Deva sedang berada di asrama nya hari ini jadwalnya ia libur praktek. Biasanya ia akan pulang dulu ke kota kelahirannya lumayan satu dua hari untuk melepas rindu dengan kedua orangtuanya.
Namun kali ini tidak, ia tetap berada di asrama, kembali membuka pencapaian target dan menghitung kapan ia selesai menjalani pendidikan dokter spesialis ini.
" Tinggal beberapa bulan lagi " gumam Deva.
Ia lalu mulai men cek jadwal wawancara dan konsul dengan dokter seniornya.
Setelah itu ia kembali bersantai lalu kembali tidur karena tidak ada kegiatan. Saat ia akan memejamkan matanya pintu kamar nya diketuk dari luar.
" Siapa sih ? " gumam Deva.
Tok.. tok.. tok...
" Ya sebentar " Deva berjalan malas, membuka pintu kamarnya.
Saat pintu dibuka ia melihat Dokter Andre sudah berdiri di depannya. Andre pun sama ia sedang mengambil spesialis namun spesialis Anak.
" Dev.. libur kan ? " tanya Andre.
" Hmm.. ada apa ? " jawab Deva.
" Ngopi yuk.. " ajak Andre.
" Males.. gue mau tidur " ucap Deva.
" Dih... apa-apa an tidur.. udah lo mandi sekarang gue tunggu " balas Andre berlalu dari kamar Deva.
Deva yang masih melongo di depan pintu kamarnya. Sejujurnya ia sedikit malas untuk keluar, terkecuali itu dengan Agni, ia masih terus saja gencar melakukan pdkt dengan Agni, namun Agni masih tetap sama belum ada timbal balik yang Agni berikan kepada Deva.
" Susah banget sih deketin kamu Gni.. kamu gak liat apa perjuangan aku deketin kamu " gumam Deva mengacak kasar rambutnya.
" Apa dia udah punya ... calon ? Ah masa sih.. belom ah pasti belom, Agni masih polos gitu " Deva terus saja berbicara sendiri. Tidak lama pintu kamarnya kembali di ketuk.
Dengan malas Deva kembali membuka pintu kamarnya. Andre sudah siap dengan stelan nongkrongnya.
" Dev.. lo belum mandi juga.. bener-bener ya.. mandi lah Dokter Deva yang terhormat.. gue udh nunggu hampir setengah jam " ucap Andre.
" Apaan setengah jam, baru 10 menit, ya udah tunggu " Deva masuk kedalam kamar menutup pintu.
Andre duduk di sofa dekat kamar Deva. Sambil memainkan ponselnya. Selang 30 menit Deva keluar kamar mengunci kamarmya lalu menghampiri Andre.
" Yok .. " ajak Deva.
Andre beranjak dari duduknya berjalan menuju garasi mobil. Deva yang santai menunggu Andre mengeluarkan mobilnya.
" Dev pake mobil lo deh " ucap Andre tiba-tiba.
" Mobil lo aja, males gue ke kamar lagi " balas Deva.
" Ck... ah elo " Andre berdecak.
" Lo kan yang ngajak gue Ndre, kenapa juga jadi harus gue yang repot, sekali-kali lah gue yang jadi penumpang " ucap Deva membuat Andre tidak dapat berkata.
" Tajem bener.. iya iya Dokter Deva yang terhormat " Andre lalu mengeluarkan mobilnya, setelah sampai di depan garasi Deva masuk kedalam mobil Andre mereka berdua pergi menuju coffe shop Favorit Andre.
Selang 20 menit perjalanan mereka berdua telah sampai di coffe shop. Mereka memilih duduk di roof top agar lebih nyaman.
" Ndre.. tumbrn lo ngajak gue, ada apa gak biasanya ? " tanya Deva.
" Gak biasanya gimana ? emang biasa gue kan ngajak lo Dev, siapa lagi sahabat gue di kota ini selain elo " jawab Andre.
" Hahahahah " Deva hanya tertawa.
" Eh Dev.. sebenernya gue pengen minta bantuan lo " ucap Andre.
" Bantuan apa ? " jawab Deva.
" Hmm.. biasa Shintia " ucap Andre cepat.
" Usaha sendiri lah, bawa-bawa gue, nanti gimana kalo Shintia baper nya ke gue.. mampus lu " balas Deva.
" Yah... elo Dev jangan di embat juga lah, gue nungguin Shintia lama banget tau ! " susul Andre.
Deva hanya tertawa mendengar ucapan Andre.
" Tenang.. gue punya inceran sendiri " ucap Deva santai.
" Nah kan .. cepetan halalin, emak lo udah uring-uringan tuh nungguin lo kapan kawin.. " susul Andre.
" Sialan .. " Deva sambil menyeruput kopinya.
" Ya Dev.. plisss.. lo sahabat gue dari jaman perjuangan kita sama-sama pengen jadi dokter " ucap Andre.
" Ya tar gue bantuin "
" Beneran ya.. "
" Ya kalo inget " ucap Deva santai.
" Ck.. susah diajak kerjasama nya nih.. eh lo siapa cewek inceran lo, dokter mana ? " tanya Andre penasaran.
" Ada deh, bukan dokter juga " jawab Deva.
" Terus apa ? jangan-jangan pasien lo lagi.. secara kan pasien lo cantik-cantik " ucap Andre.
" Iyalah cantik, hampir cewe semua.. tapi rata-rata udah pada ada yang punya " ucap Deva.
" Jadi lo kapan ada yang punya ? " tanya Andre.
" Sialan ! " disusul oleh tawa dari mereka berdua.
Mereka menghabiskan waktunya sambil ngobrol kesana kemari sampai akhirnya waktu sudah sangat terik mereka memutuskan untuk kembali ke asrama karena Andre hari ini dinas shift malam.
Dalam perjalanan pulang, Deva meminta Andre untuk mampir ke mini market yang tidak jauh dari Asrama.
" Dre.. berhenti dulu di minimarket ada yang mau gue beli " ucap Deva.
" Oke "
Andre memarkirkan mobilnya tepat di depan mini market. Deva turun dari mobil sedangkan Andre menunggu di mobil.
Deva masuk kedalam mini market ia mencari beberapa keperluannya yang sudah habis di asrama. dari kejauhan ia sekilas wanita yang tidak asing baginya. Perlahan ia mendekati wanita yang sedang memilih minyak goreng.
Deva yakin dengan wanita itu lalu ia menyapanya.
" Bu Bidan.. " ucap Deva.
Agni sedikit terperanjat lalu ia menoleh ke arah sumber suara.
" Dokter Deva " Agni menganggukan kepalanya pertanda hormat.
" Belanja ? " tanya Deva basa basi.
" Oh.. iya Dok sekalian tadi sebelum pergi ke rumah sakit, Ibu ku titip beli sembako " ucap Agni.
" Oh yaa.. " Andre tersenyum.
Agni kembali memilah dan memilih minyak goreng yang berjejer dihadapan nya. Saat ia akan mengambil salah satu minyak goreng, Deva pun mengambil minyak goreng yang sama.
" Ini aja.. lima kali penyaringan dan lebih jernih, bisa diminum juga " ucap Deva, membuat Agni menjadi salting.
Agni kembali menoleh ke arah Deva, wajah mereka sangat dekat membuat jantung Agni tidak karuan.
Ya Tuhan Dokter Deva.. baru aku ngeliat sedekat ini.. Agni.. pliss.. kondisikan dirimu.. tenang tenang.. batin Agni.
Deva yang melihat Agni menjadi diam memantung, heran sendiri.
" Kenapa ? Kok diem ? " tanya Deva.
" Nggak Dok.. makasih ya sarannya Dok.. ya sudah saya ambil minyak ini aja " Agni menepis kekacauan hatinya.
Disaat yang bersamaan terdengar suara ponsel Deva berdering, Deva melihat layar ponsel sekilas ternyata Andre menghubunginya.
Andre : " Bro.. buruan "
Deva : " Iya iya tunggu gak sabaran "
Deva langsung memutuskan sambungan teleponnya.
" Gni.. saya duluan ya.. sudah ditunggu " ucap Deva.
" Oh iya Dok " balas Agni.
Deva sedikit berlari menuju kasir, membayar, lalu kembali masuk kedalam mobil Andre.
" Lama amat beli apaan sih ? " tanya Andre.
" Nih.. " Deva memperlihatkan belanjaan nya ke Andre.
" Eee buseettt Bapak rumah tangga " ucap Andre disusul tawa keduanya.
Setelah kepergian Deva, Agni masih sedikit tidal sadar dengan perasaan nya. Ia pun menjadi tidak fokus dengan apa yang ia ambil.
" Duh.. Agni fokus dong.. tadi pagi Ibu minta dibeliin apa lagi ya .. " batin Agni.
" Kenapa setiap liat Dokter Deva kok jantung aku mau loncat, gak ketemu di rumah sakit.. malah ketemu nya disini.. tau banget dia posisi aku dimana " batin Agni, berusaha untuk kembali mengingat apa saja yang harus ia beli titipan orangtuanya.
💐💐💐
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Neli Susanti
dokter Deva beralih profesi jd bintang iklan minyak goreng
🤭🤭🤭
2025-04-06
1
Sugiharti Rusli
uda sama" tertarik nih mereka,,,
2025-01-28
0
Rara Aida
ih agni , nggak fokus mulu, mikirin mantan , mikirin dokter deva , kerja nggak fokus belanja nggak fokus haduuuh
2024-01-22
2