Agni sudah kembali berdinas, kali ini ia shift pagi kembali ke pola awal. Hari ini banyak jadwal pasien yang akan dilakukan operasi sesar.
Banyak banget jadwal sesar.
Agni membatin.
Setelah operan Dinas dengan shift malam, Agni kembali ke ruang jaga, disana hanya ada Bu Irna ia pun sedang menyiapkan berkas untuk dibawa ke ruang operasi.
" Agni nanti kamu jemput pasien ya di ruang operasi, selesai nya sekitar 15 menit " ucap Bu Irna.
" Siap Bu "
Agni merapikan kembali beberapa status pasien, ia tidak melihat kedua seniornya pagi ini.
" Bu Kak Meysa dan Kak Imel kemana ? hari ini jadwal dinasnya juga kan ? " tanya Agni.
" Iya, mereka lagi anterin pasien sampe ambulan karena pasiennya harus di rujuk " jawab Bu Irna.
" Oh pantesan sepi "
Bu Irna hanya tersenyum menanggapi ocehan Agni.
Pasti Dokter Deva sedang di ruang operasi.
Batin Agni. Ia pun bersiap untuk menjemput pasien ke ruang operasi.
" Bu saya jemput pasien dulu " ucap Agni kepada Bu Irna.
" Oke Gni "
Agni bergegas menuju ruang operasi, di dalam perjalanan ia kembali teringat kencannya tempo hari dengan Deva.
Ck.. aku bukan gak ngerti sama kerjaan Dokter Deva aku pun sama merasakan itu, tapi kok rasa dongkolnya sampe sekarang gak hilang-hilang ya.. apa aku bakalan kuat dan siap kalo seandainya Dokter Deva jadi suamiku, terus tiba-tiba ada panggilan mendadak kaya kemarin ??
Agni berbicara dalam hati. Sampai akhirnya ia sudah sampai di ruang operasi.
Tingtong.
Bel pintu yang biasa berbunyi jika pintu itu terbuka.
Arif yang sedang berjaga melihat Agni masuk langsung menyambutnya.
" Eh Bidan Agni.. mau jemput pasien ya ? " tanya Arif.
" Iya Kak, udah selesai ? " tanya Agni balik bertanya.
" Sebentar lagi, duduk dulu aja sini, Dokter Ramzie dan Dokter Deva pun belum keluar " jawab Arif.
Agni mengikuti saran Arif ia duduk di kursi jaga, ia lalu melihat status pasien nya.
" Ini statusnya Kak ? " tanya Agni.
" Iya tapi belum tandatangan Dokter Ramzie, tunggu aja " jawab Arif.
" Oke "
Mereka akhirnya ngobrol dengan asyik, Agni pun mengalir begitu saja, Arif banyak bertanya kepada Agni karena ia merasa Agni adalah juniornya di kampus.
" Kamu angkatan berapa sih kuliahnya ? " tanya Arif.
" Aku angkatan bersenjata republik indonesia " jawab Agni seloroh.
Arif pun tertawa mendengar jawaban Agni, mereka kembali ngobrol masa-masa kuliah masing-masing, sampai akhirnya ada yang menghampiri mereka berdua.
" Hey Rif.. punya gue jangan di ganggu " ucap Fahri menghampiri Agni dan Arif.
Agni membulatkan matanya.
Ya Tuhan.. Fahri.....
" Bisa aja lu, sembarangan.. Gue duluan " ucap Arif.
Disaat yang bersamaan mereka bertiga tidak tahu ada sepasang mata yang memantau mereka. Deva yang melihat Agni sedang berbincang dengan dua orang perawat pria, merasa kesal.
" Apaan sih kalian.. " Agni sedikit tidak suka dengan becandaan Fahri dan Arif.
" Kamu kenal dia, Gni ? " tanya Arif menunjuk ke arah Fahri.
Agni hanya tersenyum yang dipaksakan.
" Kita bukan kenal lagi, tapi kita itu... " belum selesai Fahri berbicara sudah dipotong oleh Agni.
" Kak status pasiennya mana ? " tanya Agni memotong pembicaraan Fahri.
" Ini.. ayang.. kan ada di depan kamu dari tadi " ucap Arif bercanda.
Deva yang mendengar Agni di panggil ayang membuatnya semakin murka. Ia langsung membuka pakaian operasinya, ia langsung menghampiri mereka bertiga.
" Ehem.. " Deva berdehem.
Agni langsung menoleh ke arah sumber suara, ia pun membelalakan matanya.
Ya Tuhan.. Dokter Deva.. dari kapan dia disitu? Dia denger gak ya omongan cowok-cowok sengklek ini .. Duh...
Agni gelisah, hatinya tidak tenang, ia khawatir Deva mendengar obrolan mereka, karena pada saat Deva menghampiri wajah Deva sangat tidak enak dipandang.
Tidak lama pasien keluar dari kamar operasi, Dokter Ramzie datang menghampiri Agni, Deva, Fahri dan Arif.
" Mana status nya ? " tanya Dokter Ramzie.
" Oh ini dok, tinggal tandatangan " jawab Arif.
" Yang jemput pasien siapa ? " tanya Dokter Ramzie lagi.
" Saya Dok " ucap Agni.
" Gini, nanti setelah sampai ruangan, tolong kamu sampaikan ke bagian ruangan Nifas jika pasien ini harus ..... " Dokter Ramzie menjelaskan kepada Agni.
Deva yang masih kesal dengan kedua perawat nya karena menggoda Agni, ia pun masih menunjukkan wajah kesal nya kepada Agni, Agni mengerti dan memahami itu.
" Baik Dok, nanti akan saya sampaikan, sudah bisa saya bawa Dok pasiennya ? " tanya Agni.
" Ya boleh, jangan lupa sampaikan " ucap Dokter Ramzie.
" Siap Dok "
Dokter Ramzie berlalu kembali ke kamar operasi, Agni tanpa menoleh ke arah Deva langsung menyambar status pasien untuk ia bawa.
" Agni mau dianter gak ? " tanya Fahri.
" Gak usah kak, udah dibantu petugas juga kan ? " jawab Agni ingin buru-buru keluar ruangan.
Ia melihat Deva masih dengan wajah yang sama.
" Aku ke ruangan lagi ya.. makasih semuanya " Agni pamit berusaha menetralkan suasana yang menurut Agni terasa menegangkan.
" Hati-hati Ayang " ucap Arif, yang semakin membuat Deva ingin menonjok mulutnya.
Bisa bisa nya panggil Ayang ke cewek gue !
Agni tidak menggubris ucapan Arif, ia langsung berjalan keluar ruangan di bantu petugas yang membawa pasien menggunakan blankar.
Deva pun kembali menyusul Dokter Ramzie, sebelumnya ia melirik sinis ke arah Fahri dan Arif.
Arif yang sadar ada yang berbeda dari Deva heran sendiri.
" Eh kenape tuh dokter, sinis banget ame kite " ucap Arif.
" Tau.. PMS kali.. " jawab Fahri, disusul oleh tawa keduanya.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
resiko deh kalo belum boleh go publik status hubungan mereka yekan dok😄😄
2025-01-28
0
Yani
Ada yang cemburu Agni
2023-05-16
1
Yuni Verro
cie udh cemburu banget tuh
2023-04-13
1