Agni sudah bersiap untuk bekerja ke rumah sakit pagi ini seperti biasa ia akan menyalakan mesin motornya terlebih dahulu.
" Agni... Agni... " Ibu memanggil Agni.
" Iya Bu " Agni bergegas menghampiri Ibunya.
" Sarapan dulu, udah Ibu siapin nih " ucap Ibu.
" Oh ya Bu " Agni mengambil piring, mengisi dengan nasi dan lauk tidak terlalu banyak yang terpenting ada sarapan masuk ke perutnya.
Setelah sarapan Agni melihat jam di pergelangan tangannya sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi.
" Bu.. Agni berangkat ya " ucap Agni menghampiri Ibu lalu menyalaminya.
" Iya hati-hati Ya jangan kebut-kebut bawa motor nya " ucap Ibu.
" Siap Bu " Saat Agni akan beranjak, Ayah nya keluar dari dalam kamar sudah siap dengan setelan kerjanya.
Ayah Agni seorang pegawai negeri sipil yang bekerja di kantor pemerintahan sebagai Kepala Bagian.
" Yah.. Agni berangkat ya.. " ucap Agni menyalami Ayah nya.
" Gak bareng Ayah nih ? " tanya Ayah.
" Agni.. bawa motor Yah.. " jawab Agni.
" Oh iya.. hati-hati jangan ngebut " ucap Ayah.
" Siap.. Agni berangkat Yah Bu.. Assalamu'alaikum " Agni berlalu meninggalkan kedua orangtuanya di dalam rumah.
" Wa'alaikumusalam" ucap Ayah dan Ibu bersamaan.
Saat Agni akan melajukan motor matic kesayangan nya, ternyata ban motor nya bocor.
" Yah... ban nya bocor.. ck.. bisa lama kalo dibenerin.. " gumam Agni.
Agni turun dari motornya, kembali masuk kedalam rumah.
" Kok belum berangkat ? " tanya Ibu.
" Motorku Ban nya bocor Bu " jawab Agni.
" Ya sudah kamu bareng Ayah aja " ucap Ayah sambil menyuapkan nasi ke mulutnya, karena Ayah pun sedang sarapan.
" Hmm.. ya udah deh " Akhirnya Agni menunggu Ayah nya selesai sarapan.
Setelah Ayah nya selesai sarapan Agni berangkat bersama Ayah nya karena memang mereka satu arah untuk menuju tempat kerja masing-masing.
Dalam perjalanan Ayah Agni banyak bertanya perihal pekerjaannya di rumah sakit.
" Gimana kerja kamu Gni ? " tanya Ayah.
" Alhamdulillah baik Yah.. aku udah bisa menyesuaikan" jawab Agni.
" Ya harus, itu semua kan memang pekerjaan yang sesuai yang kami inginkan kan ? " ucap Ayah Agni.
" Iya Yah .. " balas Agni.
Tidak lama Agni sudah sampai di rumah sakit tempat ia bekerja, setelah pamit kepada Ayahnya ia langsung turun dari mobil, melihat mobil Ayah nya kembali melaju meninggalkan rumah sakit, Agni berjalan masuk kedalam rumah sakit menyusuri koridor-koridor untuk sampai di ruangannya.
Sesekali ia melihat Arloji di pergelangan tangannya.
" Ya Ampun udah jam 7.15 kesiangan nih pasti " gumam Agni sambil mempercepat langkahnya.
Sampai akhirnya....
Bruukkkkkk....
" Aww... maaf " ucap Agni.
" Maaf.. " ucap pria itu.
" Kamu gak apa-apa ? " tanya pria itu, ia adalah Arif salah seorang perawat di ruang bedah.
" Gak apa-apa Kak.. saya duluan permisi " ucap Agni kembali berjalan mempercepat langkahnya.
Setelah kepergian Agni, Arif masih pada posisinya.
" Siapa ya, baru liat, perawat baru ? " gumam Arif, ia lalu kembali berjalan menuju halaman rumah sakit karena akan menjalani apel pagi, kebetulan hari ini Arif shift pagi karena sebelumnya ia mendapati libur setelah shift malam 3 hari.
Agni sudah sampai di ruangannya, ia masuk kedalam ruangan setelah itu ia mengisi absen menggunakan finger print.
" Agni .. baru dateng ? tumben siang.. Ayo apel " ucap Imel.
" Siap Kak sebentar " Agni berjalan menuju loker untuk menyimpan tas nya.
Saat Agni akan kembali menghampiri Imel, Bu Irna memanggil Agni.
" Agni ada calon partus ( calon ibu yang akan melahirkan ) hmmm.. Imel kamu apel saja sama Meysa, Agni kamu disini memantau kemajuan bukaan nya ya.. " ucap Bu Irna.
" Siap Bu " balas Agni.
" Hmm.. tapi Agni sama siapa disini ? " ucap Bu Irna.
" Bu hari ini jadwal Dokter Shintia " susul Meysa.
" Oke berarti kamu sama dokter Shintia jaga disini " balas Bu Irna.
Disaat yang bersamaan Dokter Deva datang.
" Dok bukannya hari ini jadwal Dokter Shintia ? " tanya Bu Irna.
" Dokter Shintia di Poli, saya standby disini " jawab Dokter Deva.
Deggg... Agni sedikit membelalakan matanya.
Aku berdua jaga sama Dokter Deva.. Duh....
" Oke kita Apel dulu ya, sekalian mau ada pengarahan dari Karumkit katanya, titip pasien-pasien ya Gni.. santai aja ada Dokter Deva, kalau ada apa-apa kamu nanti bilang aja ke Dokter Deva " ucap Bu Irna.
" I..iya.. siap Bu " balas Agni.
Setelah kepergian Bu Irna dan beberapa Bidan untuk melaksanakan Apel pagi, Agni masih berdiri di posisinya begitupun Deva. Deva sedikit memperhatikan Agni lalu tersenyum kecil.
" Permisi Dok " Agni tersadar ia langsung berjalan menuju ruangan dimana Ibu yang akan bersalin sedang merasakan mulas menunggu pembukaan demi pembukaan lahiran.
Deva pun masuk kedalam ruangan jaga Dokter. Ia duduk mengecek beberapa status pasien yang ia tangani. Sesekali ia melihat ke arah ruangan dimana Agni berada.
" Kenapa aku ini, dari sekian banyak wanita yang aku temui, kenapa Agni yang membuat aku tertarik " batin Deva.
" Ckk.... " Deva kembali memfokuskan pikirannya kembali dengan status pasien di hadapannya.
Dilain tempat Agni masih memantau dan menemani Ibu yang sedang merasakan kesakitan karena kontraksi di perutnya.
" Bu Bidan.. kapan saya lahiran " ucap nya.
" Sabar ya Bu.. ini prosesnya.. Insyaallah tidak lama lagi " balas Agni.
" Bu.. saya tidak kuat Bu.. " ucap Ibu itu meringis.
" Saya bantu ya Bu " Agni sambil mengusap-usap punggung si Ibu.
Agni melihat Si Ibu sudah mulai rileks, ia menawarkan Si Ibu untuk makan dan minum.
" Bu.. sedang tidak mulas ya, mau minum ya Bu atau makan dulu ? " tanya Agni.
" Minum saja Bu Bidan.. " ucap Si Ibu.
Agni mengambilkan gelas berisi air teh manis hangat, lalu diberikan kepada Si Ibu.
" Terima kasih Bu Bidan " ucap Si Ibu.
" Sama-sama Bu, Ibu sedang tidak kontraksi kan, istirahat ya Bu, saya ke ruang jaga dulu, Ibu bersabar karena melahirkan itu butuh proses sekarang Ibu baru pembukaan 3 untuk bisa lahir membutuhkan 7 bukaan lagi, semoga tidak lama ya Bu, kita sama-sama berdoa semoga Allah mempermudah " ucap Agni memberikan semangat kepada si Ibu.
Si Ibu hanya mengangguk tersenyum sambil sesekali meringis menahan kontarkasi di perutnya.
Agni memberanikan diri untuk masuk ke ruang jaga, karena disana hanya ada Dokter Deva, Agni sudah biasa saja dan melupakan kejadian tempo hari dengan Dokter Deva, namun jika ia dihadapkan pada posisi berdua seperti ini dengan Dokter Deva ia masih merasa canggung dan tidak biasa.
Hari ini Dokter Deva baru kembali ke ruang bersalin, beberapa hari kemarin ia praktik di poli bersama Dokter Ramzie.
" Permisi Dok " ucap Agni membuyarkan keheningan.
" Oh ya .. bukaan berapa Bu Bidan ? " tanya Deva sedikit menggoda karena biasanya Deva memanggil Agni dengan sebutan nama bukan dengan sebutan Bidan.
" Baru bukaan 3 Dok " ucap Agni.
" Oh oke.. " balas Deva.
Agni duduk di kursi nya, mengambil status pasien lalu ia mengisinya dengan hasil pemeriksaan nya barusan, ia menuliskan tekanan darah, suhu, pernapasan juga lama kontraksi yang dirasakan oleh Ibu.
Saat Agni sedang serius mengisi hasil pemeriksaan pada lembar status pasien, tanpa ia sadari Deva sesekali curi-curi pandang padanya.
Deva hanya tersenyum kecil memperhatikan Agni yang sedang sibuk menulis hasil pemeriksaan nya pada lembar status pasien.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
kalo dokter berjodoh sama bidan banyak gayah, sepertinya sama perawat yah banyaknya, karena sering berinteraksi
2025-01-28
0
Lilik Juhariah
cie cie
2024-07-07
1
Rahma Inayah
deva curi curi pandang
2024-02-27
1