Keesokan harinya, Deva masih tetap sama semakin menunjukkan perhatiannya ke Agni, Agni pun merasa jika Deva memang bersungguh-sungguh kepadanya. Sampai akhirnya Agni bisa menerima Deva bukan sebagai orang yang hanya ia kagumi melainkan seseorang yang dapat mengisi hatinya.
Namun Agni memberikan beberapa persyaratan kepada Deva, salah satunya jika sedang bekerja di rumah sakit, mereka profesional sesuai tugas dan profesi masing-masing dan Agni meminta jangan dulu ada yang tahu dengan hubungan mereka berdua. Deva menyetujui persyaratan dari Agni yang terpenting baginya, Agni bisa menerimanya pun ia sudah sangat bahagia.
Deva sedang berada di ruang jaga, setelah tadi ia membantu pasien yang akan melahirkan. Ia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan terasa ada yang kurang. Ya.. tidak ada belahan hatinya disana.
Agni sedang libur dinas, Deva yang terlihat kurang bersemangat mengambil ponselnya, ia berjalan keluar ruang jaga agak menjauh, ia ingin menghubungi Agni.
Deva menelepon Agni namun tidak ada jawaban.
Kemana sih ? kok telepon aku gak diangkat.
Deva kesal, ngedumel sendiri karena Agni tidak mengangkat teleponnya.
Ia kembali menghubungi Agni, kali ini terdengar suara serak khas bangun tidur dari ujung telepon sana.
Agni : " Ya halo.. "
Deva : " Kamu tidur ? "
Agni : " Iya Dok "
Deva : " Sorry deh kalo aku ganggu "
Agni : " Hmm "
Deva : " Aku cuma mau ngabarin kamu, nanti sore aku jemput kamu ke rumah ya "
Agni : " Hah.. ke rumah ? buat apa ?
Agni langsung bangun dari tidurnya.
Deva : " Hmm.. aku mau ngajak kamu jalan, gimana ? "
Agni : " Oh.. ya.. oke "
Deva : " Oke sampai ketemu nanti ya "
Klik telepon ditutup.
Deva tersenyum kecil, rasanya ingin segera sore dan ia pun bertemu dengan Agni.
Saat Deva masih pada posisinya. Bu Elma yang saat itu akan menyimpan barang habis pakai melihat Deva yang berdiri sambil senyum-senyum sendiri.
" Dok.. " Bu Elma memanggil Deva.
" Eh.. iya Bu "
" Sedang apa disini ? " tanya Bu Elma.
" Oh gak apa-apa kok, tadi saya cari sarung tangan, iya sarung tangan " jawab Deva salah tingkah.
" Oh.. udah ketemu ? "
" Udah ada.. mari Bu permisi "
" Ya Dok.. " Bu Elma masih heran dengan sikap Deva.
" Kenapa ya.. dia kok senyam-senyum sendiri ? Hmm.. mungkin lagi kasmaran " Bu Elma pun sedikit tersenyum menggelengkan kepalanya.
...****************...
Agni bangun dari tidurnya setelah tadi terdengar kumandang Adzan dzuhur, Agni bergegas masuk ke kemar mandi untuk mandi dan mengambil air wudhu.
Setelah selesai Agni berganti pakaian lalu melaksanakan shalat dhuhur terlebih dahulu. Tidak lama terdengar ketukan dari balik pintu kamar.
" Agni.... " Ibu memanggil.
" Iya Bu " ucap Agni.
" Makan dulu "
" Iya Bu, sebentar kesana "
Agni merapikan alat sholat nya, ia simpan di tempatnya. Lalu ia kembali membuka ponselnya yang ia simpan diatas meja rias. Ia kembali mengingat ucapan Deva disaat menelepon tadi.
Dia ngajak jalan, bukannya waktu kemarin dia nelepon mau menjemput seseorang ke bandara ?
Batin Agni terus bertanya-tanya. Ia bergegas keluar kamar khawatir Ibu memanggilnya kembali untuk makan siang. Setelah selesai makan siang Agni kembali masuk ke kamarnya, ia merebahkan tubuhnya diatas kasur, sambil memainkan ponselnya seperti biasa.
Saat ia sedang memainkan ponselnya, tiba-tiba ada pesan WhatsApp masuk, Agni langsung membuka pesannya.
Aku jemput kamu setelah shalat ashar ya, tolong kirimkan lokasi alamat rumah kamu
Deva mengirimi pesan, ia meminta Agni untuk mengirimkan alamat rumahnya.
Agni langsung mengirimkan alamat rumahnya, lalu Deva kembali membalas pesan Agni.
Oke terima kasih
Agni kembali menyimpan ponselnya, ia beranjak dari kasur menuju lemari pakaian, ia memilah memilih pakaian mana yang akan ia gunakan saat berkencan dengan dokter Deva nanti. Ini adalah kencan pertama mereka setelah Agni menerima Deva.
...****************...
Agni sedang santai duduk berselonjor kaki di kasurnya sambil memainkan ponsel. Disaat yang bersamaan kembali terdengar ketokan dari balik pintu kamar.
" Agni... " panggil Ibu.
" Iya Bu.. " Agni bangun dari duduk nya membuka pintu kamar.
" Gni di depan ada tamu katanya nyari kamu " ucap Ibu.
" Siapa Bu ? " tanya Agni penasaran.
" Hmm siapa ya namanya Ibu lupa, eh.. tapi ganteng loh.. " Ibu menggoda Agni.
" Ih Ibu... "
" Ya sudah temui dulu sana, udah Ibu kasih minum juga " ucap Ibu.
" Iya Bu "
Agni kembali ke kamar menyambar kerudung langsung yang biasa ia pakai di rumah, ia berjalan keluar kamar menuju ruang tamu.
" Dokter Deva ? " tanya Agni heran.
" Eh Gni.. " Deva menunjukkan senyum manisnya.
" Ini kan baru jam 2, kok udah kesini aja janji nya kan habis Ashar ya.. " cerocos Agni.
" Hmm.. tadi Shintia udah gantiin aku jadi, aku siap-siap langsung kesini aja " ucap Deva.
" Oh.. " Agni manggut-manggut.
Hening tidak ada pembicaraan antara mereka.
"Jadi gimana ? " ucap Agni dan Deva berbarengan.
" Eh.. " Agni tertawa kikuk begitupun Deva.
" Jadi ? sekarang aja gimana ? " ucap Deva.
" Hmm.. ya udah, aku ganti baju dulu ya " Agni beranjak dari duduknya.
Deva mengangguk tersenyum.
Selang 15 menit Agni sudah rapi, ia kembali ke ruang tamu bersama orangtuanya. Karena tadi Agni meminta ijin untuk keluar bersama Deva.
" Bu aku pamit, keluar dulu " ucap Agni.
Deva pun beranjak dari duduk nya lalu meminta ijin kepada Ibu Agni.
" Bu saya pinjam Agni nya sebentar ya Bu, saya kembalikan tanpa kekurangan suatu apapun " ucap Deva tersenyum.
" Ya.. Nak.. hati-hati ya.. pulang jangan terlalu malam "
" Siap Bu, Assalamu'alaikum " ucap Deva.
" Wa'alaikumusalam "
...****************...
Ini kali kedua Agni satu mobil dengan Deva, yang pertama saat ia kehujanan namun tidak diantarkan sampai rumah, yang kedua sekarang ini.
" Oya aku gak ganggu istirahat kamu kan Gni ? " tanya Deva memecah keheningan di dalam mobil.
Yaelah Dok.. kenapa baru sekarang ngomongnya, mau juga dari tadi, udah lagi tidur di teleponin mulu, ngajak jalan mundur 2 jam padahal masih pengen santai, lah sekarang ngomong begini ngadi-ngadi emang.
Agni membatin.
" Agni.. " Deva memanggil Agni membuat ia terperanjat.
" Oh iya Dok " jawab Agni cepat.
" Kamu ngelamun ? " tanya Deva.
" Nggak kok Dok, cuma lagi merhatiin jalan aja " jawab Agni.
" Kenapa merhatiin jalan ? padahal disebelah kamu ada lagi pengen di perhatiin loh " ucap Deva.
" Hah.. " Agni menoleh ke arah Deva.
Deva menebarkan senyum manis nya kepada Agni.
Ya Tuhan... melehoy lagi jantung ini.
" Hmm.. Bisa gak jangan manggil dok, kita kan lagi gak kerja dan bukan di rumah sakit juga, perjanjiannya gitu kan ? " ucap Deva.
Inget banget sih, sama perjanjian yang aku kasih.
" Oh ya.. ya Dok.. eh.. Pak.. " Agni tersenyum di paksakan.
" Hah Pak ? emang aku bapak kamu ?! " Deva terlihat bete.
" Om ? iya Om aja " Agni melihat wajah Deva tidak sesumringah tadi membuat ia ingin mengerjai nya.
" Tau ah.. emang aku udah kaya Om Om kali " ucap Deva sarkas.
" Hmm... Mas ya.. Mas Deva .. " Agni kembali menggoda.
Deva menoleh ke arah Agni.
" Oke not bad lah.. " Deva masih terlihat bete.
Sekitar 20 menit perjalanan mereka, mereka sampai di salah satu Mall, Deva berniat untuk mengajak Agni nonton bioskop.
Setelah parkir, mereka berdua masuk kedalam Mall, menuju bioskop tujuan awal mereka, Deva membelikan tiket lalu mengahampiri Agni yang sedang duduk di ruang tunggu.
" Masih 40 menit lagi film nya, gimana ? mau nunggu atau mau cari makan dulu ? " tanya Deva.
" Mhh.. boleh cari makan dulu aja " ucap Agni.
" Ya udah ayo.. "
Agni beranjak dari duduknya, sejujurnya ia pun merasa lapar, tadi siang ia hanya makan sedikit di rumahnya.
Agni dan Deva berjalan keluar gedung bioskop, disaat yang bersamaan, ponsel Deva berdering.
" Halo.. "
" Apa ? ya saya segera ke rumah sakit "
Agni yang masih memperhatikan Deva, heran ada apa di rumah sakit.
Deva berjalan sangat cepat, ia lupa jika ia sedang bersama Agni, Agni tidak bisa mengimbangi jalannya Deva, Agni tertinggal dibelakang.
Ada apa sih di rumah sakit ? operasi ? ckk.. ditinggalin lagi, gak sadar apa dia pergi sama siapa ?
Agni sedikit dongkol.
Deva tersadar ia tidak melihat Agni di sebelahnya, Deva menghentikan langkahnya, ia mengedarkan pandangan membalikkan badannya. Ia melihat Agni yang masih berjalan berusaha menuju Deva.
" Duh Agni lupa gue " gumam Deva.
Agni hanya terdiam berjalan menghampiri Deva.
" Gni.. sorry ya.. aku harus balik ke rumah sakit, ada operasi mendadak sama Dokter Ramzie " ucap Deva.
" Oke, gak masalah " ucap Agni.
Namun Deva mengerti ada raut kekesalan di wajah Agni.
" Gni.. kamu jangan marah.. sorry banget.. aku anterin kamu pulang dulu ya.. " ucap Deva.
" Gak usah aku pulang naik taksi aja, kamu nanti lama lagi, udah di tunggu kan di rumah sakit, pasien kamu nunggu kamu, udah pulang aja duluan " ucap Agni berusaha bijaksana, padahal hati nya dongkol bukan main.
" Beneran ? tapi aku gak enak, aku yang ngajak kamu, masa kamu pulang sendiri, bisa-bisa dipecat jadi calon mantu ibu kamu " ucap Deva sambil tetap berjalan keluar Mall menuju parkiran mobil.
" Udah gak apa-apa, di depan halte banyak taxi, kamu segera ke rumah sakit " ucap Agni.
" Oke.. kamu hati-hati ya.. sorry banget.. see you " Deva kembali berlari menuju mobilnya karena Agni melihat Deva kembali dihubungi untuk segera ke rumah sakit.
Agni melihat punggung Deva sampai tidak terlihat dari pandangannya.
Agni menghela nafas panjang.. menetralkan suasana hatinya dan ia pun harus segera mengkondisikan perutnya yang lapar.
" Aku cari makan dulu deh kedalem, kadung udah sampe Mall, masa balik lagi ke rumah " gumam Agni.
Ia kembali masuk kedalam Mall mencari kedai makanan, untuk mengisi perutnya yang sedang lapar dan menenangkan hatinya yang sedikit dongkol.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
yah resiko kalo jadi nakes yah, tetiba ada panggilan mendadak dari rumkit atau klinik
2025-01-28
0
Rahma Inayah
gagal deh kencan
2024-02-27
2
Yani
Aduh pak dr gagal deh kencannya kasian Agni di tinngal
2023-05-14
1