BAB 6 - Perhatian

Ruang Bersalin Rumah Sakit Husada.

Hatcih.. Hatcih..

Agni merasa tidak enak pada tubuhnya, pasca kemarin kehujanan, tapi ia tetap pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Meysa menghampiri Agni yang sedang bersin-bersin di ruang sterilisasi alat-alat medis.

" Gni, kamu kenapa ? sakit ? " tanya Meysa.

" Nggak kak, kayanya aku mau flu aja, kemaren kehujanan Kak basah kuyup banget " jawab Agni.

" Bener, aku juga sama Gni.. kamu mau minum obat ? aku bawain ya " ucap Meysa.

" Mmh.. Kak.. gak usah deh, kalo minum obat aku gak akan bisa kerja, nanti yang ada aku ngantuk terus pengennya tidur " balas Agni.

" Ya gak apa-apa kamu bisa istirahat di ruang jaga " ucap Meysa.

" Gak enak ah Kak, kan selama 3 bulan ini kinerja aku masih di pantau kan hehehe " balas Agni.

" Ya Kalo sakit mau gimana ? kita manusia biasa Gni, tetep bisa sakit " susul Meysa.

" Iya Kak " Agni tersenyum.

" Udah Ayo ke ruang jaga " ajak Meysa.

" Oke Kak, eh sebentar " Agni mengeluarkan masker dari kantong baju nya dinas nya, lalu memakainya.

Meysa hanya melihat Agni sekilas lalu berjalan kembali menuju ruang jaga. Agni mengekori Meysa menuju ruang jaga, namun belum sempat Agni masuk ke ruang jaga terdengar bel pintu masuk berbunyi.

Teetttt...

" Permisi... Bu Bidan.. pasien baru " ucap petugas yang mengantarkan pasien Ibu hamil yang akan melahirkan.

Agni dengan sigap menghampiri, lalu membuka pintu ruangan bersalin agar blankar yang membawa pasien ibu hamil bisa masuk kedalam ruangan.

Agni mengarahkan pasien ke kamar bertuliskan kamar 4 karena itu kamar yang paling dekat dengan pintu masuk.

" Bu Bidan.. ini kiriman dari Igd, dari Igd sudah bukaan 5, kontraksinya teratur, denyut jantung janin nya normal " ucap petugas yang mengantarkan lalu menyerahkan status pasien kepada Agni.

" Oke Pak.. " balas Agni.

" Oke terima kasih.. " ucap petugas kembali berjalan keluar ruangan.

Agni menghampiri Ibu yang akan bersalin itu.

" Bu.. sedang kontraksi ya " ucap Agni memegang perut ibu hamil itu.

Ia hanya mengangguk meringis kesakitan.

" Sabar ya Bu.. tidak lama lagi Insyaallah.. kalau sedang tidak kontraksi Ibu bisa makan dan minum dulu, agar nanti saat pembukaan sudah lengkap ibu ada tenaga untuk mengejan.. saya tinggal dulu ya Bu, kalau ada apa-apa ibu bisa pencet bel disebelah " ucap Agni berlalu meninggalkan Ibu itu.

Agni kembali ke ruang jaga sambil membawa map status pasien.

" Pasien baru Gni ? " tanya Bu Irna.

" Iya Bu, ini status nya, baru pembukaan 5 " jawab Agni.

" Sudah kamu cek ? " tanya Bu Irna lagi.

" Sudah Bu " jawab Agni.

" Oke.. "

Pagi ini Dokter Shintia yang berdinas karena Dokter Deva bertugas di poli.

" Pasien Baru ? " tanya Dokter Shintia.

" Iya Dok " jawab Agni.

" Aku periksa dulu ya.. " ucap Shintia.

" Oke Dok.. "

Shintia bergegas menuju kamar 4 dimana pasien yang akan melahirkan tadi ditempatkan. Setelah memeriksa Shintia kembali ke ruang jaga.

" Kontraksi nya bagus, tapi si Ibu nya seperti tidak kooperatif, masih muda banget ya " ucap Shintia.

Agni hanya sedikit mengangguk tersenyum.

" Mungkin nahan kontraksi Dok " ucap Agni.

Shintia hanya tersenyum mengangkat bahunya, lali kembali duduk di kursinya. Lalu ia membuka buku laporan target pencapaian nya sebagai dokter muda di rumah sakit ini.

Ia melihat ada beberapa target yang belum ia capai, ia harus kembali ke poli agar target nya tercapai.

" Bu.. saya kayanya harus balik ke poli, belum sampai targetku " ucap Shintia kepada Bu Irna selaku kepala ruangan.

" Oh gitu Dok, ya udah gak apa-apa, kembali dulu saja ke poli dok " ucap Bu Irna.

" Tapi yang jaga disini siapa ? " tanya Shintia.

" Gampang Dok, kita banyak kok disini lagipula yang dekat-dekat mau lahir kaya nya baru satu yang dokter periksa tadi " ucap Bu Irna.

" Hmm.. oke.. saya minta tolong dokter Deva aja deh.. jadi tukeran " gumam Shintia.

Agni yang sedang fokus menulis pun, mendengar kata Dokter Deva sedikit kaget.

Duh Dokter Deva lagi .. batin Agni.

Disaat yang bersamaan terdengar Dokter Shinta sedang menelepon dengan seseorang melalui ponsel nya.

" Dok.. saya minta tolong ya.. target poli saya harus tercapai "

" Oke Dok.. terima kasih banyak.. saya menuju poli sekarang "

Begitulah kira-kira yang Agni dengar, lalu dari kamar 4 terdengar teriakan dari Ibu hamil tadi.

" Bu Bidannnnnn.... sakit... tolong " ucapnya.

Sontak seisi ruangan berlari menuju kamar 4.

" Kenapa Bu ? " tanya Bu Irna.

" Bu saya sudah ingin mengejan Bu, sudah tidak kuat " ucapnya.

" Coba saya periksa dulu ya.. " Ucap Bu Irna.

Bu Irna menggunakan sarung tangan medis untuk memeriksakan pembukaan kelahirannya.

" Bu .. masih pembukaan 7 ya.. Alhamdulillah sudah maju.. pasti semakin bertambah pembukaan.. kontraksi akan semakin kuat.. yang sabar ya Bu tinggal 3 lagi.. " ucap Bu Irna.

" Tapi saya sudah gak kuat Bu " ucapnya lagi.

" Bu suami Ibu ada ? saya panggilkan ya untuk menemani Ibu disini " ucap Bu Irna.

" Gak ada Bu, ada nya Ibu saya " ucap Ibu hamil itu.

" Mau saya panggilkan ? " balas Bu Irna.

" Tidak usah Bu " susul Ibu itu.

" Oke kalau gitu kami permisi dulu ya.. " Bu Irna, Agni dan Meysa kembali ke ruang jaga begitupun dokter Shintia.

" Aku kira sudah mau lahir " Ucap Meysa.

" Hehehe.. masih on proses Kak " balas Agni.

Disaat yang bersamaan terdengar suara seseorang masuk kedalam ruangan bersalin.

" Selamat Pagi Assalamu'alaikum.. " ucap Dokter Deva.

" Nah Dokter Deva sudah datang, saya ke poli ya Bu Irna, Mey Gni.. makasih banyak ya Dok " ucap Shintia.

" Oke.. jangan lupa japrem nya " ucap Deva.

" Hahahha siap Dok.. Cake Harvest otw ruangan " balas Shintia.

Bu Irna hanya mengiyakan, selepas kepergian Shintia, Bu Irna meminta status pasiennya kepada Agni.

" Agni saya lihat statusnya " ucap Bu Irna.

" Oh ya Bu " Agni menyerahkan status pasien yang akan bersalin kepada Bu Irna.

Dengan sesekali Agni bersin-bersin.

Hatcih.. Hatcih..

" Alhamdulillah... " ucap Agni.

" Gni.. kamu flu itu .. " ucap Bu Irna.

" Iya Bu gara-gara kemarin kayanya kehujanan " balas Agni.

" Minum obat dulu aja, sama vitamin ya.. ada di kotak sana atau kalo emang kamu mau istirahat kamu bisa ke poli, minta surat sakit nanti kamu istirahat aja di rumah sampai kamu pulih " Bu Irna menunjukkan.

" Iya nanti Bu siang sekalian pulang " balas Agni.

Deva mendengar pembicaraan Agni dan Bu Irna.

Agni bersin-bersin seperti nya gara-gara kemarin kehujanan batin Deva.

Bu Irna dan Agni kembali pada status pasien yang tadi Agni serahkan, Bu Irna langsung membacanya.

" Gni ... ini pasien Nona ? " ucap Bu Irna.

" Iya Bu " balas Agni.

" Kamu.. kenapa gak Bilang, pantesan tadi saya minta buat ditungguin suami dia bilang gak ada, duh... maafkan saya gak tahu " gumam Bu Irna namun terdengar.

" Hehehehe " Agni hanya tertawa kecil.

Deva yang melihat Bu Irna dan Agni sedang ngobrol menghampiri nya, namun sebelumnya ia mengambil dulu inhaler dari dalam tas nya lalu ia simpan di saku jas nya, ia berniat akan diberikan kepada Agni, untuk melegakan pernapasan nya.

" Berapa pasien Bu hari ini ? " tanya Deva ke Bu Irna.

" 4 Dok, tapi yang dekat lahiran baru satu, Meysa lagi pantau " ucap Bu Irna.

Agni merasakan Deva di dekatnya namun Agni pura-pura sibuk dengan status pasien dihadapan nya.

" Oke aku cek dulu " ucap Deva.

Agni menghela nafas lega saat Deva berlalu meninggalkan nya dengan Bu Irna, saat Agni bangun dari duduk nya untuk berbicara ke Bu Irna. Deva kembali membalikkan badannya, tepat di hadapan Agni. Dengan kikuk Agni memberikan senyum yang dipaksakan.

" Oya Agni bisa ikut saya ? " ucap Deva.

" Hah saya dok ? " tanya Agni.

" Heem " jawab Deva mengangguk.

Agni langsung menyimpan status pasien yang ia pegang, lalu berjalan mengikuti Deva keluar ruang jaga. Bu Irna tidak curiga karena memang hal yang biasa antara Dokter dan Bidan atau dengan perawat saling membantu.

Saat mereka sudah berada di depan kamar bersalin nomor 4 Deva langsung mengeluarkan Inhaler dari saku jas nya, yang tadi ia bawa.

" Ini.. bisa meringankan bersin-bersin kamu " ucap Deva menyerahkan Inhaler kepada Agni.

Agni bengong, iya masih tidak menyangka dengan perlakuan Deva kepadanya.

" Halo.. Agni .. " Deva melambaikan tangannya didepan wajah Agni.

Agni terkesiap.

" Oh.. i..iya Dok.. " Agni dibuyarkan lamunannya.

" Ini ambil " Deva tersenyum.

" Oh ya.. terima kasih banyak Dok " Agni sedikit gugup.

" Hmm.. " Deva berlalu meninggalkan Agni yang masih berdiri di posisinya.

Agni memandang Inhaler yang diberikan oleh Deva, ia masih merasa heran dengan sikap Deva.

Kemarin aku diajak naik mobilnya, sekarang dia ngasih inhaler, pertanda apa ini Ya.. Allah .. ?? batin Agni.

💐💐💐

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

pertanda ada cinta di mata si dokter Gni😆

2025-01-28

0

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

pertanda naksir Agni,,,

2025-03-18

0

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

aduuuh

2024-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2 BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3 BAB 3 - Salah Paham
4 BAB 4 - Curi-curi Pandang
5 BAB 5 - Kehujanan
6 BAB 6 - Perhatian
7 BAB 7 - Agni Sakit
8 BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9 BAB 9 - Kena Semprot
10 BAB 10 - Rumah Sakit
11 BAB 11 - Rasa Yang Lain
12 BAB 12 - Dinas Malam
13 BAB 13 - Menyatakan
14 BAB 14 - Ragu
15 BAB 15 - Gagal Kencan
16 BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17 BAB - 17 Gengsi
18 BAB - 18 Kecewa
19 BAB - 19 Berdamai
20 BAB 20 - Mengakui
21 BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22 BAB 22 - Fahri Lagi
23 BAB 23 - LDR
24 BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25 BAB 25 - Dia Adikku !
26 BAB 26 - Calon Mama Mertua
27 BAB 27 - Maaf
28 BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29 BAB 29 - Lelah
30 BAB 30 - Dukungan
31 BAB 31 - Restu
32 BAB 32 - Menemui Deva
33 BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34 BAB 34 - Pertemuan
35 BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36 BAB 36 - Persiapan 100 %
37 BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38 BAB 38 - Malam Pertama
39 BAB 39 - Pengantin Baru
40 BAB 40 - Rencana Ibu
41 BAB 41- Rumah Mertua
42 BAB 42 - Sup Ayam
43 BAB 43 - Kota Bunga
44 BAB 44 - Bermalam Di Villa
45 BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46 BAB 46 - 3 Bulan
47 BAB 47 - Kembali Bekerja
48 BAB 48 - Agni Khawatir
49 BAB 49 - Deva Protes
50 BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51 BAB 51 - Kumpul Keluarga
52 BAB 52 - Deva Sakit
53 BAB 53 - Klinik Kecantikan
54 BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55 BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56 BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57 BAB 57 - Agni Curiga
58 BAB 58 - Pengakuan Mentari
59 BAB 59 - Prahara
60 BAB 60 - Deva Gusar
61 BAB 61 - Kota Metro
62 BAB 62 - Pak Jefri
63 BAB 63 - Pergi Liburan
64 BAB 64 - Maldives In Story
65 BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66 BAB 66 - Berita Bahagia
67 BAB 67 - Ruang Perawatan
68 BAB 68 - Deva Aneh
69 BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70 BAB 70 - Mangga Muda
71 BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72 BAB 72 - Mood Swing
73 BAB 73 - Masih Ngambek ?
74 BAB 74 - Double Job
75 BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76 BAB 76 - Praktek Klinik
77 BAB 77 - Soto Ayam
78 BAB 78 - Siapa Gavin ?
79 BAB 79 - Rencana Mentari
80 BAB 80 - Kepulangan Dhena
81 BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82 BAB 82 - Menyusun Rencana
83 BAB 83 - Makan Siang
84 BAB 84 - Hi My Baby
85 BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86 BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87 BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88 BAB 88 - Kantor Polisi
89 BAB 89 - Kecurigaan Deva
90 BAB 90 - Temuan Polisi
91 BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92 BAB 92 - Arisan Mama Nita
93 BAB 93 - Penyamaran Polisi
94 BAB 94 - Kegaduhan
95 BAB 95 - Terungkap
96 BAB 96 - Pengakuan Mentari
97 BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98 BAB 98 - Flashback
99 BAB 99 - Bertemu Sahabat
100 BAB 100 - Andre dan Shintia
101 BAB 101 - Pink or Blue
102 BAB 102 - Kerinduan Dhena
103 BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104 BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105 BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106 BAB 106 - Kebahagiaan
107 BAB 107 - Ulang Tahun
108 Author Menyapa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2
BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3
BAB 3 - Salah Paham
4
BAB 4 - Curi-curi Pandang
5
BAB 5 - Kehujanan
6
BAB 6 - Perhatian
7
BAB 7 - Agni Sakit
8
BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9
BAB 9 - Kena Semprot
10
BAB 10 - Rumah Sakit
11
BAB 11 - Rasa Yang Lain
12
BAB 12 - Dinas Malam
13
BAB 13 - Menyatakan
14
BAB 14 - Ragu
15
BAB 15 - Gagal Kencan
16
BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17
BAB - 17 Gengsi
18
BAB - 18 Kecewa
19
BAB - 19 Berdamai
20
BAB 20 - Mengakui
21
BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22
BAB 22 - Fahri Lagi
23
BAB 23 - LDR
24
BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25
BAB 25 - Dia Adikku !
26
BAB 26 - Calon Mama Mertua
27
BAB 27 - Maaf
28
BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29
BAB 29 - Lelah
30
BAB 30 - Dukungan
31
BAB 31 - Restu
32
BAB 32 - Menemui Deva
33
BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34
BAB 34 - Pertemuan
35
BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36
BAB 36 - Persiapan 100 %
37
BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38
BAB 38 - Malam Pertama
39
BAB 39 - Pengantin Baru
40
BAB 40 - Rencana Ibu
41
BAB 41- Rumah Mertua
42
BAB 42 - Sup Ayam
43
BAB 43 - Kota Bunga
44
BAB 44 - Bermalam Di Villa
45
BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46
BAB 46 - 3 Bulan
47
BAB 47 - Kembali Bekerja
48
BAB 48 - Agni Khawatir
49
BAB 49 - Deva Protes
50
BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51
BAB 51 - Kumpul Keluarga
52
BAB 52 - Deva Sakit
53
BAB 53 - Klinik Kecantikan
54
BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55
BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56
BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57
BAB 57 - Agni Curiga
58
BAB 58 - Pengakuan Mentari
59
BAB 59 - Prahara
60
BAB 60 - Deva Gusar
61
BAB 61 - Kota Metro
62
BAB 62 - Pak Jefri
63
BAB 63 - Pergi Liburan
64
BAB 64 - Maldives In Story
65
BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66
BAB 66 - Berita Bahagia
67
BAB 67 - Ruang Perawatan
68
BAB 68 - Deva Aneh
69
BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70
BAB 70 - Mangga Muda
71
BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72
BAB 72 - Mood Swing
73
BAB 73 - Masih Ngambek ?
74
BAB 74 - Double Job
75
BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76
BAB 76 - Praktek Klinik
77
BAB 77 - Soto Ayam
78
BAB 78 - Siapa Gavin ?
79
BAB 79 - Rencana Mentari
80
BAB 80 - Kepulangan Dhena
81
BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82
BAB 82 - Menyusun Rencana
83
BAB 83 - Makan Siang
84
BAB 84 - Hi My Baby
85
BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86
BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87
BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88
BAB 88 - Kantor Polisi
89
BAB 89 - Kecurigaan Deva
90
BAB 90 - Temuan Polisi
91
BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92
BAB 92 - Arisan Mama Nita
93
BAB 93 - Penyamaran Polisi
94
BAB 94 - Kegaduhan
95
BAB 95 - Terungkap
96
BAB 96 - Pengakuan Mentari
97
BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98
BAB 98 - Flashback
99
BAB 99 - Bertemu Sahabat
100
BAB 100 - Andre dan Shintia
101
BAB 101 - Pink or Blue
102
BAB 102 - Kerinduan Dhena
103
BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104
BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105
BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106
BAB 106 - Kebahagiaan
107
BAB 107 - Ulang Tahun
108
Author Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!