Ruang Bersalin Rumah Sakit Husada.
Hatcih.. Hatcih..
Agni merasa tidak enak pada tubuhnya, pasca kemarin kehujanan, tapi ia tetap pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Meysa menghampiri Agni yang sedang bersin-bersin di ruang sterilisasi alat-alat medis.
" Gni, kamu kenapa ? sakit ? " tanya Meysa.
" Nggak kak, kayanya aku mau flu aja, kemaren kehujanan Kak basah kuyup banget " jawab Agni.
" Bener, aku juga sama Gni.. kamu mau minum obat ? aku bawain ya " ucap Meysa.
" Mmh.. Kak.. gak usah deh, kalo minum obat aku gak akan bisa kerja, nanti yang ada aku ngantuk terus pengennya tidur " balas Agni.
" Ya gak apa-apa kamu bisa istirahat di ruang jaga " ucap Meysa.
" Gak enak ah Kak, kan selama 3 bulan ini kinerja aku masih di pantau kan hehehe " balas Agni.
" Ya Kalo sakit mau gimana ? kita manusia biasa Gni, tetep bisa sakit " susul Meysa.
" Iya Kak " Agni tersenyum.
" Udah Ayo ke ruang jaga " ajak Meysa.
" Oke Kak, eh sebentar " Agni mengeluarkan masker dari kantong baju nya dinas nya, lalu memakainya.
Meysa hanya melihat Agni sekilas lalu berjalan kembali menuju ruang jaga. Agni mengekori Meysa menuju ruang jaga, namun belum sempat Agni masuk ke ruang jaga terdengar bel pintu masuk berbunyi.
Teetttt...
" Permisi... Bu Bidan.. pasien baru " ucap petugas yang mengantarkan pasien Ibu hamil yang akan melahirkan.
Agni dengan sigap menghampiri, lalu membuka pintu ruangan bersalin agar blankar yang membawa pasien ibu hamil bisa masuk kedalam ruangan.
Agni mengarahkan pasien ke kamar bertuliskan kamar 4 karena itu kamar yang paling dekat dengan pintu masuk.
" Bu Bidan.. ini kiriman dari Igd, dari Igd sudah bukaan 5, kontraksinya teratur, denyut jantung janin nya normal " ucap petugas yang mengantarkan lalu menyerahkan status pasien kepada Agni.
" Oke Pak.. " balas Agni.
" Oke terima kasih.. " ucap petugas kembali berjalan keluar ruangan.
Agni menghampiri Ibu yang akan bersalin itu.
" Bu.. sedang kontraksi ya " ucap Agni memegang perut ibu hamil itu.
Ia hanya mengangguk meringis kesakitan.
" Sabar ya Bu.. tidak lama lagi Insyaallah.. kalau sedang tidak kontraksi Ibu bisa makan dan minum dulu, agar nanti saat pembukaan sudah lengkap ibu ada tenaga untuk mengejan.. saya tinggal dulu ya Bu, kalau ada apa-apa ibu bisa pencet bel disebelah " ucap Agni berlalu meninggalkan Ibu itu.
Agni kembali ke ruang jaga sambil membawa map status pasien.
" Pasien baru Gni ? " tanya Bu Irna.
" Iya Bu, ini status nya, baru pembukaan 5 " jawab Agni.
" Sudah kamu cek ? " tanya Bu Irna lagi.
" Sudah Bu " jawab Agni.
" Oke.. "
Pagi ini Dokter Shintia yang berdinas karena Dokter Deva bertugas di poli.
" Pasien Baru ? " tanya Dokter Shintia.
" Iya Dok " jawab Agni.
" Aku periksa dulu ya.. " ucap Shintia.
" Oke Dok.. "
Shintia bergegas menuju kamar 4 dimana pasien yang akan melahirkan tadi ditempatkan. Setelah memeriksa Shintia kembali ke ruang jaga.
" Kontraksi nya bagus, tapi si Ibu nya seperti tidak kooperatif, masih muda banget ya " ucap Shintia.
Agni hanya sedikit mengangguk tersenyum.
" Mungkin nahan kontraksi Dok " ucap Agni.
Shintia hanya tersenyum mengangkat bahunya, lali kembali duduk di kursinya. Lalu ia membuka buku laporan target pencapaian nya sebagai dokter muda di rumah sakit ini.
Ia melihat ada beberapa target yang belum ia capai, ia harus kembali ke poli agar target nya tercapai.
" Bu.. saya kayanya harus balik ke poli, belum sampai targetku " ucap Shintia kepada Bu Irna selaku kepala ruangan.
" Oh gitu Dok, ya udah gak apa-apa, kembali dulu saja ke poli dok " ucap Bu Irna.
" Tapi yang jaga disini siapa ? " tanya Shintia.
" Gampang Dok, kita banyak kok disini lagipula yang dekat-dekat mau lahir kaya nya baru satu yang dokter periksa tadi " ucap Bu Irna.
" Hmm.. oke.. saya minta tolong dokter Deva aja deh.. jadi tukeran " gumam Shintia.
Agni yang sedang fokus menulis pun, mendengar kata Dokter Deva sedikit kaget.
Duh Dokter Deva lagi .. batin Agni.
Disaat yang bersamaan terdengar Dokter Shinta sedang menelepon dengan seseorang melalui ponsel nya.
" Dok.. saya minta tolong ya.. target poli saya harus tercapai "
" Oke Dok.. terima kasih banyak.. saya menuju poli sekarang "
Begitulah kira-kira yang Agni dengar, lalu dari kamar 4 terdengar teriakan dari Ibu hamil tadi.
" Bu Bidannnnnn.... sakit... tolong " ucapnya.
Sontak seisi ruangan berlari menuju kamar 4.
" Kenapa Bu ? " tanya Bu Irna.
" Bu saya sudah ingin mengejan Bu, sudah tidak kuat " ucapnya.
" Coba saya periksa dulu ya.. " Ucap Bu Irna.
Bu Irna menggunakan sarung tangan medis untuk memeriksakan pembukaan kelahirannya.
" Bu .. masih pembukaan 7 ya.. Alhamdulillah sudah maju.. pasti semakin bertambah pembukaan.. kontraksi akan semakin kuat.. yang sabar ya Bu tinggal 3 lagi.. " ucap Bu Irna.
" Tapi saya sudah gak kuat Bu " ucapnya lagi.
" Bu suami Ibu ada ? saya panggilkan ya untuk menemani Ibu disini " ucap Bu Irna.
" Gak ada Bu, ada nya Ibu saya " ucap Ibu hamil itu.
" Mau saya panggilkan ? " balas Bu Irna.
" Tidak usah Bu " susul Ibu itu.
" Oke kalau gitu kami permisi dulu ya.. " Bu Irna, Agni dan Meysa kembali ke ruang jaga begitupun dokter Shintia.
" Aku kira sudah mau lahir " Ucap Meysa.
" Hehehe.. masih on proses Kak " balas Agni.
Disaat yang bersamaan terdengar suara seseorang masuk kedalam ruangan bersalin.
" Selamat Pagi Assalamu'alaikum.. " ucap Dokter Deva.
" Nah Dokter Deva sudah datang, saya ke poli ya Bu Irna, Mey Gni.. makasih banyak ya Dok " ucap Shintia.
" Oke.. jangan lupa japrem nya " ucap Deva.
" Hahahha siap Dok.. Cake Harvest otw ruangan " balas Shintia.
Bu Irna hanya mengiyakan, selepas kepergian Shintia, Bu Irna meminta status pasiennya kepada Agni.
" Agni saya lihat statusnya " ucap Bu Irna.
" Oh ya Bu " Agni menyerahkan status pasien yang akan bersalin kepada Bu Irna.
Dengan sesekali Agni bersin-bersin.
Hatcih.. Hatcih..
" Alhamdulillah... " ucap Agni.
" Gni.. kamu flu itu .. " ucap Bu Irna.
" Iya Bu gara-gara kemarin kayanya kehujanan " balas Agni.
" Minum obat dulu aja, sama vitamin ya.. ada di kotak sana atau kalo emang kamu mau istirahat kamu bisa ke poli, minta surat sakit nanti kamu istirahat aja di rumah sampai kamu pulih " Bu Irna menunjukkan.
" Iya nanti Bu siang sekalian pulang " balas Agni.
Deva mendengar pembicaraan Agni dan Bu Irna.
Agni bersin-bersin seperti nya gara-gara kemarin kehujanan batin Deva.
Bu Irna dan Agni kembali pada status pasien yang tadi Agni serahkan, Bu Irna langsung membacanya.
" Gni ... ini pasien Nona ? " ucap Bu Irna.
" Iya Bu " balas Agni.
" Kamu.. kenapa gak Bilang, pantesan tadi saya minta buat ditungguin suami dia bilang gak ada, duh... maafkan saya gak tahu " gumam Bu Irna namun terdengar.
" Hehehehe " Agni hanya tertawa kecil.
Deva yang melihat Bu Irna dan Agni sedang ngobrol menghampiri nya, namun sebelumnya ia mengambil dulu inhaler dari dalam tas nya lalu ia simpan di saku jas nya, ia berniat akan diberikan kepada Agni, untuk melegakan pernapasan nya.
" Berapa pasien Bu hari ini ? " tanya Deva ke Bu Irna.
" 4 Dok, tapi yang dekat lahiran baru satu, Meysa lagi pantau " ucap Bu Irna.
Agni merasakan Deva di dekatnya namun Agni pura-pura sibuk dengan status pasien dihadapan nya.
" Oke aku cek dulu " ucap Deva.
Agni menghela nafas lega saat Deva berlalu meninggalkan nya dengan Bu Irna, saat Agni bangun dari duduk nya untuk berbicara ke Bu Irna. Deva kembali membalikkan badannya, tepat di hadapan Agni. Dengan kikuk Agni memberikan senyum yang dipaksakan.
" Oya Agni bisa ikut saya ? " ucap Deva.
" Hah saya dok ? " tanya Agni.
" Heem " jawab Deva mengangguk.
Agni langsung menyimpan status pasien yang ia pegang, lalu berjalan mengikuti Deva keluar ruang jaga. Bu Irna tidak curiga karena memang hal yang biasa antara Dokter dan Bidan atau dengan perawat saling membantu.
Saat mereka sudah berada di depan kamar bersalin nomor 4 Deva langsung mengeluarkan Inhaler dari saku jas nya, yang tadi ia bawa.
" Ini.. bisa meringankan bersin-bersin kamu " ucap Deva menyerahkan Inhaler kepada Agni.
Agni bengong, iya masih tidak menyangka dengan perlakuan Deva kepadanya.
" Halo.. Agni .. " Deva melambaikan tangannya didepan wajah Agni.
Agni terkesiap.
" Oh.. i..iya Dok.. " Agni dibuyarkan lamunannya.
" Ini ambil " Deva tersenyum.
" Oh ya.. terima kasih banyak Dok " Agni sedikit gugup.
" Hmm.. " Deva berlalu meninggalkan Agni yang masih berdiri di posisinya.
Agni memandang Inhaler yang diberikan oleh Deva, ia masih merasa heran dengan sikap Deva.
Kemarin aku diajak naik mobilnya, sekarang dia ngasih inhaler, pertanda apa ini Ya.. Allah .. ?? batin Agni.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
pertanda ada cinta di mata si dokter Gni😆
2025-01-28
0
Sulis Tyawati
pertanda naksir Agni,,,
2025-03-18
0
Lilik Juhariah
aduuuh
2024-07-07
1