BAB 7 - Agni Sakit

" Gni.. makan dulu ya, setelah itu minum obat.. agar kamu cepat pulih, kamu bilang kan kamu bekerja masih dalam penilaian kan 3 bulan ini " ucap Ibu membawa bubur menghampiri Agni di kamarnya.

" Hmm.. iya Bu Sedikit aja " balas Agni.

Agni bangun dari tidurnya, setelah kemarin ia sepulang shift pagi, ia mengikuti saran Bu Irna untuk ke poli umum memeriksakan dirinya, benar saja Dokter di poli umum meminta ia untuk beristirahat di rumah agar kondisi nya cepat pulih, ia diberikan resep lalu diberikan surat ijin sakit selama 3 hari.

Agni langsung menghubungi Bu Irna dan Meysa.. Ia memfoto surat sakit nya lalu dikirim ke Bu Irna dan Meysa, jika ia tidak akan masuk dinas selama 3 hari kedepan.

Bu.. saya ijin tidak masuk 3 hari kedepan, untuk jadwal saya setelah ini, nanti saya ganti ya Bu .. Agni mengirim pesan disertai foto surat sakit.

Oke.. cepat sembuh ya Gni... cepat pulih.. kamu jangan banyak pikiran untuk dinas nanti saja setelah kamu pulih kita bicarakan balas Bu Irna.

Agni pun mengirim pesan ke Meysa disertai foto surat sakitnya.

Kak Mey.. aku ijin gak masuk ya 3 hari kedepan.. pesan Agni.

Gni... cepet sembuh yaa cepet sehat lagi.. sepi loh kalo gak ada kamu soalnya aku sama Imel udah beda shift sekarang Hiksss... balas Meysa.

Doakan aku Kak.. balas Agni.

Meysa kembali membalas pesan Agni dengan emot hug.

Agni sedang makan bubur ditemani oleh Ibu nya, tidak lama Ayah nya masuk kedalam kamar.

" Gni.. kamu sakit ? sejak kapan ? " tanya Ayah duduk di pinggiran kasur memeriksa kening anak gadisnya dengan punggung tangannya.

" Demam kamu " ucap Ayah lagi.

" Kemarin Yah.. mungkin karena aku kehujanan tempo hari " ucap Agni.

" Kami sudah minta ijin ? istirahat ya.. " ucap Ayah lalu ia beranjak dari duduknya. " Bu, Ayah berangkat " susul Ayah kepada Ibu yang sedang menyuapi Agni.

Ibu mengangguk " Hati-hati Yah "

" Assalamualaikum "

" Wa'alaikumusalam " ucap Agni dan Ibu berbarengan.

Setelah beberapa suapan, Agni menyudahi makannya.

" Bu udah Ya.. aku gak selera makan " ucap Agni.

" Ya udah, yang penting udah ada yang masuk " balas Ibu.

Ibu lalu memberikan obat kepada Agni, Agni meminum obat itu, lalu Ibu meminta Agni untuk istirahat. Agni menarik selimut yang dipakainya lebih tinggi, ia merasa perih pada mata dan pening ada kepalanya. Ia memaksa matanya untuk terpejam, sampai akhirnya ia tertidur karena pengaruh obat.

...****************...

Ruang Bersalin Rumah Sakit Husada

" Assalamu'alaikum.. " ucap Dokter Deva berjalan dengan ceria memasuki ruang jaga.

" Wa'alaikumusalam.. " balas seisi ruangan.

" Pagi Dok " ucap Meysa.

" Pagi Bidan Meysa " balas Deva masih ceria ia merasa pagi ini ia akan kembali bertemu dengan Agni, sang gadis yang membuat hari-hari Deva menjadi ceria.

Ia menyimpan tas dan beberapa Map yang ia bawa di meja nya, ia sedikit mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, tidak melihat Agni disini.

" Kemana Agni ya ? " batin Deva.

" Dok Dev.. ada pasien masuk tadi malam, kontraksinya tidak begitu bagus, pembukaan pun lambat ..... " seorang Bidan bernama Risa menghampiri dokter Deva sambil menjelaskan pasien yang sedang ditangani nya sekarang.

Deva masih terdiam memikirkan Agni, ia tidak melihatnya pagi ini.

" Dok Dev.. " ucap Risa mengulangi.

Deva terkesiap.

" Iya Bu Bidan gimana ? " tanya Deva.

" Ihh.. Dokter Deva ngelamun, saya harus ngulangi lagi deh " ucapnya kepada Deva, Risa terkenal dengan Bidan yang selalu sok akrab dengan para dokter koas maupun residen yang sedang praktik di ruangan bersalin.

Deva hanya membalas senyum yang sedikit dipaksakan.

Saat Risa akan mengulangi pembicaraan nya, ucapannya terhenti karena tiba-tiba Dokter Deva menanyakan keberadaan Agni.

" Itu Dok pas-- " Risa terhenti karena ia pun melihat Deva berbicara.

" Mey.. Agni kemana ya ? " tanya Deva tanpa sungkan.

Meysa yang melihat Dokter Deva dengan Risa langsung menghampiri.

" Agni sakit Dok, berlanjut dari kemarin bersin-bersin itu, Oya untuk pasien itu gini loh Dok.. "Meysa kembali menjelaskan.

Deva mencerna penjelasan dari Meysa.

" Agni sakit ?? " tanya Deva terlihat khawatir.

" Iya Dok " jawab Deva.

Meysa masih melihat Deva dengan menyelidik, ia pun sedikit merasa aneh dengan sikap Deva.

" Oh ya.. untuk pasien itu aku konsulin dulu ke dokter Ramzie ya " ucap Deva, tersadar.

" Oke Dok " Meysa kembali ke tempat duduknya.

Risa masih berdiri di samping Deva. Deva merasa heran dengan bidan satu ini, Risa baru hari ini shift pagi, karena ia biasanya kebagian shift siang, ia hanya beberapa kali bertemu Deva, karena Deva lebih banyak standby pagi hingga sore hari.

" Masih ada yang perlu dibicarakan Bu Bidan ? " tanya Deva.

Risa terkesiap.

" Oh tidak dok.. " Risa malu sendiri, ia membalikkan badan lalu duduk di kursinya, mengambil status pasien pura-pura fokus pada status dihadapan nya.

Meysa yang ingin tertawa melihat sikap dokter Deva kepada Risa.

Mampus lu, emang enak batin Meysa.

Meysa tidak terlalu dekat dengan Risa, lagi pula ia pernah bersitegang dengannya, karena jadwal Dinas nya pernah diacak-acak oleh Risa. Namun Bu Irna menengahi polemik antara Meysa dan Risa, sampai pagi ini ia kembali dipertemukan.

" Bidan Risa, kalau ngasih info ke dokter Deva itu harus singkat, padat dan jelas, jangan panjang lebar tapi gak jelas " ucap Meysa.

Bu Irna yang mendengar Meysa berbicara ke Risa, memberikan kode, Bu Irna mencubit kecil lengan Meysa lalu sedikit menggeleng.

Deva yang mendengar ucapan Meysa tertawa kecil.

" Meysa sudah tau saya " ucap Deva, padahal tidak salah Risa juga, itu tadi karena ia sedang tidak fokus memikirkan Agni.

Risa yang merasa jengkel kepada Meysa sedikit mendelik, ia merasa di permalukan di depan Deva.

Disaat yang bersamaan Bu Irna dipanggil menuju Gedung A yaitu kantor Kepala Tim tiap ruangan.

" Mey, Ris saya titip dulu ya, saya dipanggil ke ruangan KaTim " ucap Bu Irna.

" Siap Bu " balas Meysa.

" Iya Bu " balas Risa.

" Dok Dev saya ke gedung A dulu ya.. " ucap Bu Irna.

" Oke Bu " balas Deva.

Hanya bertiga di ruangan, Dokter Deva dan 2 orang bidan yaitu Risa dan Meysa.

" Males banget sih aku dines pagi sama Risa, duhh Mel.. kenapa kita gak satu shift sekarang " batin Meysa.

Meysa biasa nya tidak dapat dipisahkan dengan Imel mereka dekat karena jadwal shift nya selalu bersama, beda cerita dengan sekarang, Imel dipindah ke shift siang lalu Risa dipindah ke shift pagi.

Meysa memutar otak, ia tahu Risa pasti akan cari-cari perhatian dan sok akrab ke dokter Deva, ia punya akal.

" Dok Dev, kayanya pasien bed 3 belum diperiksa lagi, ini statusnya terakhir pemeriksaan oleh yang shift malam " ucap Meysa.

" Oke.. temani saya " Deva langsung beranjak dari duduk nya, lalu Meysa mengekori di belakang nya.

Risa yang melihat Deva dan Meysa berjalan keluar ruangan ia pun beranjak dari duduknya untuk ikut, namun baru saja melangkahkan kakinya, ia sudah dicegah oleh Meysa.

" Ris, kamu disini aja tunggu, takutnya ada pasien baru " ucap Meysa.

Risa sedikit menghentakkan kakinya kesal. Sedangkan Meysa melihat Risa kesal dari ujung matanya, membuat ia ingin tertawa terbahak.

Yes.. gue menang.. jangan nyebelin makanya jadi orang batin Meysa.

Deva sedang memeriksa dibantu oleh Meysa.

" Mey, tolong sarung tangan sterilnya " pinta Deva.

" Siap Dok " Meysa menyerahkan sarung tangan kepada Deva.

Setelah melakukan pemeriksaan Deva menjelaskan kepada pasien ibu hamil di hadapannya, setelah itu ia pamit dan kembali berjalan ke ruang jaga, sebelum nya ia mencuci tangan terlebih dahulu di wastafel yang tersedia.

Saat Meysa akan masuk ke ruang jaga, Deva mencegahnya.

" Gni.. sini sebentar " ucap Deva.

" Hah.. Agni Dok ? " tanya Meysa heran.

" Upss.. sorry maksud nya Mey " susul Deva

Bisa-bisanya Deva sampe salah nyebut nama.

" Mey, mmh.. boleh minta nomor ponsel Agni ? " tanya Deva.

" Oh Agni ? boleh dok, sebentar saya kirim via WA ya.. " jawab Meysa.

" Ok makasih "

" Eh tapi Dok, ada apa minta nomor ponsel Agni ? " tanya Meysa Kepo.

" Kamu kepo ih.. " Deva tertawa.

" Nggak saya cuma mau menanyakan kabarnya aja, dia sakit kan ? " susul Deva.

" Oh iya Dok " Meysa tidak ingin banyak bertanya ia langsung mengirimkan nomor ponsel Agni kepada Deva.

" Sudah ya Dok " ucap Agni.

Deva langsung merogoh saku jas nya, ia mengeluarkan ponsel lalu membuka pesan dari Meysa.

" Oke, sudah ada.. Makasih Bu Bidan Meysa " ucap Deva.

" Sama-sama Dok Dev " Meysa berjalan masuk, lalu ia kembali duduk di kursinya, ia melihat sekilas Risa yang masih bete dan kesal sepertinya.

Meysa tidak menghiraukan ia pun sedikit bersantai sambil menunggu pasien yang akan melahirkan. Lalu dalam duduk Meysa berpikir.

Dok Dev manggil aku dengan sebutan Agni.. wah agak laen emang Dok Dev ke Agni.. Meysa sedikit menyunggingkan senyum biarkan ia berpikir dengan pikirannya sendiri ada apa antara Dokter Deva dan Agni.

💐💐💐

Selamat membaca...

Jangan lupa vote, like, komen yaa...terima kasih ❤️❤️

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah pak dokter malah dah ketara nih pikirannya ke Agni aja😉😉

2025-01-28

0

Sulis Tyawati

Sulis Tyawati

gercep juga dr. Deva.. bravo

2025-03-18

0

Yani

Yani

Cie.... minta No ni

2023-05-14

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2 BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3 BAB 3 - Salah Paham
4 BAB 4 - Curi-curi Pandang
5 BAB 5 - Kehujanan
6 BAB 6 - Perhatian
7 BAB 7 - Agni Sakit
8 BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9 BAB 9 - Kena Semprot
10 BAB 10 - Rumah Sakit
11 BAB 11 - Rasa Yang Lain
12 BAB 12 - Dinas Malam
13 BAB 13 - Menyatakan
14 BAB 14 - Ragu
15 BAB 15 - Gagal Kencan
16 BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17 BAB - 17 Gengsi
18 BAB - 18 Kecewa
19 BAB - 19 Berdamai
20 BAB 20 - Mengakui
21 BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22 BAB 22 - Fahri Lagi
23 BAB 23 - LDR
24 BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25 BAB 25 - Dia Adikku !
26 BAB 26 - Calon Mama Mertua
27 BAB 27 - Maaf
28 BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29 BAB 29 - Lelah
30 BAB 30 - Dukungan
31 BAB 31 - Restu
32 BAB 32 - Menemui Deva
33 BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34 BAB 34 - Pertemuan
35 BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36 BAB 36 - Persiapan 100 %
37 BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38 BAB 38 - Malam Pertama
39 BAB 39 - Pengantin Baru
40 BAB 40 - Rencana Ibu
41 BAB 41- Rumah Mertua
42 BAB 42 - Sup Ayam
43 BAB 43 - Kota Bunga
44 BAB 44 - Bermalam Di Villa
45 BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46 BAB 46 - 3 Bulan
47 BAB 47 - Kembali Bekerja
48 BAB 48 - Agni Khawatir
49 BAB 49 - Deva Protes
50 BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51 BAB 51 - Kumpul Keluarga
52 BAB 52 - Deva Sakit
53 BAB 53 - Klinik Kecantikan
54 BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55 BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56 BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57 BAB 57 - Agni Curiga
58 BAB 58 - Pengakuan Mentari
59 BAB 59 - Prahara
60 BAB 60 - Deva Gusar
61 BAB 61 - Kota Metro
62 BAB 62 - Pak Jefri
63 BAB 63 - Pergi Liburan
64 BAB 64 - Maldives In Story
65 BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66 BAB 66 - Berita Bahagia
67 BAB 67 - Ruang Perawatan
68 BAB 68 - Deva Aneh
69 BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70 BAB 70 - Mangga Muda
71 BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72 BAB 72 - Mood Swing
73 BAB 73 - Masih Ngambek ?
74 BAB 74 - Double Job
75 BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76 BAB 76 - Praktek Klinik
77 BAB 77 - Soto Ayam
78 BAB 78 - Siapa Gavin ?
79 BAB 79 - Rencana Mentari
80 BAB 80 - Kepulangan Dhena
81 BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82 BAB 82 - Menyusun Rencana
83 BAB 83 - Makan Siang
84 BAB 84 - Hi My Baby
85 BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86 BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87 BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88 BAB 88 - Kantor Polisi
89 BAB 89 - Kecurigaan Deva
90 BAB 90 - Temuan Polisi
91 BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92 BAB 92 - Arisan Mama Nita
93 BAB 93 - Penyamaran Polisi
94 BAB 94 - Kegaduhan
95 BAB 95 - Terungkap
96 BAB 96 - Pengakuan Mentari
97 BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98 BAB 98 - Flashback
99 BAB 99 - Bertemu Sahabat
100 BAB 100 - Andre dan Shintia
101 BAB 101 - Pink or Blue
102 BAB 102 - Kerinduan Dhena
103 BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104 BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105 BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106 BAB 106 - Kebahagiaan
107 BAB 107 - Ulang Tahun
108 Author Menyapa
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BAB 1 - Deva Rayendra ( Revisi )
2
BAB 2 - Agni Kinandari ( Revisi )
3
BAB 3 - Salah Paham
4
BAB 4 - Curi-curi Pandang
5
BAB 5 - Kehujanan
6
BAB 6 - Perhatian
7
BAB 7 - Agni Sakit
8
BAB 8 - Bertemu Masa Lalu
9
BAB 9 - Kena Semprot
10
BAB 10 - Rumah Sakit
11
BAB 11 - Rasa Yang Lain
12
BAB 12 - Dinas Malam
13
BAB 13 - Menyatakan
14
BAB 14 - Ragu
15
BAB 15 - Gagal Kencan
16
BAB - 16 Apa Aku Cemburu
17
BAB - 17 Gengsi
18
BAB - 18 Kecewa
19
BAB - 19 Berdamai
20
BAB 20 - Mengakui
21
BAB 21 - Nasi Goreng Cumi
22
BAB 22 - Fahri Lagi
23
BAB 23 - LDR
24
BAB 24 - Siapakah Wanita Itu
25
BAB 25 - Dia Adikku !
26
BAB 26 - Calon Mama Mertua
27
BAB 27 - Maaf
28
BAB 28 - Perjalanan Menyedihkan
29
BAB 29 - Lelah
30
BAB 30 - Dukungan
31
BAB 31 - Restu
32
BAB 32 - Menemui Deva
33
BAB - 33 Kembali Bertemu Mamer
34
BAB 34 - Pertemuan
35
BAB 35 - Untung Ada Dokter Andre
36
BAB 36 - Persiapan 100 %
37
BAB 37 - Alhamdulillah.. Sah !
38
BAB 38 - Malam Pertama
39
BAB 39 - Pengantin Baru
40
BAB 40 - Rencana Ibu
41
BAB 41- Rumah Mertua
42
BAB 42 - Sup Ayam
43
BAB 43 - Kota Bunga
44
BAB 44 - Bermalam Di Villa
45
BAB 45 - Selamat Pagi Istriku
46
BAB 46 - 3 Bulan
47
BAB 47 - Kembali Bekerja
48
BAB 48 - Agni Khawatir
49
BAB 49 - Deva Protes
50
BAB 50 - Anak Hak Sang Pencipta
51
BAB 51 - Kumpul Keluarga
52
BAB 52 - Deva Sakit
53
BAB 53 - Klinik Kecantikan
54
BAB 54 - Makan siang yang Kesorean
55
BAB 55 - Siapakah Mentari ?
56
BAB 56 - Pertemuan Tidak Terduga
57
BAB 57 - Agni Curiga
58
BAB 58 - Pengakuan Mentari
59
BAB 59 - Prahara
60
BAB 60 - Deva Gusar
61
BAB 61 - Kota Metro
62
BAB 62 - Pak Jefri
63
BAB 63 - Pergi Liburan
64
BAB 64 - Maldives In Story
65
BAB 65 - Kembali ke Kota Bunga
66
BAB 66 - Berita Bahagia
67
BAB 67 - Ruang Perawatan
68
BAB 68 - Deva Aneh
69
BAB 69 - Kembali Ke Rumah
70
BAB 70 - Mangga Muda
71
BAB 71 - Sehat Selalu Anakku
72
BAB 72 - Mood Swing
73
BAB 73 - Masih Ngambek ?
74
BAB 74 - Double Job
75
BAB 75 - Sepertinya Aku Ngidam
76
BAB 76 - Praktek Klinik
77
BAB 77 - Soto Ayam
78
BAB 78 - Siapa Gavin ?
79
BAB 79 - Rencana Mentari
80
BAB 80 - Kepulangan Dhena
81
BAB 81 - Orang Tidak Dikenal
82
BAB 82 - Menyusun Rencana
83
BAB 83 - Makan Siang
84
BAB 84 - Hi My Baby
85
BAB 85 - Agni.. Jangan Ngambek Dong.. !
86
BAB 86 - Aku sayang kamu.. Yang !
87
BAB 87 - Terima Kasih Pak Satpam
88
BAB 88 - Kantor Polisi
89
BAB 89 - Kecurigaan Deva
90
BAB 90 - Temuan Polisi
91
BAB 91 - Obrolan di Ruang Makan
92
BAB 92 - Arisan Mama Nita
93
BAB 93 - Penyamaran Polisi
94
BAB 94 - Kegaduhan
95
BAB 95 - Terungkap
96
BAB 96 - Pengakuan Mentari
97
BAB 97 - Kota Metro I'm Coming
98
BAB 98 - Flashback
99
BAB 99 - Bertemu Sahabat
100
BAB 100 - Andre dan Shintia
101
BAB 101 - Pink or Blue
102
BAB 102 - Kerinduan Dhena
103
BAB 103 - Detik-detik Kelahiran !!
104
BAB 104 - Mau Melahirkan atau Reuni ?
105
BAB 105 - Welcome My Baby.. !
106
BAB 106 - Kebahagiaan
107
BAB 107 - Ulang Tahun
108
Author Menyapa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!