BAB 80 - Kepulangan Dhena
81 BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82 BAB 82 - Menyusun Rencana
83 BAB 83 - Makan Siang
84 BAB 84 - Hi My Baby
85 BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86 BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87 BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88 BAB 88 - Kantor Polisi
89 BAB 89 - Kecurigaan Deva
90 BAB 90 - Temuan Polisi
91 BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92 BAB 92 - Arisan Mama Nita
93 BAB 93 - Penyamaran Polisi
94 BAB 94 - Kegaduhan
95 BAB 95 - Terungkap
96 BAB 96 - Pengakuan Mentari
97 BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98 BAB 98 - Flashback
99 BAB 99 - Bertemu Sahabat
100 BAB 100 - Andre dan Shintia
101 BAB 101 - Pink or Blue
102 BAB 102 - Kerinduan Dhena
103 BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104 BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105 BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106 BAB 106 - Kebahagiaan
107 BAB 107 - Ulang Tahun
108 Author Menyapa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2
BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3
BAB 3 - Salah Paham
4
BAB 4 - Curi-curi Pandang
5
BAB 5 - Kehujanan
6
BAB 6 - Perhatian
7
BAB 7 - Agni Sakit
8
BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9
BAB 9 - Kena Semprot
10
BAB 10 - Rumah Sakit
11
BAB 11 - Rasa Yang Lain
12
BAB 12 - Dinas Malam
13
BAB 13 - Menyatakan
14
BAB 14 - Ragu
15
BAB 15 - Gagal Kencan
16
BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17
BAB - 17 Gengsi
18
BAB - 18 Kecewa
19
BAB - 19 Berdamai
20
BAB 20 - Mengakui
21
BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22
BAB 22 - Fahri Lagi
23
BAB 23 - LDR
24
BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25
BAB 25 - Dia Adikku !
26
BAB 26 - Calon Mama Mertua
27
BAB 27 - Maaf
28
BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29
BAB 29 - Lelah
30
BAB 30 - Dukungan
31
BAB 31 - Restu
32
BAB 32 - Menemui Deva
33
BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34
BAB 34 - Pertemuan
35
BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36
BAB 36 - Persiapan 100 %
37
BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38
BAB 38 - Malam Pertama
39
BAB 39 - Pengantin Baru
40
BAB 40 - Rencana Ibu
41
BAB 41- Rumah Mertua
42
BAB 42 - Sup Ayam
43
BAB 43 - Kota Bunga
44
BAB 44 - Bermalam Di Villa
45
BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46
BAB 46 - 3 Bulan
47
BAB 47 - Kembali Bekerja
48
BAB 48 - Agni Khawatir
49
BAB 49 - Deva Protes
50
BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51
BAB 51 - Kumpul Keluarga
52
BAB 52 - Deva Sakit
53
BAB 53 - Klinik Kecantikan
54
BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55
BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56
BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57
BAB 57 - Agni Curiga
58
BAB 58 - Pengakuan Mentari
59
BAB 59 - Prahara
60
BAB 60 - Deva Gusar
61
BAB 61 - Kota Metro
62
BAB 62 - Pak Jefri
63
BAB 63 - Pergi Liburan
64
BAB 64 - Maldives In Story
65
BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66
BAB 66 - Berita Bahagia
67
BAB 67 - Ruang Perawatan
68
BAB 68 - Deva Aneh
69
BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70
BAB 70 - Mangga Muda
71
BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72
BAB 72 - Mood Swing
73
BAB 73 - Masih Ngambek ?
74
BAB 74 - Double Job
75
BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76
BAB 76 - Praktek Klinik
77
BAB 77 - Soto Ayam
78
BAB 78 - Siapa Gavin ?
79
BAB 79 - Rencana Mentari
80
BAB 80 - Kepulangan Dhena
81
BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82
BAB 82 - Menyusun Rencana
83
BAB 83 - Makan Siang
84
BAB 84 - Hi My Baby
85
BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86
BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87
BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88
BAB 88 - Kantor Polisi
89
BAB 89 - Kecurigaan Deva
90
BAB 90 - Temuan Polisi
91
BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92
BAB 92 - Arisan Mama Nita
93
BAB 93 - Penyamaran Polisi
94
BAB 94 - Kegaduhan
95
BAB 95 - Terungkap
96
BAB 96 - Pengakuan Mentari
97
BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98
BAB 98 - Flashback
99
BAB 99 - Bertemu Sahabat
100
BAB 100 - Andre dan Shintia
101
BAB 101 - Pink or Blue
102
BAB 102 - Kerinduan Dhena
103
BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104
BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105
BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106
BAB 106 - Kebahagiaan
107
BAB 107 - Ulang Tahun
108
Author Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!