" Gni.. makan dulu ya, setelah itu minum obat.. agar kamu cepat pulih, kamu bilang kan kamu bekerja masih dalam penilaian kan 3 bulan ini " ucap Ibu membawa bubur menghampiri Agni di kamarnya.
" Hmm.. iya Bu Sedikit aja " balas Agni.
Agni bangun dari tidurnya, setelah kemarin ia sepulang shift pagi, ia mengikuti saran Bu Irna untuk ke poli umum memeriksakan dirinya, benar saja Dokter di poli umum meminta ia untuk beristirahat di rumah agar kondisi nya cepat pulih, ia diberikan resep lalu diberikan surat ijin sakit selama 3 hari.
Agni langsung menghubungi Bu Irna dan Meysa.. Ia memfoto surat sakit nya lalu dikirim ke Bu Irna dan Meysa, jika ia tidak akan masuk dinas selama 3 hari kedepan.
Bu.. saya ijin tidak masuk 3 hari kedepan, untuk jadwal saya setelah ini, nanti saya ganti ya Bu .. Agni mengirim pesan disertai foto surat sakit.
Oke.. cepat sembuh ya Gni... cepat pulih.. kamu jangan banyak pikiran untuk dinas nanti saja setelah kamu pulih kita bicarakan balas Bu Irna.
Agni pun mengirim pesan ke Meysa disertai foto surat sakitnya.
Kak Mey.. aku ijin gak masuk ya 3 hari kedepan.. pesan Agni.
Gni... cepet sembuh yaa cepet sehat lagi.. sepi loh kalo gak ada kamu soalnya aku sama Imel udah beda shift sekarang Hiksss... balas Meysa.
Doakan aku Kak.. balas Agni.
Meysa kembali membalas pesan Agni dengan emot hug.
Agni sedang makan bubur ditemani oleh Ibu nya, tidak lama Ayah nya masuk kedalam kamar.
" Gni.. kamu sakit ? sejak kapan ? " tanya Ayah duduk di pinggiran kasur memeriksa kening anak gadisnya dengan punggung tangannya.
" Demam kamu " ucap Ayah lagi.
" Kemarin Yah.. mungkin karena aku kehujanan tempo hari " ucap Agni.
" Kami sudah minta ijin ? istirahat ya.. " ucap Ayah lalu ia beranjak dari duduknya. " Bu, Ayah berangkat " susul Ayah kepada Ibu yang sedang menyuapi Agni.
Ibu mengangguk " Hati-hati Yah "
" Assalamualaikum "
" Wa'alaikumusalam " ucap Agni dan Ibu berbarengan.
Setelah beberapa suapan, Agni menyudahi makannya.
" Bu udah Ya.. aku gak selera makan " ucap Agni.
" Ya udah, yang penting udah ada yang masuk " balas Ibu.
Ibu lalu memberikan obat kepada Agni, Agni meminum obat itu, lalu Ibu meminta Agni untuk istirahat. Agni menarik selimut yang dipakainya lebih tinggi, ia merasa perih pada mata dan pening ada kepalanya. Ia memaksa matanya untuk terpejam, sampai akhirnya ia tertidur karena pengaruh obat.
...****************...
Ruang Bersalin Rumah Sakit Husada
" Assalamu'alaikum.. " ucap Dokter Deva berjalan dengan ceria memasuki ruang jaga.
" Wa'alaikumusalam.. " balas seisi ruangan.
" Pagi Dok " ucap Meysa.
" Pagi Bidan Meysa " balas Deva masih ceria ia merasa pagi ini ia akan kembali bertemu dengan Agni, sang gadis yang membuat hari-hari Deva menjadi ceria.
Ia menyimpan tas dan beberapa Map yang ia bawa di meja nya, ia sedikit mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, tidak melihat Agni disini.
" Kemana Agni ya ? " batin Deva.
" Dok Dev.. ada pasien masuk tadi malam, kontraksinya tidak begitu bagus, pembukaan pun lambat ..... " seorang Bidan bernama Risa menghampiri dokter Deva sambil menjelaskan pasien yang sedang ditangani nya sekarang.
Deva masih terdiam memikirkan Agni, ia tidak melihatnya pagi ini.
" Dok Dev.. " ucap Risa mengulangi.
Deva terkesiap.
" Iya Bu Bidan gimana ? " tanya Deva.
" Ihh.. Dokter Deva ngelamun, saya harus ngulangi lagi deh " ucapnya kepada Deva, Risa terkenal dengan Bidan yang selalu sok akrab dengan para dokter koas maupun residen yang sedang praktik di ruangan bersalin.
Deva hanya membalas senyum yang sedikit dipaksakan.
Saat Risa akan mengulangi pembicaraan nya, ucapannya terhenti karena tiba-tiba Dokter Deva menanyakan keberadaan Agni.
" Itu Dok pas-- " Risa terhenti karena ia pun melihat Deva berbicara.
" Mey.. Agni kemana ya ? " tanya Deva tanpa sungkan.
Meysa yang melihat Dokter Deva dengan Risa langsung menghampiri.
" Agni sakit Dok, berlanjut dari kemarin bersin-bersin itu, Oya untuk pasien itu gini loh Dok.. "Meysa kembali menjelaskan.
Deva mencerna penjelasan dari Meysa.
" Agni sakit ?? " tanya Deva terlihat khawatir.
" Iya Dok " jawab Deva.
Meysa masih melihat Deva dengan menyelidik, ia pun sedikit merasa aneh dengan sikap Deva.
" Oh ya.. untuk pasien itu aku konsulin dulu ke dokter Ramzie ya " ucap Deva, tersadar.
" Oke Dok " Meysa kembali ke tempat duduknya.
Risa masih berdiri di samping Deva. Deva merasa heran dengan bidan satu ini, Risa baru hari ini shift pagi, karena ia biasanya kebagian shift siang, ia hanya beberapa kali bertemu Deva, karena Deva lebih banyak standby pagi hingga sore hari.
" Masih ada yang perlu dibicarakan Bu Bidan ? " tanya Deva.
Risa terkesiap.
" Oh tidak dok.. " Risa malu sendiri, ia membalikkan badan lalu duduk di kursinya, mengambil status pasien pura-pura fokus pada status dihadapan nya.
Meysa yang ingin tertawa melihat sikap dokter Deva kepada Risa.
Mampus lu, emang enak batin Meysa.
Meysa tidak terlalu dekat dengan Risa, lagi pula ia pernah bersitegang dengannya, karena jadwal Dinas nya pernah diacak-acak oleh Risa. Namun Bu Irna menengahi polemik antara Meysa dan Risa, sampai pagi ini ia kembali dipertemukan.
" Bidan Risa, kalau ngasih info ke dokter Deva itu harus singkat, padat dan jelas, jangan panjang lebar tapi gak jelas " ucap Meysa.
Bu Irna yang mendengar Meysa berbicara ke Risa, memberikan kode, Bu Irna mencubit kecil lengan Meysa lalu sedikit menggeleng.
Deva yang mendengar ucapan Meysa tertawa kecil.
" Meysa sudah tau saya " ucap Deva, padahal tidak salah Risa juga, itu tadi karena ia sedang tidak fokus memikirkan Agni.
Risa yang merasa jengkel kepada Meysa sedikit mendelik, ia merasa di permalukan di depan Deva.
Disaat yang bersamaan Bu Irna dipanggil menuju Gedung A yaitu kantor Kepala Tim tiap ruangan.
" Mey, Ris saya titip dulu ya, saya dipanggil ke ruangan KaTim " ucap Bu Irna.
" Siap Bu " balas Meysa.
" Iya Bu " balas Risa.
" Dok Dev saya ke gedung A dulu ya.. " ucap Bu Irna.
" Oke Bu " balas Deva.
Hanya bertiga di ruangan, Dokter Deva dan 2 orang bidan yaitu Risa dan Meysa.
" Males banget sih aku dines pagi sama Risa, duhh Mel.. kenapa kita gak satu shift sekarang " batin Meysa.
Meysa biasa nya tidak dapat dipisahkan dengan Imel mereka dekat karena jadwal shift nya selalu bersama, beda cerita dengan sekarang, Imel dipindah ke shift siang lalu Risa dipindah ke shift pagi.
Meysa memutar otak, ia tahu Risa pasti akan cari-cari perhatian dan sok akrab ke dokter Deva, ia punya akal.
" Dok Dev, kayanya pasien bed 3 belum diperiksa lagi, ini statusnya terakhir pemeriksaan oleh yang shift malam " ucap Meysa.
" Oke.. temani saya " Deva langsung beranjak dari duduk nya, lalu Meysa mengekori di belakang nya.
Risa yang melihat Deva dan Meysa berjalan keluar ruangan ia pun beranjak dari duduknya untuk ikut, namun baru saja melangkahkan kakinya, ia sudah dicegah oleh Meysa.
" Ris, kamu disini aja tunggu, takutnya ada pasien baru " ucap Meysa.
Risa sedikit menghentakkan kakinya kesal. Sedangkan Meysa melihat Risa kesal dari ujung matanya, membuat ia ingin tertawa terbahak.
Yes.. gue menang.. jangan nyebelin makanya jadi orang batin Meysa.
Deva sedang memeriksa dibantu oleh Meysa.
" Mey, tolong sarung tangan sterilnya " pinta Deva.
" Siap Dok " Meysa menyerahkan sarung tangan kepada Deva.
Setelah melakukan pemeriksaan Deva menjelaskan kepada pasien ibu hamil di hadapannya, setelah itu ia pamit dan kembali berjalan ke ruang jaga, sebelum nya ia mencuci tangan terlebih dahulu di wastafel yang tersedia.
Saat Meysa akan masuk ke ruang jaga, Deva mencegahnya.
" Gni.. sini sebentar " ucap Deva.
" Hah.. Agni Dok ? " tanya Meysa heran.
" Upss.. sorry maksud nya Mey " susul Deva
Bisa-bisanya Deva sampe salah nyebut nama.
" Mey, mmh.. boleh minta nomor ponsel Agni ? " tanya Deva.
" Oh Agni ? boleh dok, sebentar saya kirim via WA ya.. " jawab Meysa.
" Ok makasih "
" Eh tapi Dok, ada apa minta nomor ponsel Agni ? " tanya Meysa Kepo.
" Kamu kepo ih.. " Deva tertawa.
" Nggak saya cuma mau menanyakan kabarnya aja, dia sakit kan ? " susul Deva.
" Oh iya Dok " Meysa tidak ingin banyak bertanya ia langsung mengirimkan nomor ponsel Agni kepada Deva.
" Sudah ya Dok " ucap Agni.
Deva langsung merogoh saku jas nya, ia mengeluarkan ponsel lalu membuka pesan dari Meysa.
" Oke, sudah ada.. Makasih Bu Bidan Meysa " ucap Deva.
" Sama-sama Dok Dev " Meysa berjalan masuk, lalu ia kembali duduk di kursinya, ia melihat sekilas Risa yang masih bete dan kesal sepertinya.
Meysa tidak menghiraukan ia pun sedikit bersantai sambil menunggu pasien yang akan melahirkan. Lalu dalam duduk Meysa berpikir.
Dok Dev manggil aku dengan sebutan Agni.. wah agak laen emang Dok Dev ke Agni.. Meysa sedikit menyunggingkan senyum biarkan ia berpikir dengan pikirannya sendiri ada apa antara Dokter Deva dan Agni.
💐💐💐
Selamat membaca...
Jangan lupa vote, like, komen yaa...terima kasih ❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Sugiharti Rusli
wah pak dokter malah dah ketara nih pikirannya ke Agni aja😉😉
2025-01-28
0
Sulis Tyawati
gercep juga dr. Deva.. bravo
2025-03-18
0
Yani
Cie.... minta No ni
2023-05-14
2